Indonesia merupakan negara demokrasi dunia terbesar, dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Amerika Serikat adalah negara demokrasi terbesar kedua setelah India. Sebagai negara demokrasi, Indonesia dan Amerika terpaksa memikirkan secara serius masalah homoseks. Bila negara demokrasi berhasil menghadapi dosa kelainan ini, bagaimana dengan umat beragama khususnya Islam dan Nasrani? Bagaimana LGBT menurut slam dan Nasrani?
Gereja Amerika dan Legalisasi Pernikahan Homoseks
Di Indonesia ada aliran Islam: Sunni, Shia, Ahmadiyah. Di Amerika juga ada banyak aliran Kristen. Terutama ada aliran Liberal, yang cenderung menolak Kitab Allah dalam menentukan isu-isu sosial. Aliran lain, Konservatif /Injili memegang penuh pada ajaran Kitab Allah.
Gereja-gereja Konservatif/Injili adalah minoritas, 27% dari orang Kristen di Amerika. Gereja-gereja ini menentang legalisasi pernikahan homoseks.
Siapakah yang melegalkan pernikahan homoseks di Amerika? Ini semata-mata tindakan Mahkamah Agung negara yang dikuasai oleh orang Liberal.
LGBT dan Negara Demokrasi
Di negara bagian Oregon, sepasang homoseks masuk ke toko “Sweet Cakes.” Mereka ingin memesan kue untuk resepsi pernikahan mereka. Pemilik toko, seorang Kristen Injili, menolak melayani mereka. Ia tidak ingin membuat kue untuk pernikahan homoseks.
Lalu pasangan tersebut melaporkan toko kue ini ke pemerintah. Akibatnya, pemerintah mendenda pemilik toko “Sweet Cakes” sebesar $135,000 (Rp. 1,8 milyar), karena melanggar hukum anti-diskriminasi. Inilah salah satu contoh, dimana orang Injili menentang legalisasi pernikahan homoseks.
Al-Quran berkata, “. . . hendaklah . . . pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalam . . . [Injil] . . .” (Qs 5:47). Orang Kristen Konservatif/Injili mendasarkan imannya pada Injil. Maka sewajarnya bila para Mukmin maklum akan sikap orang Injili menolak pernikahan homoseks. Bahkan LGBT menurut Islam harusnya mengikuti ketetapan Kitab Allah Injil.
Pertanyaan pertama: Sejauh manakah pemerintah berhak mengontrol kehidupan kesusilaan penduduk dalam negara demokrasi? Pemilik toko “Sweet Cakes” merasa berhak menolak membuat kue untuk pernikahan homoseks. Benarkah tindakannya itu?
Masalah LGBT adalah Masalah Hati
Ketika Nabi Samuel mengurapi raja baru Israel, Allah berfirman, “. . . manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati” (Kitab Nabi, I Samuel 16:7). Isa Al-Masih sendiri menekankan, “Segala hal yang jahat [termasuk homoseks] . . . timbul dari dalam hati dan menajiskan seseorang” (Injil, Rasul Markus 7:23).
Hukum syariat Islam, memotong tangan pencuri tidak menghilangkan keinginan mencuri dari hatinya. Mencambuk homoseks/LGBT tidak menghilangkan kecenderungan homoseks dari hatinya. Dengan menghadapi LGBT menurut Islam jelas tidak menjamin perubahan. Hukuman seperti ini, tidak mengubah hati pendosa. Dengan tindakan biadab, kita mengakui bahwa agama tidak mampu mengubah hati pendosa!
Pertanyaan kedua: Apakah negara demokrasi bijak jika menjalankan hukuman badani/jasmani, misalnya mencambuk, sebagai hukuman untuk homoseks dan dosa-dosa lainnya?
Sebagai negara demokrasi, kita yang beragama harus mencari solusi yang tidak biadab dan dapat mengubah hati, sumber kejahatan pendosa, bukan?
