• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami

Pemberian Zakat dalam Islam dan Sedekah dalam Kristen

Isa Dan Islam > Artikel > Ajaran Isa dan Islam > Dosa dan Keselamatan > Pemberian Zakat dalam Islam dan Sedekah dalam Kristen
1 November 2023 | 70 Komentar

sedekahMembayar zakat sangatlah penting bagi umat Muslim! Merupakan salah satu dari rukun Islam.

“. . . maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat . . .” (Qs 7:156).

Ada ancaman hukuman jika lalai melakukannya. Apakah tujuan membayar zakat? Tentu kita rindu mengerti kegunaannya.

Mari kita simak pembahasannya. Kita akan belajar mengenai zakat dan hubungannya dengan rahmat Allah di akhirat nanti.

Pengertian dan Jenis Zakat

Secara Bahasa, arti kata zakat adalah membersihkan atau menyucikan diri. Sedangkan zakat dalam hal ibadah adalah pemberian harta. Yaitu yang wajib disalurkan kepada orang yang membutuhkan.

Dalam pandangan Islam, memberikan harta bisa menyucikan diri. Karena menjadi pengingat hati kepada Allah bahwa harta bukan milik kita, melainkan hanya titipan Allah.

Syariat agama menyatakan ada dua jenis zakat. Yaitu:

  1. Zakat Fitrah
    Yaitu zakat wajib setahun sekali. Terjadi pada bulan Ramadhan, sebelum hari raya Idul Fitri.Besarnya sekitar satu sha atau 2.5 kg beras. Bisa disesuaikan dengan keadaan negara. Juga umat bisa memberi dalam bentuk uang.
  2. Zakat Mal
    Adalah zakat dari harta kita. Hanya berlaku bagi umat yang berkecukupan. Besarnya 2,5% dari harta.

Hukuman Jika Melanggar Zakat

Peraturan mengenai zakat sangat tegas. Ada banyak dalil hukuman mengerikan bagi yang melanggarnya.

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih” (Qs 9:34).

Bahkan beberapa ulama menyatakan orang yang sengaja lalai bisa tergolong murtad atau kafir. Ada ulama yang berpandangan bahwa dengan meninggalkannya berarti telah meninggalkan agama.

Jadi jelas ada peraturan ketat mengenai zakat. Agama sangat menekankan hal ini. Jika demikian apakah tujuan membayar zakat?

5 Tujuan Membayar Zakat

Berikut ini adalah berbagai tujuan membayar zakat.

  1. Membuktikan penghambaan diri kepada Allah.
    Karena zakat adalah bagian dari rukun Islam. Mengamalkannya berarti menyatakan ketaatan pada Allah (Qs 2:43).
  2. Menyucikan diri dari dosa.
    “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka . . .” (Qs 9:103).
    Ini adalah poin terutama. Karena agama mengajarkan membayar zakat mampu menghilangkan dosa. Tentu sebagai manusia kita sangat membutuhkan pengampunan-Nya.
  3. Memberika keadilan sosial.
    Karena zakat berasal dari orang yang berkecukupan, dengan tujuan untuk menolong yang berkekurangan. Hal ini membantu mengurangi ketimpangan sosial.
  4. Mensyukuri nikmat Allah.
    Karena kita menyadari harta kita milik Allah. Sehingga sebagai bentuk syukur, kita mentaati-Nya.
  5. Mendapat berkah Allah.
    “Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya . . . Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya” (Shahih Bukhari 1351).
    Ada dalil bahwa Allah akan memberi berkah-Nya bagi yang taat. Namun juga beserta hukuman-Nya bagi yang tidak taat.

Apakah Membayar Zakat dapat Menjamin Surga?

Kita telah menjawab pertanyaan apakah tujuan membayar zakat. Namun selanjutnya ada pertanyaan yang lebih penting.

Apakah dengan membayar zakat semua dosa kita pasti terampuni? Dapatkah kita menjadi yakin akan masuk surga?

Ulama menjelaskan bahwa tidaklah demikian. Kita tetap tidak bisa mendapat keyakinan surga.

Tidaklah seorang pun dari kalian yang diselamatkan oleh amalnya . . . tidak juga aku (Muhammad), kecuali bila Allah melimpahkan ampunan dan rahmat padaku” (Shahih Muslim 5038).

Alasannya karena dosa manusia sangat banyak. Hadits menyatakan bertumpuk menjadi seperti gunung yang besar (Jami’ At-Tirmidzi No. 2421).

Semua amal ibadah kita tidak akan mampu untuk menutupinya. Hal ini juga termasuk zakat.

