• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
Kitab-08

Apakah Benar Taurat Dan Injil Yang Sekarang Tidak Murni?

Isa Dan Islam > Artikel > Alkitab > Kemurnian Alkitab > Apakah Benar Taurat Dan Injil Yang Sekarang Tidak Murni?
29 Desember 2009 | 934 Komentar

Kitab 08

Sering kami mendengar teman-teman Muslim berkata: “Injil tidak asli” benarkah demikian? Kami kira sukar untuk membuktikan bahwa kitab Taurat dan Injil yang sekarang tidak murni karena “telah tercampur dengan tangan manusia.” Memang sering terdengar suara semacam itu, tetapi di mana buktinya? Bahkan pada saat Al-Quran ditulis, Taurat dan Injil dianggap suatu terang dan benar; jika tidak, pasti tidak akan ada perintah untuk menyambutnya. Kelihatannya Muhammad yakin bahwa kitab Taurat, Zabur, dan Injil yang ada masih benar, atau jika tidak, pasti ia tidak akan mendorong supaya orang mempercayai dan mengikuti kitab-kitab itu (Sura 3:4,5; 5:66-68; 21:7).

Benarkah Taurat Dan Injil tidak Asli?

Naskah-naskah tua dari kitab Taurat dan Injil seperti Codex Vaticanus dan Codex Alexandrius paling sedikit sudah ada sekitar 350 tahun sebelum Al-Quran ada, dan isinya tetap sama dengan Taurat dan Injil yang sekarang. Jika memang Taurat dan Injil tidak asli dan sudah diubah, lantas kapan kedua buku suci itu diubah? Sebelum Al-Quran turun atau sesudahnya? Siapa yang mengubahnya? Bagian mana yang diubah?

Bagaimana mungkin diubah padahal Kekristenan dan Alkitab pada saat itu sudah tersebar ke berbagai tempat di dunia, sehingga kalau isinya diubah sedikit saja pasti ketahuan. Saat itu sudah banyak naskah Alkitab yang tersebar di mana-mana sehingga sangat tidak mungkin mengubah semua naskah yang ada, bukan?

Juga, bagaimana mungkin mengubah Firman Allah mengingat orang Yahudi dan orang Kristen sangat gigih mempertahankan dan menjaganya karena yakin Firman ini adalah wahyu Allah? Lantas, untuk apa orang Kristen berusaha mengubah / merusak Kitab Suci-nya sendiri? Keuntungan apa yang akan didapat dari melakukan hal itu?

Terakhir, jika benar kitab Taurat dan Injil tidak asli karena ulah manusia, apakah mungkin Allah sendiri (yang telah mewahyukan kitab-kitab itu) akan tinggal diam begitu saja dan membiarkan Firman-Nya dirusak oleh tangan manusia? Rasanya tidak mungkin Allah yang Mahakuasa akan membiarkan itu terjadi!

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Apakah Benar Taurat Dan Injil Yang Sekarang Tidak Murni?” Silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718
Kategori: Alkitab, Kemurnian Alkitab

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

934 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
jovita
30 Maret 2011 9:01 am

*
Kapan dan bagaimana perubahan ayat Trinitas dalam Bibel sudah dijawab oleh para teologi Kristen sendiri, antara lain oleh Dr William Barclay.

Setelah melakukan penelitian yang mendalam dan objektif, Barclay menyimpulkan ayat 1 Yohanes 5:7 sebagai ayat palsu. Selama 15 abad, ayat ini diterima karena dianggap memberikan bukti Alkitabiah untuk ajaran Trinitas.

Ayat ini tidak muncul dalam manuskrip Yunani yang lebih muda dari abad ke-14. Manuskrip-manuskrip yang besar termasuk pada abad-abad ke-3 dan ke-4, dan ayat ini tidak terdapat di dalamnya. Tidak ada satu orang pun dari bapak-bapak gereja besar yang mengetahui adanya ayat ini. Karena versi asli Vulgata yang berasal dari Jerome tidak mencakupnya.

Jadi, ayat itu ditambahkan untuk mendukung paham Trinitas yang di cetuskan oleh Athanasius pada tahun 325 Masehi dan sekaligus untuk meruntuhkan paham Unitarian = Tuhan itu hanya satu, yang dipertahankan oleh Arius.

Balas
staff
3 Mei 2011 6:31 am
Balasan ke  jovita

~
Saudara Jovita,

Ini adalah salah satu sifat umat Kristiani yang layak diteladani, karena berani menyelidiki dengan seksama apa yang diimaninya, dan tidak serta merta percaya begitu saja apa kata orang, seperti halnya umat beragama lainnya.

Umat lainnya bahkan bersedia mati konyol apabila kitabnya dikritisi, dan membela mati-matian seakan-akan dunia akan runtuh. Padahal, jikalau kitab itu memang benar adalah Firman Allah, maka sesungguhnya ayat-ayat dalam kitab itu jauh lebih mampu untuk membela dirinya sendiri.

Perlu diketahui bahwa Dr.William Barclay menulis dari pendapat pribadinya.

Kita mengetahui bahwasanya dalam Al-Kitab terkumpul kitab-kitab yang usianya sudah ribuan tahun. Naskah asli sudah rusak, namun banyak salinan telah dibuat jauh sebelum naskah asli rusak. Dan antara salinan-salinan tersebut hanya terdapat sedikit sekali perbedaan yang sama sekali tidak merubah arti maksud Firman Allah.

Beberapa dokumen tua tidak memasukkan ayat ini. Namun adalah tidak benar bahwa tidak ada dokumen tua yang berisi ayat ini. Karena teks tersebut ditemukan dalam delapan manuscript Yunani (bahasa asli) yang sangat penting, sebagai contoh: Manusript Greek Minuscules 61 (XVI), 88(XII), 221(X), 918 (XVI). Selain itu banyak terjemahan Latin yang sangat mendukung ayat ini. Kurang lebih ada 8.000 manuscript Latin yang sebagian besar berisi ayat 1 Yohanes 5:7 ini.

