• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami

Pandangan Para Mukmin Dan Kristen Akan Persekusi

Isa Dan Islam > Artikel > Ajaran Isa dan Islam > Sikap Pada Sesama > Pandangan Para Mukmin Dan Kristen Akan Persekusi
11 Desember 2017 | 41 Komentar

pria-pria-islam-sedang-melakukan-persekusi-dengan-senjata-tajamDr. Fierra dan Mario menjadi viral di media karena mengalami persekusi. Keduanya melakukan suatu perbuatan yang mengakibatkan aksi persekusi.

Memang erat kaitannya antara agama Kristen dan Islam, banyak aksi persekusi yang mengatanamakan agama. Ketika menderita persekusi, bagaimanakah umat Islam dan Kristen bereaksi menurut ajaran agamanya?

Bagaimana Islam Merespon Aksi Persekusi?

“Persekusi adalah pemburuan sewenang-wenang terhadap seorang atau sejumlah warga dan disakiti, dipersusah, atau ditumpas.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Bagaimanakah kaitan agama Islam dan persekusi? Al-Quran mengajarkan, “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa . . .” (Qs 42: 40). Juga,“Oleh sebab itu barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu” (Qs 2 : 194).

Ustad Badrul Tamam menjelaskan, “Tindakan kejahatan dibalas dengan kejahatan serupa. . . Karenanya Islam mensyariatkan qishash. Yaitu membunuh dibalas bunuh, melukai dibalas melukai yang serupa, dan selainnya.”

Orang Islam dan Kristen ingin hidup damai, rukun dan tidak membalas dendam. Ketika sadar telah melakukan kejahatan kepada seseorang, kita pasti ingin dimaafkan. Sebaliknya, kita tidak ingin orang itu membalas kita.

Maka, sikap terbaik ialah tidak membalas aksi persekusi dengan persekusi, bukan? Sampaikan tanggapan Anda melalui email ini.

Persekusi Menurut Ajaran Isa Al-Masih

Isa Al-Masih mengajarkan hukum emas (Golden rule) untuk menghentikan persekusi. “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Injil, Rasul Besar Matius 6:12). Caranya ialah “. . . Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu” (Injil, Rasul Lukas 6:27).

Menurut Anda, apakah ajaran Isa Al-Masih di atas pasti melenyapkan aksi persekusi dan menciptakan kedamaian? Jawablah via email ini.

Kasih Mengalahkan Aksi Persekusi

Jim Elliot dan empat misionaris lainnya dibunuh oleh suku Indian Waodani /Auca di Ekuador. Namun Elisabeth Elliot, istri Jim Elliot, tidak dendam kepada mereka. Sebaliknya ia mengasihi dan tinggal bersama suku Waodani selama bertahun-tahun lamanya.

Sejak tahun 2000-2016 belasan gereja di Indonesia dibom oleh teroris. Kita masih ingat pengeboman gereja Koptik di Mesir (2017) yang menewaskan 31 orang. Namun para pengikut Isa Al-Masih tidak membalas kejahatan itu, melainkan mengasihi para pelakunya.

mahkota-duri-dan-paku-tanda-isa-mengalami-persekusiIsa Al-Masih Menderita Persekusi Bagi Keselamatan Kita

Aksi persekusi, Isa Al-Masih banyak mengalaminya, seperti penghinaan, permusuhan, penyiksaan, hingga penyaliban. Namun, Ia tidak membenci dan membalas para pelakunya. Sebaliknya, Ia memohonkan ampunan bagi mereka yang menyiksa-Nya.

Isa rela menderita penyaliban untuk menanggung hukuman dosa manusia. Kematian-Nya itu menggantikan kematian manusia akibat dosa-dosa mereka. Tujuannya, “. . . supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).

Jadi Isa Al-Masih juga menderita untuk Anda. Anda pasti beroleh pengampunan dosa dan jaminan hidup kekal, jika percaya kepada-Nya.

[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Mengapa umat beragama tidak boleh melakukan aksi persekusi kepada orang lain, terlebih mereka yang berbeda agama, suku dan golongan?
  2. Mengapa hukum emas Isa Al-Masih, dan bukan ajaran Islam di atas yang menghindarkan seseorang dari melakukan dan mengalami persekusi?
  3. Sesuai artikel di atas apa relasi persekusi yang dialami Isa Al-Masih dan keselamatan manusia?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Ajaran Islam Mengenai Perang Suci
  2. Al-Fatihah – Buku Dan Hukum Utama
  3. Sikap Isa Al-Masih Terhadap Pembantaian Muslim Rohingya
  4. Penyaliban Isa Al-Masih Menunjukkan Kekuatan-Nya Atau Kelemahan-Nya?