Sehingga zakat tidak bisa menjamin surga. Melainkan ulama menyatakan untuk membantu menjadi bekal kita di akhirat. Yaitu berharap mudah-mudahan bisa memperingan hukuman kita nantinya.

Dalam keadaan seperti ini beberapa umat Islam mempertanyakan mengenai berbagai pemberian kaum Nasrani. Karena ada banyak jenisnya. Bahkan ada yang menyatakan memberi sampai 10% penghasilan.

Apakah tujuan membayar zakat umat Nasrani? Sebagian orang berpikir mungkinkah tujuannya untuk masuk surga, karena memberi lebih banyak.

Alasan Pemberian Dalam Pandangan Nasrani

Umat Nasrani memiliki berbagai jenis pemberian. Biasanya disebut dengan persembahan atau perpuluhan.

Namun ada perbedaan mendasar di dalamnya. Yaitu umat Nasrani memberikan persembahan bukan untuk menghilangkan dosa. Bukan juga untuk menolong kita masuk surga.

Seorang teman Islam pernah bertanya: “Jika bukan untuk surga, untuk apa melakukannya? Jika demikian persembahan menjadi tidak wajib.”

Inilah perbedaan utamanya. Pandangan umat Nasrani adalah bahwa Allah mengasihi manusia. Sehingga Ia yang menyediakan jalan agar kita bisa selamat.

“Dahulu kamu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu . . . Tetapi, oleh kasih-Nya yang sangat besar kepada kita, Allah, yang kaya dengan rahmat, menghidupkan kita bersama-sama dengan Al-Masih . . . Jadi, anugerahlah yang menyelamatkan kamu” (Injil, Surat Efesus 2:1, 4-5).

Caranya melalui Isa Al-Masih sebagai perwujudan kasih-Nya. Kita hanya perlu mengimani dan menjadi pengikut Isa. Maka dosa kita terampuni. Juga kita akan mendapat jaminan surga.

Menyadari hal ini membuat kita hidup dengan penuh syukur. Sehingga kita rela mentaati segala perintah-Nya. Hal ini termasuk dengan berbagi persembahan kita.

“Hendaklah masing-masing orang memberi sesuai dengan niat hatinya, jangan dengan sedih hati atau dengan terpaksa karena sikap hati orang yang memberi dengan gembira disukai Allah” (Injil, Surat 2 Korintus 9:7).

Mendapatkan Pengampunan Allah Bagi Dosa Kita

Secara umum memang adalah baik untuk murah hati. Terlebih lagi menyisihkan sebagian harta kita untuk orang yang membutuhkan.

Namun kita melakukan semua itu bukan untuk menghapus dosa. Juga bukan karena kita takut akan hukuman Allah. Melainkan kita melakukannya dengan rela, karena dosa kita telah terampuni seluruhnya. Kita mengucap syukur atas kasih Allah bagi kita. Inilah tujuan “membayar zakat” yang sebenarnya.

“Kita dengan hati yang gembira dapat mengucap syukur kepada Allah. Karena melalui Isa Al-Masih, kita bisa mendapatkan pengampunan dosa dan kepastian surga” (Injil, Surat Kolose 1:12,14, parafrasa).

Maukah Anda mendapatkan pengampunan dosa? Mari mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih!


Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Manfaat Zakat Fitrah: Semua Dosa Dapat Dihapus! Benarkah?
  2. Pertanyaan Tentang Taqwa, Dapatkah Menjamin Masuk Surga?
  3. Muhammad, Isa Dan Orang Miskin

Video:

  1. Beramal – Mencari Pahala atau Karena Kasih?

Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Menurut Anda seberapa besar dampak zakat dengan keselamatan manusia di akhirat nanti?
  2. Apa hukuman yang mukmin terima di dunia maupun akhirat jika banyak bolong dalam membayar zakat?
  3. Bagaimana pendapat Anda mengenai ibadah dengan rasa syukur karena telah mendapat pengampunan dosa?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718
Kategori: Ajaran Isa dan Islam, Dosa dan Keselamatan

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on X (Twitter) Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

70 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
ummi
13 April 2011 8:29 am

*
Zakat itu wajib bagi kaum muslim yg mampu, zakat itu ada macam-macam.

Zakat fitrah yang dikeluarkan saat Ramadhan hukumnya wajib dan diberikan kepada orang-orang yang berhak.

Sedangkan zakat harta wajib bagi orang yang telah memenuhi ketentuan nasab (jumlah harta yang wajib dizakatkan).

Anda bilang Islam pilih kasih.
Contoh : seandainya zakat dibagikan ke semua orang, bayangkan orang kaya juga diberi, bagaimana jadinya? Pasti orang kaya tersebut merasa itu menghina.

