“Mengapa terdapat perubahan dalam terjemahan Alkitab?” Inilah pertanyaan yang sering disampaikan umat Muslim. Begitupun dengan guru-guru agama Islam. Seringkali mereka mengajarkan kepada para muridnya, bahwa orang-orang Kristen telah merevisi/mengubah Alkitab. Bagaimana dengan Al-Quran? Apakahkah terjadi revisi terjemahan Al-Quran? Mari kita lihat perbedaannya antara Al-Quran dan Alkitab.
Tidak ada bukti yang mendukung pernyataan ini. Jika kita membandingkan manuskrip satu dengan yang lainnya, dan juga membandingkannya dengan hasil terjemahan modern, kita tidak akan menemukan perbedaan-perbedaan yang besar.
Mengapa Revisi Terjemahan Alkitab Berbeda-beda?
Semua terjemahan Alkitab berasal dari manuskrip bahasa Ibrani dan Yunani yang sama. Perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam Alkitab terletak pada terjemahan bahasa modern. Terjemahan ini tentunya tidak terdapat pada manuskrip yang asli.
Perubahan susunan kata perlu ada, oleh karena itu perlu melakukan penerjemahan. Bukan “mengoreksi.” Kitab Allah tidak memerlukan pengoreksian. Kitab Allah sudah sempurna! Tidak ada kesalahan-kesalahan. Orang-orang yang menulis Alkitab menerimanya langsung dari Allah.
Revisi Terjemahan Al-Quran dalam Bahasa Inggris, Tidak Identik!
Terdapat juga perbedaan bahasa dalam terjemahan-terjemahan Al-Quran. Hal ini karena para penerjemah berpendapat, pemilihan kata oleh mereka lebih baik dibandingkan dengan penerjemah-penerjemah lainnya. Contoh perbedaan pada ayat pertama Al-Fatihah Al-Quran:
Sahih International: In the name of Allah, the Entirely Merciful, the Especially Merciful.
Yusuf Ali: In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful.
Shakir: In the name of Allah, the Beneficent, the Merciful.
Arberry: In the Name of God, the Merciful, the Compassionate.
Mengapa penerjemah yang satu menggunakan “Most Gracious” (Maha Pangasih) dan yang lain “Beneficent” (Maha Pemurah)? Ada dua perbedaan kata dalam Bahasa Inggris dengan arti yang sama. Penerjemah yang lain menambahkan kata-kata “entirely” (sepenuhnya) dan “especially” (terutama) pada terjemahannya. Tetapi penerjemah yang satu menggunakan kata “most” (maha). Apakah mereka sedang mengubah arti dari Al-Quran? Tentu saja tidak!
Hanya penerjemah Arberry yang menggunakan kata “compassionate” (berbelas kasihan), sementara yang lain menggunakan “merciful” (penyayang). Yang mana yang benar? Apakah Allah penyayang atau berbelas kasihan?
Semua penerjemah ini berusaha merevisi terjemahkan Al-Quran dengan sejelas mungkin. Mereka menerjemahkan dari Bahasa Arab. Tetapi, mereka mempunyai pendapat yang berbeda mengenai pemilihan kata yang terbaik. Namun, semua terjemahan dengan jelas menyampaikan arti ayat pertama dari Al-Fatihah.
Mengapa Ada Revisi Terjemahan Baru Al-Quran dan Alkitab?
Terdapat terjemahan Alkitab baru untuk kelompok-kelompok orang yang berbeda. Mereka menggunakan kata-kata yang paling cocok dengan bahasa orang-orang tersebut, dalam menyampaikan pesan teks Alkitab yang asli.
Demikian juga dengan revisi terjemahan Al-Quran. Contohnya, Arberry menerjemahkan Al-Quran di tahun 1955. Saat itu kata “compassionate” (berbelas kasihan) bisa jadi merupakan kata yang baik. Tetapi pelajar-pelajar modern bisa saja berpikir bahwa “merciful” (penyayang) lebih sesuai dengan jaman. Jadi, Al-Quran dan Alkitab keduanya benar diterjemahkan tetapi bukan berarti mengubah makna atau isinya.
