Dunia beradab kembali terkejut melihat kekejaman ISIS. Beberapa waktu lalu di Mosul, Iraq ISIS menghukum mati seorang homoseks. Mereka menjatuhkannya dari gedung tinggi. Karena kejadian tersebut, pantaslah kita menyelidiki pandangan Kristen dan Islam terhadap homoseks. Umat beragama perlu tahu sikap yang betul terhadap orang-orang ini.
Sikap Ajaran Kristen Terhadap Homoseks
Dasar dari kepercayaan orang Kristen adalah Kitab Suci Allah, yaitu Injil. Dalam Injil, homoseks (seks sesama jenis) disebut “hawa nafsu yang hina,” “hubungan yang tidak wajar” dan “perbuatan mesum” (Injil, Surat Roma 1:26-27).
Juga “orang banci” dan “orang pemburit” tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Injil, Surat I Korintus 6:9-10).
Sikap Agama Islam Zaman Ini dan Homoseks
Al-Quran menjelaskan homoseks sebagai dosa kota Nabi Lut (Qs 15:73; 26:165). Karena homoseks, Allah menghukum Sodom dan Gomora. Menurut pakar agama, inilah bukti kebencian Allah pada dosa homoseks.
Sikap negara Islam berbeda-beda. Iran, bagian utara Nigeria, Arab Saudi dan Sudan menjatuhkan hukum mati bagi homoseks. Pakistan, UAE dan Afghanistan juga sering menghukum mati mereka. Turki, Mali, dan Jordan tidak melarang atau menghukum para homoseks. Di Indonesia sudah pengetahuan umum bahwa ada homoseks di pesantren dan homoseks di penjara namun mereka tidak dihukum mati.
Islam aliran Sunni berbeda pandangan bagaimana memperlakukan para homoseks. Sebagian berkata cukup mencambuk, memenjarakan atau memaksa pelakunya membayar denda. Yang lain menganggap homoseks sama dengan zinah. Mereka mendukung hukuman mati.
Dengan demikian, sikap Kristen dan Islam terhadap homoseks sangatlah jelas, yaitu tidak setuju dengan tidakan asusila tersebut. Hanya saja ada perbedaan antara Islam dan Kristen dalam hal menangani dan bersikap terhadap orang-orang homoseks.
Pantaskah Homoseks di Hukum Mati?
Allah menghukum kota Sodom dan Gomora. Semua penduduknya, termasuk homoseks mati. Karena kejadian ini sebagian pakar Islam menyimpulkan bahwa Allah menginginkan semua pelaku homoseks dihukum mati.
Kitab Allah (Taurat, Kejadian 19:1-19) memuat peristiwa ini juga. Tetapi kita perlu memperhatikan bahwa Allah-lah yang menghukum mereka.
Lagi kita perlu ingat bahwa Hukum Sipil, Hukum Agama dan Hukum Keluarga dalam Taurat dikhususkan untuk orang Yahudi pada jaman itu. Hanya Hukum Moral waktu itu berlaku sampai sekarang ini. Isa Al-Masih, yang menggenapi Hukum Moral Taurat, tidak pernah memerintahkan kita untuk menghukum para homoseks, apalagi menghukum mati mereka.
Sifat Termulia dan Benar Umat Beragama Tatkala Menghadapi Pelaku Homoseks?
Nasihat Isa Al-Masih sungguh tepat. “Perbuatlah terhadap orang lain apa yang kamu kehendaki mereka perbuat terhadap kamu . . .” dan “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 7:12; 22:39). Kita harus mengasihi para homoseks! Mereka juga harus tahu bahwa Isa Al-Masih mengasihi mereka!
Dari segi perikemanusian, mengasihi seorang homoseks jauh lebih mulia daripada menjatuhkan hukuman mati pada mereka, bukan? Ingat, mereka juga manusia, ciptaan Allah!
Allah tidak menyuruh kita menghukum mati mereka. Kita perlu mengasihi mereka! Mengasihi mereka tidak berarti mengiakan dosa mereka. Isa Al-Masih adalah satu-satunya pribadi suci yang pernah hidup di dunia. Dia melawan dosa homoseks. Namun Dia tidak menyetujui hukuman mati bagi mereka!
