Saya selalu berusaha menjalankan puasa sebaik mungkin. Karena peraturan agama mewajibkan demikian.
Namun satu kali timbul pertanyaan: “Mengapa Allah mewajibkan puasa?” Apakah keutamaannya sehingga sangat penting?
Pertanyaan ini membuat saya merenung. Saya ingin memahami lebih dalam mengenai puasa.
Mari simak uraian berikut, agar kita dapat lebih baik beribadah kepada Allah.
5 Alasan Allah Mewajibkan Puasa
Dari kecil saya sudah diajarkan untuk berpuasa. Saya selalu melakukannya tanpa banyak bertanya.
Namun satu saat ada teman bertanya: “Mengapa puasa wajib?” Hal ini menimbulkan rasa penasaran. Saya juga tidak tahu jawaban pastinya.
Karena itu saya mendatangi guru agama. Guna mendapat pemahaman yang benar.
Guru agama memberi setidaknya lima jawaban yang menjadi alasan mengapa Allah mewajibkan puasa.
1. Merupakan salah satu perintah utama.
Islam dibangun atas lima hal. Salah satunya adalah puasa Ramadhan (Musnad Ahmad 18423). Sehingga jelas menjadi kewajiban.
2. Untuk pengampunan dosa
Hal penting lainnya adalah dalil yang menyatakan puasa dapat menghapus dosa. Sehingga menjadi salah satu alasan utama mengapa Allah mewajibkan puasa.
“. . . tentang bulan Ramadhan: ‘Barangsiapa yang menegakkannya karena iman kepada Allah . . . maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya’” (Shahih Bukhari 1869).
Kita sebagai manusia pasti penuh dosa. Kita pasti sangat membutuhkan ampunan Allah.
3. Pahala berlipat-ganda.
Guru agama juga menyatakan bulan Ramadhan penuh berkah. Karena semua pahala amal ibadah akan berlipat-ganda (Shahih Muslim 1945).
4. Mengingatkan untuk lebih takwa.
Puasa mengajarkan sabar untuk menahan lapar, minum, dan hawa nafsu. Kesabaran itulah yang menuntun pada peningkatan ketakwaan kepada Allah (Qs 2:183).
5. Untuk kesehatan tubuh.
Selain ibadah, puasa memiliki manfaat lain. Yaitu membuat tubuh lebih sehat.
Dokter menyatakan puasa memiliki banyak dampak positif. Misalnya: membakar lemak, meningkatkan hormon pertumbuhan, meningkatkan fungsi otak. Juga mengurangi tekanan darah, mengurangi risiko penuaan dan penyakit berbahaya.
Pertanyaan Lanjutan Mengenai Kewajiban Puasa
Saya senang dengan jawaban ini. Namun selanjutnya saya memiliki beberapa pertanyaan lebih dalam. Misalnya:
A. Bagaimana kita yakin bahwa puasa diterima Allah?
Saya menanyakan hal ini karena membaca ayat yang menggelisahkan. “Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian dari puasanya melainkan lapar dan haus . . .” (Hadits Ahmad 8501).
Tentu kita sebagai manusia berusaha yang terbaik. Namun bisa saja khilaf dan tidak berkenan pada Allah.
B. Bagaimana jika kita tidak mampu memenuhi jatah puasa?
Puasa adalah kewajiban ibadah. Yang jatahnya harus terpenuhi. Kita wajib mengganti jika belum menunaikan secara penuh (Qs 2:185).
Terlebih lagi bisa ada tanggungan puasa dari keluarga (Shahih Muslim 1935). Karena inilah saya khawatir. Bagaimana jika tidak mampu memenuhi semua tuntutan ini? Akankah saya mendapat hukuman yang mengerikan?
Kegelisahan Menjalankan Ibadah
Berbeda dengan pertanyaan sebelumnya, kali ini guru agama terkejut. Ia memarahi saya karena menanyakan semua hal ini.
Jawabannya hanyalah kita manusia memang lemah. Namun tetap harus berusaha yang terbaik.
Setelah percakapan ini membuat saya gelisah. Karena saya rindu beribadah untuk mendapat rahmat Allah. Namun takut tidak mampu karena banyak kelemahan.
Inisiatif Saya Mencari Pemahaman
Beberapa saat setelah itu saya bertemu teman Nasrani (Ridwan), saat acara tahunan di kantor. Saya bertanya kepadanya mengenai puasa dalam kepercayaannya.
Memang sebenarnya selama ini saya kagum dengan teladan Isa Al-Masih dalam ajaran Nasrani. Yaitu Ia menyatakan prinsip kasih.
Namun tadinya saya merasa lebih unggul karena banyak peraturan dalam kepercayaan saya. Dan membuat saya merasa memiliki standar yang lebih tinggi.
Namun sekarang saya sadar tidak mampu memenuhi tuntutan Allah. Karena itu saya mau bertukar-pikiran.
Alasan Mengapa Nasrani Berpuasa
Ridwan memberikan beberapa alasan sederhana. Yaitu:
1. Tanda pertobatan.
Nasrani melihat puasa sebagai bentuk kesungguhan hati. Yaitu menyertai sikap bertaubat untuk hidup benar di hadapan Allah.
“. . . berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa . . .” (Taurat, Yoel 2:12).
2. Untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Selanjutnya puasa bagi kaum Nasrani juga bentuk ibadah. Yang bertujuan untuk memusatkan hati kepada Allah.
“. . . [hamba Allah itu] siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa” (Injil, Lukas 2:37).
3. Untuk berdoa dan meminta pertolongan-Nya.
Umat Nasrani bisa berdoa dan meminta pertolongan Allah dalam berbagai masalah kehidupan. Seringkali disertai dengan puasa.
Contohnya adalah: “. . . aku memaklumkan puasa . . . memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami . . . Kemudian berangkatlah kami . . . dan tangan Allah kami melindungi kami dan menghindarkan kami dari tangan musuh dan penyamun” (Taurat, Ezra 8:21,31).
Penjelasan Ridwan sangat menarik. Secara umum memang kami setuju bahwa puasa bagian dari ibadah.
Namun saya menjadi heran. Saya bertanya: “Jika demikian pemahamannya, apakah puasa bukan kewajiban? Bagaimana dengan pengampunan dosa?”
Beribadah karena Dosa Sudah Terampuni
Ridwan menyatakan Nasrani memiliki pemahaman berbeda. Mereka beribadah bukan untuk mendapat pengampunan dosa.
Karena betapapun usaha dan amal manusia pasti terbatas. Tidak akan mampu menutupi dosa.
Allah memberikan jalan keselamatan melalui Isa Al-Masih. Jika kita mengimani dan menjadi pengikut Isa tersedia ampunan-Nya.
“Tetapi kalau kita mengakui dosa-dosa kita kepada Allah, [dengan mengimani Isa] . . . Ia akan mengampuni dosa-dosa kita” (Injil, 1 Yohanes 1:9 BIS).
Karena itu umat Nasrani beribadah dalam pengucapan syukur. Karena semua dosanya sudah terampuni. Termasuk dalam hal puasa. Mereka berpuasa sebagai bentuk kesungguhan dan syukur kepada Allah.
Beribadah dengan Pemahaman Baru
Percakapan dengan Ridwan membuat saya merenung. Saya menjadi gelisah saat menyadari kelemahan kita sebagai manusia.
Saya merasa hanya memiliki dua pilihan. Yaitu berusaha sempurna memenuhi semua kewajiban agama. Atau menyadari saya memang tidak mampu. Lalu menerima pertolongan Allah melalui Isa Al-Masih.
Pemikiran inilah yang menjadi awal mula saya belajar mengenai Isa. Sampai akhirnya saya menyadari manusia tidak mungkin selamat dari usaha dirinya sendiri.
Bagaimana dengan Anda ? Mampukah Anda memenuhi semua kewajiban agama? Mari mengimani dan menjadi pengikut Isa untuk menerima pertolongan Allah!
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Bagaimana Jika Tidak Mampu Mengganti Qadha Puasa Ramadhan?
- Bagaimana Mukmin Dapat Menghindari Hukuman Tidak Berpuasa?
- Manfaat Amal Saleh: Dapatkah Menjamin Selamat Di Akhirat?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah Saudara merasa mampu untuk memenuhi seluruh jatah puasa seumur hidup? Bagaimana jika tidak mampu memenuhinya?
- Bagaimana pendapat Saudara dengan pandangan bahwa dosa manusia terlalu banyak sehingga tidak mungkin tertutupi dengan puasa dan ibadah lainnya?
- Bagaimana pendapat Saudara bahwa melalui Isa manusia bisa beribadah dalam ucapan syukur dan bukan untuk mendapat pengampunan dosa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].