Video:

  1. Muslim Dan Nasrani – Kekerasan Dalam Agama, Boleh Atau Tidak?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Ditulis oleh: Sulaiman

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel: “Pandangan Para Mukmin Dan Kristen Akan Persekusi”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
Kategori: Ajaran Isa dan Islam, Sikap Pada Sesama

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

41 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
joko
14 Desember 2017 11:58 am

~
Bagaimana penjelasan tentang ayat-ayat berikut ini?
1. Keluaran 21:12
2. Keluaran 21:14
3. Keluaran 21:20

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
15 Desember 2017 6:04 am
Balasan ke  joko

~
Saudara Joko,

Diperlukan kejujuran untuk membaca keseluruhan perikop, tidak hanya memilih ayat-ayat tertentu dan mengabaikan ayat yang lain. Saudara mengutip ayat 12, tetapi mengabaikan ayat 13 yang merupakan penjelasan lebih jauh. Bila saudara memilih dengan cara demikian, maka pertanyaan saudara bersifat tendensius. Karena itu, kami mempersilakan saudara untuk membaca Taurat, Keluaran 21:1-36 agar saudara jujur terhadap diri sendiri. Bila saudara telah membacanya satu perikop utuh, maka kita berdiskusi.

Mengacu pada artikel di atas, maka perbandingan tersebut telah menegaskan bahwa Isa Al-Masih tidak menghendaki persekusi, melainkan Isa Al-Masih menghendaki agar semua orang saling menyayangi. Bukankah sikap saling menyayangi akan menolong setiap orang dan masyarakat hidup dalam damai? Mengapa Al-Quran mengajarkan persekusi, yaitu “Oleh sebab itu barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu” (Qs 2:194)? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin

Balas
herman aja
15 Desember 2017 10:28 am

~
Staf Isa dan Islam,

Tolong kalau angkat ayat dalam Al-Quran jangan setengah-setengah dari ayat tersebut. “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalahnya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai perbuatan zalim” (Qs 42:40).

Artinya kalau kejahatan harus dibayar dengan kejahatan tidak boleh melampaui. Dan Allah lebih suka jika kita memaafkan dan berbuat baik terhadap orang yang zolim kepada kita. Dan Qs 2:194 masih ada sambungannya, “Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” Sebelum turun ayat ini baca Qs 2:193.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
18 Desember 2017 10:11 am
Balasan ke  herman aja

~
Saudara Herman,

Kami berterimakasih karena saudara sudah mengingatkan kami. Bila kita membaca dengan teliti dan saksama, maka intisari ayat tersebut adalah sama, yaitu membalas kejahatan dengan kejahatan serupa. Sekalipun saudara memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas Allah SWT. Pernyataan ini menjelaskan bahwa Allah SWT yang menerima pahala. Perhatikan ayat tersebut tanpa menggunakan tanda kurung. “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalahnya atas Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai perbuatan zalim” (Qs 42:40).

Mengacu pada ayat tersebut, maka pertanyaan yang muncul adalah mengapa Allah SWT mengajarkan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan? Mengapa Allah SWT yang menerima pahala bila saudara memaafkan dan berbuat baik? Apakah Allah SWT membutuhkan sorga? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin

Balas
halak hita
15 Desember 2017 7:37 pm

~
Untuk Saudara-saudara Muslim,

Persekusi memang dibolehkan. Tindakan teroris/ISIS pun dibenarkan jika melihat isi kitabnya. Dalam kitab mereka memang ada ayat-ayat yang toleran, tapi ada juga ayat-ayat perang/permusuhan. Dan semua ayat itu tetap berlaku dari dulu, sekarang, dan selamanya. Memang sebahagian besar umat Muslim, termasuk di negara kita ini, tidak menyukai ayat-ayat perang itu. Lebih karena hati nurani, atau karena ber-Pancasila atau perkembangan peradaban global. Namun, jika ada 1-2 aksi sejenis persekusi atas dasar agama, tetap tidak bisa disalahkan dari sudut pandang agama mereka.