Melepaskan Diri Dari Kecenderungan Homoseks
Ada begitu banyak pria dan wanita berkecenderungan homoseks. Menurut pakar ilmu jiwa, hal ini merupakan dampak dari keluarga, dimana mereka dibesarkan. Misalnya orang tua, kakak, paman, atau orang lain memperkosa atau memperalat mereka saat masih kecil.
Seorang yang mempunyai kecenderungan homoseks, membutuhkan konseling. Disamping itu dia memerlukan pertolongan melawan kecenderungannya tersebut. Dan secara disiplin menjauhkan diri dari hubungan seks sesama jenis. Seorang heterosexual harus menjauhkan diri dari zinah. Juga seorang yang berkecenderungan homoseks, harus menjauhkan diri dari dosa homoseks.
Hanya Isa Al-Masih yang dapat merehabilitasi dan menyelamatkan seorang homoseks. Mereka memerlukan Juruselamat, sama seperti setiap Mukmin dan Kristen memerlukan Juruselamat!!
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah pantas para homoseks perlu dihukum mati? Jelaskanlah jawaban saudara.
- Memberi nasihat, input bagaimana seorang homoseks dapat mengatasi kecenderungannya.
- Bagaimana sikap Anda terhadap seorang homoseks? Jelaskanlah bagaimana saudara bertindak kepada orang yang berkecenderungan homoseks.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Umat Beragama, Homoseks, Dan Negara Demokrasi
- Ajaran Agama Tentang LGBT Dan Prilakunya
- Aku, Seorang Muslim Homoseks
- Apakah Syariah Islam Pantas Diterapkan di Semua Masyarakat?
- Kunci Menggenapi Dengan Sempurna Syariat Agama
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Berdasarkan ajaran Yesus Kristus/Isa Al-Masih tidak ada lampu hijau kepada tindakan menghakimi orang yang termasuk salah satu dari LGBT, apalagi membunuhnya. Namun, tindakan yang dilakukan oleh Amerika belum lama ini merupakan kekeliruan.
Mere ka-mereka yang memiliki kelainan seksual seperti itu harus tetap berada di bawah pengawasan kita yang punya seksual normal. Yang perlu dipertahankan adalah jangan sampai rusak moral dan apa yang telah ditetapkan oleh Allah sejak semula, yaitu seorang laki laki akan bersatu dengan seorang perempuan untuk saling melengkapi/menopang dan beranak cucu.
~
Saudara Boas,
Sangat disayangkan bila ada yang memiliki keputusan untuk membunuh orang-orang dengan penyimpangan seksual seperti itu. Justru seharusnya perlu mengasihi mereka, sekalipun kita tidak membenarkan penyimpangan tersebut. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Sebenarnya saya bingung ingin menanggapi bagaimana homoseks sangat dibenci oleh Allah. Apa jadinya jika pelaku homoseks semakin banyak dan terus berkembang di sebuah kota, mungkinkah Allah akan menghukum kota tersebut dengan bencana seperti halnya kota Sodom?
Sebenarnya kita juga ikut bersalah bila membiarkan perilaku homoseks terus berlanjut hingga mempengaruhi anak-anak cucu kita di masa yang akan datang.
Seperti halnya beberapa gereja di barat membolehkan pernikahan sesama jenis padahal Injil jelas-jelas tidak mendukungnya. Seandainya ada cara untuk mengobati kelainan seks para pelaku homoseks, untuk apa harus dibunuh? Jika tak ada cara lain mohonlah petunjuk Allah dan berdoa semoga anak-anak kita tidak ikut terjerumus.
~
Saudara Azriady,
Kami sangat senang membaca tanggapan saudara. Kami kira saudara memiliki pandangan yang bijak dalam hal ini. Memang homoseks adalah penyimpangan seksual dan Allah tidak berkenan akan hal itu.
Namun, maraknya legalisasi terhadap pernikahan sejenis menimbulkan keresahan. Tetapi kami kira respon yang tepat bukan membunuh, tetapi mengasihi mereka. Sebab mereka perlu dibantu agar pulih dari penyimpangan seksual. Hal ini bisa dilakukan dengan rehabilitasi. Tetapi pertolongan mendasarnya tetapi pada Isa Al-Masih. Isa Al-Masih adalah Juruselamat manusia dan manusia yang menyimpang perlu diperdamaikan dengan Allah.
