• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Kepercayaan Orang Kristen > Relasi Bapa-Anak > Kristen Memanggil Allah Sebagai Bapa. Bagaimana dengan Islam?

Kristen Memanggil Allah Sebagai Bapa. Bagaimana dengan Islam?

10 Desember 2012 oleh Web Administrator 447 Komentar

Ayah dan Anak, simbol Kristen memanggil Allah sebagai BapaMungkin Anda bingung mengapa orang Nasrani menyebut Allah sebagai Bapa. Apakah ini istilah yang tepat?

Ini adalah pertanyaan seorang Mukmin di Jawa. Ia adalah seorang polisi. Pertanyaannya ini menjadi awal diskusi untuk menjelaskan istilah Allah sebagai Bapa.

Mengerti hal ini akan membuat Anda bisa mengenal Allah. Juga mengerti pandangan orang Nasrani lebih baik. Mari kita simak pembahasannya.

Pemakaian Metafora dalam Al-Quran dan Kitab Allah

Pertama, kita perlu memahami ada banyak pesan yang disampaikan dengan menggunakan metafora  atau simbolik. Contohnya, Mukmin mengenal istilah “Kursi Allah.” Qs 2:255 mengatakan kursi Allah meliputi langit dan bumi.

Kita semua tahu Allah dzat rohani. Ia tidak duduk di kursi.  Istilah “kursi” adalah metafora yang menggambarkan kuasa mutlak Allah atas alam semesta, bukan?

Kitab Allah juga menggunakan metafora. Kitab Allah tidak pernah berkata orang Nasrani adalah anak Allah secara biologis. Pemakaian istilah “anak” Allah dan Allah “Bapa” merupakan metafora.

Wahyu Allah memakai metafora berulang kali untuk menolong kita mengerti relasi antara manusia dengan Allah.

Pertanyaan Mukmin Mengenai Konsep Allah Sebagai Bapa

Selanjutnya, memang Mukmin mempertanyakan istilah Allah sebagai Bapa. Hal ini karena ada beberapa ayat Al-Quran yang menyatakan metafora berbeda.

Contohnya ayat yang berkata: “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan” (Qs 112:3). Juga ayat lainnya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya. Katakanlah: Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu? (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya) . . .” (Qs 5:18).

Anak dan Ayahnya berjalan di jalan setapak di hutan bambu- sebagai simbol Allah Sebagai BapaAyat-ayat ini menyatakan adanya jarak antara Allah dengan manusia. Bahkan akan ada hukuman bagi dosa manusia.

Lebih lanjut umat Islam menginterpretasikan hubungan Allah dengan umat-Nya, layaknya hubungan majikan dan abdinya. Itulah sebabnya Islam menyukai nama: Abdullah atau Abdul yang artinya adalah hamba Allah.

Terdapat beberapa ayat Al-Quran yang mendukung konsep ini. “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu” (Qs 39:10). “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus-asa dari rahmat Allah” (Qs 39:53). Karena itu Mukmin menyukai sebutan sebagai hamba Allah.

Tetapi menariknya orang Nasrani memanggil Allah sebagai Bapa. Mengapakah demikian? Mari kita lihat penjelasannya.

Mengapa Orang Nasrani Memanggil Allah Sebagai Bapa?

Orang Nasrani memanggil Allah sebagai Bapa karena Kitab Allah menggambarkan demikian. Allah adalah gambaran Bapa yang sempurna. Penuh kasih dan kebaikan.

Contohnya, Kitab Taurat menyatakan karakter Bapa yang setia. Dia tidak pernah mengubah atau ingkar pada janji-Nya. Sebagai anak-anak-Nya, kita dapat bergantung sepenuhnya kepada-Nya. “. . . Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia” (Taurat, Ulangan 32:4).

Zabur menyatakan Allah sayang umat-Nya. “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia” (Zabur 103:13).

Injil juga menyatakan Allah sebagai Bapa yang baik. Segala yang dilakukan-Nya untuk kebaikan anak-anak-Nya. “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang [Allah]” (Injil, Surat Yakobus 1:17).

Bahkan Isa Al-Masih yang Mukmin juga hormati mengajarkan demikian. Isa mengajak umat berdoa sebagai anak datang kepada bapanya. Ia mengajarkan untuk berdoa “Bapa kami yang ada di surga . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 6:9-13).

Jadi inilah konsep yang menjadi dasar pola pikir umat Nasrani. Ada banyak dalil yang mendukungnya.