Yang terpenting adalah versi Old Latin yang dipergunakan oleh bapa-bapa gereja seperti Tertulianus (tahun 155-220) dan Cyprian (tahun 200-258). Karena terjemahan-terjemahan Latin berdasarkan pada teks Yunani, maka kesimpulannya ialah bahwa kepastian keaslian ayat ini adalah sangat besar.

Alasan lain yang dapat dipakai sebagai dasar ialah bahwa dalam prolog terjemahan Alkitab Latin Vulgate (tahun 340-420), Jerome menulis bahwa dalam beberapa salinan, ayat ini telah terhapus. Ini menunjukkan bahwa ayat ini justru ada dan asli.

Namun, perlu diketahui juga bahwa ajaran mengenai Trinitas sama sekali tidak bergantung pada satu ayat ini saja. Ajaran mengenai Trinitas adalah ajaran asli Al-Kitab yang terdapat dalam keseluruhan isi Al-Kitab itu sendiri.

CA

Balas
staff
16 Juni 2017 12:29 pm
Balasan ke  jovita

~
Saudara Jovita,

Alkitab memiliki salinan yang amat banyak, setidaknya ada 24 ribu salinan. Alkitab masa kini pada umumnya mendasarkan salinan naskah dari Textus Receptus dan Wescott & Hort. Naskah Textus Receptus mencantumkan Injil, Surat 1 Yohanes 5:7. Naskah-naskah Yunani sebelum abad 16 pun mencantumkan ayat tersebut, seperti Greek Minuscules 61 (XVI), 88 (XII), 221 (X), 918 (XVI).

Dengan demikian, ayat dalam Injil, Surat 1 Yohanes 5:7 tidak pernah ditambahkan, melainkan Rasul Besar Yohanes mencantumkan ayat tersebut dalam suratnya. Kiranya ini menjadi masukan berharga bagi saudara.
~
Solihin

Balas
anjas
26 April 2011 8:13 am

*
Ahli sejarah yang lebih dapat dipercaya, mengatakan bahwa Yahya bin Zakaria telah dibunuh oleh Raja Herodes Agerippa I pada tahun 44 atau 66 M. Padahal Injil Yahya baru ditulis sekitar tahun 100 M.

Maka adalah benar bahwa Injil ini kemungkinan besar sekali ditulis oleh Yahya Prebester pendeta di Asia Kecil yang hidup dalam abad I Masehi. Ia menulis Injilnya itu dengan maksud untuk menentang ajaran Corentus dan Irenius.

Balas
staff
3 Mei 2011 6:40 am
Balasan ke  anjas

~
Saudara Anjas, Yahya bin Zakaria dikenal sebagai Yohanes Pembaptis oleh umat Kristiani, dan sebagai Nabi Yahya oleh umat Islam. Namun Injil Yahya bukan ditulis oleh Yohanes Pembaptis atau Nabi Yahya.

Injil Yahya ditulis oleh Rasul Besar Yohanes, salah satu murid dan rasul yang diutus dan dipilih oleh Isa Al-Masih sebagai murid-murid yang hidup paling dekat dengan-Nya, dan mendengar langsung semua pengajaran dari mulut-Nya. Rasul Besar Yohanes hidup hingga tahun 100-an, dan baru meninggal setelah menulis beberapa kitab lainnya juga.

Perlu dipahami bahwa nama Yahya adalah nama yang umum pada masa itu. Injil mencatat beberapa orang yang menggunakan nama Yahya. Dua di antaranya adalah Yahya bin Zakaria (Yahya Pembaptis) (Injil, Rasul Besar Matius 3:1), dan Rasul Besar Yahya, murid Isa Al-Masih, bin Zebedeus (Injil, Rasul Besar Matius 4:21).
Tepat sekali bahwa Yahya bin Zakaria telah dibunuh oleh Raja Herodes. Namun, Injil Yahya ditulis oleh Rasul Besar Yahya, murid Isa Al-Masih, yang meninggal di akhir abad pertama. Dengan demikian, terjadi kekeliruan memahami Rasul Besar Yahya dengan Yahya bin Zakaria. Kiranya ini menambah wawasan saudara.

CA/Solihin

Balas
Mikha
14 Mei 2011 4:57 pm

*
Sebagaimana diketahui bahwa Yesus wafat pada usia 33 tahun, tidak meninggalkan pelajaran secara tertulis, walau serangkum. Baru sekitar tahun 65 lahirlah Injil Markus, kemudian disusul oleh lahirnya Injil Lukas pada tahun 70. Lalu muncul lagi Injil Matius pada tahun 85. Sedangkan Injil Yohanes baru lahir pada permulaan tahun 95 (Sudibyo Markus, Konsili Vatikan II, Pustakawan Antara, Jakarta, 1978, hal.14).

Keempat Injil itu berasal dari surat-surat yang ditulis secara khayali dari propaganda Kristen mula-mula. Hanya ketiga Injil yang dianggap merupakan dokumen yang paling awal yaitu Markus, Lukas, dan Matius; sedangkan Injil Yohanes lebih merupakan Injil Aneh, yang banyak sekali dipengaruhi oleh kepercayaan Yunani (H.G.Wells, Out Line of Histery, Garden City Publication,New York, 1931, hal.528).

Balas
staff
3 Juni 2011 5:47 am
Balasan ke  Mikha

~
Saudara Mikha, memang di dunia ini sangat banyak sekali orang yang sirik terhadap perkataan Firman Allah.

Kami sendiri lebih memilih untuk percaya kepada perkataan-perkataan Allah, daripada mempercayai ucapan manusia seperti yang Saudara kutip di atas. Bagaimana dengan Saudara?

Kitab Injil yang sama, yang juga memuat Surat Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan sura-sura lainnya, adalah sama persis dengan Kitab Injil yang beredar pada zaman Muhammad. Dan Al-Kitab ini, ternyata sangat diagungkan oleh kitab Saudara. Allah mengatakan dengan jelas bahwa pada Taurat dan Injil ada petunjuk dan terang (Qs 5:43-46; Qs 5:68), juga berkah yang yang dapat menjawab keraguan dan pertanyaan Muhammad (Qs 10:94; Qs 16:43-44).