~
Solihin
~
Saudara Azriady,
Apa jadinya jika pelaku homoseks semakin banyak dan terus berkembang di sebuah kota, mungkinkah Allah akan menghukum kota tersebut dengan bencana seperti halnya kota Sodom?
Sangat mungkin, tetapi bukan seperti penafsiran orang-orang yang sangat sengaja melencengkan tanda perjanjian Allah dengan nabi Nuh melalui pelangi dengan membuat bendera-benderaan pelangi, dan dari tindakan membuat warna-warni itu sajapun sudah menghina Allah. Bagaimana jika sudah satu kota besar penuh dengan penghinaan? Suda h sangat wajar Allah yang suci akan murka dengan tangan-Nya sendiri.
~
Saudara Boas,
Allah tidak senang dengan penyimpangan seksual yang terjadi. Hal yang sama pun pernah terjadi di kota Sodom sehingga Tuhan menunggangbalikkan kota tersebut. Adalah baik bila penghukuman itu diserahkan kepada Allah, bukan manusia yang menghukum. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Waduh ngeri sekarang pernikahan sejenis dilegalkan, tapi sepertinya umat Kristen cenderung mendukung. Kenapa pihak gereja di Amerika diam saja? Malahan ada gereja yang menikahkan pasangan sejenis di sana. Kalau bisa di Indonesia jangan sampai begitulah.
~
Saudara Ghazi,
Tidak dapat dipungkiri bahwa pernikahan sejenis menimbulkan keresahan. Memang sikap gereja tidak banyak diekspos di Indonesia, tetapi bukan berarti gereja tidak mengambil sikap tegas di sana. Karena kami tahu banyak tokoh-tokoh Kristen di Amerika yang menentang dengan keras hal ini. Namun, sikap kita sebaiknya tidak berlebihan hingga berujung pada membunuh kaum homoseksual. Sikap terbaik adalah mengasihi mereka dan membantu mereka dengan rehabilitasi sehingga dapat disembuhkan dari penyakit tersebut.
Kami kira dasar dari semua itu adalah ia perlu diperdamaikan dengan Allah dalam Isa Al-Masih. Ia perlu menyadari bahwa homoseksual adalah dosa dan perlu ditinggalkan. Isa Al-Masih berfirman, “Marilah kepada-Ku, hai kamu semua yang lelah dan menanggung beban berat, Aku akan memberikan kelegaan bagimu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28, KSI).
~
Solihin
~
Menanggapi fakta di atas, sudah jelas mengapa Allah menghukum bangsa Luth (Sadum dan Gomora), karena mereka telah melebihi batas. Nasihat dan peringatan tidak jera, maka murka Allah yang turun.
Membunuh homoseksual diperbolehkan di dalam hadist, tetapi lebih baik dirajam dan diasingkan karena Indonesia yang menganut hukum demokrasi, bukan hukum Islam. Cara mencegah dan mengobatinya dengan: menanamkan akidah shahihah, memperbanyak halaqah (majlis pengajian), mengisi waktu luang dengan hal positif, menjadikan penjara sebagai madrasah/pendid ikan, dan menghilangkan sarana berkumpulnya mereka.
~
Saudara Ghulam,
Orang yang memiliki penyimpangan seksual adalah orang yang berharga juga di mata Tuhan. Selagi mereka dapat ditolong, maka belas kasihan itu perlu ditunjukkan dengan membantu mereka keluar dengan cara merehabilitasi, bukan dengan membunuh. Kita tidak dapat membenarkan penyimpangan seksual demikian, tetapi kita juga tidak diperkenankan membunuh. Sebab adalah hak Allah untuk menghukum manusia dengan penyimpangan demikian. Perhatikan Sodom dan Gomora. Allah sendiri yang bertindak, bukan manusia.
Oleh sebab itu, mereka memerlukan pertolongan dari Isa Al-Masih sehingga mereka dapat diperdamaikan dengan Allah, yaitu mereka perlu menyadari bahwa itu adalah dosa dan mau bertobat serta percaya pada Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Solihin
~
Saudara Ghazi,
Dari mana saudara punya fakta mengatakan orang Kristen mendukung melegalkan tindakan itu? Bagaimana pula bila saya mengatakan pihak Islam juga setuju karena pemerintah Amerika sudah melegalkannya? Keputusan itu justru telah melecehkan agama Kristen dan Islam, saudara seharusnya menyadarinya.