Dalam Islam tidak ada larangan membantu orang non Muslim, tapi yang sifatnya zakat wajib tidak akan diberi kepada non Muslim, dengan alasan orang islam yang mau merayakan hari raya harus dipastikan semua bergembira dan memiliki makanan yang cukup.

Balas
staff
25 April 2011 3:34 am
Balasan ke  ummi

~
Saudara Ummi, kami tidak mengatakan bahwa umat Islam itu pilih kasih. Kami mengatakan bahwa umat Kristen diperintahkan untuk menolong dan memberi kasih pada setiap orang, baik apakah dia itu umat Kristiani atau bukan.

Kami mendengar bahwa bukan hanya umat Muslim dilarang memberi kepada umat non-Muslim, bahkan untuk memberi ucapan selamat juga dilarang.

Bandingkan dengan ucapan Isa Al-MAsih bahwa kita harus mengasihi semua orang, dan bahkan terhadap musuh kita. Kita diperintahkan untuk berdoa bagi siapa yang memusuhi kita. (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).
~
CA

Balas
fisa
5 Mei 2011 3:11 pm

*
Umat Kristiani tidak diselamatkan oleh amal, ia diselamatkan oleh anugerah. (Injil, Surat Efesus 2:7-8).

Betulkah?

Bagaimana dengan ayat dalam Lukas 18:22-24, di mana Isa Al-Masih menyuruh seorang pemuda menjual harta miliknya dan memberikannya pada orang miskin?

Balas
staff
25 Juli 2011 8:29 am
Balasan ke  fisa

~
Ayat di atas disampaikan oleh Isa Al-Masih, bukan bertujuan agar pemuda yang disebut dalam ayat tersebut selamat. Melainkan, Isa Al-Masih ingin melihat apakah pemuda itu benar-benar ingin mengikuti-Nya lebih dari apapun termasuk harta bendanya.

Ternyata, pemuda tersebut masih mengutamakan harta duniawi dibanding. Perhatikanlah ayat berikut, “Lalu Yesus memandang dia dan berkata: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Injil, Rasul Lukas 18:24)

Jika amal ibadah menentukan seseorang layak atau tidak masuk sorga, tentulah Isa Al-Masih tidak berkata demikian, sebab orang kaya tentu punya uang cukup untuk dibagikan pada orang lain.
~
SO

Balas
oci
6 Mei 2011 5:30 am

[quote name=”Staff Isa dan Islam”]~
Saudara Ummi, kami tidak mengatakan bahwa umat Islam itu pilih kasih. Kami mengatakan bahwa umat Kristen diperintahkan untuk menolong dan memberi kasih pada setiap orang, baik apakah dia itu umat Kristiani atau bukan.

Kami mendengar bahwa bukan hanya umat Muslim dilarang memberi kepada umat non-Muslim, bahkan untuk memberi ucapan selamat juga dilarang.
[/quote]
Memberi selamat apa maksudnya? Kalau memberi selamat karena lulus UMPTN, selamat karena penerimaan kerja, selamat atas kelahiran anak, tentu tidak dilarang. Tetapi selamat atas kelahiran Tuhan anda, tentu dilarang karena sama saja hal itu mengakui bahwa Tuhan anda dilahirkan ke dunia untuk menghapus dosa manusia.

Balas
staff
11 Mei 2011 2:27 am
Balasan ke  oci

~
Saudara Oci, sebagian umat Islam bahkan menganggap ucapan selamat ulang tahun dan semua ucapan lain dianggap sebagai hal yang tabu. Karena hal itu berarti menginginkan kejayaan orang ‘kafir’.

Apakah Saudara setuju akan penafsiran seperti ini atas kitab Saudara? Bukankah umat Islam mengatakan bahwa kitab Saudara memakai satu bahasa, sehingga tidak mungkin arti dan maksudnya menjadi berbeda-beda?

Bagi kami, penerjemahan dilakukan justru agar Kitab Suci bisa lebih dimengerti oleh setiap umat, dan bukan hanya kalangan terpelajar. Dan penerjemahan adakalanya diganti kata-katanya sehingga arti menjadi lebih akurat sesuai dengan perkembangan bahasa. Hal ini tidak lantas mengakibatkan makna dalam Kitab Suci menjadi berubah. Justru makin membuat agar maknanya makin tepat dan akurat.
~
CA

Balas
muhammad nabi q.
13 Mei 2011 5:00 am

*
Ada pandangan sederhana cara Allah menciptakan manusia yaitu:

1) Allah menciptakan manusia tanpa ayah dan ibu (Adam).