Pertanyaan-pertanyaan ini perlu untuk dipertimbangkan agar tindakannya tepat terhadap LGBT, dan negara demokrasi pun dapat menyikapinya dengan benar.
Bagaimana Cara Menolong Penderita LGBT?
Penderita LGBT terdapat dimana-mana – di penjara, pesantren, kampung-kampung. Bahkan ada cukup banyak pria Indonesia, yang mungkin sedikit terlibat dalam LGBT saat masih muda. Setelah dewasa, cukup banyak orang, secara tersembunyi, masih terlibat dalam LGBT.
Hanya Isa Al-Masih yang dapat betul-betul menolong penderita LGBT. Ia dapat memberi “kelahiran baru” bagi mereka dan menjadikan mereka “ciptaan baru” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:3, 5; Surat II Korintus 5:17).
Apakah Anda penderita LGBT yang ingin disembuhkan? Datanglah kepada Isa. Ia sedia membantu Anda. Apakah Anda ingin menolong menyembuhkan penderita LGBT? Sampaikanlah ayat-ayat mengenai “kelahiran baru” dan “ciptaan baru” kepadanya. Ajaklah dia menerima keselamatan yang Isa Al-Masih sediakan.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Sejauh manakah pemerintah berhak mengontrol kehidupan kesusilaan rakyat dalam negara demokrasi?
- Apakah negara demokrasi bijak bila menjalankan hukuman badani/jasmani, misalnya mencambuk, sebagai hukuman bagi penderita LGBT, Homoseks dan dosa-dosa lainnya?
- Setujukah Anda cara menolong penderita homoseks yang dikemukakan pengarang? Jika tidak, apakah Anda mempunyai usul lain?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Ajaran Agama Tentang LGBT Dan Prilakunya
- Pandangan Kristen Dan Islam Terhadap Homoseks
- Aku, Seorang Muslim Homoseks
- Apakah Syariah Islam Pantas Diterapkan Di Semua Masyarakat?
- Dampak Poligami Islam Sebabkan Peningkatan Kejahatan?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
“Seperti pada zaman Lot…Demikianlah juga pada hari ketika Anak Manusia dinyatakan” (Lukas 17:28, 30). “Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang” (Yudas 7)
Apakah menurut admin, pelegalan LGBT di Amerika, (negara nomor satu) bisa dikatakan bahwa kedatangan Isa Al-Masih yang kedua sudah semakin dekat? Mengetahui bahwa di zaman Lot, yaitu di Sodom dan Gomora, banyak sekali pernikahan yang tak wajar atau LGBT. LGBT sendiri merupakan salah satu dosa yang dibenci oleh Nabi Isa.Terima kasih!
~
Saudara Akhir Zaman,
Kami kira itu adalah awal dari kedatangan Isa Al-Masih ke dunia. Namun, kami berpendapat bahwa setiap negara yang melakukan dan melegalkan demikian, maka negara tersebut sudah dekat kepada kehancuran. Sekalipun kita tahu bahwa banyak orang benar di negara tersebut yang ikut menjadi korban atas ketidakbenaran tersebut. Contoh, toko “Sweet Cakes” di atas. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
Kami memohon maaf terpaksa menghapus komentar saudara yang lain karena tidak sesuai topik dan melebihi satu kolom. Namun, kami menyambut baik usulan saudara tersebut untuk membahas hubungan Microchip 666 Mondex dengan tanda binatang 666 pada kitab Wahyu. Kami akan mempertimbangkannya.
~
Solihin
~
Solihin,
Menulis: “..Penderita homoseks terdapat dimana-mana – di penjara, pesantren, kampung-kampung…”
Tanggapan: Saya tambahkan, juga di gereja-gereja, di Vatikan dan di kota-kota. Yang adil kalau menulis.