Al-Kitab telah tersebar dengan luas bahkan sebelum zaman Muhammad, dan versi yang sama itu pula yang dibaca oleh umat Kristiani saat ini.

Petunjuk dan terang dalam Injil mengungkapkan bahwa Isa Al-Masih adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang bisa sampai kepada Allah di sorga kalau tidak melalui Isa Al-Masih (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

CA

Balas
Abu Syarif
20 Juni 2011 8:53 am
Balasan ke  staff

*
Kata-kata dalam 2 Tawarikh 36:9, yang mengatakan “8 tahun” diedit menjadi “18 tahun”. Kata-kata ini berbeda antara versi KJV dengan Al-Kitab versi lainnya, seperti ESV.

(BIS) Yoyakhin berumur 18 tahun ketika ia menjadi raja Yehuda, dan ia memerintah di Yerusalem 3 bulan 10 hari lamanya. Ia juga berdosa kepada TUHAN.

Balas
staff
22 Juni 2011 4:49 am
Balasan ke  Abu Syarif

~
Saudara Abu Syarif, adalah benar bahwa Al-Kitab versi KJV dan ESV memang memuat hal yang berbeda untuk ayat ini. Hal ini terjadi karena mereka menerjemahkan Al-Kitab dengan sumber salinan yang berbeda. Sebagaimana telah kami sampaikan, ada ribuan dan bahkan ratusan ribu salinan Injil kuno. Dan di antara mereka terdapat sedikit perbedaan.

Namun hal ini justru membuktikan bahwa Injil tidak pernah dipalsukan. Kita bisa mengerti bahwa di dalam menyalin suatu dokumen kuno, tentu bisa terjadi sedikit kesalahan.

Jika umat Kristiani mau memalsukan Al-Kitab, tentunya perbedaan ini sudah tidak ada. Palsukan saja kata-katanya menjadi sama, sehingga umat Islam tidak akan menuduh lagi. Gampang bukan?

Namun umat Kristiani tidak berbuat sama seperti Utsman yang membakar Al-Quran versi lain hanya karena versi-versi tersebut berbeda dengan versi miliknya.

Namun dalam sejarah, kedua fakta tersebut di atas adalah benar. Yoyakhin naik tahta ketika berusia 8 tahun, namun ia baru memerintah sendiri secara penuh setelah dianggap cukup umur, yakni 18 tahun.

CA

Balas
mikael
2 Juli 2011 12:05 am

*
Tuhan umat Kristiani Salah.

Berfirmanlah Tuhan: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.”(Kejadian 6:3)

Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.(Kejadian 5:5)

Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia mati.(Kejadian 5:8)

Jadi Enos mencapai umur sembilan ratus lima tahun, lalu ia mati.(Kejadian 5:11)

Nuh masih hidup tiga ratus lima puluh tahun sesudah air bah.(Kejadian 9:29)

Balas
staff
22 Juli 2011 9:00 am
Balasan ke  mikael

~
Saudara Mikael,

Angka120 tahun yang disebutkan Allah dalam Taurat, Kitab Kejadian 6:3 bukanlah batas usia manusia. Angka tersebut lebih ditujukan untuk jangka waktu yang diberikan Allah, sebelum air bah betul-betul datang. Itulah jangka waktu peringatan kepada Nuh. Dan Nuh mempersiapkan bahteranya dan “berkotbah” 120 tahun lamanya kepada orang-orang sezamannya sebelum air bah tiba.

Jika angka 120 tahun itu berhubungan dengan usia manusia, pasti akan dengan ayat-ayat lain, misalnya umur Nuh 950 tahun, Sara (istri Abraham) 127 tahun, Abraham 175 tahun, Ismael 137 tahun, Ishak 180 tahun, Yakub 140 tahun, dan lain-lain. Banyak yang melampaui angka 120 tahun itu.

Jadi, tidak ada patokan usia dalam Alkitab, kalau tidak salah, di masa kini pun ada orang tua yang usianya lebih dari 120 tahun.
~
SL

Balas
staff
16 Juni 2017 12:28 pm
Balasan ke  mikael

~
Saudara Mikael,

Alkitab adalah kitab yang kronologis dan sistematis. Membaca Alkitab akan membantu setiap orang memahami sejarah. Sejarah perlu dibaca dari awal, bukan dari akhir. Saudara mengutip Taurat, Kejadian 6:3 merupakan akhir dan keputusan Allah karena kejahatan yang semakin merajalela. Namun, saudara melupakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Dengan demikian, tidak ada yang salah dengan ayat-ayat tersebut.

Kekeliruan terjadi pada pemahaman saudara yang memutarbalikkan data. Data di akhir dijadikan awal, sedangkan data awal dijadikan akhir. Dengan demikian, logika yang digunakan adalah logika jungkir balik. Kiranya saudara dapat meninjau kembali kronologis peristiwa yang dikutip oleh saudara.
~
Solihin

Balas
kumbang
2 Juli 2011 12:06 am

*
Tuhan umat Kristiani peragu.

Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air(Matius 14:25).

Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka(Markus 6:48).

Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat(Yohanes 1:39).

Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga(Lukas 23:44).

Kalau hanya kira-kira saja, saya juga bisa. Jangan-jangan jalan keselamatan juga hanya kira-kira saja.

Balas
staff
22 Juli 2011 8:58 am
Balasan ke  kumbang

~
Saudara Kumbang,

Setiap manusia tentu mendambakan keselamatan yang pasti, karena apa artinya seorang manusia mendapatkan segalanya di dunia ini tetapi jiwanya binasa. Sehingga mereka mencari keselamatan melalui agama, filsafat, dan beramal saleh yang dianggap dapat membawanya kepada Allah, namun semua sia-sia.