~
Saudara Boas,
Kami mengajak saudara untuk menanggapi hal ini dengan tenang. Sebab adalah fakta bahwa pernikahan sejenis ini begitu marak saat ini. Tetapi kami setuju dengan saudara bahwa minimnya informasi bisa membuat kesimpulan yang keliru. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Sdr. Boas,
Kalau saya tidak salah pihak gereja di sana ada yang menikahkan pasangan sejenis. Bagaimana menurut anda tentang itu? Di Amerika saya rasa mayoritas Kristen seharusnya umat Kristen di sana menolak keras perihal disahkannya pernikahan sejenis itu. Dimana peran gereja?
~
Saudara Ghazi,
Memang banyak orang menganggap bahwa Amerika adalah negara Kristen. Tetapi sesungguhnya kiblat negara tersebut bukan Kristen, melainkan sekuler. Artinya negara tersebut tidak mendasarkan pemahamannya pada iman Kristen. Oleh sebab itu, UU pernikahan sejenis disahkan. Tetapi pihak gereja di sana telah memberikan pandangan dan menolak hal tersebut. Sebab hal itu tidak sesuai dengan ajaran Isa Al-Masih.
Kami kira sangat baik bila saudara membaca atau menyaksikan berita tentang hal itu dan tidak terjebak pada opini pribadi sehingga menimbulkan pemahaman yang keliru. Dalam hal ini, kami berpendapat respon yang benar adalah tetap mengasihi kaum homoseksual, sekalipun tidak dapat membenarkan perilaku seksual tersebut. Bukan dengan membunuh mereka.
~
Solihin
~
Saudara Ghazi,
Anda menuduh dengan dasar dengar-dengaran, bukan dengan dasar fakta di tempat. Apakah saudara pernah bergaul dengan jemaat-jemaat gerejanya itu? Apakah saudara bisa menemukan izin melakukan perbuatan seperti itu di Alkitab?
Amerika bukan negara Kristen, mereka negara liberal alias bebas. Orang Kristen Amerika dan yang perduli terhadap nilai-nilai moral sudah pasti melakukan penolakan terhadap keputusan itu, tetapi sudah pasti juga suara terbanyak dan kepentingan politiklah yang menang. Memang beginilah dunia bung.
~
Saudara Boas,
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pandangan yang keliru akibat kurangnya pengetahuan dan kurangnya informasi. Oleh sebab itu, kami berterimakasih untuk tanggapan saudara karena telah memberikan informasi tersebut. Hal yang perlu dilakukan adalah mengasihi mereka, sebagaimana Isa Al-Masih mengasihi mereka dan bukan membunuh mereka. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
*****
Pertanyaan yang sulit kang IDI. Homoseks adalah penyimpangan kodrat manusia, itu pekerjaan iblis yang menggoda manusia agar menyimpang dari kodrat. Allah sangat murka atas penyimpangan kodrat ini, di zaman Ibrahim Allah sendiri yang menghukum mereka.
1. Kita tidak boleh menghukum homoseks, karena Yakobus 4:12, “Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan.”
2. Kepada homoseks, lawanlah keinginanmu itu dengan kuat kuasa Allah. Mazmur 37:5, “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak.”
3. Sikap saya sesuai sunah Yakobus 5:16, “…hendaklah kamu..saling mendoakan…”
*****
Saudara Biangkala,
Kami berterimakasih untuk tiga jawaban yang saudara berikan. Kami berharap hal ini akan memberikan pencerahan kepada pengunjung situs ini. Sesungguhnya kita perlu memberikan respon yang tepat dan benar yaitu mengasihi dan bukan membunuh mereka. Oleh sebab itu, Isa Al-Masih adalah jawaban atas persoalan kaum homoseksual.
~
Solihin
~
Homoseksual, lesbianseksual, biseksual pastilah sebuah kelainan penyimpangan. Bagi orang normal hal itu pasti sangat menjijikan. Kita bisa mengasihi mereka? Ya, itulah yang diajarkan Yesus, “Kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.”
Lalu bagaimana dengan pastor, pendeta yang menikahkan orang-orang kelainan tersebut? Yang pasti pastor, pendeta tersebut juga mengalami penyimpangan dan kelainan. Amerika dengan kebebasannya yang sudah sangat berlebihan. Sodom dan Gomora modern sudah di depan mata, apa hukuman Allah terhadap Sodom dan Gomora? Oh Amerika, bertobatlah sebelum terbakar.