~
Saudara Syam,
Kami kira artikel di atas telah adil dalam menuliskan isu ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa homoseks ada dimana-mana. Oleh sebab itu, kita perlu membantu mereka agar keluar dari kebiasaan yang tidak benar tersebut. Allah mendesain manusia untuk memiliki pasangan laki-laki dengan perempuna, bukan laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan. Hal ini tidak sesuai dengan kehendak Isa Al-Masih.
Lebih dari itu, sesungguhnya mereka membutuhkan pertolongan dari Isa Al-Masih agar dapat bebas dari ikatan dosa homoseks. Isa Al-Masih berfirman, “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:36).
~
Solihin
~
Apakah mendapat pesanan makanan dari pemilik pesta cabul merupakan berkat? Apakah melayani orang melakukan aborsi merupakan berkat? Apakah mendapat pesanan senjata kepada pemberontak merupakan berkat?
“Jangan turut dalam perjantanan”.
~
Saudara Boas,
Adalah hak setiap orang untuk tidak memberikan layanan sejauh hal itu bertentangan dengan hati nurani dan berita Injil Isa Al-Masih. Oleh sebab itu, kita perlu setia dan berpegang pada firman Isa Al-Masih untuk tetap mengasihi kaum homoseks sekalipun kita tidak membenarkan perilaku demikian. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Homoseks yang pertama adalah tanggung jawab orang tua. Jangan kawin kalau tidak bisa memberi jaminan masa depan anak yang takut akan Tuhan.
~
Saudara Biangkala,
Tampaknya komentar saudara tersebut ditujukan kepada orang tua yang menjadi pelaku homoseks. Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku demikian. Bisa karena situasi lingkungan, obsesi orang tua terhadap keinginan memiliki anak laki-laki atau perempuan yang tidak terwujud, dan sebagainya. Namun, sesungguhnya jawaban terhadap perilaku yang menyimpang tersebut adalah Isa Al-Masih. Hanya Isa Al-Masih yang dapat membebaskan kaum homoseks dari perilaku demikian. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Syam,
Benar sekali jawaban saudara. Orang homoseks memang bisa dimana saja, bahkan mungkin pelayan Tuhan sekalipun. Memang berat bagi orang yang homoseks untuk disuruh berubah, apalagi jika bawaan dari lahir. Homoseks memang merupakan salah satu dosa yang paling dibenci Isa Al-Masih, tetapi Isa Al-Masih sangat mengasihi orang homoseks. Bahkan Ia rela meninggalkan 99 dombanya untuk menyelamatkan satu dombanya yang terhilang.
Dengan demikian Dia pasti tidak akan tinggal diam jika hamba-Nya yang terhilang (orang homoseks) tersebut mau mencari dan akhirnya menemukan-Nya. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Amin.
Boas,
Menurut saya pendapat saudara benar. Orang yang dengan sadar melakukan perbuatan dosa untuk pendosa adalah orang berdosa.
~
Saudara Penjawab,
Kami setuju dengan saudara bahwa sikap yang tepat menghadapi kaum homoseks adalah mengasihi karena Isa Al-Masih mengasihi orang berdosa, termasuk kaum homoseks. Ini menjadi bahan renungan kita bahwa sikap yang tepat dan benar adalah membantu mereka keluar dari persoalan tersebut. Satu-satunya yang dapat menolong mereka adalah Isa Al-Masih. Isa Al-Masih berfirman, “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:36).
~
Solihin
~
“Orang Kristen Konservatif/Injili mendasarkan imannya pada Injil. Maka sewajarnya bila para Mukmin maklum akan sikap orang Injili menolak pernikahan homoseks. Bahkan, dalam hal ini, seharusnya orang Islam memuji orang Kristen Injili, bukan?”
Maksudnya bagaimana min? Memang ada yang menghina kaum Kristen konservatif min?
