Berawal dari ingin takwa, saya menyelidiki kitab suci.
Karena mengimani Kitab-kitab Allah merupakan jaminan kebahagiaan dan kedamaian hati. Di dalamnya terdapat kebenaran untuk kehidupan.
“Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al-Quraan yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu” (Qs 5:68).
Karena itu penting kita mengetahui sejarah Kitab-kitab Allah, kepada siapa Allah menurunkannya, dan bagaimana proses terbentuk kitab-Nya.
Sehingga, kita bisa mendapatkan petunjuk dan cahaya kehidupan yang dapat menuntun kita sampai di akhirat.
Mari ikuti kisah pencarian saya.
Jumlah Kitab-Kitab Allah Menurut Islam
Saya mengetahui ada empat kitab suci yang umat Islam percayai. Selain itu juga ada 100 suhuf (shahifah). Yaitu wahyu dalam bentuk lembaran yang belum dibukukan (Shahih Ibnu Hibban 361).
Hadits menjabarkan 100 suhuf ini turun kepada beberapa nabi berbeda. Yaitu kepada Nabi Syits 50, kepada Nabi Akhnukh (Idris) 30, kepada Nabi Ibrahim 10. Selanjutnya kepada Nabi Musa sebelum turunnya Kitab Taurat, 10 suhuf.
Sedangkan untuk empat kitab, Allah juga menurunkan kepada nabi yang berbeda-beda. Yaitu Kitab Taurat melalui Nabi Musa. Kitab Zabur melalui Nabi Daud. Kitab Injil melalui Nabi Isa. Dan Al-Quran melalui Nabi Islam.
Mengapa Hanya Satu Kitab yang Menjadi Panduan?
Saya sangat tertarik untuk membaca dan mengetahui isi semua suhuf dan kitab ini. Namun rupanya saya tidak bisa melakukannya. Karena para ulama berpendapat isi dari suhuf adalah pujian, dzikir, nasehat. Namun tidak wajib untuk mengajarkannya kepada manusia. Juga maknanya sudah tercantum dalam kitab lainnya.
Sedangkan untuk Kitab Taurat, Zabur, Injil isinya tidak terpercaya lagi. Karena sudah mengalami banyak perubahan.
Sehingga umat Islam sekarang hanya memakai Al-Quran sebagai panduan. “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (Qs 15:9).
Pada awalnya saya menerima hal ini. Hingga saya membaca ayat Al-Quran yang menarik, menyatakan janji Allah akan menjaga firman-Nya.
“Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Qs 6:115).
Inilah yang menjadi pemicu awal untuk saya rindu mengetahui sejarah Kitab-kitab Allah.
Ada banyak pertanyaan dalam hati saya. Contohnya: bagaimana cara para nabi mendapat wahyu?
Dan yang terutama, jika Alah menjaga firman-Nya mengapa hanya berlaku untuk Al-Quran? Bagaimana dengan penjagaan terhadap isi Taurat, Zabur, dan Injil?
Kisah Turunnya Al-Quran
Saya memulai pencarian dengan mempelajari Kitab Al-Quran. Karena saya tidak menemukan catatan sejarah maupun arkeologi tentang suhuf sama sekali.
Al-Quran turun melalui Nabi Islam. Saat ia berusia 40 tahun di gua Hira. Wahyu pertama yang turun adalah surah Al-Alaq ayat 1-5. Yang berisi perintah membaca.
Peristiwa ini yang kita kenal dengan nama Nuzulul Quran. Secara umum diperingati pada malam 17 Ramadan setiap tahunnya.
Proses turunnya wahyu rupanya sangat berat. Contohnya, Hadits Shahih Al-Bukhari No. 3 menjelaskannya secara detail. Wahyu datang pada malam hari melalui ruh yang pertama-tama ia tidak kenali, disebut Namus (berarti rahasia).
Ruh itu mencengkramnya dengan kuat. Sehingga Nabi Islam gelisah dan ketakutan.
Hadits Jami’ At-Tirmidzi No. 3567 menggambarkan tekanan Nabi Islam. “. . . wahyu datang kepadaku seperti gemirincingnya lonceng dan cara ini yang paling berat bagiku . . . sungguh kening beliau bercucuran keringat.”
Bahkan berkali-kali Nabi Islam ingin bunuh diri. Yaitu saat dia lama tidak mendapat wahyu (Hadits Ahmad No.24768).
Saya menjadi heran. Jika ini wahyu Allah, mengapa proses menerimanya seberat itu?
Selanjutnya setelah Nabi Islam wafat, barulah mulai proses pengumpulan Al-Quran. Pada era Khalifah Abu Bakar, hingga standardisasi di era khalifah Utsman.
Hal ini terjadi dengan cara menyatakan satu standard Al-Quran yang benar. Dan membakar versi lainnya. Sehingga umat Islam hanya memiliki satu versi yang sama.
Kelengkapan Kitab Al-Quran
Selanjutnya proses pembukuan Al-Quran sangat menarik. Karena melewati berbagai dinamika yang panjang.
Ada banyak pertanyaan saat saya mempelajarinya. Beberapa contohnya:
- Mungkinkah manusia lupa?
Nabi Islam tidak bisa membaca dan menulis. Dia menghafalkan dan melafalkannya. Pernah ada satu kisah dimana dia lupa ayat Al-Quran (Shahih Muslim 1311). - Yakinkah isinya lengkap?