~
Saudara Pencari Kebenaran,
Kami setuju dengan saudara bahwa tatkala pendeta menikahkan pasangan sejenis, maka ia sedang melanggar ketetapan Allah. Tetapi kami kira respon yang diberikan bukan membunuh, melainkan mengasihi orang yang mempunyai kelainan seksual tersebut. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Alasan Islam menghukum kaum homo/lesbi seperti kaum Luth sudah jelas, bukan? Lihatlah apa yang terjadi setelah pernikahan semacam itu dilegalkan di Amerika, kaum homo di Indonesia pun sudah mulai menuntut pelegalan semacam itu. Bukan tidak mungkin seluruh kaum homo di dunia menuntut pelegalan semacam itu dengan dalih hak asasi. Dan bukan tidak mungkin azab Allah akan cepat disampaikan. Kecuali jika mereka benar-benar bertaubat, taubatan nasuha.
~
Saudara Arief,
Membunuh bukan solusi terbaik. Sebab membunuh bertentangan dengan firman Tuhan (Taurat, Keluaran 20:13). Apakah saudara diberikan hak untuk membunuh sesama? Apakah Islam diberikan hak untuk membunuh sesama? Kami kira hal itu bertentangan dengan firman Tuhan. Bukan hak manusia untuk menghabisi nyawa seseorang. Hak itu adalah hak Allah semata.
Kami kira pembunuhan terhadap kaum homoseks tidak dapat dibenarkan. Kami berharap penyimpangan seksual yang terjadi, bukan alasan untuk membunuh. Kita perlu membantu mereka agar bisa bebas dari perilaku seksual yang menyimpang dan Isa Al-Masih adalah satu-satunya jawabannya. Semoga ini dapat direnungkan dan memberikan pencerahan.
~
Solihin
~
Roma 1:27, “Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.”
Kristen sangat menentang perbuatan seks yang menyimpang, sebab mereka dianggap sesat dan menerima balasannya.
~
Saudara Budi,
Sudah sangat jelas pandangan Kristen tentang homoseks bahwa homoseks bertentangan dengan firman Allah. Namun, kita perlu mengasihi pribadi homoseks bukan perbuatannya. Jelas, perbuatannya salah. Tetapi Isa Al-Masih mengasihi mereka dan hanya Isa Al-Masih yang dapat membebaskan mereka dari perilaku yang menyimpang. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Kaum LGBT perlu bertobat sungguh-sungguh dan terlahir baru secara roh mereka perlu Yesus. Saya kurang setuju dengan adanya konsekuensi hukuman mati seperti di beberapa negara karena mereka tidak merugikan orang lain seperti kasus bom bunuh diri yang intinya mendatangkan musibah kepada orang lain. Mereka perlu dibina dan diarahkan dan diingatkan bahwa dari awal Tuhan menciptakan Adam dan Hawa bukan Adam dan Steve.
~
Saudara Jb,
Kami setuju dengan saudara bahwa kaum LGBT perlu bertobat dan kami kira perlu mengasihi mereka bukan membunuh mereka. Sebab Isa Al-Masih menghendaki agar semua orang percaya dan menerima pengampunan dari Allah. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Pendapat dari JIL sendiri mengenai penghukuman Allah terhadap kota Sodom dan Gomora itu adalah bahwa yang sebenarnya bukanlah kelainan seksual yang dimiliki oleh orang-orang Sodom itu yang menyebabkan mereka dibinasakan oleh Allah, tetapi karena praktek Sodomi yang sudah menjadi kegemaran di kota itu. Bahkan ketika Lot punya tamu pria, orang orang Sodom itu meminta Lot untuk menyerahkannya kepada mereka untuk disodomi dengan menolak putri Lot sendiri sebagai gantinya.
Saya setuju dengan pendapat JIL itu, karena bukan kelainan yang ada pada seseorang yang membuat Allah murka, tetapi karena kesadaran melakukan kelainan menjadi kegemaran atau kebiasaan. Apakah kita harus membinasakan sanak saudara kita yang masih dini punya kelainan itu? Tugas kita membimbing.