2) Allah menciptakan manusia ada ayah tanpa ibu (Siti Hawa)

3) Allah menciptakan ada ibu tanpa ayah (Isa Al-Masih).

4) Allah menciptakan manusia dengan ibu dan ayah (Muhammad, saya, anda, dan semua manusia di muka bumi ini).

Balas
staff
7 Juni 2011 11:10 am
Balasan ke  muhammad nabi q.

~
Saudara Muhammad,

Kami tidak pernah memper-Tuhan-kan Isa Al-Masih karena status-Nya yang tanpa ayah. Kami menyembah Dia sebagai Tuhan, karena memang Dia adalah Tuhan. Dan Kitab Suci dari Allah menyatakan demikian.

Tentu saja Adam lahir tanpa ayah dan ibu. Sebab dia adalah manusia pertama, jadi mustahil mempunyai ayah dan ibu. Tapi di zaman Isa Al-Masih, tentu sudah banyak manusia. Kenyataannya memang Isa Al-Masih lahir tanpa ayah.

Mengapa Isa Al-Masih yang disebut sebagai “Kalimat Allah”, dan dilahirkan tanpa ayah? Mengapa bukan nabi lain atau Muhammad mungkin. Sesungguhnya, sedari awal, Allah sudah menjanjikan kedatangan seorang Juruselamat yang hanya akan lahir dari keturunan perempuan.

Setelah Adam jatuh ke dalam dosa, Allah berkata kepada iblis sebagai berikut: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Taurat, Kitab Kejadian 3:15).

Bila kita mengaku berserah dan hanya taat pada perintah Allah, bukankah kita wajib merenungkan semua Firman Allah yang telah diwahyukannya pada kita sepanjang sejarah manusia?
~
CA/SO

Balas
Warnoto Fisika
15 Mei 2011 3:59 am

*
Orang kafir tak berhak menerima zakat fitrah, karena zakat ini berdimensi ritual. Tapi orang kafir wajib diberi jaminan oleh negara islam dari dana amal lainnya selain fitrah.

Balas
staff
7 Juni 2011 11:15 am
Balasan ke  Warnoto Fisika

~
Saudara Warnoto, sesungguhnya Al-Kitab mengajarkan bahwa kita harus saling mengasihi dan jangan membeda-bedakan.

Al-Kitab bahkan mengajarkan kasih sayang, bahwa kita tidak boleh menyebut sesama manusia sebagai seorang yang kafir.

Isa Al-Masih berkata: “Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala” (Injil, Rasul Besar Matius 5:22).

Dengan demikian, Isa Al-Masih mengajarkan bahwa kita harus saling mengasihi dan tidak membuat perbedaan-perbedaan di antara kita yang dapat membuat segala sesuatu menjadi bermasalah, padahal kita sama-sama adalah makhluk ciptaan Allah.
~
CA

Balas
nureen rafi
15 Mei 2011 10:40 am

*
Zakat itu wajib dari muslim yang kaya dengan jumlah tertentu untuk diberikan pada umat yang layak menerima. Untuk non-muslim, mereka layak menerima sodeqah dan bantuan lainnya. Staf isa tak berhak menilai konsep ibadah Islam. Anda hanya boleh bertanya, bukan membuat penilaian.

Balas
staff
7 Juni 2011 11:19 am
Balasan ke  nureen rafi

~
Saudara Nureen Rafi, kami berterima kasih kepada Saudara yang telah memberikan komentar di tempat ini. Sebagian dari tanggapan kami terhadap apa yang Saudara tulis, dapat Saudara baca di atas sebagai jawaban kami terhadap Saudara Warnoto.

Kami juga tidak merasa berhak untuk memberikan penilaian bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kami hanya menyajikan pandangan dan pendapat kami. Artikel kami di atas menyampaikan perbandingan perbedaan pandangan umat Kristiani dan umat Islam di dalam hal pemberian kepada orang lain. Bukan menyampaikan kesalahan satu pihak, siapapun itu.

Kami tidak berupaya mau menyamakan ataupun mencoba untuk membedakan keduanya. Kami hanya menyajikan perbandingan untuk dapat dipelajari dan direnungkan bersama.
~
CA

Balas
hen
14 Maret 2012 9:29 am

*
Untuk berkenaan ibadah apa saja, Islam dan Nasrani yang sekarang tidak bisa dibandingkan karena sudah beda kitab sucinya. Memang kami mengimani Isa sebagai nabi tetapi bukan Yesus. (Yesus merupakan murid Nabi Isa yang disamarkan oleh Allah menjadi mirip Nabi Isa) dan Nabi Isa bukan anak Tuhan, tetapi manusia yang ditunjuk sebagai Nabi.