~
Saudara Chywae,
Kami bertanya kepada saudara. Apakah saudara sudah membaca artikel di atas dengan teliti dan tidak berburuk sangka? Denda yang diberikan pemerintah kepada pemilik toko “Sweet Cakes” merupakan sikap dan tindakan menghina dan tidak menghargai keputusan pemilik toko. Seharusnya kebebasan berpendapat dihargai oleh negara yang menganut faham demokrasi. Sebaliknya, demi memenuhi tuntutan segelintir kaum homoseks, maka kaum Kristen konservatif dihukum.
Dalam hal ini, seharusnya umat Islam memuji kaum Kristen konservatif yang tetap mengikuti sabda Isa Al-Masih. Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
~
Chy,
Kalau bukan berdasarkan Injil, lalu mau kamu berdasarkan apa lagi yang namanya Kristen? Kamu tambah lagi dengan berkata orang Islam harap maklum terhadap Kristen karena menolak pernikahan homoseksual alias perjantanan, yang ini apa maksudnya?
Kemudian kamu bilang tindakan penolakan orang Kristen terhadap pernikahan homoseksual pantas mendapat pujian para muslim. Memangnya selama ini kamu tidak mengerti bahwa penolakan itu benar atau kamu selama ini menuduh kekristenan menghalalkan pemburitan?
~
Saudara Boas,
Pengikut Isa Al-Masih secara khusus tidak menyetujui perilaku kaum homoseks. Hal ini bertentangan dengan firman Isa Al-Masih. “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging” (Injil, Rasul Besar Matius 19:4-5).
Dengan demikian, sudah seharusnya umat Islam memuji sikap Kristen konservatif yang tetap memelihara firman Isa Al-Masih. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Chywae,
Sudah ditanggapi oleh staf IDI tuh. Apa tanggapanmu?
~
Saudara Boas,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Kami kira sangat jelas posisi kaum konservatif memandang kaum homoseksual. Kaum konservatif menentang perilaku menyimpang mereka, tetapi tetap mengasihi. Oleh sebab itu, sikap yang tepat adalah membantu mereka agar bisa bebas dari perbudakan dosa homoseks.
~
Solihin
~
Admin,
Pada kenyataannya banyak gereja-gereja di Eropa mengawinkan para homoseksual, gay dan lesbi atas nama Yesus. Luar biasa.
~
Saudara Thomas,
Kami kira artikel di atas telah menjelaskan dengan baik posisi kaum konservatif/Injili yang menentang perkawinan sejenis. Sekalipun saat ini banyak gereja mengawinkan kaum homoseks, tetapi hal itu tidak sesuai dengan firman Isa Al-Masih. Isa Al-Masih berfirman, “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging” (Injil, Rasul Besar Matius 19:4-5).
Ini menjelaskan bahwa negara-negara yang melegalkan perkawinan sejenis sedang menentang firman Isa Al-Masih tersebut. Namun, sikap yang tepat dalam merangkul kaum homoseks adalah membantu mereka keluar dari perilaku menyimpang tersebut dengan cara datang pada Isa Al-Masih. Isa Al-Masih berfirman, “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:36).
~
Solihin
~
Staf IDI Solihin,
Seharusnya anda bertanya pada pak Boas, sudah membaca artikel di atas atau belum? Kenapa anda bertanya pada saya?
Begini Solihin, artikel di atas pada awalnya membahas denda yang diberikan pemerintah kepada pemilik toko “Sweet Cakes” merupakan sikap dan tindakan menghina dan tidak menghargai keputusan pemilik toko. Namun tiba-tiba pembicaraan anda arahkan pembahas seharusnya Islam memuji pemilik toko.
Apa salah Islam terhadap kasus itu saudara Solihin? Apa umat Islam menghina pemilik toko tersebut?
~
Saudara Chywae,
Kami memberikan tanggapan berdasarkan pertanyaan saudara. sebab dalam diskusi-diskusi sebelumnya dengan topik yang sama, banyak umat Islam berpandangan bahwa Kristen menyetujui pernikahan sejenis. Padahal yang menyetujui pernikahan sejenis adalah orang-orang Liberal yang menentang ajaran Isa Al-Masih. Oleh sebab itu, kami menanggapinya demikian. Kami berharap saudara memerhatikan diskusi yang telah ada sehingga mengerti konteksnya. Terimakasih.