Pemimpin umat Muslim berkata: “Aku bukanlah rasul yang pertama diantara rasul rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak pula terhadapmu…” (QS.46:9)

Sedangkan Injil bersabda: “Dan keselamatan tidak ada didalam siapapun juga selain di dalam Dia (Isa Almasih) sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Injil, Surat Kisah Para Rasul 4 : 12)
~
SL

Balas
staff
16 Juni 2017 12:28 pm
Balasan ke  kumbang

~
Saudara Kumbang,

Injil ditulis oleh murid-murid Isa Al-Masih yang belum memiliki penanggalan waktu secara pasti. Pada zaman dahulu, orang Indonesia pun menggunakan bayangan untuk menentukan waktu. Itu pun masih kira-kira, bukan pasti. Dengan demikian, penulis Injil sangat jujur menceritakan kisah Isa Al-Masih. Bukankah mudah bagi mereka untuk memberikan waktu secara pasti? Namun, hal itu pasti dipertanyakan juga, bukan?

Dari hal ini, kita dapat mengetahui bahwa Injil tidak pernah diubah. Bahkan penulis Injil mencatat sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Kami berharap saudara mengerti dan memahami hal ini.
~
Solihin

Balas
Guspi
9 Juli 2011 10:36 am

*
Kelihatannya Muhammad yakin bahwa Kitab Taurat, Zabur dan Injil yang ada masih benar, atau jika tidak, pasti Ia tidak akan mendorong supaya orang mempercayai dan mengikuti Kitab-kitab itu (Sura 3:4,5; 5:66-68; 21:7).

Ini Benar, semua Muslim membenarkan, hanya saya Kristen telah mengubah isinya.
Bagaimana mungkin diubah padahal keKristenan dan Alkitab pada saat itu sudah tersebar ke berbagai tempat di dunia.

Mungkin, seperti Al-Quran yg sudah diubah barisnya sehingga berbeda artinya, tetapi tidak berhasil(ketahuan)karena Allah telah menjamin kesempurnaannya.

Bagaimana mungkin mengubah Firman Allah mengingat orang Yahudi dan orang Kristen sangat gigih mempertahankan dan menjaganya.
Jika tidak berubah, maka seluruh Nasrani sekarang sudah masuk Islam, karena didalam Injil asli diterangkan tentang kehadiran Muhammad di Islam.

Balas
staff
15 Juli 2011 4:10 pm
Balasan ke  Guspi

~
Nabi saudara mengatakan bahwa jika Kitab Suci Injil tidak diubah, masih akan berisi nubuatan tentang kedatangannya.

Apakah nabi saudara menjelaskan kapan dan bagaimana Kitab Suci telah diubah atau siapa yang telah melakukannya? Tidak! Apakah dia memberikan beberapa bukti perubahan ini dengan memberikan salinan kitab suci yang belum di ubah? Tidak! Sebaiknya kesaksian yang dapat dipertanggungjawabkan harus disertai dengan bukti-bukti otentik yang tidak sepihak.

Injil adalah Firman Allah lihatlah dalam Injil, surat Roma 1:16 ”Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.” artinya injil untuk keselamatan seluruh bangsa di dunia dan tidak hanya untuk bangsa Yahudi saja.
~
NN

Balas
staff
16 Juni 2017 12:27 pm
Balasan ke  Guspi

~
Saudara Guspi,

Memberikan tuduhan adalah mudah, semudah membalikan telapak tangan. Perlu dipahami bahwa manusia tidak mungkin dapat mengubah firman Allah. Lagi pula, untuk tujuan apa mengubah firman Allah? Apakah mereka akan mendapatkan keuntungan materi dari pengubahan tersebut? Kami berpendapat bahwa tuduhan semacam itu mengada-ada.

Uniknya, Al-Quran menegaskan bahwa bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengubah firman Allah (Qs 6:34). Bila firman Allah dapat diubah, maka ini menunjukkan inkonsistensi Al-Quran. Kami berharap saudara berani berpikir kritis dan mengkaji secara kritis pula.
~
Solihin

Balas
lucky
20 Juli 2011 4:09 am

*
Naskah asli Bible sudah punah.
Dalam sejarah Imperium Yunani, disebutkan bahwa Raja Antiokhus IV dari kerajaan Seleucos berusaha membinasakan agama Yahudi dengan membakar seluruh catatan Kitab Sucinya dan mengharuskan bangsa Yahudi mengikuti kebiasaan hidup Yunani.

Karenanya, pada masa Origenes Adamantios(185-254)sudah tidak ada lagi teks asli Septuaginta, kecuali salinan-salinannya yang berlain-lainan.
Perkembangan selanjutnya, salinan teks Septuaginta ini dirusak oleh penulis-penulis gereja Kristen dalam pertengkarannya dengan kaum Yahudi, akibat pemisahan diri jemaat Nasrani dari Jemaat Yahudi yang melahirkan agama Kristen.

“Di seluruh dunia tidak usah dicari teks asli Kitab Suci, sebab teks itu memang tidak ada. Yang kita miliki sekarang ialah salinan dari salinan-salinan terdahulu dan di antara bermacam-macam salinan yang kita miliki itu terdapat cukup banyak perbedaan”(Stefan Leks, Inspirasi dan Kanon Kitab Suci, halaman 74).

Balas
staff
22 Juli 2011 1:06 pm
Balasan ke  lucky

~
Saudara Lucky,
Berarti yang saudara maksud bahwa sebelum agama saudara ada Injil sudah tidak asli lagi, mari kita selidiki.

Bukankah Allah SWT memerintahkan nabi saudara mencari pertolongan dari mereka yang membaca Alkitab untuk menghilangkan segala macam keraguan (Yunus 10:94) lagipula kitab saudara menyaksikan keaslian Alkitab (Al Ankabuut 29:46).

Tidak masuk akal jika Injil sudah tidak asli lagi tetapi Allah SWT masih memeritahkan nabi saudara membacanya. Jika demikian apakah Allah SWT lupa Injil sudah tidak ada yang asli?