Bagi Allah SWT gampang untuk membuat manusia tanpa ayah atau tanpa ayah dan ibu (Nabi Adam), tetapi Allah SWT tidak menjadikan Nabi Adam sebagai anak Tuhan.

Balas
staff
31 Juli 2012 12:40 pm
Balasan ke  hen

~
Saudara Hen,

Kami setuju dengan pendapat saudara, Islam dan Kristen memang mempunyai tata cara ibadah tersendiri. Demikian juga dengan kitab sucinya. Dan hal ini pula-lah yang membuat kami ragu apakah benar Al-Quran adalah kitab suci dari Allah. Sebab isi kitab suci banyak yang bertentangan dengan kitab-kitab Allah sebelumnya.

Sebab secara logika, mungkinkah Allah akan memberi dua pengajaran yang saling bertolak-belakang? Jelas tidak bukan!

Isa Al-Masih dan Yesus Kristus adalah satu pribadi yang sama. Hanya berbeda penyebutan saja dikarenakan latar belakang bahasa yang berbeda, sehingga Yesus bukanlah murid nabi Isa seperti yang saudara sampaikan.

Orang Islam selalu mengartikan kata “anak Allah” sebagai anak bioligis. Jelas hal ini salah. Kata “anak Allah” yang dikenal dalam iman Kristiani, hanyalah arti kiasa atau figuratif.

Isa Al-Masih disebut Anak Allah karena Ia dengan sempurna menyatakan Allah kepada manusia. Yaitu cinta kasih, kesucian, dan keselamatan dari Allah bagi manusia.
~
SO

Balas
The Illuminati
11 Juli 2012 6:21 pm

*
[2:271] Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Balas
staff
19 Juli 2012 6:27 am
Balasan ke  The Illuminati

~
Firman Allah dalam Kitab Suci, “Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya” (Injil, Rasul Besar Matius 6:2).

Isa Al-Masih mengajarkan, dalam memberi sedekah kita tidak perlu menampakkan atau mencanangkan hal tersebut. Cukup Allah yang tahu.

Dan lagi, tujuan pengikut Isa Al-Masih memberi sedekah bukan untuk menghapus sebagian kesalahan-kesal, tetapi sebagai bentuk kasih mereka kepada sesama.
~
SO

Balas
Aam Amanah
16 Agustus 2012 1:55 pm

*
Zakat itu artinya suci/ bersih, bisa berupa zakat harta dan zakat/fitrah, diatur oleh sunnah. Dalam harta kita ada hak orang miskin dan itu wajib dikeluarkan untuk mensucikan harta dan diri kita. Sedang sedekah tidak ada ketentuan khusus cara pengeluarannya, berapa jumlahnya, dan kapan waktunya.

Al-Quran hanya menjelaskan “sembunyi itu lebih baik daripada terang-terangan” (Qs 2:271) atau hadist “tangan kanan memberi tangan kiri tak boleh tahu”. Berapa jumlahnya? “lebih dari keperluan”.

Al-Quran dan hadist, Abu Bakar menyediakan seluruh hartanya, Nabi Muhammad mengatakan 1/3-nya sudah cukup. Asnaf Muzakki, salah satunya fakir dan miskin tidak pandang itu Muslim atau non-Muslim. Bukankah Al-Quran itu untuk seluruh manusia? (Qs 2:185) Hadist.

Balas
staff
18 Agustus 2012 4:30 am
Balasan ke  Aam Amanah

~
Saudara Aam Amanah,

Terimakasih atas penjelasan saudara di atas. Kami setuju dengan kalimat saudara “sembunyi itu lebih baik daripada terang-terangan”. Namun sayangnya, dalam prakteknya banyak orang yang memberi zakat dengan sengaja menggadang-gadangkannya. Supaya orang lain melihat bahwa mereka seorang yang soleh karena telah melakukan perintah agama.

Mungkin tipe orang seperti inilah yang disebut Yesus sebagai orang munafik.

“Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya” (Injil, Rasul Besar Matius 6:2).

Dan saudara Aam, dari artikel di atas, dapat kita mengambil kesimpulan bahwa tujuan orang Islam memberi zakat atau sedekah berbeda dengan tujuan orang Kristen. Bila orang Islam melakukannya agar mendapat pahala untuk masuk sorga, tidak demikian dengan orang Kristen.

Orang Kristen memberi sedekah karena terdorong oleh rasa belas kasih. Bukan karena ingin mendapat pahala dan masuk sorga. Karena ketika seseorang menerima Isa Al-Masih sebagai satu-satunya Juruselamat, saat itulah dia telah menerima jaminan keselamatan sorgawi.
~
SO

Balas
teo
13 Februari 2013 4:45 am

*
Quote # Staff Isa dan Islam 2011-07-25 15:29
~
Ayat di atas disampaikan oleh Isa Al-Masih, bukan bertujuan agar pemuda yang disebut dalam ayat tersebut selamat. Melainkan, Isa Al-Masih ingin melihat apakah pemuda itu benar-benar ingin mengikuti-Nya lebih dari apapun termasuk harta bendanya.

Mohon pencerahan kalimat di atas: Kalau pemuda tersebut benar-benar mengikuti lantas tidak selamat bagaimana?

Balas
staff
11 April 2013 1:39 pm
Balasan ke  teo

~
Saudara Teo, agar lebih jelas saya copy di sini ayatnya dengan lengkap:

“Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: “Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya. Lalu Yesus memandang dia dan berkata: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Injil, Rasul Lukas 18:22-24).

Pada ayat ini sudah jelas dikatakan pemuda itu tidak mau menjual hartanya. Dengan kata lain, dia lebih memilih hartanya daripada harta kekal di sorga. Kami rasa ini sudah cukup jelas, bukan?

Perhatikan dua ayat berikut, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).

“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Kisah Para Rasul 4:12).

Firman Allah dengan jelas mengatakan bahwa keselamatan sorgawi bukan hasil usaha manusia dari amal dan ibadah yang dilakukan. Keselamatan hanya ada di dalam Isa Al-Masih. Bila Kitab Suci Allah telah menyatakan demikian, masihkah kita harus meragukannya?
~
SO

Balas
Lau
10 April 2013 2:17 pm

*
[quote name=”nureen rafi”]*
Zakat itu wajib dari muslim yang kaya dengan jumlah tertentu untuk diberikan pada umat yang layak menerima. Untuk non-muslim, mereka layak menerima sodeqah dan bantuan lainnya. Staf isa tak berhak menilai konsep ibadah Islam. Anda hanya boleh bertanya, bukan membuat penilaian.[/quote]
Entah itu ajaran dari mana dan siapa yang membuatnya? Apakah ada dalam Firman Tuhan? Yang saya tahu Firman Tuhan mengajarkan kasih yang tidak pernah membedakan apapun dalam hal memberi kepada orang lain. Hanya Isa Al-Masih yang memiliki kasih yang sempurna, Dia berikan kepada siapapun, orang miskin, orang kaya, orang sakit, orang sehat, orang pintar, orang bodoh, semua orang. Hanya saja banyak yang mengabaikan kasih-Nya. Terlebih kasih-Nya itu adalah anugerah keselamatan terbesar dan terindah untuk manusia. Diberkatilah yang percaya pada Isa Al-Masih.

Balas
Zaki
4 Oktober 2013 5:14 pm

*
Zakat dan sedekah adalah dua hal yang berbeda. Pada perbandingan diatas (perbandingan pertama), admin membandingkan zakatnya Muslim dan sedekahnya Kristen. Ini jelas salah.

Zakat diberikan kepada orang-orang khusus sesuai yang dituliskan dalam Al-Quran. Sedangkan sedekah (dalam Islam) bisa diberikan kepada siapa saja dan juga lebih baik apabila saat memberikan sedekah, tangan kiri tidak tahu apa yang disedekahkan tangan kanan.

Perbandingan no 3. Islam lebih menarik dibanding Kristen jika dilihat dari cara mereka melakukan sesuatu. Karena Islam memperjuangkan hak nya sebagai hamba untuk meningkatkan amal ibadah. Kalau Kristen, beribadah atau berbuat kejahatan, saya kira sama saja.

Terimakasih.

Balas
staff
10 Oktober 2013 8:50 am
Balasan ke  Zaki

~
Saudara Zaki,

Memberi sedekah atau zakat dengan niat hati yang tulus kepada orang yang pantas mendapatkannya adalah suatu perbuatan mulia. Hampir setiap agama mengajarkan hal itu. Tetapi maksud dan tujuannya mungkin berbeda.

Bagi pengikut Isa Al-Masih berlaku rahmat Allah. Amal ibadah, sedekah maupun zakat bukan alat membeli rahmat Allah supaya ditambahkan keimanan, tetapi sebagai bukti dan ungkapan syukur karena telah diberi rahmat keselamatan dunia dan akhirat.

Rahmat Allah itu ada dalam Isa Al-Masih saja. Agama Islam mencari rahmat Allah untuk perkenanan sorga dan mereka sadar bahwa sedekah dan zakat mereka tidak mungkin menjaminnya. Maka, datanglah kepada Isa Al-Masih sang Rahmat Allah.
~
NN

Balas
Ajie
22 November 2013 10:23 am

~
Sesungguhnya dengan bersedekah bukan berarti jamin langsung bisa masuk syurga. Tetapi untuk menambah amal kita nanti di akhirat. Sebagai bekal agar kita bisa menuju pintu sorga.

Balas
staff
25 November 2013 5:12 am
Balasan ke  Ajie

~
Benarkah amal seseorang dapat dijadikan bekal menuju sorga? Salah satu perkataan nabi umat Muslim ditulis dalam sebuah hadist: “Bukan amal seseorang yang memasukannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku, tetapi ialah semata-mata rahmat Allah Swt. belaka” (HSM 2412-2414).

Sedangkan dalam Al-Quran dituliskan, “Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs.2:81).

Menurut Muhammad, hanya rahmat dari Allah yang dapat memasukan seseorang ke sorga. Bukan amal atau ibadahnya.

Hal serupa juga ditulis dalam Injil. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Inji, Surat Efesus 2:8-9).

Maka dapat disimpulkan bahwa keselamatan sorgawi seseorang tidak terletak pada amal ibadahnya. Tetapi pada rahmat dari Allah. Dan rahmat itu telah diberikan-Nya dalam diri Isa Al-Masih. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Kisah Para Rasul 4:12).
~
Saodah

Balas
mikekabli
22 November 2013 3:47 pm

~
Allah mengenal hati budi kita, dan lakukanlah sesuatu hanya kerana Allah dan rasa kesukuran kita kepadanya.

Lukas 14:12-14 “Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”

Jika Allah tidak membedakan kita, kenapa pula harus membedakan sesama manusia.

Balas
toni
25 Mei 2014 12:48 pm

~
Saya berumur 42, anak 9 hidup terpisah karena hutang 1 milyar. Saya pernah memohon kepada otoritas Muslim dan Kristen, namun ternyata no respon sama sekali. Ingin sekali ada yang menghubungi saya dan memberi solusi. Dari 082217606765.

Balas
staff
16 Juni 2014 11:42 am
Balasan ke  toni

~
Saudara Toni,

Kami sangat berterimakasih saudara telah memberikan komentar pada situs kami. Tentu kami senang berdiskusi dengan saudara. Bagaimana bila saudara menghubungi kami lewat email: [email protected]? Terimakasih.
~
Solihin

Balas
arief
1 Juni 2014 3:00 am

~
Yesus itu bukan nabi Isa. Nabi Isa telah diselamatkan oleh Allah SWT saat permusuhan antara orang kafir. Yang disalib itu pengikut nabi Isa yang diserupakan dengan nabi Isa.

Balas
staff
16 Juni 2014 1:33 pm
Balasan ke  arief

~
Saudara Arief,

Kami memiliki artikel yang membahas tentang hal itu. Bagaimana bila saudara mengunjunginya? Silakan klik ini http://tinyurl.com/bs83yhy
~
Solihin

Balas
pasi
8 September 2014 6:26 am

~
Dalam Islam sangat jelas pengaturan, yang mana Zakat( status wajib, prosentase dan peruntukan jelas). Sedangkan sedekah, infaq( keikhlasan bebas prosentase dan peruntukan).

Sedangkan Kristen ditinjau dari segi kewajiban, prosentase maupun peruntukan tidak punya aturan yang jelas. Terlihat sangat samar-samar baik dari konsep zakat dan sedekah dicampur aduk. Dan orang Kristen tidak ada kewajiban dalam memberi zakat, hidup suka-suka kalau yang mau mengeluarkan silakan, bagi yang tidak silakan. Karena dalam Kristen tidak ada kewajiban zakat dan tidak perlu amal baik (pahala).

Balas
staff
10 September 2014 4:37 pm
Balasan ke  pasi

~
Salam Sdr. Pasi,

Kami menyampaikan terimakasih untuk pemaparan saudara.

Pemberian zakat ataupun sedekah dalam ajaran Isa Al-Masih tidak untuk dipamerkan oleh siapapun. Itulah sebabnya tidak ada catatan pemberian sedekah dan zakat dalam kepercayaan pengikut Isa Al-Masih.

Perihal memberi, tentu umat Nasrani harus melakukannya. Sebab itulah yang diajarkan Isa Al-Masih. Memberi bukan berarti mencari pahala, ataupun nama, tetapi bentuk ungkapan syukur karena Tuhan sudah memberikan berkah kepada umat-Nya.

Sangat indah bukan ajaran sedekah atau memberi dalam ajaran Isa Al-Masih?
~
Salma

Balas
pasi
11 September 2014 3:47 am

~
Ternyata memang ajaran Kristen betul-betul baru. Tidak jelas aturan mainnya mengatur umat dalam hal zakat, hanya bahasa syukur yang diangkat-angkat untuk diindahkan-indahkan. Padahal aturannya tidak jelas. Berarti Kristen bukan sebuah ajaran atau aturan Tuhan (kalau ajaran dari Tuhan pasti jelas aturan mainnya) karena semua terserah umatnya. Saya kira Kristen perlu ditinjau kembali di mana penempatan dan perbedaan kata-kata syukur dan kata-kata perintah/peraturan. Terimakasih.

Balas
staff
12 September 2014 12:21 am
Balasan ke  pasi

~
Saudara Pasi,

Kami menghargai pendapat saudara. Tetapi sesungguhnya hidup pengikut Isa Al-Masih adalah memberi. Bahkan seringkali dalam kekurangan pun, pengikut Isa Al-Masih masih dapat memberi. Kami teringat satu peristiwa dalam Injil. Saat Isa Al-Masih melihat seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti persembahan.

“Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu'” (Injil, Rasul Lukas 21:2-3). Tentu ini sangat menginspirasi, bukan? Tetapi jelas, pemberian sedekah atau persembahan itu bukan untuk mendapatkah pahala. Tetapi wujud syukur atas karunia keselamatan yang Isa Al-Masih berikan. Kiranya ini menjadi pencerahan bagi saudara.
~
Solihin

Balas
pasi
14 September 2014 4:00 am

~
Syariat Islam sangat jelas peraturan zakat atau sedekah (Muslim) dan jizyah (kafir zimmi), sehingga semuanya mendapat fasilitas yang dijamin negara bersyariat Islam tersebut. Sedangkan di Kristen karena tidak ada kewajiban dan aturan yang jelas tentang prosentase dan peruntukan, makanya tidak ada satu negarapun yang bisa menerapkan aturan zakat/sedekah/pendapatan berdasarkan syariat Kristen. Karena tidak ada ketentuan sehingga produk dari ajaran Kristen menghasilkan umat yang sekuler seperti di Eropa Amerika bahkan seluruh dunia.

Balas
staff
17 September 2014 6:43 am
Balasan ke  pasi

~
Saudara Pasi,

Kami bisa mengerti kebanggaan saudara. Tetapi memiliki tidak cukup hanya memiliki aturan yang jelas. Pertanyaannya adalah berapa banyak dari umat Islam yang jumlahnya mayoritas melakukan zakat atau sedekah? Apakah ini sebanding dengan jumlah penduduk yang beragama Islam? Selain itu, apakah zakat dan sedekah menjamin saudara masuk sorga? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
pasi
17 September 2014 12:53 pm

~
Di Indonesia bukan negara Islam. Tidak ada ketentuan hukum negara yang mewajibkan zakat, sehingga hasilnya tidak maksimal. Berbeda dengan di Arab Saudi yang syariat Islam mereka sangat maksimal karena jelas ketentuannya. Muslim masuk sorga atas ketaatan terhadap perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya secara (istiqomah, taat, iklas, sabar, khusu’tawadu’) sehingga atas limpahan rahmat-Nya Allah menjanjikan sorga.

Balas
staff
19 September 2014 8:52 am
Balasan ke  pasi

~
Saudara Pasi,

Pertanyaannya adalah apakah saudara sanggup menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya tanpa pernah melanggar satu kali pun? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Apakah Kelahiran Isa Malam Penuh Berkah Bagi Muslim & Nasrani?
  • 5 Perbedaan Penting Arti Hamba Allah dan Anak Allah
  • Apakah Agama & Sains Sepaham: Proses Penciptaan Alam Semesta?
  • Muslimah Mencari Kebenaran Agama, Ini Temuannya
  • Pemberian Zakat dalam Islam dan Sedekah dalam Kristen

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Mengapa Nabi Islam Berkata: Nafas Hidupku Ada di Dalam Isa?
  • Muslimah Mencari Kebenaran Agama, Ini Temuannya
  • Apakah Agama & Sains Sepaham: Proses Penciptaan Alam Semesta?
  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Nasehat Para Nabi untuk Mendapatkan Jalan ke Surga

Artikel Yang Terhubung

  • Islam dan Kristen: Bagaimana Doa yang Pasti…
  • Islam dan Kristen: Apa yang Terjadi Setelah Manusia Mati?
  • Islam Dan Kristen Bertanya: Siapa Lebih Mulia, Adam…
  • “Pandangan Kristen Dan Islam terhadap homoseks”
  • Konsep Tuhan Menurut Islam dan Kristen

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz