Pernahkah Anda ingin tahu jika Allah mengasihi Anda? Bagaimana mungkin Allah, Sang Pencipta, dapat mengasihi ciptaan-Nya? Silakan memberi jawaban Anda di sini.
Siapa saja yang Allah kasihi? Setiap insan atau hanya orang-orang tertentu? Kita semua ingin dikasihi. Jika seseorang tidak merasa dikasihi, akibatnya kesepian, depresi, bahkan bunuh diri.
Mari kita pelajari bagaimana kasih sayang Allah dalam Al-Quran dan Injil.
Kasih Sayang Allah dalam Al-Quran
Al-Quran menggunakan kata kasih tidak lebih dari 70 kali dalam 6,236 ayat. Kebanyakan pemakaian kata ini bicara tentang kasih manusia kepada orang lain, obyek, atau Allah. Dalam seluruh Al-Quran, hanya ada 20 pemakaian kata kasih tentang bagaimana Allah mengasihi manusia.
Siapa yang Allah kasihi? Allah mengasihi orang yang:
- Beramal baik
- Suci dan bersih
- Sholeh/Sholehah
- Adil
- Setia
- Mengasihi Allah
- Berperang di jalan-Nya
Jadi, kasih sayang Allah dalam Al-Quran hanya bagi orang yang berusaha keras untuk mematuhi setiap perintah Allah. Berarti, kita harus memperoleh kasih Allah. Apakah Anda sudah melakukan semua hal di atas dan yakin dikasihi Allah?
“. . . Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri” (Qs 2:222). Bagaimana cara kita bisa menyucikan diri dari semua dosa agar Allah mengasihi kita?
Kasih Sayang Allah dalam Injil
Di antara 7,957 ayat dalam Injil, lebih dari 200 bicara mengenai kasih. Ada satu bagian Injil yang menyebut kasih 27 kali dalam 15 ayat. Banyak sekali ayat bicara tentang kasih Allah kepada manusia. Dua contoh sbb:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya [Isa Al-Masih] . . . supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
“. . . Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita . . . Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus [Isa Al-Masih] telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Injil, Surat Roma 5:2, 8).
Kalau kita membaca Kitab Suci Injil, jelas bahwa kita tidak dapat memperoleh kasih Allah karena berbuat baik. Allah mengasihi setiap orang, termasuk Anda, walau kita berdosa. Kasih sayang Allah kepada setiap orang begitu besar.
Seberapa Besar Kasih Sayang Allah kepada Kita?
“Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa [Allah] kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah . . .” (Injil, Surat 1 Yohanes 3:1).
Allah sangat mengasihi kita, sehingga kita dapat menjadi keluarga Allah. Bagaimana mungkin jika kita tidak suci dan masih berdosa? Kita tidak sanggup menyucikan dirinya.
Kasih sayang Allah begitu besar bahwa Dia juga mengutus Kalimatullah (Isa Al-Masih) untuk “menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:10). Melalui kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, Isa Al-Masih mampu menyucikan hidup dan hati nurani kita dari dosa jika kita beriman kepada-Nya.
Jadi, Allah akan memberikan kita hati baru. Hati yang mengasihi Dia dan mengasihi orang lain.
Hubungi kami jika Anda ingin belajar tentang kasih sayang Allah mendalam.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pandangan Saudara tentang kasih sayang Allah dalam Al-Quran?
- Bagaimana cara Allah membuktikan kasih-Nya dalam Injil?
- Mengapa kita sangat membutuhkan kasih Allah yang telah dinyatakan dalam Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Islam dan Kristen Bertanya “Apakah Allah Mengasihi Saya?”
- Bukti Terbesar Kasih Allah dalam Islam dan Kristen
- Islam: Ajaran Kasih Isa Itu Lemah, Allah Maha Pengasih dan Penyayang
- Dalam Injil dan Al-Quran – Isa Mewujudkan Kasih Allah
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Allah di Alkitab berbeda dari ilah Arab di Quran. Keȷαϑiαn 33:20, “…λllαɧ ʪrαel iαlαh λllαɧ.” Ǫs 10:90 bαhwα tidαk αdα Ƭυhαη, melαinkαn yαng dipercαyαi oleh Bαni ʪrαil. Bedanya, ilah Arab tidak dipercayai oleh bani Israil. Allah di Alkitab itu kasih: 1 Ƴohαnes 4:8, “…λllαɧ αdαlαh kαsih.” Ilah Arab di Quran itu sombong. Berkαtαlαh ilαh Arαb: “Kesombongαn αdαlαh selendαng-Ku” (HR.Muslim,4752).
