“Jangan mencuri” (Taurat, Kitab Ulangan 5:19). Demikianlah perintah Allah! Kembali Isa Al-Masih menekankan, “…..jangan mencuri. . .” (Injil, Rasul Matius 19:18). Dan, dalam Injil Rasul Lukas 16:1-8, Isa Al-Masih memberi sebuah perumpamaan tentang seorang bendahara yang tidak jujur. Perumpamaan ini dapat terus dipakai karena banyak pejabat negara beragama masih korupsi.
Pengaruh lingkungan dan kebutuhan yang mendesak, dapat membuat seseorang terpaksa untuk menggunakan uang yang bukan haknya. Adanya hasrat atau keinginan dan rasa cinta pada pihak-pihak tertentu juga merupakan faktor pendukung lainnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan bagi para pembesar negara beragama, toh masih korupsi.
Korupsi terjadi bukan hanya pada kalangan ekonomi kelas bawah, atau pegawai rendahan. Seorang pejabat tinggi pun bahkan tidak menutup kemungkinan, banyak pejabat negara beragama masih korupsi. Ini terjadi di negara kita.
Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin: Corruption. Dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok.
Indonesia bukan negara terbesar koruptor. Tetapi menurut survey transparency.org dalam Corruption Perceptions Index 2010 Result, nilai kebersihan Indonesia dari korupsi hanya 2.8 dari 10. Artinya Indonesia berada dalam urutan ke 110 dari 178 negara yang disurvey.
Koruptor Indonesia
Contoh kasus korupsi yang “hangat” saat ini diantaranya korupsi yang dilakukan oleh Muhammad Nazarudin. Penegak Hukum menyatakan Muhammad Nazarudin bersalah atas kasus suap wisma atlet di Kemenpora dan juga korupsi di Kemendiknas.
Contoh kasus lain adalah Nunun Nurbaitie. Wanita ini telah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004.
Kedua contoh kasus di atas hanyalah sebagian kecil dari kasus-kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Keduanya memang telah dinyatakan bersalah karena telah menyalahgunakan uang negara. Namun hingga kini mereka masih bebas dari jerat hukum, bahkan dapat tinggal di luar negara Indonesia.
Pandangan Injil Tentang Korupsi
Memiliki uang banyak dan kekayaan berlimpah jelas merupakan impian setiap manusia. Sebab dengan uang, mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Sayangnya, uang juga yang membuat begitu banyak orang, bahkan yang taat pada agama sekalipun jatuh dalam dosa. “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (Injil, Surat I Timotius 6:10).
Ironisnya, para koruptor tersebut tidak sedikit bergelar Haji atau Hajjah (dibaca: sebutan bagi umat Muslim yang taat pada agamanya). Inilah bukti bahwa para pejabat negara beragama masih korupsi! Ini ada dan terjadi di negara Indonesia.
Bukankah semua agama mengajarkan mencuri adalah dosa? Lalu mengapa seorang yang taat akan agamanya melakukan pencurian?
Isa Al-Masih dan Penebusan Dosa
Bagaimana caranya agar seseorang tidak menjadi “hamba uang”? Hanya ada satu cara!.
Hanya dengan menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, seseorang dapat lepas dari dosa “hamba uang”. “. . . jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus (Isa Al-Masih) adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan” (Injil, Surat Roma 10:9).
[Staff Isa dan Islam – Terimalah Anugerah Keselamatan dalam Isa Al-Masih]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Para Mukmin: Bagaimana Cara Menanggapi Para Pemimpin Zalim?
- Nabi Muhammad: Pemimpin Harus Muslim
- Berwudhu, Penyucian, Serta Pujian
- Hakim Yang Adil Dan Penyayang
- Alkohol, Babi, Gereja, Jilbab, Hollywood! Kekurangan Agama Kristen
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Pejabat-Pejabat Negara Beragama, Masih Korupsi?” Silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
{jcomments on}
*
Saya ingin mengomentari tentang surat Al-Fatihah yang Saudara kutip karena hanya mengutip ayat 6 saja tanpa mengutip ayat 7. Selanjutnya Anda mengutip Injil 14:6 untuk pembenaran bahwa jalan lurus itu hanya ada di Kristen.