Kenikmatan Orang Yang Mengenal Allah Sebagai Bapa

Allah menjadi Bapa kita menyatakan kasih-Nya bagi manusia. “Camkanlah! Betapa besar kasih yang dikaruniakan kepada kita oleh Sang Bapa, sehingga kita disebut anak-anak Allah. . .” (Injil, Surat I Yohanes 3:1).

Seorang bapa mengendong bayi- Simbol Allah bagi orang Kristen sebagai BapaJuga menyatakan pemeliharaan-Nya bagi kita. “Lihatlah burung-burung di udara. Mereka tidak menabur, tidak menuai, dan tidak mengumpulkan makanannya di lumbung. Namun, mereka dipelihara oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu lebih bernilai daripada burung-burung itu?” (Injil, Rasul Besar Matius 6:26).

Sebagai anak-anak Allah, kita juga mendapatkan “warisan ilahi.” “Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak. Jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah” (Injil, Surat Galatia 4:7). Hal ini menyatakan barokah dan rahmat Ilahi dalam kehidupan kita.

Bahkan “penghukuman” Allah juga tergambarkan sebagai didikan bapa kepada anaknya. “. . . Anak-Ku, janganlah engkau marah apabila Tuhan menghukummu. Janganlah putus asa, . . Biarlah Allah mendidik Saudara, sebab Ia melakukan apa yang dilakukan setiap bapa yang mengasihi anak-anaknya. Pernahkah Saudara mendengar tentang seorang anak yang tidak pernah dihajar oleh ayahnya?” (Injil, Surat Ibrani 12:5-7 FAYH).

Tuhan Rindu Menjadi Bapa Anda!

Sangatlah indah untuk bisa “mendekatkan diri” dengan Allah yang Maha Kuasa. Allah rindu agar Anda juga bisa menjadi anak-Nya. Allah rindu mengadopsi Anda menjadi keluarga-Nya!

Namun, dosa memisahkan Allah dengan manusia. Karena itu Allah mengirim Isa Al-Masih ke dunia untuk membuka jalan. Isa Al-Masih memungkinkan hal ini terjadi dengan mengorbankan diri-Nya bagi Anda sebagai penebusan dosa. Inilah bukti kasih Allah bagi setiap kita.

Allah Sebagai Bapa“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya [Kalimat Allah, Isa Al-Masih] yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).

Kitab Injil menjelaskan, ketika seseorang menerima Isa Al-Masih sebagai penyelamatnya, maka Allah menjadi bapanya. Dia diadopsi menjadi bagian dari keluarga surgawi.

Betapa indahnya kita yang tidak layak bisa mendapat kasih Allah. Mari mengimani Isa sekarang! Kita bersama-sama bisa menjadi “anak” Allah.

Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana pendapat Saudara jika Allah benar-benar menjadi Bapa?
  2. Mengapa nabi Islam bertentangan dengan konsep memanggil Allah “Bapa” walau ini perintah Isa Al-Masih?
  3. Beranikah Saudara memanggil Allah “Bapa”? Jelaskanlah jawaban Saudara.

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Lebih Baik Hidup Sebagai Anak Atau “Hamba” Allah?
  2. Ceritera Inspiratif Yatim Bagi Mukmin Dan Nasrani
  3. Pewaris Surga: Untuk “Hamba Allah” (Islam) Atau “Anak Allah” (Kristen)
  4. Budak Allah Atau Anak Allah, Mana Yang Lebih Baik?

Video:

  1. LEBIH BAIK MENJADI BUDAK ALLAH ATAU ANAK ALLAH?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Mengapa Orang Kristen Memanggil Allah Sebagai Bapa?” Silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Kepercayaan Orang Kristen, Relasi Bapa-Anak

Reader Interactions

Comments

  1. Majid al mengatakan

    30 November 2019 pada 11:13 pm

    ~
    Saya semakin bingung, pusing, dan sakit kepala dengan ajaran Trinitas. Tak masuk akal Tuhan yang agung menjelma sebagai ciptaan-Nya/manusia. Lalu kenapa Tuhan harus menjelma sebagai Yesus/manusia? Kenapa Tuhan tidak langsung muncul/datang sesuai wujud aslinya katanya Tuhan bisa menjadi apa saja! Masa?Mmuncul dengan wujud aslinya saja tidak bisa.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      3 Desember 2019 pada 9:30 am

      ~
      Saudara Majid,

      Kami dapat memaklumi bahwa saudara mengalami pusing dan sakit kepala tentang Trinitas. Memang tidak mudah memahami Trinitas. Sebab yang dibicarakan adalah Allah. Bila Allah dapat dimasukkan dan dijelaskan sesederhana mungkin, maka Dia bukan lagi Allah. Itu sebabnya, kami berterima kasih bahwa Allah Tritunggal telah menyatakan diri dan berkenan dipanggil Bapa.

      Bagaimana dengan Allah SWT? Apakah Allah SWT mau dipanggil Bapa? Mengapa? Dapatkah saudara menjelaskan hal ini kepada kami dengan menyebutkan dalil-dalilnya?
      ~
      Solihin

  2. Eliqia mengatakan

    30 April 2020 pada 6:41 am

    ~
    Park,

    Ini jawaban dari pertanyaanmu bahwa allah Islam saja yang menyuruh iblis menggoda orang kafir. Bapamu juga melakukannya hal itu menyuruh iblis. Tetapi jika anda memang masih ingin melihat bagaimana Bapa mengirim Iblis anda dapat baca ayat-ayat di bawah ini:

    Lukas 22:3-4, “Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu.” Yohanes 13:2, “Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.”

    Dengan demikian Bapa telah mengirim Iblis dalam penyaliban Yesus. Kalau saja Yudas tidak dibisiki oleh Iblis, apakah Yudas akan melakukan pengkhianatan? Tentu tidak! Bahkan apakah benar misi Yesus ke dunia untuk disalibkan agar menebus dosa-dosa manusia? Kalau memang umat Kristen mempercayai keimanan ini, maka Bapa telah membuat konspirasi dengan Iblis dalam rencana penyaliban-Nya. Artinya adalah Iblis pun lebih berjasa, tanpa Iblis tidak akan pernah Yesus disalibkan.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      11 Mei 2020 pada 1:27 pm

      ~
      Saudara Eliqia,

      Saudara mengutip ayat Injil yang menarik. Ayat Injil tersebut tidak menjelaskan bahwa Bapa mengirim Iblis. Iblis yang masuk dan membisikkan rencana jahat ke dalam hati Yudas, mengapa Bapa yang dipersalahkan dan harus bertanggung jawab terhadap tindakan Iblis tersebut? Bukankah ini salah sasaran? Lagi pula, hal menyesatkan tidak sesuai dengan sifat Allah.

      Itu sebabnya, umat Kristen memanggil Allah dengan sebutan Bapa, karena ada relasi dengan manusia. Tidak mungkin seorang bapak akan menyesatkan anaknya, bukan? Penyesatan hanya dilakukan oleh orang yang mencari keuntungan dan ingin menjerumuskan manusia. Oh ya, bagaimana dengan Allah SWT? Mengapa Al-Quran menyatakan bahwa Allah menyesatkan siapa saja yang dikehendakinya? “Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat, tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya…” (Qs 16:93).
      ~
      Solihin

  3. John Ferry Sitepu mengatakan

    9 Mei 2020 pada 9:22 am

    ~
    Ijin bertanya, apakah Christian Prince sudah pendeta?

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      11 Mei 2020 pada 1:29 pm

      ~
      Saudara John,

      Kami memohon maaf tidak dapat memberikan jawaban mengenai hal itu, karena kami tidak mengenal Christian Prince. Saudara dapat menelusuri berita mengenai Christian Prince melalui akunnya. Tentu bertanya langsung kepadanya akan memberikan manfaat langsung untuk saudara. Terima kasih untuk pertanyaan saudara tersebut.
      ~
      Solihin

  4. Jesus Park mengatakan

    14 Mei 2020 pada 1:34 am

    ~
    Eliqia,

    Masuklah iblis ke Yudas, dan Yudas di bisikkan iblis supaya berkhianat. Tidak ada Bapa memasukan iblis ke Yudas supaya berkhianat. Jadi saudara memaksa agar Bapa disamakan seperti allah Islam, tentu tidak bisa disamakan karena Bapa adalah Tuhan.

    Mengapa saudara ingin menyamakan Bapa dengan allah Islam? Bapa tidak pernah ingin menyesatkan siapa saja yang dikehendaki, tapi allah Islam sering mengakui penyesat, bukan? Kami juga bertanya pada saudara, mengapa allah Islam harus bekerja sama dengan syaitan untuk menyesatkan? Menurut kami penyesat adalah syaitan, dan sifat syaitan ada pada allah Islam, mungkinkah allah Islam dan iblis adalah satu. Apakah saudara setuju dalam hal ini?

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      14 Mei 2020 pada 6:22 pm

      ~
      Saudara Park,

      Amat disayangkan bahwa pernyataan demikian tidak didasarkan pada penelusuran bukti-bukti dan kejujuran dalam membaca Injil. Memang benar yang disampaikan oleh saudara bahwa Bapa tidak pernah mengutus Iblis kepada Yudas. Jelas, pernyataan demikian merupakan fitnah. Bukankah fitnah lebih kejam dari pembunuhan? Terima kasih.
      ~
      Solihin

  5. Abu 'Abdillah mengatakan

    22 November 2020 pada 8:39 am

    ~
    Apakah Bapa itu menciptakan sifat-sifat buruk pada manusia ataukah Iblis yang menciptakan sifat-sifat buruk tersebut? Jika Iblis yang menciptakan sifat-sifat buruk pada manusia, pertanyaannya siapa yang menciptakan Iblis? Bagaimana Bapamu itu menciptakan?

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      30 November 2020 pada 5:41 pm

      ~
      Saudara Abu,

      Pertanyaan yang baik sekali. Sesungguhnya Iblis tidak mempunyai kuasa untuk menciptakan. Bila Iblis memiliki kuasa untuk menciptakan, maka Iblis adalah pencipta. Dengan demikian, pencipta dalam kekekalan bukan hanya Allah, tetapi Iblis juga.

      Bapa selalu menciptakan yang baik. Tetapi pilihan manusia yang memakan buah yang dilarang Allah menyebabkan sifat memberontak ada pada manusia. Bukankah ini yang terjadi pada manusia saat ini?

      Sekarang kami mengajak saudara memikirkan hal ini. Allah menghendaki supaya manusia diselamatkan seperti bapak yang sayang pada anaknya. Apakah saudara akan membiarkan anak saudara masuk jurang jika ia tahu jalan yang benar?
      ~
      Solihin

  6. Emen mengatakan

    10 Januari 2021 pada 9:25 pm

    ~
    Saya mau tanya. Siapakah Bapa yang dipanggil oleh Yesus?

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      17 Februari 2021 pada 6:58 am

      ~
      Saudara Emen,

      Saudara memberikan pertanyaan yang menarik sekali. Bapa yang dipanggil oleh Isa Al-Masih adalah Allah. Bagi Isa Al-Masih, sebutan ini menunjukkan satu hakikat dan satu kesatuan dalam relasi. Sebab Isa Al-Masih adalah Allah.

      Patut disyukuri juga bahwa pengikut Isa Al-Masih diberikan kesempatan memanggil Allah dengan sebutan Bapa yang menunjukkan kedekatan relasi, walaupun tidak satu hakikat sebagaimana Isa Al-Masih dan Bapa. Mengapa demikian? Sebab pengikut Isa Al-Masih telah memperoleh kepastian masuk sorga dan tinggal bersama dengan Bapa.

      Nah, saudara pun memiliki kesempatan menjadi anak-anak Allah jika saudara mau menerima rahmat keselamatan yang diberikan oleh Isa Al-Masih? Bukankah saudara pun gelisah dan kuatir tentang nasib di akhirat? Bagaimana jika saudara mempertimbangkan rahmat keselamatan dari Isa Al-Masih?
      ~
      Solihin

  7. Hamba Allah SWT mengatakan

    25 Maret 2021 pada 10:30 pm

    ~
    Ini aqidah kami. Allah SWT mahaesa. Allah SWT satu dan tunggal serta tidak terbilang. Allah SWT tempat memohon segala sesuatu.

    Allah SWT tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tidak ada sesuatu pun yang setara dengannya.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      26 Maret 2021 pada 7:02 am

      ~
      Saudara Hamba,

      Kami setuju dengan saudara bahwa Allah tidak beranak dan diperanakkan. Sebab memang demikian adanya. Jelas, Allah tidak mungkin beranak secara biologis.

      Bukankah Allah mahakuasa? Apakah Allah harus beranak dulu sehingga dapat mempunyai anak? Bukankah Allah dapat mengangkat manusia menjadi anak-anak-Nya?

      Setiap orang yang telah percaya dan menerima rahmat keselamatan dari Isa Al-Masih diperkenankan menjadi anak-anak Allah. Sehingga dapat memanggil Allah dengan sebutan “Bapa”. Bukankah ini indah? Bagaimana perasaan saudara bila Allah memberikan hak kepada saudara untuk memanggil-Nya “Bapa”?
      ~
      Solihin

  8. Faisal sulla mengatakan

    12 Mei 2021 pada 12:23 pm

    ~
    Assalamualaikum,

    Pertanyaan yang sungguh luar biasa. Kalau menurut logika saya, orang Kristen menyebutkan nama Allah dengan sebutan Bapa. Itu wajar karena mereka menggikuti panggilan Nabi Musyha kepada Allah.

    Tetapi Allah, tidak pernah menyebutkan dan memerintahkan Musyha untuk menyampaikan kepada umatmu untuk memanggil saya Tuhanmu (Allah) dengan sebutan Bapa.
    Tetapi Allah SWT memerintahkan/mengutus kepada Nabi Muhammad SAW untuk melindungi hamba-Nya ke jalan yang benar dan jalan yang lurus, yang diridhoi oleh Allah SWT. Sekali lagi mohon dimaafkan.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      18 Mei 2021 pada 9:26 am

      ~
      Saudara Faisal Sulla,

      Kami dapat mengerti mengapa saudara dan umat Muslim belum mengetahui pentingnya mengenal dan memanggil Allah itu sebagai Bapa. Sebutan Bapa kepada Allah sesungguhnya adalah suatu yang mutlak sebab dari Dialah segala sesuatu dijadikan. Namun sejak manusia berdosa maka hubungan manusia dengan Allah telah rusak total.

      Manusia tidak lagi mengenal-Nya secara benar dan utuh. Manusia menjadi anak yang hilang dan tidak mengenal siapa pencipta-Nya. Barulah oleh Allah sendiri, sebagai Bapa yang baik, Dia turun ke dunia di dalam Isa Al-Masih. Melalui Dia kita mengenal Allah yang benar.

      Isa Al-Masih berkata: “Kata Isa Al-Masih kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa, bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:21).

      Allah yang benar itu adalah Bapa bagi alam semesta. Maukah saudara mengenal-Nya? Jika saudara ingin berdiskusi lebih lanjut suilakan hubungi SMS/WA 0812-8100-0718
      ~
      Noni

  9. Deddy Cahyo AB mengatakan

    10 Januari 2022 pada 8:21 pm

    ~
    Bagaimana pendapat Saudara jika Allah benar-benar menjadi Bapa? Saya tidak setuju. Karena bahasa Inggrisnya ” Bapa ” adalah ”Father” dan ”Father” artinya adalah ”Ayah“.

    Apakah pantas jika seorang ”Hamba” dengan panggilan ”Ayah“. Sedangkan Nabi Isa A-Masih / Yesus sendiri seorang manusia dan disebut-sebut sebagai ”Anak Tuhan“, kita juga seorang manusia. Berarti kita sama dengan Nabi Isa Al-Masih.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      21 Januari 2022 pada 3:54 pm

      ~
      Saudara Deddy Cahyo AB,

      Benar sekali bahwa kita manusia yang adalah hamba yang tidak berdaya. Tetapi Isa Al-Masih bukanlah manusia yang tidak berdaya layaknya hamba. Coba baca di dalam Qs 3:45, disana ada petunjuk. Dikatakan bahwa Isa Al-Masih adalah yang terkemuka di dunia dan di akhirat. Tentu saja saya setuju dengan saudara bahwa tidak mungkin manusia menjadi Allah. Tetapi baca lagi ayat itu, jadi mungkinkah manusia menjadi yang terkemuka atas alam semesta. Bukankah yang terkemuka di dunia dan di akhirat hanyalah yang kekal dan yang maha sempurna?

      Apakah saudara sudah mengenal siapa Isa Al-Masih ?Ada banyak pemahaman yang keliru akibat ketidaktahuan. Karena itu alangkah baiknya jika kita bisa berdiskusi bersama untuk memperkaya ilmu kita. Jika saudara berkenan kita bisa melanjutkan diskusi. Silakan hubungi kami di WA 0812-8100-0718
      ~
      Noni

Baca komentar lainnya:

« 1 … 21 22 23

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Mengapa Hanya Isa Dapat Menyembuhkan Anak Muslimah Yang Sakit?
  • Bukan Saja Judi Itu Haram Tetapi Juga Menghilangkan Kedamaian Hati!
  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 3 Alasan Seorang Mukmin Menjadi Pengikut Isa Al-Masih
  • Terungkap! Alasan Nasrani Menyatakan Isa, Al-Hamid (Maha Terpuji)

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Terungkap! Alasan Nasrani Menyatakan Isa, Al-Hamid (Maha Terpuji)
  • 8 Alasan Utama Orang Beragama Masuk Kepercayaan Kristen
  • Rahasia Mukmin Mengatasi Stres Tekanan Batin Karena Takut Azab
  • Bolehkah Suami Muslim Memukul Istri?
  • Apakah Qurban Terbaik bagi Muslim Saat Idul Adha?

Artikel Yang Terhubung

  • Umat Kristen Ingin Bersama Umat Islam Di Surga!
  • Mengapa Umat Kristen Beribadah Pada Hari Minggu?
  • 5 Pertanyaan Utama Muslim Untuk Umat Kristen
  • 8 Alasan Utama Orang Beragama Masuk Kepercayaan Kristen
  • Kedamaian Natal Bagi Umat Islam dan Nasrani!

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2022 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami