Mengapa orang Kristen mempunyai bermacam-macam Kitab Suci? Mengapa sulit menterjemahkan Al-Quran? Dua pertanyaan ini berfokus pada tantangan penerjemah, serta alasan mengapa Al-Quran dan Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa lain.
Jadi, apakah terjemahan kitab-kitab suci benar? Bila benar, walau bukan dalam bahasa aslinya, terjemahan tersebut harus dipercayai, bukan?
Bahasa Asli Al-Quran, Bahasa Suci?
Beberapa tahun lalu KH. Moch. Yusman Roy dipenjara selama dua tahun, karena mengajar teman-temannya sholat dalam bahasa Indonesia. Kejadian ini menegaskan dalam pikiran Mukmin, bahwa Al-Quran identik dengan bahasa Arab.
Wikipedia menambahkan: “Menterjemahkan Al-Quran selalu menjadi satu problem dan sulit. Banyak orang berpandangan bahwa nats Al-Quran tidak dapat diterjemahkan dalam bahasa lain. Juga, satu kata bahasa Arab mempunyai beberapa arti, tergantung konteks. Oleh karena itu terjemahan yang akurat sangat sulit.”
Apa Alasan Al-Quran Diterjemahkan, Jika Terjemahan Tidak Selalu Sama?
Anda dapat membaca lima terjemahan Qs 1:6 ke dalam bahasa Inggris, sbb:
Ihdinā ṣ-ṣirāṭ al-mustaqīm(Bahasa Arab)
Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Bahasa Indonesia)
Guide us to the straight path (Sahih International)
Show us the straight way (Yusuf Ali)
Keep us on the right path (Shakir)
Guide us to the right path (M. Sawar)
Guide us to the Straight Way (Mohsin Khan)
Para pakar menterjemahkan kata “tunjukilah” dengan tiga kata yang sedikit berbeda: guide (pimpinlah), show (menunjukkan), keep (peliharalah). “Jalan” diterjemahkan dengan kata path (lorong, jalan kecil) dan ‘way’ (jalan). “Lurus” diterjemahkan sebagai straight (lurus) dan right (benar).
Apa tujuan terjemahan Al-Quran? Para penterjemah Al-Quran pintar sekali. Serta berusaha menterjemahkan dengan baik. Juga dapat dikatakan pengertian Qs 1:6 dalam semua terjemahan tersebut hampir sama. Bukankah Anda merasa semua terjemahan ini sangat menolong pengertian orang yang tidak mengerti bahasa Arab? Jadi, dengan diterjemahkan Anda akan mengerti isi Al-Quran!
Terjemahan Injil, Rasul Lukas 19:6, dari Bahasa Yunani – SabdaWeb.
ἦλθεν γὰρ ὁ Υἱὸς τοῦ ἀνθρώπου ζητῆσαι καὶ σῶσαι τὸ ἀπολωλός. (Bahasa dan huruf Yunani)
Uios anthropou elthen zetesai sosai apololos. (Bahasa Yunani, huruf Latin).
Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. (ATB)
Aku, Mesias, telah datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (FAYH)
Karena Anak manusia datang hendak mencari dan menyelamatkan yang sesat.” (TL)
Putera manusia datang untuk mentjari dan menjelamatkan jang hilang. (Ende)
Karna Anak-manoesia itoe soedah dateng mentjari dan menjelamatken orang jang soedah hilang. (KL1863)
Lihatlah, penterjemah Kitab Suci Injil, menghadapi masalah yang sama dengan penterjemah Al-Quran. Kata manakah yang lebih cocok untuk uios anthropou – Anak Manusia, Mesias atau Putera Manusia? Kata manakah yang lebih cocok untuk apololos – sesat atau hilang?
Ejaan kata juga perlu diperhatikan. Misalnya dalam terjemahan “KL 1863.” Banyak ejaan yang aneh. Seperti: Karna, manoesia, itoe, soedah, dateng, mentjari dst.
Apakah Penterjemah Mengubah Kitab Sucinya?
