Dalam Kitab Nabi Ayub, 2,000 tahun SM, kita membaca, “Betapa rapuhnya manusia, betapa singkat hidupnya yang penuh penderitaan. Manusia cenderung susah dan gelisah seperti bunga api berjolak tinggi” (Kitab Nabi Ayub 5:7 dan 14:1, Parafrasa).
Penderitaan hal biasa bagi manusia. Mungkin Anda belum menghadapi penderitaan namun dalam hidup singkat ini kita semua akan menderita dan meninggal, bukan? Jadi layak kita mempertimbangkan konsep agama Islam dan Nasrani akan penderitaan.
Manusia menilai dan menerima agama berdasarkan ajaran agamanya menghadapi penderitaan, bukan? Mari, kita menyelidiki pengertian agama-agama raksasa akan penderitaan dan kematian. Allah sangat mau menenangkan hati kita dengan harapan di tengah kesusahan masa kini!
Agama Buddha – Penderitaan dan Kematian
“Kelahiran adalah penderitaan; menjadi tua adalah penderitaan; penyakit adalah penderitaan; kematian adalah penderitaan . . . tidak memperoleh yang diinginkan adalah penderitaan . . .” (Samyutta Nikaya 56.11). Jadi seluruh hidup adalah penderitaan. Namun, orang Buddha mengajarkan kewajiban menghadapi penderitaan dari segi positif karena penderitaan dapat memperkaya hidup ini. Tentang nasib sesudah kematian, sesuai dengan karma masing-masing.
Dalam agama Buddha tidak ada surga atau neraka. Kematian adalah ilusi. Yang meninggal masuk status “non-being” dan menjadi bagian alam semesta sama seperti waktu hidup. Salah satu analogi ialah sama seperti titik air masuk samudera dan hilang dalam samudera, demikian jiwa orang yang meninggal hilang dalam alam semesta.
Agama Hindu – Penderitaan dan Kematian
Dalam kepercayaan Hindu, penderitaan adalah akibat dari kesalahan dalam kehidupan dulu atau kehidupan ini. Artinya, penderitaan adalah semacam denda yang harus kita bayar. Tujuan kehidupan ialah hidup cukup baik supaya bisa lepas dari siklus karma dan reinkarnasi dan akhirnya mengalami kebahagiaan kekal. Demikian ada makna dan tujuan positif dari penderitaan karena ini adalah cara membayar denda.
Tentang kematian, agama Hindu memegang konsep reinkarnasi. Sesudah mati jiwa masuk tubuh baru, mungkin tubuh manusia tetapi juga bisa tubuh binatang bahkan serangga.
Ateisme dan Sekularisme – Penderitaan dan Kematian
Ateisme dan Sekularisme yakin penderitaan terjadi kebetulan dan sama sekali tidak berarti. Apalagi tidak bertujuan menolong seorang. Maka orang Ateis dan orang Sekular harus menjauhkan diri dari semua macam penderitaan. Menurut mereka penderitaan hanya merugikan dan tidak pernah memperkaya seseorang. Sayangnya, ajaran Ateisme dan Sekularisme tidak memberi harapan dan pertolongan bagi orang yang menderita.
Buat mereka, waktu mati, mati saja. Analogi, seperti matikan lampu (“turn the lights off’). Inilah kematian jasmani. Selesai!
Agama Islam dan Nasrani – Penderitaan dan Kematian
Kita yang menganut ajaran Islam dan Nasrani yakin bahwa terkadang penderitaan ada karena dosa. Namun penderitaan dapat juga menjadi peringatan dan pencobaan (Qs. 17:16, 32:21, 27:88). Penderitaan bisa merupakan jalan Allah untuk memurnikan iman dan hati kita (Kitab Nabi Ayub 23:10; Injil, I Petrus 1:7).
Tentang kematian, umat Islam dan Nasrani percaya yang mati akan hidup kembali dalam tubuh dalam situasi dan dunia baru. Namun, dua agama ini berbeda bila memikirkan semua yang terjadi sesudah kematian.
Agama Islam dan Nasib Sesudah Kematian
Menurut agama Islam “azab kubur” menantikan orang yang mati. Jadi jiwa orang Mukmin tidak langsung masuk surga. Sesudah “azab kubur” kemudian Hari Kiamat.
Pada Hari Kiamat, Allah akan menimbang dosa dan amal para Mukmin. Bila amal cukup, mereka harus melewati Jembatan Shirat, yang sangat tipis dan licin, untuk sampai di surga, itu pun bila Allah mengijinkan. Jika dosa terlalu berat atau jatuh saat menyeberang Shirat, mereka akan masuk neraka.
Bahkan ada ayat yang memberi kesan bahwa “semua” Mukmin akan masuk neraka. “Dan tidak ada seorang pun dari padamu [para Mukmin], melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
Agama Nasrani dan Nasib Sesudah Kematian – Penuh Harapan!
Pada saat meninggal orang Nasrani, yaitu pengikut Isa Al-Masih yang tulen dan autentik, akan mengalami beberapa hal yang indah:
- Mereka akan langsung naik ke surga (Injil, Surat II Korintus 5:8; Surat Filipi 1:23).
- Mereka akan menerima tubuh baru, seperti tubuh yang Isa Al-Masih diami sesudah kebangkitan-Nya (Injil, Surat Filipi 3:21).
- Mereka akan bersama-sama dengan sanak saudaranya yang menjadi pengikut Isa Al- Masih. Yaitu dengan mereka yang sudah meninggal sebelum mereka (Kitab Para Nabi, II Samuel 12:23; Injil, Yohanes 20:14-16 – Maria dapat mengenali Isa sesudah kebangkitan- Nya).
- Mereka akan masuk tempat (kediaman) khusus yang Isa Al-Masih sediakan buat mereka di surga (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:1-3).
- Mereka tidak akan menderita lagi (Injil, Kitab Wahyu 21:4).
Langkah-langkah Menjadi Pengikut Isa Al-Masih
Menurut Kitab Suci Injil, orang Nasrani akan langsung masuk surga saat mati, asal mereka sudah:
- Bertobat dari dosa (Lukas 13:3).
- Mengalami kelahiran baru (Yohanes 3:3,5; II Korintus 5:17).
- Mengimani Isa sebagai Juruselamat dari hukuman dosa (I Petrus 2:24).
- Menjadi pengikut Isa Al-Masih (Yohanes 10:27-28).
“Domba-domba-Ku [pengikut-pengikut Isa Al-Masih] mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup yang kekal kepada mereka [pengikut-pengikut Isa Al-Masih] dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” (Injil, Yohanes 10:27-28).
Maukah Anda menghadapi, baik penderitaan maupun kematian, dengan hati penuh harapan yang mulia? Allah mengundang Anda untuk mengimani Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat!
Maukah Anda?
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Ajaran terhadap penderitaan mana yang paling cocok dengan kepercayaan Saudara? Mengapa?
- Hal-hal apa yang paling menghibur Saudara saat memikirkan nasib sesudah meninggal? Jelaskanlah jawaban Saudara.
- Menurut Saudara, di antara lima kenikmatan pengikut Isa Al-Masih, mana yang menurut Saudara paling memuaskan. Mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- “The Way” – S-Sirat Al-Mustaqim
- Jembatan Keselamatan
- Padina, Wanita Muslim Iran, Menemukan Keselamatan Saat Ingin Bunuh Diri
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Jadid mengatakan
~
Ingin ditolong Isa Al-Masih, dapat syafaat Isa Al-Masih? Berkatilah Dia, jangan mengutuknya. Doakan Dia diberkati Yahweh elohim. Jangan cuma minta tolong saja. Doakan Isa Al-Masih diberkati Elohim.
Kata mereka: “Diberkatilah Dia (Isa Al-Masih) yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!” (Lukas 19:38). “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Kejadian 12:3. Isa Al-Masih juga butuh doa dan berkatmu, berkatilah jangan mengutuk.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Jadid,
Terimakasih atas tanggapannya. Kami setuju dengan saudara bahwa manusia itu sebaiknya adalah saling memberkati bukan untuk saling mengutuk. Manusia membutuhkan berkat sebab karena dosa mereka sudah terkutuk. Sedangkan Isa Al-Masih tidak memerlukan berkat atau syafaat dari manusia karena Isa Al-Masih tidak berdosa.
Lagipula Dia sendiri adalah sumber berkat alam semesta. Isa Al-Masih dan Bapa adalah satu, sebab Isa Al-Masih berkata: “Aku dan Bapa adalah satu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30).
~
Noni
Gungun mengatakan
~
Kenapa Nasrani meyakini Isa Al-Masih sebagai Tuhan mati di tiang salib? Kalau alasannya sebagai penebusan dosa dengan cara menderita sampai mati, kenapa mesti di salib? Kenapa mesti Tuhan membiarkan tubuhnya terbuka?
Padahal sesuai Imamat bahwa bagian tubuh pria juga aurat yang tidak boleh diperlihatkan kepada manusia umum. Kenapa Tuhan tidak menggunakan kuasa-Nya dengan cara menutupinya dengan pakaian? Sekarang patung-patung nya dan foto-foto-Nya yang terpajang terpampang dimana-mana dibiarkan kelihatan auratnya. Risih dilihat orang banyak. Sesungguhnya Tuhan Maha Mulia dan Maha Berkuasa.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Gungun,
Terimakasih atas tanggapan saudara. Kami setuju dengan saudara bahwa Tuhan itu memiliki kuasa yang dapat melakukan apa saja. Tetapi yang kita tidak dapat salami adalah hikmat dan rencana Tuhan. Jika saudara ingin mengetahui alasan-alasan Isa Al-Masih mati dipalang dalam keadaan sangat memalukan.
Bacalah Alkitab keseluruhan sebab bukannya tanpa alasan Dia dipalang dengan cara memalukan. Sesungguhnya aib saya dan saudaralah yang ditanggung-Nya. Adapaun patung dan photo hanyalah bersifat kenangan. Apakah saudara mau mempelajari fakta fakta mengapa Isa Al-Masih dipalang? Silakan lihat juga artikel kami lainnya di https://tinyurl.com/s4unuek8
~
Noni