Sebuah Alkitab Untuk Setiap Orang!
Allah ingin setiap orang mengerti Alkitab! Pesan dari Kitab Allah tidak hanya untuk mereka yang membaca bahasa Ibrani dan Yunani. Allah ingin semua orang mengetahui bahwa Ia mengasihi mereka dan mengutus Isa Al-Masih untuk mati tersalib bagi dosa mereka.
Allah ingin memiliki hubungan dengan setiap orang. Apakah Anda sudah memiliki hubungan pribadi dengan Allah? Satu-satunya cara agar kita dapat mengetahui Allah adalah dengan membaca Kitab Allah. Dan satu-satunya cara agar kita dapat memahami sepenuhnya Alkitab adalah membacanya dengan bahasa kita.
Contohnya, Alkitab berkata, “Lihat, Aku [Isa Al-Masih] berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (Wahyu 3:20).
Kita dapat mengerti ayat suci ini karena penulisan yang sederhana dalam Bahasa Indonesia. Isa Al-Masih berkata, jika kamu membuka pintu hatimu dan mengundang Ia masuk, Ia akan memulai sebuah hubungan denganmu!
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa kita memerlukan sebuah terjemahan Injil dalam bahasa kita?
- Mengapa semua revisi terjemahan Al-Quran tidak pas sama?
- Bagaimana kita mengetahui bahwa terjemahan-terjemahan Injil tidak berbeda dari arti yang asli?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Logika Kristen Dan Kitab Islam, “Alkitab Tidak Dirubah”
- Apakah Benar Taurat Dan Injil Yang Sekarang Tidak Murni?
- Apakah Ada Perubahan Dalam Injil?
- Muslim: Al-Quran Masih Murni! Benarkah Demikian?
- Mengapa Para Mukmin Wajib Percaya Keaslian Taurat, Zabur, Injil?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Bukti 2500 tahun lalu Alkitab tetap sama dengan aslinya, Dead Sea Scrolls, tidak terbantahkan. Adapun terjemahan tergantung dengan perkembangan bahasa tetapi esensi tetap sama dan itulah Alkitab.
~
Saudara Sederhan,
Kami sampaikan terima kasih atas komentar saudara. Semoga komentar saudara dapat memberikan pencerahan kepada para pembaca.
Jelas Alkitab tidak pernah berubah dan tidak akan berubah.
Muhammad Abduh (Mesir 1849-1905) adalah seorang tokoh ilmu tauhid yang mengajar di Universiti Al-Azhar di Kaherah, Mesir. Ia mengatakan: “Tuduhan korupsi teks Kitab Injil sesungguhnya tidak berdasar sama sekali. Adalah mustahil bagi umat Yahudi dan Kristen di seluruh wilayah untuk berkomplot dan bersatu mengubah teks Kitab-kitab Suci mereka. Walau pun seandainya mereka di tanah Arab telah melakukannya, perbedaan di antara kitab-kitab mereka dan kitab-kitab umat Nasrani Kristen di tempat lain-misalnya di Eropa akan berbeda dengan begitu jelas dan nyata.”
~
Slamet
*****
Ikut Nimbrung,
1. Terjemahan jelas diperlukan untuk pemahaman terhadap substansi Injil/Alkitab yang sesuai dengan bahasa orang yang membacanya secara lebih mudah.
2. Terlepas dari apa yang sedang diterjemahkan, penerjemahan sangat dipengaruhi oleh latar belakang si penerjemah seperti waktu penerjemahan, diksi dan ragam bahasa yang lazim pada waktu penerjemahan, dll. Jangankan beda jaman, para penerjemah yang menerjemahkan objek terjemahan boleh jadi akan menghasilkan terjemahan yang tidak persis sama, tetapi tentunya substansi yang diterjemahkan tentulah mengandung maksud yang sama.
3. Saya akan melihat penerbit dan pengesahan (imprimatur) penerjemahan itu berasal dari lembaga yang kredibel saja, tetapi Roh Kuduslah yang akan menuntun saya pada seluruh pemahaman kebenarannya.
~
Saudara Boni,
Terimakasih atas komentar yang saudara bagikan. Kiranya komentar saudara dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
~
Slamet
*****
Admin:
1. Mengapa kita memerlukan terjemahan dari Injil? Karena tidak semua bahasa akan mengerti esensi dari Alkitab untuk semua suku bangsa. Karena terkendala bahasa. Yang penting bagi kita adalah makna atau esensinya sama walau terjemahan kadang-kadang bahasa berbeda.
2. Kalau yang nomor dua ini tergantung dari kebutuhan pembacanya, karena jelas sekali esensinya juga akhirnya berbeda dengan aslinya contoh bahwa bidadari dengan dada montok, akhirnya berubah esensinya padahal itu jelas sekali dalam terjemahan bahasa Inggris.
3. Buktinya sudah saya sampaikan di atas bahwa Alkitab yang ditemukan 2500 tahun lalu dalam gulungan laut mati tidak terbantahkan sama esensinya dengan Alkitab yang kita miliki saat ini artinya TUHAN tetap menjaga Firman-Nya.
~
Saudara Sederhan,
Terimakasih atas komentar yang saudara sampaikan. Kiranya saudara-saudara kita umat Muslim dapat dibukakan hati dan pikirannya untuk melihat kebenaran.
~
Slamet
~
Sebuah Alkitab untuk setiap orang! Allah ingin setiap orang mengerti Alkitab! Pesan dari kitab Allah tidak hanya untuk mereka yang membaca bahasa Ibrani dan Yunani. Allah ingin semua orang mengetahui bahwa Ia mengasihi mereka dan mengutus Isa Al-Masih untuk mati tersalib bagi dosa mereka.
Allah ingin semua orang mengetahui bahwa Ia mengasihi mereka dan mengutus Isa Al-Masih. Allah mengutus Al-Masih, sudah sangat jelas pada kata-kata ini bahwa Allah adalah Al-Masih, masih bisakah umat Nasrani mengelak bahwa Al-Masih hanya seorang pesuruh? Saya rasa umat Nasrani tidak mau mengakui kesalahannya bahwa Tuhan yang mereka sembah saat ini sangat jauh menyimpang.
~
Salam Sdr. Pakai Logika,
Tidak dapat dipungkiri bahwa Isa Al-Masih memiliki gelar Nabi, Rasul, Imam, Anak Allah bahkan juga Utusan. Jika semua nabi dan utusan berasal dari dunia, berbeda dengan Isa Al-Masih. Dia berasal dari sorga. Siapakah yang tinggal di sorga? Bukankah Allah sang pemilik sorga?
“Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:13).
Untuk mengetahui hal ini lebih mendalam, kami mempersilakan saudara mengunjungi link kami di http://tinyurl.com/cjqv97l.
~
Salma
~
1. Untuk memahami Injil bagi yang tidak mengetahui bahasa aslinya.
2. Soal terjemahan tidak sama, kembali lagi ke si penerjemah, Apakah menerjemahkan sesuai bahasa aslinya atau tidak. Terjemahan Al-Quran selalu diikuti dengan bahasa aslinya.
3. Dikatakan terjemahan Injil tidak berbeda. Saya telah menanyakannya dan jawaban staf adalah terjemahan bahasa modern. Toean, babi, lalat menjadi Tuhan, babi hutan, nyamuk adalah terjemahan bahasa modern. Selama 12 Tahun mempelajari bahasa Indonesia, baru kali ini saya mendapatkan jawaban demikian.
Pertanyaan, saya pernah membuka situs codexsinaiticus adalah naskah manuskrip lengkap PB dalam bahasa Yunani, di situ tidak disebutkan Markus 9:44 dan 46. Lalu mengapa sekarang ada terjemahannya dalam Injil atau ada codex lainnya?
~
Saudara Usop,
Alkitab mendasarkan terjemahannya pada dua naskah yang paling terkenal yaitu Textus Receptus (TR) dan Wescott & Hort (WH). Dan sebenarnya banyak sekali salinan-salinan naskah bahasa asli dalam bermacam-macam codex.
NIV (New International Version) menggunakan terjemahannya dari WH. Sedangkan KJV (King James Version) menggunakan terjemahannya dari TR. Saudara mengutip versi NIV, tetapi tidak mengutip versi KJV dalam bahasa Inggrisnya.