Untuk mengatakan bahwa para penterjemah Al-Quran di atas, mengubah Al-Quran, jelas salah! Mereka pakar Islam yang ahli dalam bahasa.
Roh Allah mengurapi para Rasul-Nya. Yaitu Rasul Petrus, Rasul Matius, Rasul Lukas dan Rasul Yohanes, untuk menulis dengan jelas semua ucapan Isa Al-Masih ke dalam Bahasa Yunani. Sehingga Injil bahasa Yunani dapat diandalkan. Karena ada campur-tangan, kuasa, dan inspirasi Roh Allah.
Tantangan penerjemah Al-Quran dan Alkitab yaitu mereka berusaha menterjemahkan kitab suci tersebut sesuai dengan arti aslinya.
Staff IDI memakai bermacam-macam terjemahan Kitab Allah yang ada, untuk menolong pembaca situs menambah pengertian mengenai isi Injil.
Alasan Utama Al-Quran dan Injil Diterjemahkan
Alasan utama Al-Quran dan Injil diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia adalah supaya setiap orang/ umat Islam dan Nasrani bisa mengerti isinya.
Para penterjemah Injil ingin rakyat Indonesia mengerti mengapa Anak Manusia, Isa Al-Masih, datang ke dunia. Menurut bahasa aslinya di Lukas 19:10, Ia datang untuk zetesai sosai apololos. Dengan bahasa yang kita mengerti, Ia datang untuk, “. . . mencari dan menyelamatkan yang sesat (hilang).”
Apakah Anda merasa sesat, hilang? Merasa memerlukan Juruselamat? Isa Al-Masih datang untuk mencari Anda. Ia sedia menyelamatkan Anda.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Anda, mengapa hasil terjemahan buku-buku suci sering berbeda?
- Mengapa Anda merasa terjemahan kitab-kitab suci dapat dipakai untuk menjelaskan kebenaran agama?
- Apakah Anda dapat belajar hal-hal yang pokok tentang agama tanpa mengerti bahasa aslinya? Jelaskanlah jawaban saudara.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Kyai Islam Menerima Injil Berbahasa Arab
- Apakah Allah Mengutamakan Bahasa Arab Dari Bahasa Lain?
- Al-Quran Dan Alkitab – Terdapat Perubahan Dalam Terjemahannya!
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Terjemahan sangat penting dalam pemahaman Alkitab, walau hasil terjemahannya berbeda namun mengandung pengertian yang sama.
~
Saudara Davids,
Kami setuju dengan saudara terjemahan membantu kita dalam memahami firman Allah. Sesungguhnya inilah tujuan terjemahan itu, yaitu agar semua dapat mengerti firman Allah. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Kitab Injil Katolik ada 72 buah. Itu ditentang oleh Protestan dan menjadi 66 buah Injil. Enam kitab adalah Injil sesat, termasuk Injil Barnabas. Jika semua penulis Injil dilhami Roh Kudus maka enam Injil yang ditentang Protestan adalah Injil diilhami oleh Roh Kudus yang sesat.
~
Saudara Batak Karo,
Kami bersyukur bahwa Injil tidak memiliki perbedaan baik Katolik dan Protestan. Semua itu menceritakan tentang Isa Al-Masih dan adanya terjemahan membantu kami dan saudara untuk lebih memahami Injil. Pertanyaannya adalah apakah saudara sudah membaca Injil Katolik dan Injil Protestan? Apakah ada perbedaan di dalamnya? Bukankah nama Isa Al-Masih menjadi pusat berita?
Kami kira begitu juga dengan Al-Quran. Al-Quran memiliki berbagai terjemahan sebagaimana telah disinggung dalam artikel di atas. Oleh sebab itu, apakah saudara sudah membaca seluruh kitab saudara beserta terjemahannya? Mengertikah saudara apa yang tertulis di dalamnya? Bagaimana?
~
Solihin
~
Saudara Batak Karo,
Komentar saudaralah yang sesat karena tidak nyambung.