Sifat kasih bertolak belakang dengan sifat sombong. Kasih tidak takabur dan tidak menyombongkan diri. 1 Korintυs 13:4, “Kαsih itu…tidαk sombong.” Sombong tidak mengasihi, dan pasti membenci. Ǫs 5:14, “…Kαmi timbulkαn…permusuhαn, DAN kebenciαn…”
~
Saudara Biangkala,
Memang benar bahwa kasih dan kesombongan adalah dua hal yang amat berbeda, seperti bumi dan langit. Allah tidak mungkin sombong. Sebaliknya, sifat yang melekat kuat pada Allah adalah kasih. Karena kasih-Nya, maka Dia rela nuzul ke dunia menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia dari neraka. Sekiranya kasih tidak ada pada Allah, maka mustahil manusia memiliki sifat kasih sekalipun kasih manusia tidak sempurna.
~
Solihin
~
Di dalam Al-Quran ALLAH SWT maha pengasih lagi maha penyang, semua mahkluknya ia kasihi karena dia maha pengasih, tapi untuk mendapat sayang dari ALLAH ada syaratnya yaitu:
1. Tidak menyembah selain Allah
2. Percaya bahwa Allah itu esa/satu. Esa juga dalam artian Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada satu pun yang setara dengan dia
3. Mematuhi perintahnya dan menjauhi larangannya. Kita manusia lahir ke dunia sendiri dan mati pun juga dikubur sendiri, dosa juga ditanggung sendiri-sendiri, tidak ada istilah penebusan dosa. Jika ada yang namanya penebusan dosa alangkah ketidakadilnya dunia ini diciptakan, maka akan banyak terjadi kejahatan karena manusia tidak takut akan dosa.
~
Saudara Rocky,
Kami setuju dengan saudara bahwa Islam mengajarkan bahwa Allah SWT maha pengasih dan maha penyayang. Memang demikian seharusnya yang diketahui oleh semua orang beragama. Membaca pernyataan saudara di atas membuat kami tertarik, yaitu Allah SWT mengasihi makhluknya asalkan memenuhi kriteria yang diminta alias Allah SWT menetapkan syarat agar kasih Allah SWT diberikan.
Saudara Rocky, ada seorang anak yang mengharapkan kasih sayang dari orangtuanya. Tetapi orangtuanya tidak pernah memberikan kasih sayang yang diharapkan anak itu. Sebab anak itu tidak mampu memenuhi harapan orangtuanya. Saat orangtuanya mengharapkan sang anak mendapatkan nilai yang bagus, tetapi anak itu malah mendapatkan nilai yang jelek, orangtuanya pun marah dan murka. Padahal anak itu telah berusaha menyenangkan hati orangtuanya. Kira-kira apakah anak itu tidak akan sedih dan menangis? Tidakkah anak itu akan bertanya dalam hati, mengapa ayah dan ibuku tidak menyayangiku secara tulus? Bukankah aku ini adalah anaknya? Bagaimana menurut saudara perlakuan orangtua dan kesedihan yang dirasakan anak itu?
~
Solihin
~
Artikel apa ini? Kalau tidak paham Al-Qur’an jangan sok menafsirkan Al-Qur’an dengan salah, mending baca kitab kamu sendiri. Injil kamu yang salah, tidak jelas. Kasih sayang Allah swt itu hanya pada orang-orang yang ingin bertaubat di jalannya dan dia tidak sayang kepada kalian yang telah runtuh akal budi pekertinya. Berhala disembah. Kita jangan terlanjur akan keyakinan jelas, banyak orang-orang barat sana dapat hidayah dan membaca hasyadat karena mereka mengerti betapa agungnya Muhammad dan betapa kagumnya mereka dengan keterangan-keterangan yang diberikan Al-Qur’an. Jelas Allah akan sayang kepada hambanya yang bertaubat.