~
NN

Balas
staff
16 Juni 2017 12:26 pm
Balasan ke  lucky

~
Saudara Lucky,

Bahan yang digunakan untuk menulis teks asli adalah bahan yang mudah rusak karena faktor alam. Itu sebabnya, kitab manapun tidak ada yang asli, kecuali salinan-salinan. Namun, salinan-salinan tersebut sesuai dengan teks asli. Setidaknya, ada 24 ribu salinan yang sama dengan teks asli. Silakan saudara mengunjungi link ini http://tinyurl.com/lbr3qew untuk mengetahuinya.
Kami berharap saudara dapat menyelidiki dengan saksama dan tidak membaca hanya satu penggalan kalimat tanpa memerhatikan konteks tulisan Stefan Leks. Pertanyaannya adalah apakah saudara membaca buku tersebut secara menyeluruh atau hanya copy paste?
~
Solihin

Balas
Mulya
26 Juli 2011 8:32 am

*
Murni atau tidak suatu Kitab Suci, bisa kita lihat dari isi dan ajaran dalam Kitab itu! Kitab Suci itu bila kita ibaratkan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa adalah sama dengan UUD. UUD itu berfungsi sebagai pedoman hukum dan tatanan untuk hidup berbangsa dan benegara dan UUD disetiap pelosok negeri, baik keluaran daerah maupun pusat, baik karangan atau cetakan manapun tidak akan ada satu katapun yang berbeda dan bertentangan satu pasal dengan pasal yang lain dan ayat satu dengan ayat yang lain. Ini adalah logika yang sederhana saja!

Bagaimana dengan Injil yang sekarang dan bagaimana dengan Al-Quran?

Apa jadinya bila satu daerah dengan daerah yang lain atau karangan yang satu dengan karangan yang lain terdapat perbedaan kata atau kalimat dalam UUD, satu kata saja?

Ini hanya sebagai pandangan saja semoga dapat menjadi renungan untuk kita mendapatkan kebenaran yang hakiki, tanpa membanding-membandingkan agama yang satu dengan yang lain.

Balas
staff
29 Juli 2011 2:11 am
Balasan ke  Mulya

~
Bagaimana dengan Injil sekarang? Mari kita menelusuri Injil. Injil berarti “Kabar Baik dari Allah”. Naskah tertua Injil berusia kurang lebih 70 tahun setelah Isa Al-Masih wafat. Naskah-naskah ini masih terdokumentasi dengan baik.

Kalaupun ada beberapa perbedaan dalam tata bahasa, tanda-tanda baca, atau sebahagian kisah-kisah yang tercantum telah pudar dimakan usia. Para ahli telah membuktikan, bahwa tidak ada kesalahan yang mengaburkan kebenaran dari kisah-kisah yang termuat di dalamnya.
Injil tidak mungkin berubah. Mungkin manusia dapat memutarbalikkannya, tetapi Injil tetap ada dan kekal.

Bukankah Al-Quran sendiri menyatakan pada kita bahwa Injil tidak mungkin diubah! “…Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.” (Qs. 6:34)

Namun, jika dalam Al-Quran ada beberapa ayat yang dianggap menyatakan “pemalsuan” Injil. Justru ini menunjukkan bahwa dalam Al-Quran sendiri mengandung ayat-ayat yang saling bertentangan.
~
SL

Balas
staff
16 Juni 2017 12:26 pm
Balasan ke  Mulya

~
Saudara Mulya,

Kami sangat senang bila saudara berani membaca Injil secara menyeluruh dan membandingkan dengan Al-Quran. Kami berpendapat langkah itu perlu dilakukan agar saudara dapat mengetahui perbedaan sehingga ilustrasi saudara dapat dibuktikan kebenarannya. Bukankah demikian saudara?

Menjadi pertanyaan adalah apakah saudara berani membaca Injil secara menyeluruh dan membandingkan dengan Al-Quran secara kritis? Mengapa? Mohon saudara menjelaskannya.
~
Solihin

Balas
gamaan
1 Desember 2011 3:39 am

*
Qs 6:34 yang diguna di atas sebenarnya merujuk hanya kepada Al-Quran saja, bukan keseluruhan kitab suci.

Memang Injil akan kekal tetapi mungkin tidak dijamin bahwa manusia tidak akan merubahnya. Kerana itu, ada ayat yg berikut: “Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya. Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta.” (Amsal 30:5-6)

22:18 Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.

Ayat-ayat tersebut bukanlah jaminan, bahkan adalah berbentuk ancaman.

Balas
staff
3 Desember 2011 4:16 am
Balasan ke  gamaan

~
Qs 6:34 “Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.”

Saudara Gaman, atas dasar apa saudara menafsirkan bahwa ayat di atas hanya merujuk pada Al-Quran? Jelas pada ayat tersebut tidak ada penjelasan demikian!

Bukankah lewat dua ayat yang saudara kutip di atas sudah jelas bahwa Injil adalah kekal dan tidak dapat dirubah oleh tangan manusia?
~
SO

Balas
staff
16 Juni 2017 12:25 pm
Balasan ke  gamaan

~
Saudara Gamaan,

Menarik sekali pendapat saudara mengenai Qs 6:34. Benarkah ayat itu berlaku hanya untuk Al-Quran saja? Kami berharap saudara cermat membacanya. Apakah pada ayat tersebut disebutkan kata ‘Al-Quran saja’? Bukankah ayat itu menyatakan kalimat-kalimat Allah? Dengan demikian, ini berlaku untuk semua kalimat-kalimat Allah.

Bila ini berlaku hanya untuk Al-Quran, maka Allah Alkitab dan alloh Islam berbeda. Itu sebabnya, alloh Islam tidak konsisten dalam firman-Nya. Perhatikan ayat nasakh dan mansukh. Bukankah ini menunjukkan inkonsistensi alloh Islam? Mengapa alloh Islam mengubah kalimatnya, sedangkan perkataannya tidak boleh diubah? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin

Balas
hamba allah
5 Desember 2011 1:00 am

*
Untuk staff Isa Dan Islam,

Yang dimaksud dengan Injil yang ada di Al-Quran adalah Injil yang ada pada saat nabi Isa AS, bukan 70 th setelah kematian nabi isa. Apakah benar itu firman Allah bila suatu kitab suci di tulis berdasarkan imajinasi manusia dan setelah kematian utusan-Nya (Nabi Isa AS)?