~
Saudara Boas,
Kami setuju dengan saudara bahwa kita perlu mengasihi kaum homoseksual, tetapi bukan berarti menyetujui perbuatan mereka. Namun, sikap yang tepat dalam meresponi maraknya homoseksual bukan dengan membunuh, tetapi membantu mereka keluar dari penyimpangan seksual tersebut. Oleh sebab itu, Isa Al-Masih berfirman, “Jika Sang Anak memerdekakan kamu, maka kamu akan benar-benar merdeka” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:36, KSI). Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
*****
1. Pezinah heteroseks saja dihukum mati apalagi homoseks. Ul 22 : 22, “Apabila seseorang kedapatan tidur dengan seorang perempuan yang bersuami, maka haruslah keduanya dibunuh mati: laki-laki yang telah tidur dengan perempuan itu dan perempuan itu juga. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel.” Tuhan saja bertindak langsung membinasakan bukan hanya kaum homoseksnya , kota-kotanya pun ikut dimusnahkan.
2 dan 3. Dinasehati dengan adanya sanksi hukuman mati, bukan malah dikawinkan dilegalkan seperti yang dilakukan beberapa gereja dengan pemberkatan pendeta atau pastor.
*****
Saudara Xucinxgaronx,
Kami kira bukan hak manusia untuk membunuh kaum homoseks. Itu adalah hak Allah yang memiliki kehidupan manusia. Sikap yang tepat terhadap kaum homoseks adalah menolong mereka agar mereka bisa bebas dari penyimpangan seksual tersebut. Hal itu hanya dapat dicapai dengan pertolongan Isa Al-Masih. Kaum homoseksual perlu bertobat dan percaya kepada Isa Al-Masih serta menyadari bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan ketetapan Tuhan. Oleh sebab itu, hanya Isa Al-Masih yang dapat membebaskan kaum homoseks dari penyimpangannya.
~
Solihin
~
Kucing Garong menganjurkan tindakan terakhir adalah dijatuhi hukuman mati. Jangan-jangan yang katanya melakukan pemberkatan itu juga seorang jadi-jadian (siang jadi si anu dan malam jadi si ana). Yang pasti perbuatannya itu sudah melenceng, dan islam pun sebenarnya tahu hal itu bukan ajaran kekristenan. Seandainya kucing garong bertanya kepada pasangan si Aminggos dengan si Tessto mengapa mereka melakukannya, kemudian orang itu menjawab, “Yang pasti kami akan membangun keluarga yang Sakinah-Mawaddah warrahmah”, kira-kira kucing garong mau jawab apa coba?
~
Saudara Boas,
Kami kira sikap yang tepat adalah mengasihi kaum homoseksual dan tidak menyetujui tindakan mereka. Dengan kata lain, respon yang benar bukan membunuh, melainkan menolong mereka agar tidak menjadi kaum homoseksual. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Saya punya teman lesbi, dari keluarga Kristen tapi karena pergaulan dia jatuh ke dalam dosa LGBT. Waktu itu masa sekolah SMA dan kami lumayan kenal dekat. Setelah lulus SMA, saya tidak lagi pernah mendengar kabarnya, namun saya pernah bertemu dengannya satu kali tidak sengaja. Saya ingat saat itu hidupnya hancur, diusir dari keluarganya dan hidup dengan pasangannya di sembarang tempat dan saya cuma ingat satu hal, Tuhan mengasihi dia sama seperti Tuhan mengasihi saya.
Dia menjadi beban di hati saya dan saya pun berdoa untuk dia. Tuhan, saya mengasihi dia. Saya percaya Engkau lebih mengasihi dia, lebih dari saya. Pulihkan hidupnya, jamah dia. Selepas itu saya tidak pernah mendengar kabarnya lagi, namun ternyata hidupnya dipulihkan, dia sudah berkeluarga, normal, banyak tersenyum, dan tidak lagi menyia-nyiakan hidupnya.
~
Saudara Cea,
Sebuah kesaksian yang indah. Kami turut senang membaca kisah di atas. Dari kisah tersebut, ada hal yang dapat dipelajari, yaitu perlu mengasihi orang yang memiliki perilaku menyimpang secara seksual, bukan membunuhnya. Berharap sama seperti kisah di atas, yang bersangkutan bertobat dan kembali hidup norma. Dan satu-satunya yang dapat membebaskan manusia dari perilaku menyimpang tersebut adalah Isa Al-Masih. “Jika Sang Anak memerdekakan kamu, maka kamu akan benar-benar merdeka” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:36, KSI). Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
*
To: IDI,
Apakah pantas para homoseks perlu dihukum mati? Jelaskanlah jawaban saudara.