~
Saudara Hamba,
Seorang anak pasti mengharapkan dapat dikasihi seperti apa adanya dan tulus serta murni. Kalau orangtua menyayangi anaknya karena apa yang diperbuatnya, maka kasihnya memiliki syarat. Kasih demikian adalah kasih yang terbatas dan tidak sempurna. Sebaliknya, kasih yang sempurna adalah menerima apapun kondisi kita. Isa Al-Masih menunjukkan kasih yang sempurna itu. Ia rela “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” karena Ia sangat sayang pada siapapun, termasuk saudara.
Saudara Hamba, pernahkah saudara mengalami penolakan? Penolakan merupakan bentuk tidak sayang seseorang kepada saudara. Orangtua yang menolak anaknya pasti akan tersakiti seumur hidupnya. Demikian juga dengan saudara. Bila Allah menolak saudara hanya karena tidak mampu menjalankan perintahnya, bukankah menimbulkan rasa stres dan sakit hati di kemudian hari? Isa Al-Masih tidak demikian. Isa Al-Masih menerima setiap orang dengan berfirman, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28). Silakan saudara menghubungi kami di nomor 0812-8100-0718 agar kita dapat berdiskusi lebih lanjut.
~
Solihin
~
Rocky,
Dalam menanggapi komen anda itu, saya lucu membacanya, karena Allah Swt itu belum pernah ada datang ke dunia, dan juga belum ada ayat dalam Quran yang menyatakan bahwa Allah swt, mengasihi anak-anaknya, atau umatnya, kau sedang bersaksi tapi tidak benar. Bila dibandingkan dengan Yesus, sangat beda sekali, bagaikan bumi dan langit, karena Yesus pernah ada di dunia dan saksinya itu adalah murid-murid-Nya.
Mungkin Allah swt cuma kasihnya kepada nabi Muhamad, tapi juga tidak sepenuhnya. Di saat nabi Muhammad makan daging kambing yang beracun, tapi Allah swt tidak memberikan tanda, sehingga nabi Muhammad menderita cukup lama dan kematian menjemputnya. Cuma dalam hal hal tertentu.
~
Saudara Aneta,
Kami terpaksa harus setuju dengan saudara bahwa Allah SWT tidak pernah membuktikan kasihnya kepada manusia, terutama kepada Muslim. Kami amat menyayangkan hal ini. Seyogianya sebagai yang disembah oleh umat Muslim, Allah SWT dapat membuktikan kasihnya kepada mereka. Ada banyak orang yang menaruh harapan pada Allah SWT, tetapi tidak kunjung mendapatkan jawaban yang pasti. Berharap kita merenungkan ini bersama.
~
Solihin
~
Kasih ilah Arab di Quran adalah wajib melakukan kekerasan kepada orang yang anti cium batu aswad. Ǫs 48:29. Ϻυhαmmαϑ…dαn orαng-orαng yαng bersαmα diα, αdαlαh kerαs terhαdαp orαng-orαng kαƒir (orαng yang αnti cium bαtu αswαd), tetαpi berkαsih sαyαng sesαmα merekα. Ǫs 9:123, perαngilαh ᴏrαnɡ-ᴏrαnɡ kαƒir (orαng yang αnti cium bαtu αswαd)…dαn hendαklαh merekα menemui kekerαsαn dαrimu. Ǫs 13:15, kepαdα ilαh Arαb-lαh sujud (pαtuh)…dengαn…terpαksα (dipαksα sujud dengαn kekerαsαn).
“Adα orαng mαsuk ʪlαm kαrenα rαsα terpαksα!! ketαkutαn jikα menolαk αkαn diperαngi “ (HR.Ahmαd,15008). Ϻαzmυr 73:6, merekα (pαrα pencium bαtu αswαd)…berpαkαiαn kekerαsαn.
~
Saudara Biangkala,
Banyak orang mengetahui bahwa Allah mahakasih. Sifat ini yang dipahami dan dilekatkan pada Allah sekalipun jika kita memikirkan hal ini lebih lanjut, maka kita tiba pada pertanyaan kritis. Apa bukti kasih Allah yang diharapkan umat beragama tersebut? Tidak ada! Hanya Isa Al-Masih yang telah membuktikan kasih-Nya yang mahahebat itu kepada manusia dengan “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Tidak ada orang yang mau mengorbankan nyawanya demi orang yang bersalah dan berdosa. Tetapi Isa Al-Masih rela membagikan nyawa-Nya untuk manusia.