Kesimpulannya bahwa keselamatan itu tidak ada di Islam, dan hanya ada di Kristen dengan mengakui Isa Al-Masih sebagai Juru Selamat.
~
Saudara Kumbang, berikut kami kutip ulang ayat-ayat ini buat Saudara sebagaimana juga sudah kami jawab pertanyaan Saudara di dalam halaman-halaman website lainnya.
Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan mereka yang dimurkai dan bukan mereka yang sesat. (Qs 1:6-7).
CA
*
Sebagai seorang Muslim saya harus berdebat dan berdiskusi dengan santun sebagaimana tercantum dalam surat 16 (An Nahl) 125 yang bunyinya:
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesusungnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari Jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
~
Terima kasih Saudara Kumbang, kami sangat menghargai segala upaya Saudara di dalam mengembangkan suasana diskusi yang sejuk dalam website ini.
Kiranya teladan dari Saudara boleh diikuti oleh semua pengunjung website ini, termasuk kami.
CA
*
Apakah seorang bergelar pendeta Kristen tidak ada yang korupsi, membunuh dan bermaksiat?
Namanya juga manusia, tak ada yang bisa luput dari perbuatan dosa. Apakah anda bisa menjamin hanya dengan Iman, manusia akan selamat dari dosa?
Mungkin malah ada seorang yang berpikir tidak apa-apa berbuat dosa, karena percaya bahwa Yesus telah menebus dosa semua umat yang beriman kepadaNya.
~
Saudara Azriady, adalah benar bahwa manusia tidak ada yang bisa luput dari perbuatan dosa. Oleh sebab itu kita membutuhkan Juru Selamat.
Manusia adalah lemah dan terus menerus berbuat dosa. Oleh sebab itu, seorang Juru Selamat dijanjikan oleh Allah sejak Adam baru jatuh ke dalam dosa sebagai seseorang yang akan meremukkan kuasa iblis, dan melepaskan manusia dari dosa.
Allah berfirman: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau (iblis) dan perempuan ini, antara keturunanmu (iblis) dan keturunannya (keturunan perempuan); keturunannya (keturunan perempuan) akan meremukkan kepalamu (iblis), dan engkau (iblis) akan meremukkan tumitnya (keturunan perempuan).” (Taurat Musa, Kitab Kejadian 3:15).
Ini berarti bahwa keturunan perempuan (Maryam) yaitu Isa Al-Masih akan meremukkan kuasa si iblis dan bahwa manusia akan dibebaskannya dari segala dosa.
Adalah tidak benar bahwa pengikut Isa Al-Masih yang sejati akan berpikir bahwa melakukan dosa adalah sesuatu yang boleh dilakukan. Pengikut Isa Al-Masih beriman dan percaya kepada Isa Al-Masih.
Oleh sebab itu, setiap pengikut Isa Al-Masih yang sejati akan melakukan perintah Isa Al-Masih, yakni harus saling mengasihi dan berbuat baik, bahkan kepada musuh sekalipun.
Isa Al-Masih berkata: “Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu… Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 13:14,34-35).
“Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44-45).
CA
*
Seorang koruptor yang kebetulan beragama Islam, itu adalah perbuatan diri pribadi semata, bukan ajaran Islam malah sebaliknya mereka melanggar ajaran Islam.
Bila mereka mau bertobat, pintu maaf Allah selalu terbuka bagi mereka yang mau menyerahkan diri.
Tugas pokok iblis/setan adalah untuk menggelincirkan umat manusia agar berbuat dosa, sasaran empuknya adalah orang Islam, sebab orang Islam adalah hamba-hamba Allah yang notebone adalah musuh utamanya iblis.
Iblis bersumpah untuk menyeret umat Islam sebanyak-banyaknya ke neraka. Iblis tidak perlu lagi menggoda orang kafir, karena tanpa digoda-pun mereka sudah pasti ke neraka.
~
Saudara Al, setiap umat manusia memiliki bakat untuk melakukan dosa. Oleh sebab itu Allah memerintahkan agar manusia boleh tetap berjaga-jaga dan bersiaga agar tidak jatuh dalam dosa (Injil, Rasul Besar Matius 26:41 dan Markus 14:38 – “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.”).
Tidak ada manusia yang bebas dari dosa, semua orang telah berbuat dosa (Injil, Surat Roma 3:23). Dan upah atau ganjaran serta hukuman atas dosa adalah maut atau neraka (Injil, Surat Roma 6:23).
Perlu diketahui bahwa bertobat saja tidak cukup, karena harus ada hukuman buat dosa-dosa yang telah kita lakukan. Setiap dosa harus dihukum, sekecil apapun itu. Dosa pasti membawa manusia ke neraka. Dan nabi Saudara sendiri mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada umat Islam.
Dari Abu Huraira r.a. katanya: “Rasulullah bersabda: “Hai kaum Quraisy! Tebuslah dirimu! Saya tiada dapat menolongmu barang sedikitpun dari siksa Tuhan. Hai bani Abdi Manaf! Saya tiada bisa menolongmu sedikitpun. Hai Abbas anak Abdul Mutholib! Saya tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan. “Hai Safiah, bibi Rasulullah! Saya tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan. Hai Fatimah binti Muhammad! Mintalah kepada saya harta dan saya tiada bisa menolongmu sedikitpun dari siksa Tuhan!” (Hadits Shahih Bukhari 1261).
Namun karena kasih Allah kepada manusia, Ia telah memberikan Isa Al-Masih kepada manusia untuk membebaskan manusia dari hukuman dosa.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Al-Masih Isa. Al-Masih Isa telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya.” (Injil, Surat Roma 3:23-25).
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Al-Masih Isa, Tuhan kita.” (Injil, Surat Roma 6:23).
Dan Allah berjanji bahwa setiap orang yang mau menjadi pengikut Isa Al-Masih, ia akan diberikan tempat yang tinggi hingga hari kiamat (Qs 3:55).
Kami mengajak Saudara untuk boleh merenungkan kebenaran ini.
CA
*
Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat rasa cinta pada kebaikan. Oleh karena itu rasa cinta pada kebaikan harus kita tanamkan dalam jiwa kita masing-masing sehingga kita akan menjadikan tiap bentuk kebaikan sebagai bagian yang tidak akan terpisahkan dalam kehidupan kita.
Di samping cinta kepada kebaikan, harus tertanam juga di dalam jiwa kita, rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik. Hal ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk kebaikan siapa pun yang melakukannya.
Allah telah menyebutkan kecintaan-Nya kepada siapa saja yang berbuat baik karenanya kita pun harus mencintai mereka yang berbuat baik.
“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (Qs 2:195).
~
Saudara Al, adalah sangat baik jika kita memiliki rasa cinta pada kebaikan, dan dengan demikian kita banyak melakukan perbuatan baik.
Menurut kami, akan menjadi lebih baik lagi, jika rasa cinta pada kebaikan diarahkan menjadi rasa cinta kepada Allah. Allah adalah sumber segala perbuatan baik. Dengan mencintai Allah, secara otomatis, maka kita akan mencintai kebaikan itu sendiri. Dengan demikian, maka rasa cinta akan kebaikan itu akan menjadi kekal, karena kita mencintai Allah yang kekal.
Namun perlu untuk diketahui, bahwa perbuatan baik yang dilakukan tanpa iman yang benar, adalah sia-sia dan sama sekali tdak menyelamatkan.
Kitab Suci mengatakan bahwa: “Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Isa Al-Masih), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Injil, Kisah Para Rasul 4:12).
Oleh sebab itu, kita harus percaya kepada Isa Al-Masih. Inilah yang menyelamatkan, dan bukan perbuatan baik. Sementara itu, iman yang sejati pasti kemudian menghasilkan perbuatan yang benar dan baik di hadapan Allah.
CA
*
To Al:
Siapa saja tentu senang dengan orang yang berbuat baik.
Bagaimana dengan orang yang tidak berbuat baik. Apakah Allah tidak menyukainya?
Yang pasti dengan usaha manusia sendiri, manusia tidak akan mampu memperbaiki hubungannya dengan Allah.
~
Saudara Azizah, kami berterima kasih untuk tanggapan yang sudah Saudara kemukakan di tempat ini.
Adalah sangat benar bahwa, manusia dengan kekuatan dan usahanya sendiri, tidak akan mampu memperbaiki hubungannya dengan Allah.
Manusia selalu berpikir bahwa ia sanggup melakukan perbuatan baik tanpa Allah. Namun ternyata perbuatan baik yang dilakukannya hanyalah versi dia sendiri, yang belum tentu juga adalah perbuatan baik di mata Allah.
Nabi Yesaya mengatakan bahwa segala kesalehan manusia adalah seperti kain kotor di hadapan Allah (Kitab Nabi Yesaya 64:6).
Dengan demikian, perbuatan baik versi manusia tidak akan mampu memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Untuk melakukan perbuatan baik, kita harus lebih dahulu mengetahui akan kehendak Allah. Dan inilah kehendak Allah, bahwa kita harus percaya kepada Isa Al-Masih dan beroleh hidup yang kekal (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:40).
“Sebab inilah kehendak (Allah) Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya (Isa Al-Masih) beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:40).
~
CA
*
To Azizah:
Allah sangat menyukai keluhuran akhlak dan sangat membenci keburukan akhlak.
”Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan menyempurnakan hubungan-Nya dengan orang tersebut.”(HR.Hakim)
Bersyukurlah kita, Allah mewajibkan shalat lima waktu sehari.
~
Saudara Al, benar sekali bahwa Allah sangat menyukai keluhuran akhlak.
Namun perlu diketahui bahwa keluhuran akhlak atau perbuatan baik yang kita lakukan sama sekali tidak bisa menghapus perbuatan dosa yang telah kita lakukan. Ini adalah sama seperti kita membungkus bangkai dengan sesuatu yang baru dan wangi. Bau bangkai itu tidak akan tertutupi dan makin lama justru akan semakin bau.
Demikian pula perbuatan baik tidak mampu menebus perbuatan dosa. Dan sesungguhnya dosa tetap harus dihukum, dan manusia harus diseret selama-lamanya ke dalam neraka.
Namun oleh karena kasih Allah pada manusia, Ia telah mengirimkan Isa Al-Masih untuk mati menanggung dosa-dosa manusia. Kami mengajak Saudara untuk boleh merenungkan: [url]isadanislam.org/jalan-keselamatan[/url].
CA
*
Nabi Yesaya mengatakan bahwa segala kesalehan manusia adalah seperti kain kotor di hadapan Allah (Kitab Nabi Besar Yesaya 64:6).
Dengan demikian, perbuatan baik versi manusia tidak akan mampu memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Untuk melakukan perbuatan baik, kita harus lebih dahulu mengetahui akan kehendak Allah. Dan inilah kehendak Allah, bahwa kita harus percaya kepada Isa Al-Masih dan beroleh hidup yang kekal (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:40).
“Sebab inilah kehendak (Allah) Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya (Isa Al-Masih) beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:40).
Injil, Surat Efesus 2:8-9. Keselamatan dari Allah.
~
Saudara Dokter,
Kami setuju dengan pernyataan saudara. Di hadapan Allah, manusia adalah mahkluk berdosa. Dosa itulah yang telah memisahkan manusia dari Kemuliaan Allah. Setiap usaha manusia untuk menghapus dosa-dosanya adalah sia-sia.
Untuk dapat kembali pada Kemuliaan Allah, manusia membutuhkan satu Pribadi. Pribadi itu harus suci, sebab Allah suci adanya. Sayangnya, tidak ada manusia di muka bumi ini yang layak disebut suci. Yang dapat menyelamatkan manusia hanya Allah itu sendiri.
Itulah sebabnya Kalimat Allah datang ke dunia dalam rupa Isa Al-Masih. Agar Dia dapat menyelamatkan setiap manusia yang percaya kepada-Nya dan sedia menerima Dia sebagai satu-satunya Juruselamat pribadi, dan memberi mereka hidup kekal.
“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
~
SO