Silakan ambil Alkitab anda. Imamat 20.13, “Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.”
Tuhan dalam bibel menyatakan laki-laki yang bersetubuh dengan laki laki pasti di hukum mati? Wahai orang Nasrani, Tuhan Bibel sendiri yang memerintahkan membunuh homoseksual apakah anda akan melawan perintah Tuhan anda sendiri.
*
Saudara Isa Itu Islam,
Kami senang saudara mengutip ayat Taurat di atas. Kami mengajak saudara untuk meneliti dan membacanya secara cermat. Apakah di ayat Allah memerintahkan seseorang untuk membunuh homoseks? Hukuman seperti itu pasti Tuhan berikan, tetapi bukan manusia yang menjadi hakimnya, melainkan Tuhan. Oleh sebab itu, pahami dengan baik teks-teks yang ada bukan sekedar mengutip.
Kaum homoseks tetap dikasihi Allah, sekalipun Allah tidak menyetujui perilaku seksual mereka yang menyimpang. Itulah sebabnya, kiranya orang-orang yang menderita penyimpangan ini menyadari keberdosaan mereka dan memohon Isa Al-Masih mengampuni mereka. Bukankah Isa Al-Masih datang untuk semua manusia, termasuk homoseks? Isa Al-Masih berfirman, “Jika Sang Anak memerdekakan kamu, maka kamu akan benar-benar merdeka” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:36, KSI). Isa Al-Masih adalah satu-satunya yang dapat melepaskan dan memerdekakan orang yang demikian.
~
Solihin
~
Saya tidak akan menyalahkan ISIS yang menghukum mati perilaku seks menyimpang sebab ini ada kaitannya dengan kelangsungan perkembangbiakan manusia. Tapi saya lebih mengutuk sikap Amerika dan negara Barat lainnya yang melegalkan homoseksual sebab itu melanggar Hukum Tuhan bahwa manusia harus berkembangbiak.
Im 20: 13, “Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.”
Tuhan memang Maha Pengasih dan Penyayang tapi jangan dianggap Tuhan toleran pada kesesatan. Jika Kristen mengelak ayat Im 20:13 sama saja Kristen membiarkan LGBT merajalela. Jarang kaum LGBT mau sadar dan bertaubat, maka hukuman mati pantas diterima.
~
Saudara Mantan Kafir,
Kami senang karena saudara menyatakan kasih dan keadilan Allah. Baru kali ini kami membaca pandangan Muslim demikian. Namun, sayang pandangan ini muncul hanya tebang pilih. Dimana itu berkaitan dengan umat lain, maka konsep kasih dan keadilan dipandang perlu. Tetapi tidak apa-apa. Kami senang karena sudah ada kemajuan.
Kami setuju dengan saudara bahwa homoseksual melanggar hukum Tuhan. Namun, kami tidak sependapat dengan saudara untuk menghukum mati mereka. Sebab bukan hak manusia untuk menghukum mereka, tetapi hak Tuhan. ISIS pun tidak memiliki hak itu. Sangat disayangkan bila manusia menjadi hakim, padahal ISIS tidak lebih baik dibandingkan kaum homoseks tersebut.
Kami berharap saudara mulai merenungkan hal ini dan mengikuti teladan Isa Al-Masih untuk mengasihi sesama. Kami yakin saudara pun tidak lebih baik dari kaum homoseks tersebut, termasuk juga kami. Mari kita memiliki mengikuti ajaran Isa Al-Masih untuk tidak menghakmi (Injil, Rasul Besar Matius 7:2).
~
Solihin
~
Contoh teladan homosex adalah seperti yang ditunjukkan oleh Muhammad saat menarik baju Zaid bin Haritsah sambil memeluk dan mencium Zaid dengan mesra, bahkan Zahir pun mendapat perlakuan yang sama.
~
Saudara Auwoohh,
Kami berharap saudara tidak sekedar memberikan pendapat, tetapi pendapat saudara harus mempunyai dasar yang kuat, apakah itu tertulis di Al-Quran atau hadits. Alangkah lebih baik bila saudara menyebutkan sumber yang menyatakan demikian. Sebelumnya, terimakasih bila saudara akan mengutip sumber tersebut.
~
Solihin