Alkitab Indonesia Terjemahan Baru (LAI TB) memilih menerjemahkan keduanya yaitu TR dan WH sekaligus. Alkitab Terjemahan Baru membubuhkan tanda kurung atas terjemahan ayat dari naskah tulis tangan TR tetapi tidak terdapat dalam naskah tulis tangan (manuskrip) WH, untuk membedakannya.
~
Salma
~
Saya keberatan karena admin memakai kata Allah dalam Alkitab. Jika saya nilai saudara menyebut Tuhan Yesus, Tuhan saudara sebenarnya Allah atau Tuhan Yesus? Allah adalah milik umat Islam bukankah saudara menyebut Tuhan dengan sebutan Tuhan Yesus.
~
Saudara Gathan,
Kata “Allah” tidak dapat diklaim sebagai milik agama Islam saja. Istilah “Allah” merupakan padanan ’ELOHIM, ’ELOAH dan ’EL dalam Alkitab bahasa Ibrani.
“Pada mulanya Allah (’ELOHIM) menciptakan langit dan bumi” (Taurat, Kitab Kejadian 1:1).
Dan juga beberapa inskripsi yang ditemukan pada abad keenam menunjukkan bahwa kata “Allah” telah digunakan umat Kristen Ortodoks sebelum lahirnya Islam. Hingga kini, umat Kristen di negeri seperti Mesir, Irak, Aljazair, Yordania dan Libanon tetap memakai “Allah” dalam Alkitab mereka.
Penjelasan selengkapnya tentang asal kata “Allah” dalam Alkitab, silakan saudara untuk mengunjungi link kami di tinyurl.com/bgq5sx5.
~
Salma
~
To: Gathan,
Penggunaan kata Allah dalam terjemahan Alkitab merupakan bentuk dari Kristenisasi terselubung. Karena Alkitab dalam versi KJV dan lain-lain ataupun bahasa Aremaic tidak pernah tertulis kata Allah. Umat Nasrani mencoba mengaburkan iman umat Islam dengan menerjemahkan YHWH menjadi Allah agar seolah-olah sama dengan Al-Quran. Karena dalam Al-Quran jelas tertulis “tiada Tuhan selain AIllah”
Ini juga berlaku untuk mengaburkan keimanan umat Hindu, Budha dengan menuliskan “Sang Hyang Widhi Yesus”. Masyarakat Muslim Malaysia pernah protes, mungkin Muslim Indonesia perlu protes juga agar Nasrani mengunakan nama Tuhannya sendiri, tidak perlu nyontek agama lain.
~
Salam Sdr. Isa itu Islam,
Kami mempersilakan saudara untuk mengunjungi link kami di tinyurl.com/bgq5sx5. Sebab saudara akan lebih mengetahui asal kata Allah.
Menurut saudara agama apakah yang menyontek ajaran umat Nasrani, jika agama tersebut ada jauh setelah muncul agama Nasrani? Terimakasih.
~
Salma
*****
1. Terjemahan firman Tuhan ke berbagai bahasa sangat diperlukan agar siapapun di dunia ini dapat mengerti tentang pesan firman itu sendiri.
2. Terjemahan yang berbeda tidak hanya pada Al-Quran, tapi juga di Alkitab (bahkan mungkin kitab-kitab lain). Akan tetapi tidak seharusnya merubah arti dan makna dari bahasa aslinya. Sayangnya, untuk kitab Al-Quran yang katanya sempurna ini malah banyak penterjemah yang menambah-nambahkan kata yang justru tidak ada dalam bahasa aslinya Arab dengan paranthesis.
3. Kita bisa tahu arti dan makna Injil tidak berbeda dengan terjemahan lainnya dengan membandingkan berbagai terjemahan dengan teks bahasa aslinya dari manuskrip kuno.
~
Saudara Ronz,
Kami mengucapkan terima kasih atas komentar saudara. Semoga komentar saudara dapat memberikan pencerahan kepada para pembaca.
Firman Allah harus dimengerti semua orang, agar firman yang telah diberitakan dapat tumbuh dan menghasilkan buah-buah rohani.
“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat”(Injil, Rasul Besar Matius 13:23).
~
Slamet
~
To: Sederhana,
Perlu anda ketahui Al-Quran turun tidak dalam bentuk tulisan, tetapi Al-Quran turun dalam bentuk wahyu yaitu perkataan/lafal yang di sampaikan kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Setelah menerima wahyu kemudian nabi Muhammad mengajarkan kepada para sahabatnya untuk dihafal dan ditulis menurut dialek Quraisy sesuai wahyu yang diterimanya.
Dalam hal ini, Al-Quran sudah ada berbentuk tulisan dan hafalan dari sahabat. Berbeda dengan Injil yang ditulis berpuluh-puluh tahun setelah Yesus diangkat. Karena Al-Quran turun dalam bentuk perkataan, jadi yang terpenting adalah pelafalannya sehingga tidak mengubah arti dan maknanya.
~
Isa Al-Masih memulai pelayanan-Nya sekitar 26 M. Dia mengajar dan berkhotbah selama kira-kira tiga tahun hingga 29 M.
Pengikut pertama Isa Al-Masih semuanya adalah orang Yahudi. Orang Yahudi mempunyai tradisi yang kuat untuk menghafal ayat-ayat suci dan pengajaran rabbi mereka. Sehingga apa yang diucapkan Isa Al-Masih juga dihafalkan oleh para pengikut-Nya selama masa pelayanan-Nya.
Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa apa yang Isa Al-Masih katakan dan lakukan dalam masa pelayanan-Nya ditulis juga pada masa hidup-Nya oleh murid-Nya.
~
Slamet
~
Apa benar Alkitab tidak ada perubahan terjemahan? Saya menemui perbedaan kata dalam satu ayat yang sama pada Alkitab (LAI) tahun 1991 dan tahun 2006. 1 Raja-raja 4:26, yang satu mengatakan “empat ribu” dan yang lain mengatakan “empat puluh ribu”. Dan anehnya, katanya kedua Alkitab ini masih bisa berlaku dalam gereja. Kalau Anda tidak percaya Anda boleh buktikan sendiri!
Saya minta penjelasan dari staf IDI. Apakah sama antara 4000 dengan 40.000? Apakah Tuhan tidak bisa membedakannya? Apakah ini yang dimaksud terjemahan modern? Mohon penjelasan!
~
Saudara Cah,
Menurut kami, tidak ada perubahan dalam terjemahan. Barangkali saudara kurang teliti dalam membacanya. Perhatikan 2 Tawarikh 9:25, “Salomo mempunyai juga empat ribu kandang untuk kuda-kudanya…” Sedangkan 1 Raja-raja 4:26, “Lagipula Salomo mempunyai kuda empat puluh ribu kandang untuk kereta-keretanya…”
Bila kita mempelajari bahasa aslinya, maka kita akan menemuakan kata ֻ”urwāh”, yang artinya sebuah kandang yang menampung satu binatang, maupun bangunan kandang besar, yang terdiri dari bilik-bilik kandang. Dalam satu bangunan kandang kuda milik Raja Salomo ini terdapat sepuluh bilik kandang kecil (stalls). Satu ruang untuk satu kuda. Maka, jika urwāh diterjemahkan sebagai satu bangunan kandang kuda yang besar, jumlahnya ada 4,000. Sedangkan kalau diterjemahkan sebagai bilik kandang yang memuat satu kuda, maka jumlah totalnya ada 40,000.
~
Solihin
~
Maksud dari terjemahan Injil dalam bahasa kita agar kita lebih memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam Injil itu sendiri.
~
Saudara Davids,
Alkitab memang harus diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Supaya setiap orang yang membacanya dapat memahami maksud dari wahyu Allah tersebut.
Hal ini memberi petunjuk bahwa wahyu Allah tidak hanya untuk para pendeta saja melainkan untuk kaum awam juga.
“Peringatan-peringatan-Mu adil untuk selama-lamanya, buatlah aku mengerti, supaya aku hidup” (Zabur, Kitab Mazmur 119:144).
~
Slamet
~
Sudah jelas karena Allah menjaga keaslian dari Al-Quran itu sendiri. Kalau ada ayat Al-Quran yang sama tetapi artinya berbeda sedikit atau besar, pasti akan ketahuan.
~
Saudara Akhsan,
Injil menyatakan bahwa “firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya” (Injil, Surat 1 Petrus 1:25). Artinya firman Allah pasti terjaga keasliannya. Mungkinkah Allah membiarkan firman-Nya diubah-ubah manusia? Tentu tidak, bukan? Selain itu, untuk tujuan apa firman-Nya diubah? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
~
Saya akan mencoba menanggapi pernyataan anda yang sepertinya menekankan bahwa Alkitab sudah ditulis saat Yesus masih hidup. Jika anda membaca Injil tertua dalam PB adalah Injil Matius yang ditulis sekitar tahun 40-60 M (wikipedia), sedangkan Yesus diangkat sekitar umur 30 tahun. Jadi, bisa disimpulkan Injil ditulis 20 tahun setelah Yesus diangkat.
~
Matius adalah salah satu rasul yang tinggal bersama dengan Isa Al-Masih, bahkan ia selalu hadir dalam setiap pelayanan Isa Al-Masih.
Dengan latar belakang pemungut cukai, tentunya Matius merupakan orang pertama yang menuliskan Injil karena ia memiliki kertas dan tinta! Sedangkan para rasul lain kebanyakan adalah nelayan.
Pada masa penulisan Injil, kertas perkamen, dan tinta adalah komoditi langka. Jadi sangat tepat jika Rasul Matius sudah memulai menuliskan riwayat kehidupan Isa Al-Masih ketika Isa Al-Masih masih hidup.
~
Slamet
~
To: Sdr. Akhsan,
Isa adalah Kalimatullah/Firman Allah yang menjelma menjadi manusia. Dalam keberadaannya sebagai manusia (selama ada dalam dunia) Isa Al-Masih menyatakan dengan sempurna segala kuasa, kemuliaan serta keagungan Allah itu sendiri. Sehingga kita dapat mengenal Allah itu dengan sempurna.
~
Injil Yohanes diawali dengan menyebut Isa Al-Masih “Kalimat Allah”. Dengan menggunakan istilah ini bagi Isa Al-Masih, Rasul Besar Yohanes ingin memperkenalkan Isa Al-Masih sebagai Firman Allah yang hidup.
Sebagaimana ucapan seseorang menunjukkan hati dan pikirannya, Isa Al-Masih sebagai “Firman Allah” menyatakan hati dan pikiran Allah.
“Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:9).
~
Slamet
~
Sangat mudah mengatakan Alkitab adalah palsu.
1. Banyaknya ayat-ayat porno
2. Ditulis setelah kematian Yesus
3. Dikarang oleh manusia
4. Lebih banyak perkataan Paulus dibanding Yesus
5. Ajarannya berbeda antara Yesus dengan Paulus
6. Melecehkan para Nabi
7. Tidak bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
8. Banyaknya revisi
7. Konsep yang dibuat-dibuat oleh manusia
8. Alkitab Katolik berbeda dengan Alkitab Protestan
9. Tidak adanya ketegasan dalam hal ibadah.
10. Adanya ayat-ayat yang hilang.
~
Saudara Pakai Logika,
Jawaban atas tuduhan saudara di atas, dapat saudara ketahui di link ini http://tinyurl.com/dygnn2j. Tentu harapan kami bahwa artikel tersebut dapat membantu saudara memiliki persepsi yang benar. Terimakasih.
~
Solihin
*****
Pertanyaan di atas sangat menarik untuk dijawab:
1. Tentulah Injil terjemahan diperlukan, karena tidak semua orang mengerti bahasa asli Alkitab (Ibrani dan Yunani), jadi dengan adanya terjemahan kita bisa mengerti isi kandungan Alkitab sehingga yang namanya imani saja sudah tidak berlaku.
2. Ada beberapa alasan mengapa terjemahan Al-Quran tidak sama semua, dikarenakan yang menerjemahkan Al-Quran terdiri dari beberapa orang sehingga setiap penerjemah menerjemahkan Al-Quran menurut pandangannya sendiri.