~
Solihin
~
Seandainya seluruh manusia dari berbagai suku bangsa dan bahasa berdoa kepada saya, maka saya tak bisa mengabulkan semua keinginan mereka. Saya lebih pilih tidur daripada melayani mereka semua. Demikian pula dengan Kristus sebagaimanusia dia capek mendengar doa dari seluruh manusia dia lebih pilih istirahat. Tapi Allah tidak mengantuk, tidak tidur, tidak capek, tidak istirahat, tidak mati. Dia dengan mudah melayani doa dan keluhan seluruh manusia. Semua didengar tanpa mengantuk dan tidur dan Dia tak butuh pembantu. Dia kaya tak butuh kita. Dia memberi nafas kehidupan. Kita yang membutuhkan-Nya.
~
Saudara Alex,
Kami mengerti pendapat saudara. Tentu saudara tidak akan sanggup mendengarkan keluhan manusia yang berjumlah hampir 2 milyar. Hanya Allah yang sanggup mendengarkan keluhan, bahkan kemarahan manusia pada-Nya. Tetapi Allah tetap menunjukkan kasih-Nya kepada manusia dengan memberikan apa yang dibutuhkan manusia, seperti udara, matahari, kesejukan, dan sebagainya.
Isa Al-Masih pun mendengarkan permohonan manusia. Itu sebabnya, Isa Al-Masih berfirman, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28). Isa Al-Masih pasti mendengarkan permohonan saudara tatkala saudara memohon pada-Nya.
~
Solihin
~
Sdr. Hamba Allah swt,
Allah swt bukan pengasih, tauhid itu satu mutlak, disebut pengasih kalau ada ciptaannya, pelajari hadist sahih muslim 6621,6622, Riyad Salihin 422: Allah berkata jika kamu tidak berbuat dosa, allah akan melenyapkan kamudan menggantikanmu dengan orang lain yang berbuat dosa dan lalu meminta pengampunan Allah. Alloh harus kerjasama setan supaya manusia berbuat dosa (Qs 2:35-36;Qs43:36).
Masalah moralitas Muhammad bukan rahasia lagi, membuat gelombang murtad di barat dan tingginya agnostik di Arab. Qs 2:222, melarang berhubungan selama periode haid. Kata Aisya siapa yang dapat menahan nafsu Muhammad? Lihat Sahih Bukhari 298-300,302. Muhammad menyetubuhi istrinya yang sedang haid.
~
Saudara John,
Untuk mengetahui karakteristik Allah SWT, maka cara terbaik adalah mempelajari Al-Quran secara cermat dan teliti. Lalu, berpikir kritis terhadap setiap pernyataan Allah SWT. Adakah tindakan Allah SWT untuk membuktikan sifat mahakasihnya? Ini akan menolong setiap orang di forum ini mengenal siapa Allah SWT. Terima kasih.
~
Solihin
~
Jelas, karena kasih Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub adalah kasih agape yaitu kasih tanpa syarat. Semua orang dikasihi-Nya mau kamu berdosa, kamu kaya, kamu miskin, bahkan sekalipun kamu menghina Nama-Nya Ia tetap kasih kepada anda, karena kasih adalah sifat mutlak Allah. Jadi, tak dapat diingkari.
Bukannya menuntut syarat harus begini, harus begitu, harus suci, harus selalu menunaikan ibadah, harus bisa haji, dll, kasih allahnya orang Islam sama seperti kasih manusia levelnya? Manusia juga bisa mengasihi tapi ada syaratnya harus baik sama orang itu, ikuti apa yang orang itu katakan tapi kalau tidak baik tidak ada kasih. Bahkan jika kalian pikirkan sama seperti kasih orang awam bahkan orang atheis.
~
Saudara Kasih,
Kasih Allah bersifat tanpa syarat. Kasih jenis ini membuktikan sifat mahakasih Allah. Bila Allah memiliki syarat untuk dikasihi, maka manusia merasa sedih dan tak mampu memenuhi standar yang diminta Allah. Sebab Allah adalah sempurna. Kami berharap saudara-saudara di forum ini memikirkan kasih Allah yang sesungguhnya. Terima kasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Kata Ar Rahman (Maha pengasih) dalam Al Quran terulang sebanyak 57 kali (57:19 = 3), sedangkan kata Ar Rahim (Maha penyayang) terulang sebanyak 95 kali. Jelas Allah sangat mengasihi dan menyayangi seluruh makhlukNya. Selain Allah itu mengasihani dan menyayangi makhlukNya Allah juga memiliki sifat Maha Adil.
Allah akan memberikan balasan kebaikan kepada yang telah berbuat kebaikan dan Allah akan memberikan balasan siksaan kepada para penghianat, penjahat, pembangkang dan para pembuat kerusakan di atas dunia ini. Allah juga mempunyai sifat Maha pemaaf dan Maha pengampun bagi yang mau meminta maaf dan ampunan. Allah juga mempunyai sifat Maha penerima taubat bagi yang mau bertaubat kepadaNya.
~
Saudara Abdullah,
Kami senang saudara menyatakan bahwa Allah memiliki sifat mahakasih dan mahaadil juga. Hal ini menjadi bahan menarik untuk didiskusikan. Kami ingin tahu secara konkret tentang mahakasih dan mahaadil Allah SWT. Bagaimana sifat mahakasih dan mahaadil Allah dijalankan secara bersamaan? Misal, ada orang yang membunuh dan memperkosa. Bagaimana Allah SWT akan menjalankan sifat mahakasih dan mahaadilnya secara bersamaan? Mohon pencerahan.
Kami menyadari bahwa manusia merindukan untuk disayang oleh siapapun, termasuk Sang Pencipta. Itu sebabnya, banyak orang berlomba untuk memenuhi hukum Allah SWT agar disayangi oleh Allah SWT. Tapi apakah saudara mampu melaksanakan hukum Allah SWT secara sempurna? Bukankah sulit, saudara? Bagaimana saudara dapat memperoleh kasih Allah tanpa syarat itu? Mohon pencerahan.
~
Solihin
~
Sdr Abdullah,
Allah swt hakekatnya bukan pengasih dan penyayang. Doktrin Tauhid, allah adalah nomad (suatu entitas tunggal), pada dasarnya dia tidak berhubungan dengan siapapun, terpisah, hidup sendirian, bertapa, bisu! Allah swt baru dapat disebut allah, pengasih, penyayang, harus ada pribadi lain yang menerimanya, sangat bergantung ciptaannya.
Hal ini berbeda dengan ALLAH TRINITAS, tiga pribadi Tuhan sudah saling mengasihi satu sama lain di sepanjang masa. Kasih prinsip utama Tuhan (1 Yoh. 4:8), karena naturnya Tritunggal. ALLAH benar-benar independen dan tidak membutuhkan atau siapa-siapa di luar dirinya. Trinitas tidak hanya logis, tetapi juga doktrin yang benar-benar menjelaskan keberadaab kita sebagai manusia.
~
Saudara John,
Kasih sayang Allah perlu dibuktikan secara konkret, bukan saja retorika belaka. Sebab manusia pasti merasakan kelelahan menantikan jawaban yang pasti dari wujud kasih sayang Allah. Kami berharap saudara-saudara di forum ini dapat mencermati perbedaan kasih sayang Isa Al-Masih dengan Allah SWT. Terima kasih.
~
Solihin
~
Hamba Allah Swt,
Kami semua sudah belajar Al-Quran dan Alkitab. Tapi sayang Al-Quraan sangat tidak jelas tentang kasih sayang. Alloh swt adalah egois, Alloh maha bijak, penyayang dan pengasih. Tapi abstrak. Dan tidak maha sempurna. Salah satu ayatnya dalam Al-Quraan (Qs 2:223 ). “Istri – istrimu adalah ( seperti ) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.”