~
Solihin
~
Sdr. Solihin
Menulis: “…Allah mendesain manusia untuk memiliki pasangan laki-laki dengan perempuan, bukan laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan…”
Tanggapan: Tepat sekali pernyataan saudara tersebut.
~
Saudara Syam,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Kami memohon maaf terpaksa menghapus sebagian komentar saudara karena mengarah ke topik lain. Bila saudara ingin mendiskusikan tentang aturan pernikahan dalam gereja, maka sebaiknya saudara mendiskusikan di link ini http://tinyurl.com/co7kwla . Sebab diskusi ini membahas homoseksual secara khusus, bukan aturan pernikahan untuk pendeta atau suster secara khusus. Terimakasih.
~
Solihin
~
Chywae,
Dari Qs 5:47 seharusnya Muslim tidak berburuk prasangka dan menuduh yang bukan-bukan terhadap Kekristenan. Sering dilontarkan fitnahan yang mencap orang Kristen lumrah terhadap percabulan, terutama dari kesalahan Muslim memahami arti dosa telah ditebus. Jika memang kebebasan berbuat itu dibolehkan kepada orang Kristen, mengapa contoh pemilik toko kue di atas menolak untuk menyuplai makanan yang dipesan pelaku pesta cabul?
Mulai dari kitab PL sampai kitab PB tidak ada alasan bebas berbuat semaunya, apalagi melakukan perjantanan saudara dari pemburitan. Dengan demikian yang paling tepat bukanlah “memuji” perbuatan orang Kristen yang menolak perbuatan cabul, tetapi ikutlah Isa Al-Masih.
~
Saudara Boas,
Kami setuju dengan saudara bahwa kita perlu mengikuti Isa Al-Masih. Sebab Isa Al-Masih telah memberikan firman-Nya kepada manusia, “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging” (Injil, Rasul Besar Matius 19:4-5).
Semoga ini memberikan pencerahan kepada pengunjung situs ini agar memiliki pemahaman yang benar. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Kepada Semua,
Saya mau bertanya: Mana yang benar dan kebenaran, Kitab Al-Quran membenarkan Alkitab atau Kitab Al-Quran justru mendustakan Alkitab? Jika berkenan mohon dijelaskan dengan niat yang suci bukan atas dasar kebencian, fitnah dan tuduhan yang tidak mendasar. Atas kesediaannya memberikan pencerahan yang obyektif dan tidak menuduh, saya menyampaikan banyak terima kasih.
~
Saudara Ingin Tahu,
Pertanyaan yang bagus sekali. Kami sangat terdorong untuk menjawab pertanyaan saudara tersebut. Namun, kami perlu membatasi diri sehingga diskusi tetap fokus dengan artikel di atas. Silakan saudara mengunjungi link ini http://tinyurl.com/6uh4jag dan berdiskusi tentang Alkitab dan Al-Quran. Terimakasih.
~
Solihin
~
Soal hukuman untuk homoseksual kita serahkan pada negara. Apapun bunyinya hukuman itu, kita terima. Dan jika tak menerima segeralah cari negara lain yang sesuai dengan keinginan saudara-saudara sekalian. Ada baiknya sebagai orang yang berilmu dan berakal kenapa harus memperdebatkan hukum yang pantas dan tak pantas terhadap seseorang? Bukankah setiap negara mempunyai hukum sendiri-sendiri? Kita di Indonesia bukankah sudah merasa puas dan damai pada undang-undang dan hukuman bagi homoseksual?
Jadi untuk apa kita ributkan jika tak ada yang merasa diberatkan oleh hal itu? Yang jelas penyimpangan seksual tersebut harus dihukum. Dan kita ikuti hukum negara kita. Kalau tidak setuju carilah negara baru.
~
Saudara Sikupluk,
Kami setuju dengan saudara bahwa negara memiliki hak untuk mengatur hukuman bagi warganya. Namun, dalam hal ini, Indonesia belum memiliki perangkat hukum yang mengatur kaum homoseksual. RUU ini pernah diajukan, tetapi gagal disahkan pada tahun 2003. Oleh sebab itu, kami kira tindakan yang tepat adalah membantu kaum homoseksual keluar dari keadaan yang menyimpang tersebut, bukan menghukum cambuk kaum homoseksual.
Satu-satunya yang dapat membebaskan kaum homoseksual dari penyimpangan tersebut adalah Isa Al-Masih. Isa Al-Masih berfirman, “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:36).
~
Solihin
~
Pak Boas,
Ini sedang membahas homoseksual. Bukan masalah pencabulan dan penebusan dosa. Namun nyatanya ada sebagian gereja yang mengesahkan pernikahan satu jenis, bukan? Apakah saya salah menganggap perbuatan itu buruk? Jika staf IDI mengatakan “seharusnya Muslim memuji…” Berarti ada anggapan perbuatan Muslim yang terbalik dari kata “memuji” terhadap Kristen Injili. Anda paham pak Boas?
~
Saudara Chywae,
Adanya gereja yang mensahkan pernikahan sejenis bukan berarti hal itu disetujui semua kalangan gereja, terutama kaum Injili. Sebab hal itu bertentangan dengan firman Isa Al-Masih. Kami kira tuduhan seperti itu sepertinya menuduh bahwa semua gereja memiliki pandangan yang sama. Oleh sebab itu, kaum Injili yang menolak menikahkan kaum homoseksual seharusnya dipuji oleh umat Islam, bukan?
Tetapi kami mengajak saudara untuk memahami lebih lanjut tentang kaum homoseksual. Bagaimanapun Isa Al-Masih mengasihi mereka dan menghendaki mereka bertobat. Oleh sebab itu, hanya Isa Al-Masih yang dapat menolong mereka keluar dari penyimpangan tersebut. Kiranya hal ini menjadi perenungan seluruh pengunjung situs ini.
~
Solihin
~
Pak Chy,
Kamu yang tidak paham. Sudah sangat jelas di Alkitab perbuatan perjantanan, pemburitan dan zinah-zinah lainya sangat diharamkan. Jadi, mengapa masih ada tuduhan yang mengatakan orang Kristen bebas berbuat semaunya lantaran dosa-dosanya sudah ditebus termasuk melayani pesanan makanan pesta percabulan? Apa kamu mau menyangkal tuduhan semacam ini sering dilontarkan oleh orang-orang Islam terhadap orang Kristen? Mengaku saja pak, jangan muter-muter.
Kata memuji itu sebenarnya menunjukkan bukti kekurangan Al-Quran mengenai moral. Begitu saja pak Chy tidak mampu mencernanya.
~
Saudara Boas,
Berdasarkan tuduhan yang dilontarkan umat Islam terhadap Kekristenan sehingga kami perlu memberikan tanggapan demikian. Sebab tidak semua pandangan gereja sama. Gereja yang mensahkan pernikahan sejenis adalah gereja yang menentang kehendak dan firman Isa Al-Masih. Apalagi negara pun masuk dalam ranah keagamaan. Tentu ini perlu disikapi dengan tepat dan benar. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Semua Kristen,
Kita lihat dengan mata dan hati terbuka saja. Kasus homoseksual dan lesbian saja banyak dilakukan oleh orang Kristen. Pernikahan sesama jenis bahkan dilegalkan di dalam gereja. Pastor memberkati pasangan atas nama Yesus? Jadi, manakah yang salah ajarannya? Apa pastornya yang memang gila? Sudah bukan rahasia umum lagi kaum homoseks dan lesbi diderita oleh pengikut Yesus homo.
~
Saudara Alhamdulilah,
Kami kira homoseksual bukan diidap hanya oleh orang Kristen. Kami kira artikel di atas telah menjelaskan dengan baik bahwa dimana-mana, yaitu di penjara, pesantren, kampung-kampung terdapat penderita homoseks. Oleh sebab itu, kami mengajak saudara berpikir obyektif. Bukan siapa yang lebih banyak yang perlu difokuskan, tetapi bagaimana kita bisa membantu mereka.
Kami berpendapat satu-satunya yang dapat menolong kaum homoseksual adalah Isa Al-Masih. Isa Al-Masih berfirman, “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:36). Ini menjelaskan bahwa ada harapan bagi kaum homoseksual untuk bebas dari perilaku menyimpang tersebut.
~
Solihin
~
Baru saja saya post pak Chy terhadap tuduhan orang Islam terhadap Kristen dan kemudian si Alhamdulillah langsung muncul menggenapinya. Tidak salah pernyataan saya, bukan pak?
~
Saudara Boas,
Tuduhan seperti itu sering muncul karena tidak mengerti dan memahami kehendak dan firman Isa Al-Masih. Sekalipun ada gereja yang mensahkan pernikahan sejenis, tetapi Isa Al-Masih tidak pernah menyetujuinya. Sebab Isa Al-Masih menentang hal ini. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Saudara Boas dan Chywae,
Kami berterimakasih untuk dialog saudara-saudara. Kami menghargai hal itu. Namun, kami berpendapat bahwa sebaiknya diskusi tidak berkutat dan berputar-putar soal toko kue. Karena itu, kami terpaksa menghapus komentar saudara-saudara. Di samping itu, kami pun telah menanggapi hal ini.
Oleh sebab itu, kami kira sangat baik bila diskusi dilanjutkan kepada hal yang lebih esensi, yaitu bagaimana membantu kaum homoseksual bisa bebas dari perilaku menyimpang tersebut. Semoga dengan masukan-masukan saudara, maka kaum homoseksual yang mengunjungi situs ini dapat terbantu.
~
Solihin
~
To: Staf IDI,
Dari paparan dan contoh sikap (pemilik Sweet Cake) yang anda tulis di atas dapat diperoleh gambaran bahwa:
1. Sistem demokrasi yang diagung-agungkan tidak membawa dampak positif karena yang kuat mengalahkan yang lemah, yang mayoritas mengalahkan yang minoritas, yang kaya mengalahkan yang miskin, dst.
2. Sistem demokrasi sengaja memisahkan antara agama dan kehidupan sosial, politik dan ekonomi akibatnya hukum dibuat berdasarkan hawa nafsu manusia bukan hukum Tuhan.
3. Sikap pemilik toko mungkin sudah benar berdasarkan agama yang dianutnya namun apa daya yang benar malah jadi salah (kena denda) akibat demokrasi tadi.
~
Saudara Syam,
Kami setuju dengan saudara bahwa terlalu mengagungkan sistem demokrasi dan berorientasi pada hak asasi manusia dapat melupakan ketetapan atau perintah Tuhan. Kami kira sikap yang dipilih pemilik toko Sweet Cake sudah tepat. Ia tidak menjual kuenya kepada pasangan homoseksual sebagai bentuk tidak setuju dengan homoseksual.
Dalam hal ini, perlu dipikirkan cara terbaik untuk membantu kaum homoseksual keluar dari penderitaannya. Bukan membuat undang-undang untuk mensahkan perilaku atau mencambuk bahkan menjatuhkan hukuman mati. Sebab Isa Al-Masih mengasihi semua kaum, termasuk kaum homoseksual. Oleh sebab itu, Isa Al-Masih menghendaki kaum homoseksual datang pada Isa Al-Masih karena hanya Isa Al-Masih yang dapat memerdekakannya.
~
Solihin