3. Tentunya untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali ke bahasa asli Alkitab, karena semua Alkitab terjemahan berasal dari bahasa asli Alkitab yaitu Ibrani dan Yunani..
~
Saudara Jendri Saja,
Terima kasih atas kunjungan dan komentar saudara pada situs kami. Semoga komentar saudara dapat memberikan pencerahan bagi para pembaca.
Iman akan bertumbuh dengan benar kalau kita dapat memahami Alkitab dengan benar.
~
Slamet
~
To: Jendri Saja,
1. Dalam menterjemahkan Al-Quran diperlukan pemahaman dan syarat khusus. Yang mengerti tentang tata bahasa Arab, Azbabun nuzull dll. Dan apabila terjadi ketidaksesuaian dalam terjemahan, maka dikembalikan kepada teks aslinya. Maka dari itu, setiap terjemahan Al-Quran selalu disertakan teks aslinya.
2. Dalam penerjemahan Al-Quran, harus sesuai teks aslinya baik jumlah surat maupun ayatnya. Tidak boleh ditambah atau dikurang.
3. Berbeda dengan Alkitab, pada beberapa teks asli dan hasil terjemahannya berbeda dalam jumlah ayatnya. Contoh pada codex vaticanus dan siniaticus markus.16 berisi 8 ayat tetapi pada terjemahan moderen berisi 20 ayat bukankah hal ini berarti ada penambahan.
~
Salam Isa itu Islam,
Sedikit bertanya, sebab umat Muslim selalu berkelit jika ditanya soal kata yang bertanda kurung dalam Al-Quran. Jika memang Al-Quran harus diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa tetapi mengapa menggunakan kata bertanda kurung. Hal ini jelas sudah mengurangi makna dari arti itu sendiri. Al-Quran sudah tidak murni lagi, bukan?
~
Salma
~
Terjemahan Al-Quran hanya digunakan untuk memahami Al-Quran dan dalam terjemahan Al-Quran pada dasarnya selalu diikuti dengan bahasa aslinya sehingga tidak keliru dalam memahaminya. Jadi, walau ada pembedaan terjemahan tetap tidak mengubah makna sesungguhnya yang terkandung dalam Al-Quran.
Lalu bagaimana dengan alkitab, dimana kata babi yang berubah menjadi babi hutan yang sebelumnya adalah babi?
~
Salam Sdr. Alfian,
Benar yang saudara katakan bahwa AL-Quran dalam memberikan terjemahan selalu diikuti oleh bahasa aslinya. Hal tersebut barangkali agar tidak mengubah makna yang terkandung di dalamnya.
Lalu bagaimanakah dengan penambahan kata-kata yang bertanda kurung. Jelas bahwa dalam bahasa aslinya tidak ada tanda kurung, tetapi sipenterjemah menambahkannya dan itu hampir semua dalam ayat Al-Quran. Jelas terlihat bahwa Al-Quran tidak asli lagi, bukan? Sebab sangat jelas sudah ada penambahan dan itu akan mengubag makna di dalamnya.
~
Salma
~
Salma dan Solihin itu tidak ada bedanya dengan domba-domba yang tersesat, dari kaum Yahudi yang diikat oleh orang Nasrani. Ia berkelana di muka bumi juga untuk menyesatkan semua manusia, termasuk dari Muslim yang kurang ilmu. Tapi saya rasa selama situs ini tidak ada yang murtad. Mereka akan semakin bodoh dengan artikelnya.
~
Salam Sdr. Edo,
Setiap artikel yang ditampilkan di web ini tentu dilihat juga dari Al-Quran. Apakah umat Muslim siap mempertahankan dan mempelajari dan bertanya kebenaran dari Al-Quran itu sendiri? Tentu itu perlu saudara menyelidikinya, bukan? Apakah umat Muslim mampu memberi jawab perihal pertanyaan pada artikel di atas?
1. Mengapa kita memerlukan sebuah terjemahan Injil dalam bahasa kita?
2. Mengapa semua terjemahan Al-Quran tidak pas sama?
3. Bagaimana kita mengetahui bahwa terjemahan-terjemahan Injil tidak berbeda dari arti yang asli?
~
Salma