~
Saudara Amorata,
Maha pengasih dan maha penyayang yang melekat pada diri Allah SWT diharapkan dapat memberikan solusi bagi keluhan manusia di zaman ini, terutama dalam hubungan dengan akhirat. Allah SWT belum memberikan solusi konkret kepada manusia untuk keselamatan di akhirat. Padahal begitu banyak orang yang mengharapkan masuk sorga. Kami berharap saudara-saudara di forum ini berani berpikir kritis dan merasakan kegelisahan mendalam dari orang yang sedang sekarat, tetapi bingung dengan keselamatannya di akhirat. Terima kasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Teks itu telah melanggar pedoman no.1 dan ditulis dengan kebencian. Saya harap admin dapat lebih jeli dan segera menghapusnya sehingga tidak ada ruang untuk seperti itu di sini. Kita perlu memahami kiasan dan konteksnya. Ayat tersebut turun untuk menolak anggapan orang-orang Yahudi yang mengatakan, “Barang siapa yang mencampuri istrinya pada kemaluannya tapi dari arah belakangnya (pinggulnya), maka anaknya akan lahir bermata juling.”
2. Arrahman (Maha Pengasih) dan Arrahiim (Maha Penyayang), ayat ke-1 dalam surat pembuka (Al-fatihah) selalu jadi awal untuk Muslim dalam beraktivitas.
~
Saudara Sigit,
Kami berterima kasih untuk masukan saudara dan mohon maaf karena kurang teliti memerhatikan kalimat yang disampaikannya. Kami telah menghapusnya. Sekali lagi, terima kasih untuk pengertian saudara.
Menanggapi pernyataan saudara pada poin 2. Banyak orang mengetahui bahwa Allah maha pengasih dan penyayang. Itu adalah konsep yang didengung-dengungkan banyak orang. Tetapi pemahaman demikian masih sebatas konsep. Kalau boleh tahu, apa bukti kasih Allah SWT secara konkret untuk menyelamatkan saudara dari neraka? Tentu masuk sorga adalah harapan semua orang, termasuk saudara dan kami. Bukankah demikian?
~
Solihin
~
Hai Amorata,
Istri – istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam), artinya tempat kamu membuat anak, maksudnya tempatnya yaitu pada bagian kemaluan (bagaimana saja) dengan cara apa saja (kamu kehendaki) apakah sambil berdiri, duduk atau berbaring, baik dari depan atau dari belakang.
Ayat ini turun untuk menolak anggapan orang-orang Yahudi yang mengatakan, “Barang siapa yang mencampuri istrinya pada kemaluannya tetapi dari arah belakangnya (pinggulnya), maka anaknya akan lahir bermata juling. (Dan kerjakanlah untuk dirimu) amal-amal saleh, misalnya membaca basmalah ketika bercampur (dan bertakwalah kepada Allah) baik dalam perintah maupun larangan-Nya.”
~
Saudara Pradipta,
Kasih Allah akan membuat laki-laki dan wanita memiliki kedudukan yang sama di mata-Nya. Tidak menjadikan wanita sebagai obyek dari kepuasan para lelaki. Bila saudara ingin membahas hal ini lebih lanjut, maka kami mempersilakan saudara mengunjungi link ini: https://tinyurl.com/ycoal35z karena artikel di atas tidak membahas hal tersebut. Terima kasih untuk pengertian saudara.
~
Solihin
*****
1. Apa yang dikatakan dalam Al-Quran adalah nyata? Karena benar-benar dari Tuhan yang menciptakan diri saudara. Hingga setiap kasih yang disampaikan benar-benar akan saudara Rasakan. Buktinya saat anda membaca kalimat ini Tuhanku sedang mengasihimu dengan memberikan kesehatan di dunia.
2. Dalam Injil jelas pasti tidak akan berbeda dengan dengan Al Quran. Karena sama-sama wahyu Allah. Sementara dalam kitab kalian yang berlabel Bible telah banyak dikotori oleh manusia sehingga kasih yang disampaikan hanyalah berupa hayalan sang Saulus dan kawan kawannya.
3. Tuhanku adalah Tuhan yang Maha pemurah. Kembalilah kepada Tuhan yang telah menciptakan dirimu. Salam.
*****
Saudara Alex,
Kami menghargai pendapat saudara di atas. Walaupun kita perlu mengkaji hal itu lebih lanjut. Misalnya, benarkah Allah SWT menyayangi saudara tanpa syarat? Isa Al-Masih mengasihi manusia tanpa syarat. Artinya manusia dikasihi oleh Isa Al-Masih bukan karena manusia telah bersih, soleh, rajin beramal, dan sebagainya. Ini yang perlu diperbandingkan.
Oh ya, saudara telah lama memercayai Allah SWT. Kalau boleh tahu, apa saudara telah disayangi oleh Allah SWT? Apa bukti konkret Allah SWT menyayangi saudara untuk menyelamatkan saudara dari neraka?
~
Solihin
~
Cara Allah mengasihi manusia diturunkannya para rasul mulai dari Adam hingga Muhammad. Tapi sayang pengikut lain tak mau mengikuti Muhammad. Makanya dia tak akan pernah merasa dikasihi.
~
Saudara Ucokk,
Menarik sekali pendapat saudara di atas bahwa tidak mengikuti nabi saudara, maka tidak merasa dikasihi. Pengikut Isa Al-Masih telah dikasihi oleh Isa Al-Masih. Itu sebabnya, tindakan konkret Isa Al-Masih mengasihi manusia adalah mengorbankan diri-Nya agar manusia diselamatkan. Hal ini tidak ditemukan pada nabi saudara. Alih-alih mendapatkan kasih dari nabi saudara, umat Islam diminta untuk mendoakan nabi saudara. Jelas, ini bukan tindakan kasih.
Oh ya, kami bisa memahami bahwa saudara mengharapkan dikasihi dan disayang oleh Allah SWT. Pernahkah saudara mendapatkan kasih sayang Allah SWT secara konkret di mana saudara telah mendapatkan kepastian masuk sorga? Mengapa? Dapatkah saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin
~
Ada tertulis dalam Al-Quran: Orang-orang Yahudi dan Nasrani menganggap Muhammad seperti anak kandungnya sendiri.
~
Saudara Zabur,
Saudara memberikan pernyataan yang menarik bahwa orang Yahudi dan Nasrani menganggap nabi saudara seperti anak kandung sendiri. Tentu hal ini perlu dibuktikan melalui ayat Al-Quran. Sebab Isa Al-Masih mengajarkan kepada para pengikut-Nya untuk mengasihi semua orang seperti mengasihi diri sendiri. Mengapa? Karena Isa Al-Masih telah mengasihi manusia dengan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Tentu ini harapan semua orang, bukan?
Demikian juga dengan saudara. Saudara pasti mengharapkan diterima dan disayang Allah SWT tanpa syarat. Kalau boleh tahu, apa saudara telah diterima Allah SWT tanpa syarat dan dijamin pasti masuk sorga? Mengapa?
~
Solihin
~
Hidup saya tertekan, dikucilkan di lingkungan keluarga padahal saya sudah banyak berkorban. Saya ingin bunuh diri.
~
Saudara Rahul,
Kami bisa mengerti perasaan saudara di tengah situasi yang dihadapi saudara. Kami ingin mendengarkan persoalan saudara. Bolehkah kami tahu persoalan apa yang dihadapi saudara sehingga saudara ingin bunuh diri? Apakah saudara sudah memikirkan akibat dari keputusan itu? Tentu keluarga saudara akan sedih dan Allah tidak berkenan dengan keputusan itu. Bila saudara ingin berbagi dengan kami, silakan saudara menghubungi nomor ini: 0812-8100-0718. Terima kasih.
~
Solihin
~
Saya sangat berterima kasih membaca artikel ini, karena sangat membantu saya memahami betapa besarnya kasih Allah bagi kami, yang diinkarnasi melalu Yesus Kristus.
Saya bangga kepada Yesusku yang menjadi teladan bagi saya, mengajarkan saya untuk mengasihi seperti Dia yang telah mengasihi saya.
~
Saudara Mey,
Allah adalah kasih. Ini yang diwahyukan Isa Al-Masih kepada Rasul Yohanes bahwa Allah adalah kasih. Itu sebabnya, umat beragama menekankan bahwa Allah adalah pengasih dan penyayang.
Namun, bukti konkret Allah adalah kasih, yaitu Allah nuzul ke dunia dan menjadi manusia, yakni Isa Al-Masih. Isa Al-Masih rela “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28), sebagai bukti kasih-Nya.
Kami berterima kasih untuk tanggapan saudara. Kami berharap banyak pengunjung akan mempertimbangkan untuk belajar tentang Isa Al-Masih.
~
Solihin