Sebelum menikah, saya kost di rumah seorang haji. Walau berbeda agama, kami mempunyai hubungan baik.
Saya sangat senang bila Ramadhan tiba, sebab setiap sore ibu kost memasak berbagai makanan untuk berbuka. Kadang juga saya ikut membantu menyediakannya.
Tetapi dalam benak saya timbul pertanyaan, “apakah tujuan utama puasa?” Apakah orang Islam wajib puasa karena taat perintah Allah ataukah untuk mendapatkan pahala?
Walau saya bukan seorang Muslim, di bulan Ramadhan kadang saya juga ikut berpuasa. Tentunya sesuai ajaran kepercayaan saya.
Perintah Menjalankan Puasa dalam Al-Quran
Al-Quran memerintahkan, “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa” (Qs 2:183).
Benarkah Allah mewajibkan umat Muslim, Yahudi, dan Nasrani untuk berpuasa? “. . . sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu . . .”(Qs 2:183). Bukankah puasa Ramadhan hanya diwajibkan bagi umat Muslim?
Tujuan Utama Puasa Ramadhan Umat Islam
Menurut ayat itu tujuan Muslim berpuasa supaya bertakwa dan menaati perintah Allah.
Namun banyak Muslim berpandangan bahwa tujuan utama puasa karena ingin mendapatkan pahala yang berlipat-lipat. Seringkali ulama Islam mendorong umat berpuasa dengan pahala yang berlipat-lipat itu.
Jadi, umat Islam wajib puasa karena taat perintah Allah ataukah mengharapkan pahala berlipat? Apakah para Muslim masih giat berpuasa jika tidak dapat pahala berlipat-lipat?
Tujuan Utama Kristen Berpuasa
Kitab Allah menyaksikan, “Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit” (Kitab Nabi Nehemia 1:4).
Menurut Kitab Allah, tujuan utama puasa pengikut Isa adalah merendahkan diri dan membangun hubungan intim dengan-Nya. Jelaskan pendapatmu di sini akan tujuan berpuasa yang baik.
Etika Puasa Pengikut Isa Al-Masih
Isa Al-Masih mengajarkan, “Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 6:17-18).
Pengikut Isa yang berpuasa tidak boleh diketahui orang lain dan tidak perlu menjauhkan setiap makanan-minuman dari hadapannya.
Ia juga tidak menganiaya orang yang sedang makan di hadapannya karena tidak menghargai dia yang berpuasa. Tujuan utama puasa adalah membangun hubungan rohani dengan Allah. Cukup Allah saja yang mengetahuinya!
Apakah Tujuan Anda Berpuasa?
Jadi, tujuan orang Nasrani berpuasa untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Bukan untuk mendapat pahala berlimpah agar layak masuk surga. Sebab, seseorang yang mengimani Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, telah menerima jaminan keselamatan sorgawi dari-Nya, pahala terbaik.
Firman-Nya, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia [Isa Al-Masih], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Kisah Para Rasul 4:12).
Berimanlah kepada Isa Al-Masih bagi keselamatan kekal Anda. Atau bertanya di sini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim emailkepada Staff Isa dan Islam.]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Yang Melebihi bulan Ramadhan Bagi Para Mukmin
- Hal Yang Terutama Pada Bulan Ramadhan
- Apakah Pengertian Puasa Ramadan Yang Benar?
- Satu-Satunya Kelalaian Yang Pasti Membatalkan Puasa
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apa perbedaan tujuan utama puasa Ramadhan dalam Islam dan pengikut Isa Al-Masih?
- Dari kedua tujuan berpuasa di atas, manakah yang terbaik? Berikan alasannya!
- Mengapa tujuan utama puasa pengikut Isa Al-Masih bukan untuk mendapatkan pahala?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].