Dalam ajaran Kristen, jangankan persekusi, membenci seseorang saja tidak boleh. Karena membenci sama dengan menganiaya/membunuh di dalam hatinya. Hanya saja, tidak juga semua orang Kristen dapat menjalankan kasih itu.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
18 Desember 2017 10:16 am
Balasan ke  halak hita

~
Saudara Halak Hita,

Persekusi merupakan tindakan yang tidak menyenangkan bagi siapapun yang mengalaminya. Lagi pula, seyogianya agama mengajarkan hal baik kepada umat, bukan mengajarkan untuk menyerang sesama, termasuk menyerang sesama yang berbeda keyakinan. Jelas, hal ini bertentangan dengan perikemanusiaan. Mengapa harus melakukan persekusi demi dan atas nama agama? Mengapa agama harus dibela? Bukankah seyogianya agama menjadikan manusia tidak kacau? Kiranya hal ini menjadi perenungan bagi saudara-saudara di forum ini.
~
Solihin

Balas
Namaban
15 Desember 2017 10:06 pm

~
Staff Isa dan Islam mengatakan: “Saudara Joko, diperlukan kejujuran untuk membaca keseluruhan perikop, tidak hanya memilih ayat-ayat tertentu dan mengabaikan ayat yang lain. Saudara mengutip ayat 12, tetapi mengabaikan ayat 13 yang merupakan penjelasan lebih jauh. Bila saudara memilih dengan cara demikian, maka pertanyaan saudara bersifat tendensius. Karena itu, kami mempersilakan saudara untuk membaca Taurat, Keluaran 21:1-36 agar saudara jujur terhadap diri sendiri. Bila saudara telah membacanya satu perikop utuh, maka kita berdiskusi.”

Re: Jawaban yang sama untuk pernyataan Anda.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
18 Desember 2017 10:22 am
Balasan ke  Namaban

~
Saudara Namaban,

Kalau boleh jujur, kami belum memahami maksud pernyataan saudara berikut: “Jawaban yang sama untuk pernyataan Anda.” Bila hal ini berhubungan dengan kitab, maka ada perbedaan signifikan antara Alkitab dengan Al-Quran. Alkitab sangat kronologis, sistematis, dan terstruktur. Sedangkan Al-Quran tidak kronologis. Dalam satu surah saja bisa terdiri dari beberapa ide atau topik. Tentu ini tidak kronologis. Karena itu, mengenakan sistem kronologis pada Al-Quran kurang tepat.

Sebagaimana pertanyaan kami kepada saudara Joko, maka kami pun menanyakan hal yang sama kepada saudara. Mengapa Al-Quran mengajarkan persekusi, yaitu “Oleh sebab itu barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu” (Qs 2:194)? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin

Balas
الملك|ᴮᴵᴬᴺᴳᴷᴬᴸᴬ|كالا
16 Desember 2017 8:32 pm

~
✟. Prinsip Nαsrαni non Yαhυdi: 1 Petгυs 3:9, “…jαngαnlαh membαlαs kejαhαtαn dengαn kejαhαtαn…tetαpi sebαliknyα, hendαklαh kαmu memberkαti…” Ibrαni 10:30, “…Pembαlαsαn αdαlαh Hαk-Kυ. Akυlαh yαng αkαn menuntut pembαlαsαn.”

☪. Prinsip Arαb Islαm dαn Islαm non Arαb: Qs 2:178, “…diwαjibkαn αtαs kαmυ bαlαs dendαm…” Qs 2:194, “…hukum bαlαs dendαm…serαnglαh…seimbαng dengαn serαngαnnyα…”

✡. Prinsip Isrαel Yαhυdi: Qs 5:44-45, “…orαng-orαng Yαhυdi…Kαmi telαh tetαpkαn terhαdαp merekα…jiwα dengαn jiwα…αdα qishαshnyα…” Makanya sampai kapanpun Yahudi sama Islam tidak bakal damai. Prinsip sama: balas membalas begitu seterusnya, tidak selesai-selesai.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
20 Desember 2017 9:11 am
Balasan ke  الملك|ᴮᴵᴬᴺᴳᴷᴬᴸᴬ|كالا

~
Saudara Biangkala,

Bagaimanapun ajaran Isa Al-Masih adalah ajaran terbaik dalam kehidupan sosial masyarakat. Bila ajaran Isa Al-Masih diterapkan di semua lapisan masyarakat, maka akan tercipta kedamaian, sehingga tidak akan ada persekusi yang mengganggu kedamaian bagi orang tertentu. Harap semua pengunjung merenungkan ajaran Isa Al-Masih.
~
Solihin

Balas
Namaban
17 Desember 2017 2:14 am

~
Halak Hita,
Persepsi anda amat dangkal. Yang jelas kalau Anda gagal paham dan tidak tahu sama sekali tentang ajaran Islam. Tahukah Anda kalau kehadiran Muhammad yang oleh Allah umatnya disebut Islam adalah untuk membawa rahmat bagi semesta alam. Buktinya sesudah Muhammad tidak pernah ada lagi musibah akibat murka Allah terhadap dosa umat manusia seperti yang terjadi pada nabi-nabi yang diutus sebelumnya {air bah di zaman Nuh, kemusnahan umat nabi Luth dan Firaun di zaman nabi Musa, dsb}. Jadi, Anda perlu lebih banyak belajar dengan tidak mengambil penggalan ayat saja tapi harus membaca penuh perikop yang tercantum di Al-Quran, seperti yang diusulkan oleh Admin situs ini.