Awalnya para sahabat mencatat perkataan nabi Islam dalam berbagai media. Misalnya pelepah kurma, potongan kulit, permukaan batu cadas, atau tulang belikat unta, dsb.
Namun sepanjang sejarah banyak peperangan terjadi. Sehingga banyak penghafal Al-Quran yang wafat terbunuh. - Bagaimana dengan ayat-ayat yang hilang?
Aisha menyatakan: “Ayat rajam dan menyusui orang dewasa diwahyukan sepuluh kali . . . dan disimpan di bawah ranjangku. Ketika utusan Allah wafat dan kami disibukkan dengan kematiannya, seekor kambing masuk dan memakan kertas itu” (Sunan Ibn Majah 1934).
Bagaimana dengan Kitab Taurat, Zabur, dan Injil?
Dalam kegelisahan ini saya teringat ayat. “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu” (Qs 10:94).
Saya bertanya kepada teman Nasrani (Yanto). Mengapa ia sangat yakin dengan kitab sucinya? Berikut ini adalah jawabannya.
Kitab Taurat, Zabur, dan Injil disatukan menjadi Alkitab. Berasal dari 40 penulis berbeda.
Penulis Alkitab adalah para nabi dan rasul yang mendapatkan pewahyuan dari Ruh Allah. “Tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” (Injil, Surat 2 Petrus 1:21).
Kurun waktu penulisan lebih dari 1600 tahun. Mencakup tiga kontinen dengan tiga bahasa berbeda. Walaupun demikian, isi Kitab Taurat, Zabur, Injil sesuai dan saling menguatkan.
Bagaimana dengan Kelengkapan Kitab Taurat, Zabur, dan Injil?
Saya juga menemukan rupanya bangsa Yahudi telah mengenal tulisan dari sejak abad ke-11 sebelum Masehi. Mereka menjaga keaslian naskah melalui cara penyalinan yang sangat ketat. Sehingga jika berbeda satu titik saja maka salinan tidak sah.
Selain itu ada banyak kopian naskah asli. Misalnya, “Naskah Laut Mati” berisi kopian Taurat dan Zabur. Berasal dari tahun 150 SM. Ini adalah salah satu penemuan kopian naskah kitab suci yang tertua.
Untuk Kitab Injil ada banyak sekali kopian naskah aslinya. Ada lebih dari 13.000 salinan. Semuanya sesuai dengan naskah asli. Salah satu contohnya adalah Codex Vaticanus yang ada 350 tahun sebelum Al-Quran.
Semua hal ini menjadi bukti yang kuat bahwa tidak mungkin isi kitab-kitab ini diubah.
Petunjuk dan Cahaya Kehidupan
Mempelajari sejarah kitab-kitab Allah membuat saya tertarik untuk mengetahui apa petunjuk dan cahaya Allah yang terdapat di dalamnya (Qs 5:44,46).
Yanto menyatakan Taurat, Zabur, dan Injil sejalan. Berisi panduan kebenaran Allah bagi kehidupan kita.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (Injil, Surat 2 Timotius 3:16).
Selanjutnya semua kitab ini memiliki pesan yang sama. Yaitu menyatakan Isa Al-Masih sebagai Kalimatullah (Injil, Lukas 24:44).
Inilah petunjuk dan cahaya Allah untuk membimbing kehidupan manusia, bahkan sampai membawa kita kepada surga.
Mari Mempelajari Petunjuk dan Cahaya Allah!
Yanto memahami bahwa semua hal ini baru bagi saya. Sehingga memerlukan waktu untuk saya mencernanya. Namun ia mendorong saya untuk mulai membaca Kitab Taurat, Zabur, dan Injil.
“. . . berita Kesukaan [Taurat, Zabur, Injil] mengenai Kristus [Isa Al-Masih] ini. Berita ini adalah cara Allah yang penuh kuasa untuk membawa semua orang percaya ke surga . . . yaitu membenarkan kita di hadirat-Nya, apabila kita beriman kepada Yesus Kristus [Isa Al-Masih] . . .” (Injil, Surat Roma 1:16-17, FAYH).
Inilah awal mula saya membaca semua kitab ini. Saya terkesan dengan isi di dalamnya. Saya mendapatkan pengharapan dan kedamaian Allah.
Bagaimana dengan Anda pembaca? Saya mengajak untuk membaca sendiri Kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Mari temukan kebenaran di dalamnya.
Saya menyarankan mulai membaca dari Kitab Zabur dan Kitab Injil Yahya. Berikut ini adalah link untuk membaca Kitab Taurat, Zabur dan Injil.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Benarkah Al-Quran Mengakui Alkitab Adalah Wahyu Allah?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- 4 Alasan Kristen Menolak Al-Quran Sebagai Wahyu Allah
- Al-Quran, Wahyu Allah Terbaik Bagi Manusia?
- Pengakuan Pewahyuan Al-Quran Adalah Firman Allah
- Mengapa Al-Quran Diragukan Sebagai Firman Allah
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk jawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Dengan memakai tiga kriteria atas mungkinkah Al-Quran tiru manusia? Berikan alasannya?
- Dengan memakai tiga kriteria atas mungkinkah Alkitab tiru manusia? Mengapa demikian?
- Pewahyuan Al-Quran atau Alkitab yang membuktikan Allah Maha Kuasa? Jelaskanlah jawaban Saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].