Balas
staff
6 Desember 2011 9:00 am
Balasan ke  hamba allah

~
Injil berarti ‘kabar baik.’ Injil yang dibawa Isa Al-Masih adalah berita kasih Allah Bapa kepada manusia yang telah berdosa dan terpisah dari Allah.

Injil hanya ada satu. Injil ini ditulis oleh murid-murid Isa Al-Masih sesuai dengan tuntunan Roh Kudus. Tulisan mereka memuat berita mengenai inti “Injil,” yaitu kabar baik tentang keselamatan melalui Isa Al-Masih.

Jelas Injil bukan merupakan imajinasi manusia. Injil adalah firman Allah, yang ditulis manusia dengan tuntunan Roh Kudus.
~
SO

Balas
staff
16 Juni 2017 12:25 pm
Balasan ke  hamba allah

~
Saudara Hamba,

Menarik sekali pendapat saudara. Kami bertanya dan berharap memperoleh jawaban memuaskan dari saudara. Mohon kiranya saudara menyebutkan apa Injil yang ada pada saat Isa Al-Masih di dunia? Apa isinya? Apa saudara sudah membaca Injil pada saat Isa Al-Masih di dunia? Mohon penjelasan saudara.
~
Solihin

Balas
gamaan
5 Desember 2011 5:24 am

*
Seperti yang saya nyatakan sebelum ini, ayat-ayat tersebut adalah “ancaman” kepada orang yang merubah ayat-ayat Allah dan bukan berbentuk “jaminan” bahawa ayat-ayat itu tidak akan dirubah oleh sesiapa pun.

Ini dapat dibuktikan melalui hukum bersunat/berkhitan dalam agama Kristian. Di dalam Bible dinyatakan,

“(10) Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang perjanjian antara aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat. (11) haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara kamu dan Aku.” Kejadian 17:10-11

Namun ternyata ada perubahan berikut: “Sesungguhnya aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak berguna bagimu…” (Galatia 5:2)

Balas
staff
8 Desember 2011 2:57 am
Balasan ke  gamaan

~
Sdr. Gamaan,

Sunat adalah pertanda dari Perjanjian Lama yaitu perjanjian Allah dengan Abraham. Bahwa melalui keturunan Abraham, yaitu Ishak, akan terbit Perjanjian Baru bagi keselamatan manusia.

Perjanjian Lama mengajarkan tentang hukum Taurat dan pelbagai aturan, termasuk juga perihal sunat. Dan Perjanjian Lama menuju penggenapannya yaitu Perjanjian Baru.

Dan sunat yang adalah pertanda dimulainya Perjanjian Lama tidak lagi dilakukan sebab perjanjian itu sudah genap.

Perjanjian Baru dimulai sejak datangnya Isa Al-Masih. Sejak itu hukum Taurat dan hukum sunat digenapi di dalam pengorbanan Isa Al-Masih.

Kembali kepada makna perjanjian tersebut, bahwa isi perjanjian Allah dengan Abraham adalah untuk keselamatan manusia. Dan sebagaimana Abraham diberkahi keselamatan oleh Allah maka demikian juga bangsa-bangsa diselamatkan melalui Perjanjian Baru tersebut.

Lihat Injil, surat Galatia 3::14 Isa Al-Masih telah membuat ini, supaya di dalam Dia (Isa Al-Masih) berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.”

~
NN

Balas
staff
16 Juni 2017 12:25 pm
Balasan ke  gamaan

~
Saudara Gamaan,

Keselamatan tidak diperoleh karena sunat. Rasul Besar Paulus menegaskan bahwa sunat tidak menyelamatkan sebab orang-orang Yahudi berpendapat bahwa hanya orang-orang bersunat yang akan diselamatkan. Dengan demikian, jelas ini bertentangan dengan firman Isa Al-Masih, bahwa setiap orang diselamatkan karena percaya pada Isa Al-Masih (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).

Hukum sunat baru diberikan kemudian setelah Ibrahim menunjukkan kepercayaannya kepada Allah. Itu sebabnya, Taurat menyatakan, “Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” (Taurat, Kejadian 15:6). Hukum sunat baru diberikan beberapa tahun kemudian. Dengan demikian, pada dasarnya Allah menghendaki manusia percaya pada-Nya, bukan pada sunat. Kiranya saudara dapat memahami hal ini.
~
Solihin

Balas
farid
6 Desember 2011 6:49 pm

*
Setahu saya Injil tidak ditulis pada zaman Isa Al-Masih. Isinya lebih sebagai cara hidup, kebiasaan, dan sebagainya.

Sehingga pada penulisannya ada perbedaan-perbedaan dikarenakan perbedaan informasi, pengetahuan, gaya tulis dan sudut pandang penulisnya.

Balas
staff
27 Januari 2012 9:03 am
Balasan ke  farid

~
Saudara Farid,

Saudara betul, Injil tidak ditulis semasa Isa Al-Masih masih hidup. Injil mulai ditulis setelah Isa Al-Masih terangkat naik ke sorga.

Injil hanya ada satu. Yaitu kabar baik tentang Keselamatan melalui Isa Al-Masih. Empat kitab yang disebut Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes merupakan “Riwayat Isa Al-Masih” sebagaimana yang dilihat oleh empat penulis yang diurapi oleh Roh Kudus.

Tulisan mereka memuat berita mengenai inti “Injil,” yaitu kabar baik tentang keselamatan melalui Isa Al-Masih. Penjelasan tentang inti “Injil” dalam ke empat Kitab ini adalah sama, tetapi semuanya mengutamakan segi spesifik dari pelayanan Isa Al-Masih. Demikian empat Kitab “Injil” ini saling melengkapi.

Dengan demikian, tidaklah benar ada perbedaan-perbedaan dalam Injil.
~
SO

Balas
staff
16 Juni 2017 12:24 pm
Balasan ke  farid

~
Saudara Farid,

Injil ditulis sekitar tahun 60-100 tahun. Artinya pada saat murid-murid masih hidup. Dengan demikian, kesaksian mereka dapat dipercaya karena terdapat kesesuaian antara penulis satu dengan penulis yang lain. Tulisan-tulisan para murid itu pun saling melengkapi. Itu sebabnya, kita akan diperkaya dengan firman yang telah dicatat dalam Injil.

Ada baiknya bila saudara berani membaca Injil secara menyeluruh. Sebab saudara akan menemukan jalan keselamatan yang pasti dalam Isa Al-Masih. Isa Al-Masih berfirman, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Terimakasih saudara Farid untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
gamaan
7 Desember 2011 6:35 pm

*
Bagaimana bisa dianggap murni dan benar jika di dalam Injil yang anda katakan itu terdapat begitu banyak kesalahan dan persanggahan.

Balas
staff
27 Januari 2012 9:06 am
Balasan ke  gamaan

~
Saudara Gamaan,

Selama kami lebih dari tiga puluh tahun mempelajari Injil, kami tidak pernah menemukan ada ayat yang salah.

Namun, bila saudara pernah menemukan ayat yang demikian, kiranya dapat memberitahu kami, sehingga kami dapat mengetahui bahwa benar ada ayat yang salah dalam Injil.
~
SO

Balas
staff
16 Juni 2017 12:24 pm
Balasan ke  gamaan

~
Saudara Gamaan,

Adalah hak saudara untuk berpendapat bahwa Injil terdapat banyak kesalahan. Alangkah lebih baik bila saudara dapat menunjukkan bukti-bukti tersebut sehingga kita dapat mendiskusikannya. Bukankah membuat pernyataan seperti yang disampaikan oleh saudara mudah? Namun, yang diperlukan adalah bukti konkret sehingga dapat diketahui kebenaran pernyataan saudara. bukankah demikian saudara?

Kami berharap saudara dapat membuktikannya kepada kami. Terimakasih untuk usaha saudara membuktikannya.
~
Solihin

Balas
anshar
3 Januari 2012 4:44 am

*
Jika anda lebih percaya kepada Allah, kenapa anda masih percaya kepada manusia yang mengucapkan dan mengarang Alkitab? Padahal mereka hidup jauh setelah Isa tidak ada karena diselamatkan Allah.

Balas
staff
6 Januari 2012 7:46 am
Balasan ke  anshar

~
Sebagai wahyu Allah, Alkitab tidak didiktekan secara langsung tetapi ditulis oleh tangan manusia. Meskipun Allah menggunakan penulis manusia, namun umat Kristen yang membaca Alkitab memiliki keyakinan bahwa pengarang Alkitab itu bukan manusia melainkan Allah.

“Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi–dan memang sungguh-sungguh demikian–sebagai firman Allah,”(Injil,Surat 1 Tesalonika 2:13).
~
SL

Balas
staff
16 Juni 2017 12:24 pm
Balasan ke  anshar

~
Saudara Anshar,

Adalah lebih baik memercayai kesaksian saksi mata daripada kesaksian orang yang baru muncul atau lahir tujuh abad kemudian. Menurut kami, alangkah lebih naïf orang yang memercayai perkataan orang yang lahir di abad ke-6. Bukankah itu menandakan logika jungkir balik, saudara?

Kami bertanya kepada saudara. Mengapa saudara memercayai kesaksian nabi saudara yang baru muncul tujuh abad kemudian dari pada kesaksian para murid? Mohon penjelasan saudara.
~
Solihin

Balas
mifrosh
13 Februari 2012 5:26 am

*
Saya rasa tidak sukar untuk membuktikan Taurat dan Injil asli atau tidak.
Cukup kita beli Alkitab terbitan yang sama dari LAI tapi beda tahun edisinya, pasti banyak perubahan.

Dengan begitu saja menunjukkan bahwa Alkitab sekarang sudah tidak asli lagi.

Balas
staff
14 Februari 2012 6:06 am
Balasan ke  mifrosh

~
Saudara Mifrosh,

Saat ini saya mempunyai 4 Alkitab dalam bahasa Indonesia. Terbitan tahun 2010, 2003, 2010, 1990. Ke-4 Alkitab ini saya baca dan saya pakai hingga sekarang. Tapi saya tidak menemukan adanya perubahan isi dari ke-4 Alkitab saya. Bahkan, setelah saya bandingkan dengan Alkitab versi elektronik yang ada di komputer saya, juga tidak ada yang berubah isinya.

Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa Alkitab yang sekarang tidak pernah ada perubahan dengan Alkitab sebelumnya bahkan dari awal Alkitab ada. Mengapa? Karena memang demikianlah yang telah dijanjikan Tuhan, bahwa firman-Nya tidak akan pernah berubah.

“Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya” (Kitab Nabi Besar Yesaya 40:8).
~
SO

Balas
staff
16 Juni 2017 12:23 pm
Balasan ke  mifrosh

~
Saudara Mifrosh,

Kami senang dengan cara saudara. Sangat baik bila saudara membeli Alkitab kemudian membacanya secara menyeluruh sehingga mengetahui perbedaan apa saja. Apakah perbedaan itu berkenaan dengan isi atau bahasa? Sebab bahasa mengalami perkembangan, tetapi isi tidak akan berubah. Inti dari semua yang dicatat dalam Alkitab adalah Isa Al-Masih. Saran yang bagus. Kami berharap saudara-saudara di sini berani melakukannya.
~
Solihin

Balas
Guest
27 Februari 2012 8:40 am

*
Alkitab versi Terjemahan Lama -1954

[Imamat 11:7] “dan lagi babi, karena sungguhpun kukunya terbelah dua, ia itu bersiratan kukunya, tetapi ia tiada memamah biak, maka haramlah ia kepadamu”

Alkitab Kitab Kudus Ende -1970

[Imamat 11:7] “babi hutan, sebab ia betul berkuku dua dan kukunja bersela tapi tidak memamah biak; nadjislah itu babi”

Balas
staff
28 Februari 2012 9:55 am
Balasan ke  Guest

~
Kedua ayat di atas bicara tentang ‘babi’. Keduanya menekankan bahwa ‘babi’ haram untuk dikonsumsi. Mengapa? Karena babi berkuku belah dan tidak memamah biak.

Di manakah letak kesalahannya? Bukankah babi hutan, babi kota, babi liar tetaplah babi?
~
SO

Balas
grandma
3 April 2012 4:09 pm

[quote name=”Staff Isa dan Islam”]~
Kedua ayat di atas bicara tentang ‘babi’. Keduanya menekankan bahwa ‘babi’ haram untuk dikonsumsi. Mengapa? Karena babi berkuku belah dan tidak memamah biak.

Di manakah letak kesalahannya? Bukankah babi hutan, babi kota, babi liar tetaplah babi?
~
SO[/quote]
1. Pokok persoalan ialah kenapa di dalam satu ayat tapi ada beda maksud. Sila jawab.

2. Memanglah salah. Akibatnya rekan-rekan Kristen saya rasa tidak salah untuk makan babi sebab yang haram itu babi hutan (boar), bukan babi (pig).

Balas
staff
9 April 2012 5:04 am
Balasan ke  grandma

~
1. Silakan saudara membaca kembali ayat tersebut dengan teliti. Apakah terdapat perbedaan maksud? Bukankah keduanya bicara tentang ‘babi’?

2. Hal orang Kristen makan babi tidak ada hubungannya dengan perbedaan yang saudara maksud. Sebab, inilah ajaran Yesus Kristus tentang hal yang haram atau halal

“…..bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang. Apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat” (Injil, Rsaul Besar Matius 15:11,18,10).

Menurut saudara manakah yang lebih dibenci Allah, makan babi atau menyimpan kenajisan dalam hati seperti yang tertulis pada ayat di atas?
~
SO

Balas
rudi
18 April 2012 12:50 pm

*
Menurut al Al-Quran, Injil yang asli itu dilembaran yang paling akhir telah dicamtumkan bahwa akan ada satu lagi yang akan menjadi utusan Tuhan yang bernama Muhammad.

Balas
staff
24 April 2012 4:32 am
Balasan ke  rudi

~
Saudara Rudi,

Sebuah informasi akan dinyatakan falid bila dilampirkan dengan bukti-bukti. Di pengadilan misalnya, kesaksian yang disertai dengan bukti-bukti akan lebih diakui, daripada kesaksian lisan semata atau tanpa bukti.

Demikian, pernyataan saudara di atas akan dapat dikatakan benar bila saudara dapat memberikan bukti yang otentik, bahwa benar dalam Injil ada nubuat kedatangan Muhammad sebagai utusan Tuhan.
~
SO

Balas
Benjamin Gates
29 April 2012 7:19 am

*
Tunjukkan kepada saya Alkitab asli berbahasa Ibrani jika memang ada? Alkitab memiliki berbagai macam versi (Douay Version, King James Version, RSV, New International, etc) mana yang menurut anda benar-benar firman Tuhan?

Balas
staff
30 April 2012 4:14 am
Balasan ke  Benjamin Gates

~
Saudara menginginkan Alkitab dalam bahasa Ibrani? Pergilah ke LAI (Lembaga Alkitab Indonesia), saudara akan menemukannya di sana. Sebenarnya saya juga punya satu Alkitab dalam bahasa Ibrani, sayang saya tidak mungkin memberikannya pada saudara karena saya hanya punya satu. Tetapi saudara dapat membelinya di LAI.

Alkitab memang ditulis dalam berbagai versi bahasa. Mana yang benar-benar firman Tuhan? Jelas semua adalah firman Tuhan yang diterjemahkan ke berbagai bahasa. Mengapa harus diterjemahkan? Agar setiap orang Kristen di dunia ini dapat mengerti dengan benar isi dari Injil. Bukankah jauh lebih baik bila Kitab Suci yang kita baca, kita dapat mengerti artinya dan tidak sekedar dapat membacanya saja?
~
SO

Balas
Kaffir
15 Mei 2012 4:29 am

*
Dear Kumbang,

Benarkah ragu? Apa yang akan anda sampaikan jika anda diminta menuliskan waktu kejadian perkara, namun anda tidak bawa jam waktu itu? Jika anda menuliskan jam secara detail berarti anda pendusta. Jika anda menuliskan “kira-kira”, apakah anda juga termasuk peragu?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
21 November 2017 4:41 pm
Balasan ke  Kaffir

*
Saudara Kaffir,

Kita perlu memposisikan diri pada situasi dan jaman itu untuk memahami konteksnya dengan benar. Memahami teks sesuai dengan konteks saat ini tentu tidak tepat. Ini yang menyebabkan seseorang gagal memahami maksud teks tersebut. Kami berharap saudara Kumbang dapat mengerti hal ini.
~
Solihin

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Cara Agar Dapat Kembali Fitrah dan Berkenan Kepada Allah
  • Mencari Rahmat Allah: Mempelajari Puasa Islam Dan Kristen
  • Inilah Cara Manjur Mukmin Mengatasi Kecemasan Berlebihan!
  • Kisah Mukmin Mendapat Pesan Allah Kepada Manusia Secara Langsung
  • Mengapa Siti Maryam Menjadi Wanita Utama Dalam Al-Quran? 

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Allah Peduli! Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga Mukmin
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Inilah Hidayah Terutama: Kita Pendosa Yang Dicintai Allah

Artikel Yang Terhubung

  • Apakah Naskah Al-Quran yang Asli, Sesuai dengan Sekarang?
  • Bagaimana Sikap Muslim Benar Terhadap Kitab Sebelum…
  • Apakah Ada Perubahan dalam Injil?
  • Apakah Ada Bukti Injil Telah Diubah?
  • Makna Injil yang Umat Muslim Harus Ketahui

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz