Umat Islam menganggap ajaran kasih Kristen itu lemah. Namun, Islam juga mengajarkan kasih sayang karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Benarkah ajaran kasih Kristen itu lemah?
Apakah Kasih Itu Lemah?
Beberapa tahun lalu saya mendengar penceramah Muslim mengajarkan bahwa ajaran kasih Kristen itu lemah. Sehingga banyak kaum Muslim menganggap kasih itu lemah. Terus terang saya bingung dengan tuduhan dan anggapan seperti itu.
Sebagai umat beragama yang berfikir, kita tidak hanya berasumsi. Melainkan mendasarkan kepercayaan kita pada kebenaran Wahyu Allah.
Jika kasih itu lemah, mengapa Islam mengajarkan kasih sayang terhadap sesama?
Agama Islam Mengajarkan Kasih Sayang
Para Mukmin yakin Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Juga Al-Quran menuliskan “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs 3:31).
Jika kasih itu lemah, mengapa Islam juga mengajarkan untuk mengasihi Allah, Muhammad dan juga kasih sayang sesama Muslim?
Bukankah kita sering melihat betapa besarnya kasih orang tua kepada anak-anaknya. Juga anak-anak wajib mengasihi orang tuanya.
Suami dan istri wajib saling mengasihi. Kita juga wajib mengasihi sesama kita.
Bukankah semua itu membuktikan bahwa kasih itu mulia dan kuat?
Semua Orang Membutuhkan Kasih dan Sayang
Umat Muslim dan semua orang ingin dikasihi, bukan dimusuhi. Etnis Muslim Rohingya membutuhkan kasih sesamanya, termasuk dari non-Muslim. Para pengungsi Muslim dari Timur Tengah membutuhkan kasih orang-orang kafir atheis dan Kristen di Eropa.
Agar hidup damai sejahtera, maka kita wajib saling mengasihi, bukannya memusuhi. Jika Anda setuju, kirimlah lewat email kepada kami pandangan Anda tentang pentingnya kasih bagi kehidupan Anda.
Manusia membutuhkan kasih dan rahmat Allah. Artinya kasih itu tidak lemah. Kasih itu kuat dan berkuasa. Bagaimana nasib manusia jika tidak mendapatkan kasih dan rahmat Allah?
Kasih Siapa Yang Termulia dan Terbesar?
Kasih Isa Al-Masih adalah kasih termulia. Sebab kasih Isa Al-Masih adalah kasih Allah. Ketika di dunia, Isa Al-Masih, Sang Kalimatullah, mengamalkan kasih Allah. Ia menolong manusia, baik masalah jasmani maupun rohani.
Kasih Isa Al-Masih adalah kasih yang terkuat. Injil Allah menyaksikan “. . . kita ketahui kasih Kristus [Isa Al-Masih] . . . bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita . . .” (Injil, 1 Yohanes 3:16).
Karena kasih-Nya, Isa rela mati menanggung hukuman dosa manusia. Yaitu kematian di neraka. Isa rela mati agar Ia dapat mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal di surga.
Kasih Isa Al-Masih dan Hidup Kekal Anda
Jadi, kasih Isa Al-Masih adalah kasih terkuat, terbesar dan menyelamatkan. Jika ingin beroleh kasih Isa Al-Masih yang menyelamatkan, maka kita wajib menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. Silakan menghubungi kami jika Anda rindu menerima kasih Isa Al-Masih tersebut!
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Islam Mengajarkan Kasih Sayang Penting: Bagaimana Cara Mendapatkannya?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Kasih Sayang Allah Dalam Al-Quran Dan Injil
- Bukti Terbesar Kasih Allah Dalam Islam Dan Kristen
- Kasih Yang Rela Menderita
- Hakim Yang Adil Dan Penyayang
- Hisab, Benarkah Bukti Kasih Sayang Allah Pada Muslim?
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca:
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Jika kasih itu lemah, mengapa ada ajaran kasih dalam Islam?
- Apa yang terjadi jika Allah tidak mengasihi manusia?
- Adakah kasih yang melebihi kasih Isa Al-Masih yang menyelamatkan manusia dan menjamin masuk surga? Buktikan!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].