Gara-gara video berjudul “Hudud: Sebuah Isu Semangkok Nasi,” Aisyah Tajuddin menghadapi ancaman hukuman penjara dari pemerintah Kelantan, Malaysia. Di Facebook ada yang mengancamnya, “Mereka yang menghina hukum Allah, darahnya halal untuk dibunuh.” Padahal “sindiran” Aisyah belumlah jelas tujuannya. Apakah sindirannya ditujukan kepada hukum Hudud atau pelaksana hukum itu, yakni partai yang berkuasa di sana. Bagaimana hukum penghina agama, haruskah seorang penista dibunuh atau dikasihi? Bagaimana cikap orang Islam dan Kristen?
Hukum Penghina Agama Menurut Al-Quran
“…barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya …” (Qs 9:63). “… Di mana saja mereka dijumpai, mereka ditangkap dan dibunuh dengan sehebat-hebatnya” (Qs 33:60-61). Abu Muhtadi Lajnah Tsaqofiyah, Hafidz Abdurrahman, KH. Ridwan Anshory, percaya bahwa Qs 33:60-66 dasar yang tepat untuk membunuh orang penista agama Allah, ayat-Nya, dan rasul-Nya.
Sikap Nabi Muhammad Terhadap Para Penghinanya
Nabi Muhammad pernah memaafkan pengejek-pengejeknya. Ia tidak menghukum mereka. Bahkan dia menyantuni pengemis buta yang telah menghinanya.
Namun, tidak sedikit yang dibunuhnya, antara lain:
- Al-Nadr bin al-Harith,
- Uqbah bin Abu Muayt,
- Seorang Yahudi berumur120 tahun.
- Asma bint Marwan,
- Kab bin al-Ashraf dan sebagainya.
Abu Dawud (4361-4362) meriwayatkan bahwa ada seorang wanita dibunuh karena menghina Muhammad. Lalu, Muhammad berkata, “Saksikanlah, darah wanita itu halal.”
Bagaimana hukum penghina agama menurut Isa Al-Masih? Apakah penghina Agama dibunuh atau dikasihi? Marilah kita melihatnya.
Isa Al-Masih Menderita Berbagai Penghinaan
Isa Al-Masih menderita banyak penghinaan dan perlakuan tidak adil semasa hidup-Nya, antara lain:
- Orang-orang Yahudi menolak Isa Al-Masih (Injil, Rasul Besar Matius 13:57).
- Mereka hendak menjatuhkan-Nya ke jurang (Injil, Rasul Lukas 4:29).
- Mereka hendak melempari-Nya dengan batu. (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:59).
- Mereka menuduh-Nya mengusir setan dengan kuasa setan (Injil, Rasul Besar Matius 12:24).
- Mereka mengolok-olok Dia (Injil, Rasul Markus 15:31).
- Para prajurit Romawi meninju dan meludahi muka-Nya (Injil, Rasul Besar Matius 26:67-68).
- Orang-orang Yahudi mendesak Pilatus agar menyalibkan-Nya (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:15).
Tindakan Isa Al-Masih Terhadap Penghinaan Menghasilkan Jalan Keselamatan
Walaupun mendapat penghinaan yang begitu hebat, Isa Al-Masih tidak dendam, sebaliknya mengajarkan untuk mengasihi musuh. “Tetapi Aku [Isa Al-masih] berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44).
Hebatnya lagi, Isa Al-Masih memberikan teladan mengasihi. Saat disalib pun, Ia mendoakan mereka, kata-Nya, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Injil, Rasul Lukas 23:34).
Isa Al-Masih mengasihi dan mengampuni dosa-dosa manusia yang percaya kepada-Nya. Jika Anda berdoa dan menerima-Nya, maka Anda akan beroleh pengampunan dosa dan hidup kekal dalam Dia.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah ajaran Al-Quran terhadap para penista agama Islam dapat dibenarkan? Mengapa?
- Apa yang akan terjadi, jika semua agama membunuh para pengejek mereka? Jelaskan!
- Menurut Saudara, manakah yang lebih baik, reaksi Islam atau reaksi Isa Al-Masih dalam menghadapi penghinaan? Jelaskan!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Ulama Senior Islam: Seks Pra-Nikah Picu Gempa Bumi
- Cara Orang Islam Menangani Masalah Ahmadiyah
- Adakah Kekejaman Dalam Islam Dan Nasrani?
- Apakah Syariah Islam Pantas Diterapkan Di Semua Masyarakat?
- Bolehkah Agama Islam Dikritik?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Ketika Muhammad masih tinggal di Mekah (pada awal syiar Islam), dia tergolong orang yang pemaaf). Namun ketika dia tinggal di Madinah, dia kerap menerima wahyu bernuansa keras seiring dengan kekuatan bersenjata yang dipunyainya. Sejak kepindahannya dari Mekah ke Madinah itulah jiwa pemaaf dari Muhammad berangsur-angsur sangat berkurang. Begitu yang dirasakan dalam sejarah Islam.
~
Saudara Varisha Nanda,
Kami berterimakasih untuk komentar saudara. Pernyataan saudara sangat menarik untuk dicermati. Kami berharap ini memberikan manfaat bagi pengunjung situs ini.
~
Solihin
~
Saya tidak bersalah atau berdosa kepada Isa Al-Masih untuk apa meminta pengampunan dosa padanya? Jika saya berdosa kepada Allah karena telah melanggar perintahnya maka saya harus memohon ampun pada Allah. Dosa terbagi atas tiga: dosa terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia dan dosa terhadap Allah. Jika manusia berbuat dosa di dunia maka harus diselesaikan atau dipertanggungjawabkan di dunia. Jangan sampai dosa tersebut dibawa mati lalu dipertanggungjawabkan di neraka.
Jika tangan berbuat dosa maka potongan, jika mata berdosa maka cungkillah matamu, tapi jika kamu tidak sanggup melakukannya maka bertaubatlah memohon ampunan kepada Allah. Bagi penghujat Allah hukumnya harus mati, lebih baik dihukum di dunia daripada di neraka.
~
Saudara Ipin,
Kami ingin bertanya kepada saudara. Siapakah yang mengangkat saudara menjadi hakim untuk menghukum mati seseorang? Manusia akan mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya di hadapan Allah, entahkah baik atau buruk. Namun, kami menemukan bahwa orang yang menghina agama dan nabi saudara harus dibunuh. Tidakkah ini sadis? Pertanyaannya, mengapa orang yang menghina nabi saudara harus dihukum mati? Bukankah itu bertentangan dengan firman Allah (Taurat, Kitab Keluaran 20:13)?
~
Solihin
*****
1. Karena menghina agama Islam sama saja dengan menghina Tuhan yang telah menurunkanya.
2. Kalau saling bunuh, itu bukan salahnya ajaran agama, tapi salahnya orang yang telah menghina agama. Dan kalau tidak dibunuh kebiasaan menghina akan merajalela/menular. Dan lagi pula itu (membunuh) bukan wajib hukumnya, melainkan diperbolehkan (boleh memilih).
3. Sebagai seorang manusia jika anda hendak dibunuh anda memilih dibunuh atau membunuh?
*****
Saudara Penyembah Allah,
Kami berterimakasih untuk jawaban saudara. Ijinkan kami menanggapi.
1. Siapakah yang memberikan hak kepada umat Islam untuk membunuh orang yang menghina agama Islam? Bukankah agama buatan manusia? Allah tidak pernah menurunkan agama. Kami berharap saudara mempelajari sejarah agama, termasuk agama Islam.
2. Allah berfirman kepada Nabi Musa ribuan tahun sebelum Al-Quran muncul, “Jangan membunuh” (Taurat, Kitab Keluaran 20:13). Mungkinkah Allah tidak konsisten dengan firman-Nya? Bahkan Isa Al-Masih pun berfirman, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri…” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39). Pertanyaannya, benarkah Allah memerintahkan untuk membunuh yang menghina agama Islam dan nabi saudara?
3. Sebenarnya pertanyaan yang tepat adalah sebagai seorang manusia, manakah yang lebih baik, reaksi Islam atau reaksi Isa Al-Masih dalam menghadapi penghinaan? Jelaskan! Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
To: Staf IDI,
Tolong kalau mau mencantumkan ayat jangan sepotong-sepotong biar tidak ada salah faham. Tolong dilihat lagi, yang boleh dibunuh bukan orang yang menghina agama.
“Sungguh jika orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah tidak berhenti (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar, dalam keadaan terlaknat. Di mana saja mereka dijumpai, mereka ditangkap dan dibunuh dengan sehebat-hebatnya” (Qs 33:60-61).
~
Saudara Dikdik,
Kami berterimakasih karena saudara mengutip ayat tersebut secara lengkap. Bila ayat itu bukan bagi penghina Allah, nabi saudara, dan agama saudara, maka ayat itu lebih sadis. Sebab tanpa alasan yang jelas mereka harus dibunuh. Pertanyaannya, benarkah Allah memerintahkan untuk membunuh? Bukankah firman Allah kepada Musa jangan membunuh sangat jelas? Mengapa umat Islam membunuh bila ada yang menghina agama dan nabi saudara?
~
Solihin
~
Logikanya sederhana saja, jangan menghina. Itu saja. Hukuman mati pantas diberikan pada orang yang menghina Allah, rasul dan ajaran yang dibawanya. Dan yang bersangkutan sudah tahu kalau menghina hukumannya adalah mati. Islam memaafkan orang yang menghina dengan syarat si penghina bertobat dan mengakui Islam agama yang benar.
Jangan samakan Islam dengan Kristen. Dalam ajaran Kristen menghina Yesus bisa berbuah penebusan dosa. Maka tak segan-segan orang Kristen menghina Yesus mati terkutuk dan tergantung di kayu salib. Yang artinya bukan orang luar Kristen yang menghina Yesus tapi kalangan Kristen sendiri yang mempromosikan maaf “ketelanjangan Yesus” di kayu salib.
~
Saudara Mantan Kafir,
Kami sangat berterima kasih karena saudara membuka wajah asli Islam. Ajaran nabi saudara sangat bertentangan dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih berfirman, “…Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Isa Al-Masih memerintahkan untuk mengasihi orang yang menganiaya, apalagi yang menghina.
Pertanyaannya, benarkah ajaran saudara berasal dari Allah? Mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh orang yang menghina dirinya? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan” (Qs Al Ahzab [33]: 57). Isa Al-Masih bersabda, “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat, bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga…” (Mat 5:11-12a).
Nubuat Isa Al-Masih kepada para pengikut-Nya perihal akan datangnya terror/jihad/pembunuhan “…dan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia telah berbuat bakti bagi Allah” (Injil Yoh 16:2). Nubuat ini telah digenapi dalam Al-Quran, “…aku jatuhkan terror ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala-kepala mereka dan pancunglah…mereka” (Qs 8:12).
~
Saudara Mimie,
Kami sangat senang karena saudara mengutip firman Isa Al-Masih. Sesungguhnya firman Isa Al-Masih memberikan nilai dan standar tertinggi kepada manusia tentang ajaran mengasihi. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Makanya IDI anak SD harus tahu asbabul nuzul sebuah ayat. Injil kalian kalau dibaca bebas malah lebih sadis. Alkitab I Samuel 15:2-3 yang berbunyi sebagai berikut:
“Beginilah firman Tuhan semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalangi mereka, ketika orang Israel pergidari Mesir. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.”
~
Saudara Gare,
Kami sangat senang karena saudara mengutip sejarah Israel. Ayat yang saudara kutip merupakan peperangan antara bangsa Amalek dan bangsa Israel. Oleh sebab itu, kami tidak ingin menanggapi lebih jauh peperangan kedua bangsa tersebut. Kami lebih tertarik untuk menekankan perbedaan ajaran Isa Al-Masih dengan nabi saudara. Pertanyaannya, mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh orang yang menghina dirinya? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Mimie,
Islam tidak pernah memusuhi Nabi Isa bahkan pengikut Isa disebut kaum Hawariyun. Nubuat.yang membunuh pengikut Isa adalah Saulus. Kemudian Kaisar Nero.
~
Saudara Mantan Kafir,
Kami berterima kasih untuk tanggapan saudara. Isa Al-Masih berfirman, “…dan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia telah berbuat bakti bagi Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 16:2). Banyak pengikut Isa Al-Masih yang mengalami saat ini dan kebanyakan itu dilakukan umat Islam. Perhatikan, peristiwa akhir-akhir ini.
Menghina nabi saudara melalui kartun mengakibatkan banyak orang yang mati terbunuh. Pertanyaannya, mengapa menghina nabi saudara harus dibunuh? Mengapa juga nabi saudara memerintahkan untuk membunuh orang yang menghina nabi saudara? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Saudara Mantan,
Sepertinya saudara tidak sadar mencantumkan ayat Matius itu untuk membenarkan tindakan penumpahan darah dalam kepercayaan saudara.
~
Saudara Boas,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Isa Al-Masih tidak pernah mengajarkan untuk menumpahkan darah sesama, melainkan Ia mengajarkan untuk mengasihi sesama. Terimakasih untuk tanggapan saudara. Semoga ini memberikan pencerahan kepada saudara Mantan.
~
Solihin
*****
1. Tidak bisa dibenarkan, sebab itu sifat Ιɓlίѕ, maunya disanjung dan tidak mau dicuekin. Jika dipojokin, sontak kebakar dendam dan sakit hati, kalau tidak bunuh, menghujat dan mengutuk sesuai perintah Iblis.
2. Jika semua ajaran agama membunuh pengejeknya, maka dunia ini menjadi agama Ιɓlίѕ anti membunuh katak tetapi pembunuh manusia γanɡ menolak mentaati Ιɓlίѕ dan rasulnya yaitu cium batu dan bersaudara sama jin ibn Ιɓlίѕ. Yohanes 8:44, “Ιɓlίѕ…adalah pembunuh manusia…” Qs 9:5, “…bunuhlah orang-orang…” “Bunuhlah orang yang meninggalkan Islam” (HƦ. βυƙɧαґί, VI:2537). “Jαngαnlαh membunuh kαtαk” (HƦ. Bαihαqi, 19166).
3. Menghadapi penghinaan, 1 Petrus 3:9, “…janganlah membalas..caci maki..tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati…”
~
Saudara Mantan Ilah Arab,
Kami berterimakasih untuk jawaban saudara. Kami berharap pengunjung situs ini memperoleh manfaat dengan jawaban saudara. Terimakasih.
~
Solihin
~
Boas
Bukankah tindakan menumpahkan darah itu ada dalam kepercayaan dan kitab anda juga? Bahkan darah Tuhan anda juga ditumpahkan dengan motif agar anda tidak perlu repot dengan dosa saudara?
~
Saudara Mantan Kafir,
Isa Al-Masih tidak pernah memerintahkan pengikutnya untuk menumpahkan darah. Isa Al-Masih berfirman, “…Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Isa Al-Masih pun berfirman, “…Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Ini menjelaskan bahwa Isa Al-Masih mengajarkan mengasihi, tetapi Ia memberikan teladan kepada pengikut-Nya untuk mengasihi sesama. Bagaimana dengan nabi saudara?
Mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh orang yang menghina nabi saudara? Mengapa kitab saudara pun mengajarkan demikian? Bukankah perintah Allah kepada nabi Musa untuk jangan membunuh sangat jelas (Taurat, Kitab Keluaran 20:13)? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Saudara Mantan,
Tidak ada ajaran Kristen yang menghalalkan umatnya memberi pembalasan, apal agi menumpahkan darah. Jika saudara menunjukkan penumpahan darah Yesus, itulah yang harus diteladani. Jangan menjelek-jelekkan sejarah nabi Musa jika Islam juga memuliakannya sebagai seorang nabi Allah.
~
Saudara Boas,
Sebuah pernyataan yang patut dipikirkan dan direnungkan. Bila sesungguhnya umat Islam ingin mengikuti nabi Musa, maka sudah seharusnya perintah Allah kepada nabi Musa diperhatikan untuk tidak membunuh. Walaupun demikian, perintah Isa Al-Masih lebih jelas lagi untuk mengasihi sesama dan orang yang menganiaya. Terimakasih untuk pendapat saudara.
~
Solihin
*****
To: Admin,
1. Dapat dibenarkan hal ini demi terwujudnya tidak ada yang saling menghina. Karena dalam Al-Quran pun kami diajarkan untuk tidak menghina kaum yang lain.
2. Akan terjadi sikap saling hormat dan menghormati, jika satu orang penghina agama dibiarkan maka dia akan menghina terus dan mungkin semua agama akan dihina oleh orang tersebut. Hukuman itu perlu untuk memberikan efek jera di kalangan manusia.
3. Menurut saya hukum Islam lebih baik, dikarenakan akan langsung memberikan efek jera bagi para penghina agama dan hal itu akan melindungi agama lain juga dari para penghina agama. Karena semua orang pasti takut mati. Jika ia takut mati, maka dia juga harus takut dalam menghina agama.
*****
Saudara Muslimin,
Kami sangat berterimakasih untuk jawaban saudara karena saudara telah membuka wajah asli Islam yang sesungguhnya. Dengan demikian, klaim bahwa agama Islam adalah agama damai patut dipertanyakan. Kami ingin menanggapi jawaban saudara secara khusus.
1. Sudahkah saudara memikirkan sebelumnya jawaban saudara. Bukankah agama Islam yang memberikan cap kepada agama lain dengan sebutan kafir? Apakah itu bukan menghina? Siapakah yang mengangkat umat Islam menjadi hakim sehingga berhak untuk membunuh orang yang menghina agamanya?
2. Apakah menyebut agama lain adalah kafir merupakan wujud sikap menghormati? Apakah karena menghina sudah selayaknya dibunuh? Bukankah Allah berfirman kepada nabi Musa, jangan membunuh? Mengapa nabi saudara mengajarkan membunuh?
3. Saudara terlalu sempit dalam berpikir. Pernahkah saudara memikirkan bagaimana bila uamt Islam yang menghina agama lain pun diperlakukan sama? Namun, kami sangat bersyukur dan berterimakasih atas firman Isa Al-Masih untuk mengasihi sesama dan mendoakan orang yang menganiaya. Pertanyaannya adalah manakah ajaran yang berasal dari Iblis, ajaran Isa Al-Masih atau ajaran nabi saudara?
~
Solihin
~
Sebelum saya menjawab pertanyaan anda saya akan menjelaskan terlebih dahulu padahal saya telah menjawab untuk pertanyaan ini. Sebenar-benarnya saya sampaikan kepada anda semua sesungguhnya manusia itu sama ketika melaksanakan perintah Tuhan. Bahwa jika kita melihat kejahatan dan ketidakadilan tugas manusia yang mengabdi kepada Allah itu menyelesaikan perkara bukan hanya diam dan menunggu.
Jika anda semua hanya bisa diam dan menunggu dan berbicara Tuhan tetapi dalam kekosongan kata Tuhanku mereka termasuk ketidakadilan kepada agama dan termasuk orang-orang yang menghujat terhadap bimbinganku.
~
Saudara Abdi,
Tuhan memberikan wewenang pada negara untuk menjalankan hukum, tetapi tidak kepada pribadi lepas pribadi. Oleh sebab itu, bukan hak umat Islam untuk membunuh bila ada yang menghina nabi saudara. Serahkan semua itu kepada pihak yang berwenang. Bukankah umat Islam mengklaim bahwa agama saudara adalah agama damai?
Pertanyaannya adalah mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh orang yang menghina nabi saudara? Bukankah Allah memerintahkan jangan membunuh? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin
~
Mengapa Yesus berkata, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Mengapa Al Quran mengizinkan umat Islam memisahkan jiwa dari raga orang lain? Apakah umat Islam yang melakukannya sudah pasti tidak pernah berdosa?
~
Saudara Boas,
Sebuah pertanyaan yang patut dipikirkan dan direnungkan. Terimakasih untuk hal itu. Kami berharap ini memberikan pencerahan kepada pengunjung situs ini.
~
Solihin
~
To: Boas,
Kamu tahu yang dimaksud dengan melempar batu? Apa yang kamu lakukan dan aku lakukan, kita lagi lempar batu yaitu melempar perkataan yang keras untuk penghujat agama biar sembuh ateisnya. Keseluruhan agama dalam bimbingan semuanya pasti ada kata-kata melempar kecuali melempar mangga tetanga biar jatuh.
~
Saudara Abdi,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Kami berusaha menyatakan dan menyampaikan apa yang kami ketahui mengenai Isa Al-Masih. Kami justru menemukan fakta sebaliknya dari nabi saudara. Nabi saudara memerintahkan untuk membunuh orang yang menghinanya.
Bukankah ini merupakan pelanggaran terhadap hukum Allah yang disampaikan kepada Musa? Bukankah ini juga bertentangan dengan firman Isa Al-Masih untuk mengasihi sesama, bahkan mengasihi musuh? Pertanyaannya, mengapa nabi saudara memerintahkan untuk membunuh? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Perintah membunuh dalam Al-Quran jelas sangat merendahkan Tuhan yang maha adil. Sebab bagaimana bisa Tuhan mendelegasikan pengambilan nyawa manusia kepada manusia yang tidak bisa berbuat adil seperti diri-Nya.
~
Saudara Ismail,
Adalah hak Tuhan untuk menghakimi, dan bukan hak manusia. Oleh sebab itu, sesungguhnya umat Islam tidak berhak mengambil nyawa orang karena menghina nabinya. Terimakasih untuk pendapat saudara.
~
Solihin
~
To: Didik,
Lalu Qs 33:61, masih berlaku tidak saat ini? Coba jawab kalau anda mampu! Jangan percaya buta bung, kaji dulu. Ayat di atas lebih tepatnya karangan manusia, karena Tuhan tahu manusia tidak bisa adil seperti diri-Nya. Kalau Tuhan sendiri yang melakukan maka itu sudah memenuhi keadilan-Nya karena Dia maha adil.
~
Saudara Ismail,
Memang Qs 33:61 perlu dikaji secara mendalam. Benarkah Allah yang berfirman atau nabi umat Islam? Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Mungkin istilah gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga berlaku di sini.
~
Saudara Aurianis,
Kami senang dengan forum ini karena forum ini menceritakan dan menjelaskan tentang Isa Al-Masih secara benar. Sebab banyak orang yang belum mengenal Isa Al-Masih dengan benar. Oleh sebab itu, kami ingin mengetahui maksud saudara lebih lanjut dengan pernyataan saudara di atas. Terimakasih.
~
Solihin
~
Ismail,
Jadi, kalau Tuhan (Yesus) yang dibunuh, baru adil? Tuhan Bapa mendelegasikan pengambilan nyawa anaknya (Yesus), itu baru adil? Punya cermin di rumah om?
~
Saudara Cermat,
Kami kira tanggapan saudara di luar konteks. Kami mempersilakan saudara membaca artikel di atas dengan teliti. Sebab artikel di atas tentang perintah nabi saudara untuk membunuh orang yang menghinanya. Pertanyaannya, mengapa nabi saudara memerintahkan demikian? Bukankah itu bertentangan dengan firman Isa Al-Masih untuk mengasihi musuh dan yang menganiaya? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin