Semua agama mengajarkan tentang kasih bagi sesama, baik Islam, Nasrani, dan agama lain. Setiap orang berlomba-lomba menunjukkan kasih bagi orang di sekitarnya. Hal ini dapat ditunjukkan lewat pemberian atau pun aksi yang menunjukkan kepedulian terhadap seseorang.
Namun, saat ini banyak kasus yang terjadi seperti penolakkan, pembunuhan. Semua itu terjadi bahkan ketika seseorang meyakini agamanya mengajarkan kasih. Pertanyaan saat ini adalah, bagaimanakah pengajaran kasih dalam agama kita?
Mari kita membahas bagaimana pengajaran kasih dalam Islam dan Injil.
Ajaran Kasih dalam Islam
Mukmin yang percaya bahwa agama Islam mengajarkan kasih, tidaklah salah. Kami mengajak Anda untuk menelaah kebenaran tentang kasih dalam Islam. Bagaimanakah Islam mengajarkan kasih?
Surah Maryam ayat 96 menuliskan, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” Di sini tertulis dengan jelas Allah memberikan kasih dalam setiap hati umat-Nya.
Namun, kita perlu menelaah dari yang tertulis di Al-Quran: “. . . maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian . . .” (Qs 9:5).
Bagaimana kita dapat melihat keserasian dari kedua ayat ini?
Menelusuri Sejarah Surah At-Taubah
Awalnya Islam memang mengajarkan tentang kasih. Namun, di detik-detik terakhir sebelum Nabi Islam meninggal, dia mengumpulkan banyak orang. Tujuannya untuk memberikan ajaran terakhir bagi kaum Islam.
Ajaran terakhir Nabi Besar Islam tertulis dalam At-Taubah, khususnya pasal 9: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka . . . lalu mereka membunuh atau terbunuh . . . ” (Qs 9:111).
Bagaimana pendapat Anda tentang ayat-ayat ini? Silakan menjawab di sini.
Kitab Nasrani Tidak Mengajarkan Kasih?
Kita semua tahu Isa Al-Masih mengajarkan umat manusia mengasihi sesama. “Kasihilah Tuhan, Allahmu . . . Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:37-40).
Bagaimana dengan ajaran akhir hidup-Nya? Kitab Suci menuliskan kehidupan Isa secara lengkap sejak Dia lahir sampai wafat. Tertulis dalam Injil Yohanes, malam terakhir Ia membasuh kaki murid-Nya sebagai bentuk kasih-Nya yang besar. Di salib pun Ia menunjukkan kasih kepada ibu-Nya. Detik-detik terakhir sebelum Ia wafat, Ia meminta murid-Nya saat itu untuk menjaga ibu-Nya.
Bahkan di kayu salib, Isa mengajarkan pengampunan terhadap musuh sebagai bentuk kasih. “. . . Ya Bapa [Allah], ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat . . .” (Injil, Lukas 23:34).
Kehidupan Isa sebelum Dia wafat pun tetap berdasarkan kasih. Contoh perintah Isa yang tercatat adalah dalam Injil Yohanes 13:34-35: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi…”
Ajaran Kasih Isa Al-Masih
Isa mengajarkan untuk mengasihi sampai pada akhir hidup-Nya. Dia mengorbankan diri di kayu salib untuk menyatakan kasih-Nya bagi umat manusia. Ini merupakan bentuk kasih yang tidak bersyarat.
Inilah perbedaan kasih Allah dengan agama lain. Ajaran terakhir-Nya bukan untuk melenyapkan musuh, tetapi mengasihi mereka. Isa secara konsisten menunjukkan kasih hingga akhir hidup-Nya. Dia mengorbankan diri sebagai bukti kasih nyata.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya [Isa Al-Masih] . . . supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Bukankah ajaran kasih-Nya begitu indah?
Pengajaran kasih terbesar ini ada dalam Allah melalui Isa. Kabar baiknya adalah, ajaran kasih Isa ditujukan bagi semua orang. Anda dapat menerima kasih Allah saat ini dengan menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat dan mengikut Dia.
Maukah Anda mengimani ajaran kasih tersebut? Silakan kirimkan email kepada kami.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pandangan saudara tentang ajaran kasih menurut pandangan Islam?
- Setelah mengetahui fakta-fakta di atas, bagaimana pendapat saudara tentang Islam adalah agama kasih?
- Apa yang membedakan ajaran kasih dalam Islam dan Injil?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Islam atau Kristen – Manakah Agama Damai?
- Islam: Ajaran Kasih Isa Itu Lemah, Allah Maha Pengasih dan Penyayang
- Islam Adalah Agama Cinta Damai? Bagaimana Dengan Kristen?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].