~
Saudara Boas,
Adalah baik bila saudara Batak Karo mempelajari lebih dulu sebelum membuat kesimpulan. Tentu ini lebih bijaksana dari pada percaya buta pada sesuatu yang hanya didengar, tetapi tidak dipelajari ulang. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
*****
1. Walaupun dengan terjemahan yang berbeda, tapi inti dan maknanya tetap sama.
2. Isa Al-Masih, Tuhan yang maha segala-galanya, Dia tidak peduli bahasa apapun, bahkan yang bisu, Dia tetap mengasihi siapapun.
3. Jika harus memakai bahasa tertentu untuk berkomunikasi sama Tuhan, itu tentu bukan Tuhan yang maha tahu.
*****
Saudara Mimie,
Kami setuju dengan saudara bahwa menggunakan bahasa asing dalam berkomunikasi yang kita sendiri tidak tahu adalah janggal. Oleh sebab itu, Alkitab diterjemahkan agar semua orang dapat mengerti dan memahami dalam mempelajarinya. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Kitab asli sebagai bahan rujukan kok bahasa Yunani. Memang Yesus orang Yunani? Memang murid-murid-Nya juga orang Yunani? Baru tahu saya.
~
Saudara Pencari,
Terimakasih untuk kejujuran saudara bahwa saudara tidak tahu. Kami sangat bersyukur bahwa Allah memakai setiap konteks budaya, situasi, dan sejarah yang terjadi pada masa itu dalam menyampaikan firman-Nya sehingga kehendak Allah dapat dimengerti manusia. Sebab pada masa itu kebudayaan Yunani Helenis telah menguasai Israel, sehingga tidak mengherankan bila bahasa yang digunakan adalah bahasa Yunani, di samping bahasa Ibrani dan Latin (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:20).
~
Solihin
~
Admin,
Roh Allah mengurapi para Rasul-Nya. Yaitu Rasul Petrus, Rasul Matius, Rasul Lukas dan Rasul Yohanes, untuk menulis dengan jelas semua ucapan Isa Al-Masih ke dalam Bahasa Yunani. Sehingga Injil bahasa Yunani dapat diandalkan. Karena ada campur-tangan, kuasa, dan inspirasi Roh Allah.
RE: “Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka” (Qs Ibrahim [23]: 4). Yesus itu diutus untuk bangsa Yunani?
~
Saudara Ada Aja,
Allah adalah penguasa atas sejarah dan konteks apapun sehingga Ia memakai semua yang ada untuk menyampaikan firman-Nya agar manusia mengerti kehendak-Nya. Pada masa itu, kebudayaan Helenis menguasai Yerusalem, sehingga bahasa yang digunakan bukan saja bahasa Ibrani, tetapi juga bahasa Yunani dan bahasa Latin (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:20). Oleh sebab itu, alangkah lebih baik bila saudara mempelajari konteks sejarah yang terjadi pada masa itu.
Ini sangat berbeda dengan Al-Quran. Al-Quran dipaksakan untuk semua konteks dan budaya, sehingga orang asing tidak mengerti dan memahami Al-Quran. Pertanyaannya, seberapa banyak umat Islam mengerti dan memahami Al-Quran dalam bahasa asli? Bukankah terjemahan membantu orang di luar bangsa Arab untuk mengerti dan memahaminya? Apakah saudara bangsa Arab sehingga mengerti seluruhnya isi Al-Quran? Bagaimana?
~
Solihin
~
Ini admin perlu belajar apa beda “version” dan “translate” . Versi dan terjemahan sesuatu yang sangat-sangat berbeda. Versi artinya isi dan kandungan berbeda (walaupun mungkin hanya sedikit). Contoh, King James Version dan RSV (72 vs 66). Terjemahan isi dan kandungan sama, tetapi dialih bahasa. Contoh, Yunani ke Indonesia atau Bahasa Arab ke Indonesia
~
Saudara Gare,
Kami kira artikel di atas telah jelas bahwa pokok yang disampaikan adalah terjemahan, bukan sekedar versi. Jelas saudara tidak membaca dengan teliti artikel di atas. Perhatikan contoh-contoh yang diberikan, ATB, FAYH, TL, dan Ende. Artikel di atas juga menyinggung beberapa versi Al-Quran dari Qs 1:6, tetapi yang disoroti di sana adalah terjemahan. Hal ini menjadi semakin jelas bahwa tidak mudah menerjemahkan kitab suci ke dalam berbagai bahasa. Sebab setiap bahasa memiliki kekhasan dan kosa kata yang beragam untuk menjelaskan suatu kata.
Karena itu, adanya terjemahan dalam bahasa masing-masing sangat membantu untuk memahami dan mengerti firman Allah. Pertanyaannya, apakah saudara mengerti dan memahami Al-Quran dalam bahasa asli atau apakah saudara sudah membaca keseluruhan kitab saudara? Bagaimana?
~
Solihin
~
Solihin,
Al-Quran boleh diterjemahkan tapi teks Arabnya harus disertakan. Karena jika terjadi silang pendapat tentang terjemahannya bisa dirunut kembali ke teks aslinya. Dengan menggunakan bahasa nabi, maka hubungan spiritual dengan nabi sangat dekat. Lagi pula menghafal lebih mudah pakai teks Arabnya, memang Allah memudahkan kita untuk menghafal. Sekaligus melestarikan bahasa asli Al-Quran agar tidak punah.
~
Saudara Mantan Kafir,
Adalah baik menyertakan bahasa asli dalam terjemahan yang ada. Demikian juga Alkitab. Kami memiliki beberapa Alkitab yang menyertakan terjemahan, baik dalam bahasa Ibrani maupun bahasa Yunani. Namun, tidak semua orang dapat mengerti bahasa asli sehingga terjemahan akan sangat membantu untuk mengerti dan memahami firman Allah.
Oleh sebab itu, tidak mudah menerjemahkan sebuah kitab ke dalam berbagai bahasa. Hal ini memerlukan ketelitian dan penguasaan bahasa asli dan bahasa setempat agar makna yang ada tidak melenceng. Karena itu, kita patut bersyukur bahwa kitab-kitab yang ada diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Pertanyaannya, apakah saudara sudah membaca seluruh kitab saudara? Mengertikah saudara dengan apa yang saudara baca? Bagaimana?
~
Solihin
*****
1. Hasil terjemahan buku-buku suci sering berbeda lantaran upaya pencarian kalimat yang cocok dan mudah dipahami oleh semua orang dengan tetap mejaga keaslian bahasa aslinya.
2. Saya merasa terjemahan kitab-kitab suci dapat dipakai untuk menjelaskan kebenaran agama karena ada petunjuk Roh Kudus.
3. Menurut saya terjemahan ke bahasa masing adalah lebih baik dalam rangka sunah pekabaran Injil Kerajaan Allah kepada seluruh bangsa, sepanjang tidak merubah makna dari bahasa aslinya dan sifat ajarannya penuh dengan kasih yg antidak menebar kebencian dan tidak congkak.
~
Saudara Mantan Ilah Arab,
Tujuan dari terjemahan adalah agar setiap orang dapat mengerti dan memahami firman Allah yang tertulis sehingga dapat mengerti karya keselamatan dalam Isa Al-Masih. Keselamatan yang diberikan Isa Al-Masih kepada segala bangsa perlu diberitakan juga dalam bahasa yang mudah dimengerti bangsa-bangsa tersebut. Itulah gunanya terjemahan. Terimakasih untuk tanggapan dan jawaban saudara.
~
Solihin
~
To: Mantan Ilah Arab,
“Saya merasa terjemahan kitab-kitab suci dapat dipakai untuk menjelaskan kebenaran agama karena ada petunjuk Roh Kudus.”
Tanggapan: Itu perasaan anda saja. Kenyataannya bagaimana bos? Bahasa aslinya saja tidak ada sebagai bahan rujukan. Bagaimana mungkin ditemukan kebenaran?
~
Saudara Pencari,
Para penerjemah membuat terjemahan berdasarkan teks asli yang ada. Kami memiliki Alkitab bahasa asli yang disertai dengan terjemahan. Oleh sebab itu, kami kira alangkah lebih baik bila saudara bertanya lebih dulu dari pada membuat kesimpulan yang keliru. Persoalannya adalah bukan pada ada atau tidaknya bahasa asli, melainkan apakah saudara mengerti bila kitab saudara hanya menggunakan bahasa asli tanpa ada terjemahan? Bukankah kitab saudara dicetak dan diedarkan ke seluruh penjuru dunia agar orang dari bangsa manapun dapat mengerti? Bagaimana?
~
Solihin
****
1. Hasil terjemahan buku-buku suci sering berbeda lantaran upaya pencaharian kalimat yg cocok dan mudah dipahami oleh semua orang dengan tetep mejaga keaslian bahasa aslinya.
Jawab: Jadi, selama belum cocok terus diubah-ubah. Lantas mana bahasa aslinya?
2. Saya merasa terjemahan kitab-kitab suci dapat dipakai untuk menjelaskan kebenaran agama karena ada petunjuk Roh Kudus.
Jawab: Lantas kenapa terjemahan bisa ngaco padahal ada petunjuk Roh Kudus?
~
Saudara Mantan Kafir,
Terimakasih untuk tanggapan saudara. Ijinkanlah kami menanggapinya.
1. Sudah tentu Alkitab memiliki bahasa asli. Karena itu, Alkitab diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Kami pun memiliki Alkitab dalam bahasa aslinya baik Ibrani maupun Yunani.
2. Terjemahan diambil penerjemah dari bahasa asli, sehingga di sini diperlukan kemampuan, ketelitian, dan ketekunan penerjemah. Lagi pula, tidak ada terjemahan yang ngaco. Kami bertanya kepada saudara. Bagian mana dari terjemahan Injil yang ngaco? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Saudara Mantan,
Apakah saudara tidak bisa menerima kenyataan bahwa Alkitab tidak ditulis dalam bahasa ibu Yesus?
~
Saudara Boas,
Dalam hal ini diperlukan pemahaman untuk mempelajari sejarah dan konteks budaya pada masa itu. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Saya rasa penting apabila menerjemahkan kitab suci sesuai bahasa aslinya karena agar tidak menghilangkan makna sesungguhnya dari kitab suci itu, karena takutnya apabila terjemahan tidak sesuai bahasa aslinya bakalan terjadi perbedaan dalam menerjemahkannya. Untuk pertanyaan no 1. Saya rasa hanya keterbatasan kosa kata bahasa dari setiap negara penerjemah. Untuk menjaga kesucian kitab suci harus tetap suci, tidak bisa dirubah dari bahasa aslinya. Wassalam. Terimakasih.
~
Saudara Ayyub,
Kami setuju dengan saudara bahwa menerjemahkan sesuai dengan bahasa aslinya. Itu yang terjadi pada Alkitab. Hal yang patut dipahami adalah keterbatasan bahasa di setiap negara. Setiap negara memiliki keunikan, sehingga perlu disesuaikan pengertiannya dengan bahasa tersebut tanpa menghilangkan makna sesungguhnya.
Dalam pemahaman kami, kitab yang diterjemahkan bukan berarti diubah, melainkan diartikan sesuai makna ayat itu sendiri. Lagi pula, kami memiliki kitab suci yang menyertakan bahasa aslinya. Jadi, tidak mungkin terjadi pengubahan.
~
Solihin
~
To: Mantan Kafir,
Jadi selama belum cocok terus diubah-ubah. Lantas mana bahasa aslinya?
Jawab: Ya, kalau kalimat ‘doeloe’ atau ‘tjahaja’ masih dipakai tentu tidak bakal dipahami oleh generasi sekarang. Bahasa Alkitab:
1. Kitab Perjanjian Lama menggunakan Bahasa Ibrani.
2. Kitab Perjanjian Baru menggunakan Bahasa Yunani
Lantas kenapa terjemahan bisa ngaco padahal ada petunjuk Roh Kudus?
Jawab: Ngaconya dimana mas?
Kalau yang dicari makna kenapa terjemahannya banyak dan saling kontradiksi. Soal kebencian itu sudah tertulis di Alkitab, Maz 139:22, “Aku sama sekali membenci mereka, mereka menjadi musuhku.”
Jawab: Apakah itu sunah mas?
~
Saudara Mantan Ilah Arab,
Terimakasih untuk tanggapan saudara. Kami berharap saudara Mantan Kafir dapat menjawab pertanyaan saudara.
~
Solihin
~
Saudara Ayyub,
Saya setuju kalau kekayaan kosa kata dari satu suku, bangsa dengan suku, bangsa yang lain pasti berbeda. Oleh sebab itulah jika ada ditemukan beda terjemahan, jangan langsung dituduh sebagai pengubahan (sengaja oleh licik), tetapi kita harus lihat juga makna tersirat dari sumber dengan terjemahan apakah keduanya sejalan.
~
Saudara Boas,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara yang baik. Kami kira sudah seharusnya kita memiliki pemikiran yang demikian. Berharap ini menjadi informasi berharga.
~
Solihin
*****
To: Staff IDI,
Jawaban :
1. Menurut saya hasil terjemahan buku-buku suci sering berbeda karena setiap orang memiliki kekayaan kosa kata yang berbeda, selain itu adanya upaya untuk memadankan suatu kata sesuai dengan aslinya.
2. Karena dengan adanya suatu terjemahan, dapat memudahkan seseorang dalam mempelajari dan memahami kebenaran dalam suatu kitab suci dalam bahasanya sendiri.
3. Menurut saya, saya bisa belajar hal-hal yang pokok tentang agama tanpa mengerti bahasa aslinya. Mengapa? Karena yang terpenting adalah inti dari kalimat yang dibaca bukan cara menggunakan tata bahasa untuk memahami suatu hal. Akan lebih mudah menggunakan bahasa ibu daripada bahasa orang lain.
*****
Saudara Andreas,
Kami setuju dengan jawaban saudara bahwa terjemahan membantu kita untuk mengerti dan memahami kitab suci. Oleh sebab itu, kita patut berterimakasih karena ada orang-orang yang mau bekerja keras menerjemahkan kitab suci. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Pertαnγααn kαnɡ Solihin inilαh γanɡ menȷαdi insρirαsi si ρembυαt Al-Qυrαη sehinɡɡα tυrυn aγαt:
Ǫs 10:47, “Tiαρ-tiαρ υɱαʈ memρυnγαi rαsυl…” Ʀαsυl kαυɱ Arαɓ αdαlαh Mυɧαϻϻαϑ berbαhαsα Arαɓ. Ǫs 9:128, “…telαh dαtαnɡ..Ʀαsυl dαri kαυɱmυ sendiri…” Ǫs 42:7, “…Aɭ-Ǫυrαη dαlαm βαhαsα Arαɓ, sυραγα kαmυ memberi perinɡαtαn keραdα Ummυl Ǫυrα…”
βυαt γanɡ lαin:
Ǫs 2:148 “..tiαρ-tiαρ υɱαʈ αdα Kiblαtnγα…”
Ǫs 14:4. “Kαmi..menɡυtυs..Ʀαsυl..denɡαn βαhαsα Kαυɱnγα…”
Ǫs 5:48“…tiαρ-tiαρ υɱαʈ..Kαmi berikαn αtυrαn ϑαη ȷαlαn γαnɡ terαnɡ…”
Pernγαtααn itυ diρerkυαt denɡαn penɡαkυαn diri: Ǫs 2:2, “Kitαb ini tidαk αdα kerαɡυαn ραdαnγα…” Pertαnγααnnγα, rαsυl γanɡ ϑίυtυs bυαt kαυɱ Melαγυ ϑαrί υɱαʈ Kerαȷααn Mαlαγsiα siαρe? Merαɡυkαn.
~
Saudara Biangkala,
Terimakasih untuk tanggapan saudara. Kami berharap ini menjadi bahan perenungan dan tetap fokus dengan topik di atas.
~
Solihin
~
Buat βΙλƝϬ Ƙλɭλ,
Sudahlah urusi masalah serius agamamu sendiri, pakai kutip ayat Al-Quran. Cara memahaminya ngaco. Konteks dari kaummu sendiri, dari bangsa manusia, bukan hanya bangsa Arab karena tidak ada penegasan seperti Injil (“untuk domba yang hilang dari bangsa Israel). Konteks dengan bahasa kaumnya, bahasa manusia yang dipakai dan berlaku (bahasa ibu). Paham?
Kalau mau dibedah permasalahan di Kristen lebih parah bahkan dibanding agama Budha/Hindu.
Kristen = asal Yerussalam – Bahasa Kitab Yunani – pusat saat ini Roma Italia.
Islam = asal Arab – Bahasa Kitab Arab – pusat Arab.
Hindhu = asal India – Bahasa Kitab India – pusat India
Budha = asal China – Bahasa Kitab China – pusat masih China.
~
Saudara Gare,
Kita patut berterimakasih karena ada orang-orang yang peduli dan mau bekerja keras untuk menerjemahkan kitab-kitab yang ada ke dalam bahasa lain sehingga bangsa-bangsa lain bisa mengerti dan memahami. Terlepas dari pusat negara – dan kami pikir itu tidak ada hubungannya – kita dapat berpikir dan menelaah lebih jauh tentang kebenaran kitab-kitab yang ada, baik itu Alkitab maupun Al-Quran.
Pertanyaannya, apakah saudara sudah mempelajari Al-Quran dengan seksama serta membaca Al-Quran keseluruhan? Bagaimana saudara?
~
Solihin
*****
1. Tentu,karena bahasa mempunyai arti dan makna yang beragam namun tetap pada pokok aslinya.
2. Karena kalau tidak mengerti bahasa aslinya, bagaimana mau tahu kebenarannya? Apa harus belajar puluhan tahun buat paham artinya?
3. Tentu tidak akan mengerti, jika hanya melafalkan tapi tidak tahu arti dan maknanya? Seperti baca mantra saja jika begitu.
*****
Saudara Vanhook,
Terimakasih untuk jawaban saudara. Kami kira sudah sangat jelas bahwa untuk memahami kitab suci diperlukan pengertian dan pengertian muncul bila kita mengetahui dan mengerti bahasa yang digunakan. Kami berharap ini memberikan pencerahan.
~
Solihin
~
Ini admin sama teman-temannya penganut Kristen mau “bunuh diri” namanya kalau mau membandingkan antara Al-Quran dengan Injil. Dari segi bahasa bukan bahasa Yesus, isinya campur aduk antara perkataan Tuhan, perkataan Yesus, perkataan saksi dan perkataan orang yang menulis berdasarkan desas-desus.
~
Saudara Gundul,
Patut disyukuri bahwa pada masa Isa Al-Masih ada tiga bahasa yang digunakan di Israel, yaitu bahasa Ibrani, Yunani, dan Latin (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:20). Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa Isa Al-Masih pun menggunakan bahasa ini, tetapi pada waktu tertentu saja (Injil, Rasul Besar Matius 8:1-10).
Selain itu, kita perlu berterimakasih untuk orang-orang yang peduli dan mau bekerja keras untuk menerjemahkan Injil sehingga kita mengetahui kabar baik yaitu keselamatan yang diberikan Isa Al-Masih. Itulah sebabnya Isa Al-Masih berfirman, “…mencari dan menyelamatkan yang sesat (hilang)” (Injil, Rasul Lukas 19:10).
~
Solihin