Admin,
Kalau boleh jujur, Anda yang gagal paham karena maksudnya, justru Anda sendiri yang tidak jujur yang selain tidak menulis keseluruhan ayat, juga hanya memilih ayat-ayat tertentu dan mengabaikan ayat yang lain. Ini lengkapnya: Surat Al – Baqarah Ayat 2:194, “Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum kisas. Oleh sebab itu barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” Dan baca ayat sebelumnya Q 2:191, serta 2:192, “Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun.”

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
20 Desember 2017 9:40 am
Balasan ke  Namaban

~
Saudara Namaban,

Membaca teks-teks Al-Quran tersebut tetap menjelaskan bahwa hukum qishaash merupakan hukum yang berlaku dalam Islam. Dengan demikian, persekusi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hukum Islam. Tetapi mari kita berpikir tenang sejenak untuk mencermati ayat demi ayat dari Al-Quran. Mulai dari ayat 191. Ayat ini memerintahkan untuk membunuh dan mengusir musuh. Ayat 192, jika mereka berhenti, maka ayat ini tidak menjelaskan tindakan yang harus diambil. Ayat 193, memerintahkan untuk memerangi supaya tidak ada fitnah. Mengapa harus diperangi? Fitnah apa? Tidak jelas! Ayat 194 secara literal menyatakan hukum qishaash.

Sekarang mari kita bandingkan dengan hukum Isa Al-Masih. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Demikian juga dengan Injil, Rasul Besar Matius 6:12, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Amat berbeda, bukan? Pertanyaannya adalah mengapa Allah SWT yang dianggap penuh kasih, mengajarkan untuk membunuh, mengusir, dan qishaash? Mohon pencerahan dengan menyertakan dalil yang jelas.
~
Solihin

Balas
herman aja
19 Desember 2017 12:20 am

~
Bismillah,

Sdr. Admin perlu diketahui sebab diturunkannya ayat tersebut (Qs 2:190). Al-Wahidi meriwayatkan dari jalur al-Kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ayat di atas turun pada perjanjian Hudaibiyyah. Yaitu ketika Rasulullah dihalangi untuk mendatangi Baitul Haram, kemudian beliau diajak berdamai oleh orang-orang musyrik agar kembali pada tahun depan. Ketika tahun depannya, beliau dan para sahabat bersiap-siap untuk melakukan umrah qadha’. Namun orang-orang Quraisy tidak memenuhi janji mereka dan menghalangi mereka lagi untuk memasuki Baitul Haram, serta memerangi mereka, sedangkan para sahabat tidak senang untuk berperang dengan orang-orang musyrik. Turunlah ayat tersebut.

Sdr. Admin,
“Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu” (Injil, Rasul Lukas 6:27). Jika ayat ini kita pedomani bagaimana Indonesia bisa merdeka? Bukankah penjajah telah berbuat zalim kepada kita? Apakah penjajah itu bukan musuh? Tolong diperjelas.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
20 Desember 2017 9:48 am
Balasan ke  herman aja

~
Saudara Herman,

Mencermati jawaban saudara, maka pola pikir saudara adalah bagaimana mengatasi persoalan. Tetapi sesungguhnya ayat Injil, Rasul Lukas 6:27 dapat dijadikan sebagai tindakan pencegahan. Bukankah bila semua bangsa menerapkan ajaran Isa Al-Masih, maka akan tercipta kedamaian karena tidak akan ada kebencian atau permusuhan? Namun, persoalannya semua bangsa mengikuti kehendaknya sendiri, dan tidak mau mengikuti perintah Isa Al-Masih.

Lebih jauh dari itu, ayat Al-Quran memberikan ruang bagi tindakan persekusi untuk dilakukan sehingga terjadi ketidaknyamanan di kalangan atau orang-orang tertentu. Tentu ini bertentangan dengan sifat Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Pertanyaannya adalah mengapa Allah SWT yang dianggap penuh kasih mengajarkan untuk persekusi? Mohon pencerahan dengan menyertakan dalil yang jelas.
~
Solihin

Balas
herman aja
21 Desember 2017 10:32 am

~
“Pertanyaannya adalah mengapa Allah SWT yang dianggap penuh kasih mengajarkan untuk persekusi?”

Islam tidak mengajarkan untuk perang kecuali dalam keadaan terpaksa. Pertanyaan yang sama. 1 Samuel 15:3, “Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu, maupun domba, unta, maupun keledai.” Ulangan 20:16, “Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kau biarkan hidup apapun yang bernafas.”

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
3 Januari 2018 7:01 am
Balasan ke  herman aja

~
Saudara Herman,

Ayat yang dikutip saudara adalah deskripsi sejarah, bukan perintah. Itu sebabnya, saudara tidak akan mendengar atau melihat pemenggalan kepala atau pembunuhan yang mengatasnamakan agama. Tentu kita harus jujur melihat realita dan fakta yang ada. Tentu hal ini berbeda dengan ajaran Al-Quran. Semua ayat dalam Al-Quran adalah perintah, bukan?

Itu sebabnya, kami bertanya kepada saudara, mengapa Allah SWT yang dianggap penuh kasih mengajarkan untuk persekusi. Tetapi tanggapan saudara tidak menjawab pertanyaan kami. Padahal artikel di atas sangat jelas memaparkan dalil yang menjadi dasar persekusi. Saya masih menunggu jawaban saudara mengenai pertanyaan kami.

Berbeda dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih mengajarkan “segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Injil, Rasul Besar Matius 6:12). Artinya apa? Bila kita menghendaki orang sayang kepada kita, maka sayangilah orang lain. Ini sesuai dengan firman Isa Al-Masih untuk saling mengasihi (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Lebih dari itu, Isa Al-Masih telah menunjukkan kasih yang besar dengan “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
~
Solihin

Balas
ismael
21 Desember 2017 11:39 pm

~
Ada dua point sederhana:

1. Diperbolehkan untuk membela diri (membalas serangan), pada kondisi tertentu yang berpotensi menyebabkan kematian (mis. ditodong) untuk alasan keselamatan itu boleh. Jika Kristen adalah ajaran kasih perang salib tidak akan terjadi, bukan?

2. Ketika melakukan framing terhadap ayat ini, nampaknya kru isadanislam lupa point yang lebih krusial bahwa ketika orang yang didzolimi tersebut tidak membalas, “pahala yang lebih besar menanti” apalagi ketika membalas doa kebaikan untuk lawan tersebut, pahalanya lebih besar. Perlukah saya jabarkan arti pahala?
NB: Jangan lupa dengan ayat Injil Deuteronomy 32:42, Deuteronomy 7:1-2. Bukankah kalian hanya mengajarkan kasih saja?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
3 Januari 2018 7:16 am
Balasan ke  ismael

~
Saudara Ismael,

Dua tanggapan sederhana dari kami:

1. Bagaimana dengan kasus Dr. Fierra dan Mario? Apakah Dr. Fierra dan Mario menyerang umat Islam secara membabi buta yang menyebabkan kematian sehingga mereka harus dipersekusi? Perang Salib adalah perang kepentingan dan bukan perang agama. Silakan saudara membaca sejarah perang salib lebih jauh sehingga tidak keliru memahami perang salib. Lagi pula, kami tidak menyetujui perang salib.

2. Pertanyaannya adalah apakah saudara sudah melakukan framing dengan benar? Bukankah Al-Quran hanya mengajarkan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan dan bukan membalas kejahatan dengan kebaikan? Perhatikan ayat ini: “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalahnya atas Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai perbuatan zalim” (Qs 42:40). Pahala yang saudara maksud diberikan kepada Allah SWT, bukan kepada saudara. Bukankah ini unik dan janggal? Mengapa pahalanya diberikan kepada Allah?
~
Solihin

Balas
Agung
24 Desember 2017 11:04 am

~
Adminnya ini siapa? Saya mau tantang debat via chat group langsung. Lima dari agama anda. Lima dari agama saya. Yang pasti debat yang sehat.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
8 Januari 2018 9:13 pm
Balasan ke  Agung

~
Saudara Agung,

Menarik sekali tantangan saudara. Mengapa harus via chat? Bukankah saudara dapat berdiskusi dengan kami di forum ini? Tidak perlu membawa orang lain, tetapi bila saudara ingin membawa orang lain tidak ada masalah. Kami mengajak saudara untuk berdiskusi di forum ini. Bukankah forum ini dirancang untuk berdiskusi? Di sini pun adalah diskusi yang sehat, asalkan memerhatikan ketentuan dan aturan situs ini. Karena itu, silakan saudara memberikan tanggapan mengenai artikel di atas sebagai langkah awal kita berdiskusi. Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
herman aja
24 Desember 2017 11:54 am

~
Sdr. Ismail,

Mantab.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
8 Januari 2018 9:21 pm
Balasan ke  herman aja

~
Saudara Herman,

Apakah saudara sudah membaca tanggapan kami kepada saudara Ismail. Hingga saat ini belum ada yang menjawab pertanyaan kami, termasuk saudara dan saudara Ismail. Apakah Dr. Fierra dan Mario menyerang umat Islam secara membabi buta yang menyebabkan kematian sehingga mereka harus dipersekusi? Lagi pula, Al-Quran mengajarkan untuk melakukan pembalasan dan bila berbuat baik, maka pahalanya buat Allah SWT. “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalahnya atas Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai perbuatan zalim” (Qs 42:40). Mengapa pahalanya untuk Allah SWT? Apakah Allah SWT membutuhkan pahala yang dapat menghantarkannya ke sorga? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Hamba Allah
30 Desember 2017 7:02 pm

~
Solihin: “Pernyataan ini menjelaskan bahwa Allah SWT yang menerima pahala. Perhatikan ayat tersebut tanpa menggunakan tanda kurung. ‘Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalahnya atas Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai perbuatan zalim’ (Qs 42:40).”

Respon:
Baca dan diingat dengan benar jangan suka fitnah dan menafsirkan sembarangan. Allah SWT berfirman: “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim” (Qs Asy-Syura 42:40).

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
8 Januari 2018 9:38 pm
Balasan ke  Hamba Allah

~
Saudara Hamba Allah,

Saudara menggunakan terjemahan mana? Kami menggunakan terjemahan Departemen Agama RI. Bila ada terjemahan yang berbeda berarti Al-Quran mudah diubah. Kata ‘atas’ dengan ‘dari’ memiliki arti yang berbeda. Tentu ini perlu diklarifikasi oleh saudara. Mengapa Al-Quran berubah-ubah atau saudara yang mengubahnya? Harap saudara jujur sebagai hamba Allah SWT. Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Pakai Otak
31 Desember 2017 12:47 pm

~
Komen Namaban ke Halak Hita: “Persepsi anda amat dangkal. Yang jelas kalau Anda gagal paham dan tidak tahu sama sekali tentang ajaran Islam. Tahukah Anda kalau kehadiran Muhammad yang oleh Allah umatnya disebut Islam adalah untuk membawa rahmat bagi semesta alam. Buktinya sesudah Muhammad tidak pernah ada lagi musibah.”

Respon: Kalau hanya menguasai Al-Quran dan hadist sahih bagi kita di zaman sekarang, mudah. Buku-buku teks saja berlipat kalinya Al-Quran/hadis bisa dikuasai untuk jadi S1/S2/S3. Maaf, bukankah dengan adanya Muhammad justru menimbulkan musibah di dunia dengan ajaran kebencian Al Bara sehingga muncul persekusi dan terorisme bunuh diri karena diimingi surga 72 bidadari tapi jutaan korban tak bersalah.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
8 Januari 2018 9:25 pm
Balasan ke  Pakai Otak

~
Saudara Pakai Otak,

Antara klaim dan fakta amat jauh berbeda. Saudara-saudara Muslim mengklaim bahwa nabi Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Tetapi ajarannya membawa kematian bagi orang yang tidak percaya pada nabi Islam. Tentu hal ini memerlukan sikap kritis dan skeptis dari saudara-saudara Muslim. Harap ini menjadi bahan refleksi bagi saudara-saudara di forum ini.
~
Solihin

Balas
pengamat
9 Januari 2018 12:16 am

~
Ajaram kasih Isa Al-Masih sudah disempurnakan oleh Muhammad dengan ajaran akhlak dalam Islam. Nabi Islam bersabda: “Barangsiapa yang tidak menyayangi manusia maka ia tidak akan disayangi oleh Allah” (HR. Bukhari – Muslim).

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
10 Januari 2018 5:36 pm
Balasan ke  pengamat

~
Saudara Pengamat,

Kami menghargai pendapat saudara tersebut. Tetapi pendapat tersebut perlu dibuktikan secara konkrit. Sebab hadits yang dikutip saudara bertentangan dengan banyak ayat dalam Al-Quran. Misal, “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa” (Qs 9:123). Selain itu, “Ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan orang-orang yang telah beriman.’ Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka” (Qs 8:12).

Ayat Al-Quran di atas baru salah satu contoh dari sekian banyak ayat Al-Quran yang mengajarkan kekerasan dan pembunuhan. Dan kedudukan Al-Quran di atas hadits, karena Al-Quran dianggap wahyu Allah SWT. Mengapa ajaran Allah SWT lebih tidak manusiawi dibandingkan hadits yang dikutip saudara? Lalu, ajaran apa yang disempurnakan oleh nabi saudara? Adakah ajaran nabi saudara untuk mengasihi musuh sebagaimana Isa Al-Masih ajarkan (Injil, Rasul Besar Matius 5:44)? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
herman aja
14 Januari 2018 6:15 pm

~
Staf Isa,

Saya komentari dulu pernyataan di atas “Semua ayat dalam Al-Quran adalah perintah, bukan”? Tidak semua dalam Al-Quran itu perintah, juga terdapat banyak sekali sejarah dan kisah nabi di antaranya tentang Nabi Adam manusia pertama. Bahkan ada juga kekuasaan Allah. Contoh: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi” (Qs Al-Furqaan:53). Ayat tersebut di atas baru bisa dibuktikan oleh sains setelah beribu tahun kemudian. Untuk Qs Al Maidah ayat 123 turun ketika Muhammad berperang dan banyak orang beriman yang tidak ikut berjihad.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
15 Januari 2018 5:51 pm
Balasan ke  herman aja

~
Saudara Herman,

Anggap saja kami setuju dengan saudara bahwa tidak semua ayat dalam Al-Quran adalah perintah. Sekalipun ada Muslim yang berpendapat bahwa semua ayat Al-Quran adalah perintah. Tetapi kami mengikuti pendapat saudara. Namun, ayat yang dikutip dalam artikel bukan sejarah, melainkan bersifat perintah. Perhatikan ayat ini, “Oleh sebab itu barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu” (Qs 2:194). Jelas, ini adalah perintah.

Bagaimana dengan pertanyaan kami? Mengapa Allah SWT yang dianggap penuh kasih mengajarkan untuk persekusi? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
In the name of God
14 Januari 2018 10:21 pm

~
Persekusi adalah hal yang tidak dibenarkan dalam Kristen dan itu tanpa ambiguitas dan perbedaan pandangan para pimpinan gereja. Ajaran Kristus selalu konsisten bahwa kejahatan dibalas kejahatan atau balas dendam itu tidaklah menyelesaikan masalah dan sebuah kedosaan, termasuk perang salib sekalipun. Perang salib adalah perang defensive karena serangan kaum Islam kepada wilayah Kristen dan periode perang salib meskipun adalah mempertahankan diri ataupun pembelaan terhadap ajaran adalah periode gelap dan gereja mengakui bahwa itu adalah periode gelap dalam gereja tanpa ambiguitas. Tidak ada jenderal atau raja dalam perang salib yang menang perang misalnya menjadi orang suci.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
15 Januari 2018 5:55 pm
Balasan ke  In the name of God

~
Saudara In The Name,

Injil telah menjelaskan firman Isa Al-Masih secara eksplisit bahwa manusia diharapkan mengasihi orang yang menganiaya atau memusuhi kita (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Kami berpendapat bahwa tidak ada ajaran seperti yang diajarkan Isa Al-Masih. Karena itu, kami berpikir bahwa persekusi hanya dilaksanakan oleh orang-orang yang merasa dirinya terancam dan tidak mampu menanggapi sesuatu secara sehat dan benar. Uniknya, Allah SWT memerintahkan hal ini dalam Al-Quran. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
herman aja
17 Januari 2018 11:58 pm

~
Saudara Staf dan In The Name,

Tolong jelaskan tentang ayat ini, apa ini bukan perintah? 1 Samuel 15:3, “Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak, maupun anak-anak yang menyusu, lembu, maupun domba, unta maupun keledai.” Di dalam Perjanjian Baru, apakah ini kasih? Matius 10:34, “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa DAMAI, melainkan pedang.” Lukas 12:51, “Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa DAMAI di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.”

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
18 Januari 2018 9:29 pm
Balasan ke  herman aja

~
Saudara Herman,

Kami telah memberikan pertanyaan kepada saudara yang hingga kini belum dijawab. Bukankah alangkah lebih baik bila saudara menjawab pertanyaan kami terlebih dulu, setelah itu kami menjawab pertanyaan saudara? Bukankah pertanyaan kami pun sederhana? Mengapa Allah SWT yang dianggap penuh kasih mengajarkan untuk persekusi? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?

Kami mempersilakan saudara menjawab pertanyaan tersebut agar diskusi ini menjadi sehat dan memberikan manfaat bagi saudara-saudara yang lain. Bila saudara tidak dapat menjawabnya, maka mohon kiranya saudara memberitahu kami sehingga kami tidak menaruh harap kepada saudara. Terimakasih sebelumnya untuk penjelasan saudara.
~
Solihin

Balas
In the name of God
18 Januari 2018 9:35 pm

~
Saudara Herman Aja,

Kamu harus paham apa yang tertulis dalam Alkitab termasuk Injil, terutama perkataan Yesus. Amalek adalah sebuah bangsa, keturunan Amalek, cucu Esau (anak laki-laki dari Elifaz melalui gundiknya), seorang syekh di Edom. Bangsa Amalek sudah ditakdirkan dalam kebinasaan (Bilangan 24:20), jauh sebelum ditulis dalam kitab Samuel tersebut.

Amalek dalam perjalanan bangsa Israel menjadi seteru bangsa Israel, berabad-abad termasuk pada saat bangsa Israel hijrah dari Mesir ke Kanaan. Bangsa ini menyimpan kebencian mendalam kepada bangsa Israel beratus-ratus tahun sehingga menyebabkan ALLAH menghabisi bangsa ini dengan tangan bangsa Israel.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
23 Januari 2018 9:13 pm
Balasan ke  In the name of God

~
Saudara In The Name,

Memang perlu membaca keseluruhan perikop tersebut untuk mengetahui konteksnya dengan benar. Lagi pula, peristiwa tersebut adalah peperangan antarbangsa, bukan agama. Itu sebabnya, kita tidak akan menemukan peristiwa persekusi yang disebabkan sentimen bangsa. Namun, Al-Quran mengajarkan persekusi karena agama. Ini menarik sekali. Mengapa? Mengingat Islam adalah agama damai, tetapi yang diajarkan adalah balas kejahatan dengan kejahatan. Harap saudara-saudara di forum ini membandingkan dengan ajaran Isa Al-Masih.
~
Solihin

Balas
Domba Kecil
19 Januari 2018 10:03 am

~
Jika agama mayoritas NKRI ini mengajarkan perang dan persekusi.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
23 Januari 2018 9:14 pm
Balasan ke  Domba Kecil

~
Saudara Domba,

Kami merasa tertarik dengan pernyataan di atas. Namun, nampaknya ada kalimat yang masih belum dituliskan. Bolehkah kami tahu maksud saudara lebih jauh dengan pernyataan di atas? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
upin ipin
30 Januari 2018 1:41 am

saudara staf
perlu di ketahui sejarah kenapa islam di ijinkan perang oleh allah swt. pada periode awal Islam, banyak Muslim yang disiksa dengan kejam dan brutal, dianiaya dan ditindas karena keimanan mereka. Pria, wanita dan anak-anak dan siapa pun yang meyakini bahwa allah itu satu akan di zalimi contoh kisahnya syaidina bilal. yg di cambuk hingga luka luka kemudian di jemur di padan pasir tsetelah itu di tindis batu samapi sampai dia tidak bisa bergerak. dan bukan cuman itu nabi muhammad saw pun di usir beserta pengikutnya tanpa alasan sehingga mereka hijrah ke madina dan bukan cuma disitu mereka pun di kejar di perangi sampai kemadina maka turunlah ayat Surah 22 ayat 39-40 trjdlh perang

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Cara Agar Dapat Kembali Fitrah dan Berkenan Kepada Allah
  • Mencari Rahmat Allah: Mempelajari Puasa Islam Dan Kristen
  • Inilah Cara Manjur Mukmin Mengatasi Kecemasan Berlebihan!
  • Kisah Mukmin Mendapat Pesan Allah Kepada Manusia Secara Langsung
  • Mengapa Siti Maryam Menjadi Wanita Utama Dalam Al-Quran? 

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Allah Peduli! Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga Mukmin
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Inilah Hidayah Terutama: Kita Pendosa Yang Dicintai Allah

Artikel Yang Terhubung

  • “Pandangan Kristen Dan Islam terhadap homoseks”
  • Pandangan Islam Terhadap Nabi Isa Sangat Mulia! Mengapa…
  • Pandangan Mirza Ghulam Ahmad Mengenai Nabi Penyempurna
  • Islam dan Kristen: Bagaimana Doa yang Pasti Dikabulkan…
  • Islam dan Kristen: Apa yang Terjadi Setelah Manusia Mati?

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz