Umumnya setiap orang di dunia mengharapkan toleransi di antara sesama. Terlebih toleransi antara umat beragama. Bila hal ini terjadi, maka kita akan dapat melihat lebih banyak kedamaian daripada perang.
Bagaimana dengan agama Islam dan Kristen? Apakah Kristen dan Islam mengajarkan toleransi? Ajaran mana layak diikuti?
Orang Menuduh Intoleransi Islam
Akhir-akhir ini orang di seluruh dunia menuduh Islam intoleran. Umat Islam merasa tuduhan ini tidak adil. Sebab banyak Muslim yang sangat toleran, baik hati, dan cinta damai.
Walaupun tidak setuju dengan tuduhan ini, kami bisa mengerti mengapa orang menuduh Islam tidak toleran akhir-akhir ini. Pertama, walaupun Indonesia termasuk negara Islam yang lebih toleran, hampir 1.000 gereja di Indonesia dalam 11 tahun terakhir ditutup secara paksa. Dan banyak lagi yang tidak mendapat ijin pembangunan.
Kedua, hampir setiap hari ada teroris yang bunuh diri dan membunuh orang lain dalam nama agama. Pantaskah agama mayoritas ini mendapat tuduhan tentang intoleransi ini? Silakan menjawab melalui email ini.
Apakah Islam Mengajarkan Toleransi?
Menurut Ustadz Farid Ahmad Okbah, Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi sifat toleran. Dia berkata, “. . . kita punya agama kita laksanakan, kalian punya agama silakan laksanakan agama kalian.”
Mukmin sering mengutip ayat, “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam) . . .” (Qs 2:256) untuk menunjukkan toleransi dalam agama Islam. Penulis sangat setuju dengan pernyataan itu. Sayangnya, banyak orang beragama lebih setuju dengan ayat-ayat tentang kekerasan, seperti Qs 2:191; 9:5, 29, 123.
Memang ada ajaran toleransi dalam Islam. Tapi, adakah ajaran lain disamping toleransi yang lebih layak diikuti?
Isa Al-Masih Mengajar Kasih Daripada Toleransi
Isa Al-Masih tidak menekankan toleransi. Ia lebih berfokus kepada kasih. Kasih lebih baik daripada toleransi. Dengan sikap toleransi, seseorang dapat mengabaikan orang lain. Tapi dalam kasih, seseorang benar-benar perduli tentang orang lain.
Isa Al-Masih mengajarkan, “. . . Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39). Suatu hari Isa menceritakan satu perumpamaan tentang seorang dari suku Samaria yang mengasihi orang Yahudi. Orang Yahudi itu babak belur karena dirampok dan orang Samaria itu menolongnya. Ingat, di zaman itu, orang Yahudi dan orang Samaria saling membenci.
Isa mengajarkan kita harus mengasihi semua orang, termasuk musuh. Tidak boleh membenci siapapun. Sebagai pengikut Isa, kami mengasihi setiap manusia sehingga ingin mereka selamat dari hukuman dosa dan neraka.
Isa mengasihi Anda hingga Ia rela wafat guna mengampuni dosa Anda. Ia sudah menunjukkan kasih-Nya dengan menanggung dosa Anda, agar Anda bisa bebas dari perhambaan dosa dan hukuman neraka akibat dosa. Silakan mengemail kami jika Anda ingin menghindari hukuman neraka.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa Islam sering dituduh tidak toleran akhir-akhir ini? Apakah itu adil?
- Menurut Saudara, apakah Islam lebih sering mengajar toleransi atau kekerasan? Jelaskan!
- Mengapa Isa lebih fokus kepada kasih dan bukan toleransi? Yang mana lebih penting dalam hidup kita?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Apakah Agama Islam Mengajarkan Toleransi dan Menjunjung Perbedaan?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Muslim, Warga Negara Yang Bertoleransi
- Pembangunan Masjid Di Kota New York
- Perkembangan Kristen, Islam Dalam 100 Tahun Pertama Sejarahnya
- Mengapa Isa Al-Masih Menentang Pembakaran Al-Quran
- Jihad Islam Atau Kasih Isa Al-Masih?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Ditulis oleh: Kaleb
~
Ajaran yang baik hanya dari Yesus Kristus. Lukas 6:27, “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.” Apa lagi Islam. Hanya sesama mereka yang saling mencintai. Bahkan sesama mereka juga saling membunuh dan menginginkan hak-hak saudara-saudaranya sendiri.
~
Saudara Elen,
Isa Al-Masih mengajarkan untuk mengasihi sesama. Dan Isa Al-Masih pun membuktikan ajaran-Nya melalui tindakan konkrit. Isa Al-Masih “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28), agar manusia diselamatkan. Bukankah seharusnya setiap orang meneladani Isa Al-Masih?
~
Solihin
*
Jawab nomer 3 saja. Toleransi itu termasuk bagian dari kasih. Intinya ajaran Isa adalah berbuat kepada orang lain seperti apa yang diri sendiri ingin diperbuat terhadap orang. Suka dihargai pendapatnya, hargai pendapat orang lain. Suka orang lain menoleransi anda, toleransilah juga dengan orang lain. Jangan kalau yang berseberangan selalu dianggap salah. Ideologi kita juga ingin dianggap benar. Jadi, anggap benar juga ideologi orang lain. Begitu kira-kira.
*
Saudara Tosto,
Kami teringat yang difirmankan Isa Al-Masih berkenaan dengan tulisan saudara di atas. “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Injil, Rasul Besar Matius 7:12). Firman Isa Al-Masih ini berkenaan dengan tindakan, bukan ideologi. Kami berharap saudara-saudara di forum ini mengikuti firman Isa Al-Masih untuk mengasihi sesama.
~
Solihin
*
2. Menurut Saudara, apakah Islam lebih sering mengajar toleransi atau kekerasan? Jelaskan!
Jawab :
Islam agama toleran. Tidak perlu dijelaskan panjang lebar karena ayat Al-Quran sudah dikutip. Intinya adalah apapun agamanya, jangan dilihat dari kaumnya tetapi ajaran agamanya. Sudah sesuaikah kaum tersebut dengan ajaran agamanya?
*****
1. Agama Islam adalah agama yang tegas dan toleran.
2. Agama Islam lebih mengajarkan toleransi namun ada beberapa yang harus dipertegas.
3. Semua ajaran nabi dan rasul memang semuanya sama.
Catatan: Kekerasan yang buta adalah bukan bagian dari agama Islam. Ketegasan dalam agama Islam telah dijelaskan di dalam Al-Quran dan hadist.
~
Pembantaian umat manusia di Mesjid Sinai dilakukan:
A. Umat Katolik
B. Umat Protestan Presbyterian
C. Umat Budha
D. Umat Hindu
E. Umat Muslim yang menganut ajaran anti toleran di dalam Al-Quran. “Wahai nabi, perangilah kafir dan orang munafik dan biarlah mereka mendapat kekerasan daripadamu.” Paling benar adalah E karena si pembantai umat Muslim yang menganggap korban adalah kaum munafik (315 mati dan ratusan luka-luka).
~
Saudara Anti Teror,
Kami menyadari bahwa tidak mudah menerima ayat-ayat Al-Quran yang mengajarkan kekerasan. Tetapi hal ini perlu dipahami sebagai fakta yang terungkap dalam kitab umat Islam. Namun, sesungguhnya yang diperlukan manusia adalah kasih dalam relasi antarmanusia. Kasih merupakan dasar pengorbanan. Inilah yang dilakukan Isa Al-Masih agar manusia diselamatkan. Dia berkorban dengan “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Karena itu, yang diperlukan dalam relasi adalah kasih, bukan saja toleransi. Kasih sebagai dasar dari toleransi.
~
Solihin
****
1. Mengapa Islam sering dituduh tidak toleran akhir-akhir ini? Apakah itu adil?
Orang yang menuduh Islam tidak toleran adalah orang yang benci Islam dan itu tidak benar.
2. Menurut Saudara, apakah Islam lebih sering mengajar toleransi atau kekerasan? Jelaskan!
Islam turun untuk menjadi rahmat bagi semesta alam, dan toleransi adalah bagian dari rahmat itu serta kekerasan dapat dilakukan ketika ada orang yang memerangi Islam.
****
Saudara Rizal,
1. Tentu kita mengingat peribahasa yang menyatakan, “Ada asap, pasti ada api”. Seseorang berpendapat bahwa Islam tidak toleran pasti memiliki sebab. Apakah penyebabnya? Perhatikan ayat berikut: “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar, yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” Mencermati ayat tersebut dan realita yang terjadi akhir-akhir ini, maka apakah tuduhan itu tidak beralasan? Mengapa? Bagaimana menurut saudara?
2. Kami berharap pendapat saudara benar bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Tetapi rahmat seperti apa? Sebab faktanya banyak umat beragama lain yang tidak bebas beribadah di negara-negara yang mayoritas Islam. Contoh: GKI Yasmin, HKBP Filadelfia, dan sebagainya. Ini adalah bentuk-bentuk intoleransi. Bukankah negara ini mengakui Kristen sebagai salah satu agama resmi? Lalu, apakah GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia memerangi umat Islam? Kami berharap saudara jujur terhadap diri sendiri dan jujur terhadap realita dan fakta.
~
Solihin
~
To: Rizal: “Kekerasan dilakukakan ketika ada orang yang memerangi Islam.”
Bagaimana dengan teror di Mesjid Sinai-Mesir saat sembahyang Jumat sehingga lebih 300 orang hilang nyawa diberondong peluru bertubi-tubi dan ratusan orang luka-luka? Siapa yang memerangi si pembunuh (puluhan orang) yang Muslim juga? Muslim membantai Muslim, bukan? Kalau saudara sebut teroris tidak menganut Al-Quran, maka anda akan disebut mereka orang munafik karena tidak mengamalkan Al-Quran keseluruhan (secara radikal).
~
Saudara Realita,
Contoh kasus yang disampaikan saudara adalah contoh kasus yang patut menjadi pertimbangan saudara Rizal dalam memberikan pernyataan. Di samping itu, kami telah menyampaikan kasus-kasus dalam negeri sebagai tindakan intoleransi di negeri ini. Berharap saudara Rizal jujur terhadap diri sendiri dan realita.
~
Solihin
~
Solihin,
Ayat yang Anda kutip konteksnya ketika situasi berperang, bukan situasi di luar perang. Silakan Anda cari ayat di luar perang yang menyuruh orang Islam untuk membunuh. Jangankan membunuh, menghina Tuhan agama lain dilarang dalam Islam (Qs 6:108).
Anda ingin saya berlaku jujur mengenai fakta GKI Yasmin, dan sebagainya. Saya senang dengan sikap jujur. Kalau Anda mau jujur, jangan hapus komen saya. Solihin, kalau Anda mau menilai agama jangan dari orangnya tapi dari kitabnya. Mengenai GKI Yasmin. Pemerintah Bogor hanya mau merelakosi tempat itu. Coba bandingkan dengan Muslim Papua yang sedang menjalankan ibadah IED lalu dibakar oleh orang Kristen. Apakah itu yang namanya ajaran kasih? Jawab dengan jujur.
~
Saudara Rizal,
Kami berharap hal itu terjadi pada masa perang. Tetapi fakta yang terjadi saat ini pun tidak terjadi pada masa perang, namun banyak tindakan intoleransi terjadi. Karena itu, menanggapi pernyataan saudara mengenai ayat Al-Quran tersebut, maka bagian mana dari ayat Al-Quran yang dikutip yang menjelaskan bahwa itu terjadi ketika situasi perang? Mohon pencerahan saudara.
Saudara Rizal, bukankah kami mengutip dari kitab saudara mengenai sikap dan tindakan intoleransi? Kami tidak hanya memerhatikan perilaku Muslim, tetapi kami juga mencermati dari kitabnya. Bukankah Al-Quran pun telah mengajarkan intoleransi? Bila kasus GKI Yasmin hanya sekedar relokasi, mengapa mereka harus dilarang beribadah? Bukankah ini menunjukkan sikap intoleransi? Mengenai kasus Papua. Apakah saudara mengetahui kronologis peristiwanya? Peristiwa tersebut bukan karena sentimen agama. Jadi, kami berharap saudara jujur terhadap peristiwa yang ada. Walaupun kami menyayangkan sikap pembakaran Mesjid.
~
Solihin
~
Bagaimana dengan Muslim-muslima yang didiskriminasi di negara-negara mayoritas non Islam? Apakah itu bagian dari ajaran kasih?
~
Saudara Ismael,
Pernyataan dan pertanyaan saudara dapat dianggap fitnah bila tidak memiliki dasar. Ada baiknya saudara menyebutkan negara mana saja yang mendiskriminasi Islam. Sebab negara-negara Eropa memberikan ruang yang begitu besar kepada imigran-imigran Islam sehingga mereka dapat mencari nafkah di sana. Lagi pula, apakah saudara mendengar terjadinya persekusi terhadap umat Islam di negara-negara non-Islam?
Sangat berbeda dengan fakta yang terjadi di negara kita. Indonesia bukan negara agama, tetapi mencoba menerapkan hukum agama dalam masyarakat, sehingga seringkali terjadi intoleransi. Perhatikan kasus GKI Yasmin dan HKBP. Bagaimana mungkin di negara yang berlandaskan Pancasila yang mengakui agama Kristen sebagai salah satu agama di Indonesia menyetujui penutupan gereja? Sebenarnya hukum apa yang berlaku, hukum Islam atau hukum Indonesia? Berharap ada pemerintah yang membaca masukan ini.
~
Solihin
~
Untuk pengunjung yang Muslim, kita harus memahami Asbabun Nuzul ayat Al-Qur’an. Staf Isadanquran tidak memahami hal ini, sudah pasti tidak bisa menjelaskannya. Dan buat @Realita, shalat Jum’at itu hukumnya wajib kan? Jadi penyerangan itu benarkah dari Islam? Islam mana yang meninggalkan kewajiban shalat?
~
Saudara Domba Kecil,
Jawaban saudara menunjukan bahwa saudara tidak setuju dengan sikap tidak toleran apalagi tindakan anarkis. Bahwa ketaatan saudara pada perintah agama untuk melakukan solat tidak diragukan lagi. Hal ini menunjukan bahwa saudara seorang beriman yang merindukan kedamaian sejati.
~
Noni
~
Mengenai ajaran kasih. Saya ingin bertanya. Apabila ada seorang Muslim, atau Buddha, atau Hindu yang meninggal tapi sampai akhir hayatnya dia tidak percaya Yesus. Apakah ia masuk surga?
~
Saudara Palestina,
Kami senang dengan pertanyaan saudara. Pertanyaan saudara sangat menarik. Tetapi sebelum kami menjawabnya, ijinkan kami bertanya terlebih dulu. Sebab kami mencermati ada yang tidak sinkron antara topik dan pertanyaan. Berharap saudara tidak keberatan. Setelah itu, kami akan menjawab pertanyaan saudara. Kalau boleh tahu, apa hubungan pertanyaan saudara dengan topik di atas? Kiranya saudara dapat menjelaskannya sehingga saya dapat menjawab dengan tepat sesuai pertanyaan yang dimaksud. Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Allah Al-Quran membenci orang yang tidak taat (Qs 3:32), termasuk tidak meneladani Muhammad. Padahal Muhammad adalah suri teladan (Qs 33:21). Al-Quran tidak mengajarkan kasih kepada semua manusia, sebaliknya Allah Al-Quran mengutuk (Qs 2:65) dan tidak ada kata damai (Qs 47:35). Bagaimana dengan teladan Muhammad?
“Jangan kalian mengawali mengucapkan salam kepada Yahudi dan Nashrani” (HR. Muslim, 2167). Ini pun terjadi dengan keluar fatwa dilarang mengucapkan selamat kepada non Muslim. Itulah sebabnya kita jangan menilai dari orang, tetapi dari kitabnya dan juga perjalanan hidup Muhammad dalam hadis soheh. Bagaimana dengan Isa? Yang terutama adalah “kasih” yang mendamaikan dunia.
~
Saudara Park,
Isa Al-Masih merupakan teladan yang sejati. Kami harus mengakui hal itu, karena ketika kami membandingkan kedua tokoh ini, Isa Al-Masih dan nabi Islam, maka kami menemukan banyak sekali perbedaannya, termasuk dalam hal ajaran. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada nabi Islam, maka kami berpendapat setiap orang perlu meneladani dan mengamalkan ajaran Isa Al-Masih.
~
Solihin
~
Tulisan tidak jelas. Sebenarnya logikanya simpel. Kalau misalnya Islam itu agama teroris dan intoleran, semua orang non Muslim di Indonesia ini pasti sudah mati semua. Saya sudah lima kali keliling Eropa yang orang-orangnya adalah mayoritas Kristen. Di sana itu umat Muslim susah sekali mau ibadah. So, konsep agama kasih itu cuma omong kosong saja. Menuduh Islam intoleran, tapi ternyata Kristen lebih parah intolerannya.
~
Saudara Sholat,
Kami senang bahwa saudara sudah keliling Eropa. Kami bertanya kepada saudara. Negara Eropa mana saja yang menyebabkan Muslim sulit beribadah? Berapa lama saudara tinggal di Eropa? Pernyataan tersebut adalah hasil survey atau hasil sentimen agama? Kami berpendapat bahwa saudara perlu memeriksa negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis, dan lain-lain, yang memberikan ruang yang besar kepada Muslim. Jadi, kami berharap saudara dapat menjawab pertanyaan kami sehingga saudara tidak dianggap memfitnah.
Sebagaimana telah disampaikan saudara Loei bahwa Muslim di Indonesia lebih memilih untuk bertoleransi karena nilai budaya nusantara. Bukan karena ajaran Al-Quran. Kami telah mempelajari Al-Quran dan ajaran Al-Quran bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, khususnya budaya nusantara. Perhatikan ayat berikut ini: “Ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan orang-orang yang telah beriman.’ Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka” (Qs 8:12). Karena itu, non Muslim masih hidup di Indonesia karena masyarakat Indonesia bukan mengamalkan Al-Quran, melainkan mengamalkan Pancasila. Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
*****
1. Dalam ajaran Al-Quran umat diberi pilihan apakah mau toleran dan tidak toleran terserah mau yang mana. Sehingga umat Islam satu sisi ada yang baik sisi lain tidak toleran. Umumnya di Indo banyak yang masih toleran karena budaya nusantara yang menjunjung tinggi persaudaraan.
2. Yang tidak toleran di Indonesia ini karena pengaruh budaya dari tanah Persia, yang mengandalkan kekerasan dan pemaksaan kehendak atas misi politiknya, sehingga umat yang daya intelektualnya rendah sangat rentan terpengaruh oleh pengajaran mereka yang tidak toleran tadi.
3. Isa adalah sosok Suci yang mengajarkan Cinta Kasih yang rela berkorban untuk orang lain. Ini tidak sesuai dengan keinginan para kaum moral minority.
*****
Saudara Loei,
1. Tepat sekali bahwa nilai budaya nusantara yang menjadikan masyarakat Muslim Indonesia berbeda dengan Muslim Arab. Ini adalah fakta. Nilai-nilai luhur ini tercermin dari poin-poin yang tercantum dalam Pancasila. Tetapi menjadi pertanyaan. Mengapa nilai budaya yang baik tersebut ditinggalkan demi agama?
2. Barangkali budaya memengaruhi di konteks lokal, tetapi budaya dapat memengaruhi di budaya tersebut dibawa ke konteks lain. Tetapi di samping itu, kami berpendapat bahwa ajaran Al-Quran juga memberikan ruang bagi tindakan intoleran tumbuh subur di negeri ini. Mengapa? Perhatikan ayat berikut: “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu…” (Qs 2:191). Demikian juga Qs 8:12. Apakah budaya Persia masuk dalam ajaran Al-Quran? Bagaimana menurut saudara?
3. Bila Isa Al-Masih adalah sosok suci, maka sudah seharusnya setiap orang berpikir dan bertanya. Mengapa hanya Isa Al-Masih yang disebut suci, sedangkan nabi-nabi lain adalah manusia berdosa? Tentu ini seharusnya mendorong kita untuk lebih mengamalkan ajaran Isa Al-Masih, bukan?
~
Solihin
~
Wahai Ismail,
Biar 10 orang Muslim dan 1 juta orang Kristen dimanapun di dunia ini tidak akan ada yang memenggal lehernya. Lihat di London walikota diberi kesempatan Muslim dan boleh sholat Ied. Di Eropa dan Amerika kalau memang ada yang mampu dari Muslim bisa jadi kabag/dekan di kampus. Dan di Liga Spanyol, Inggris dll kalau ada yang mampu juga dipakai. Yang payah adalah ajaran Islam memaksakan kehendak sendiri, biar di negeri orang lain (Kristen). Misal, corong mesjid harus keras teriak-teriak, harus pakai burqah/cadar. Bukankah ini namanya tidak tahu diri? Dan tidak tahu berterima kasih padahal sudah diberi suaka (pekerjaan, tempat tinggal) ketika pengungsian?
~
Saudara Realita,
Kehidupan di Eropa memberikan ruang yang besar bagi kaum Muslim untuk beribadah dan mencari penghidupan di negara mereka. Tentu mereka melandaskan penerimaan tersebut dari ajaran Isa Al-Masih untuk menerima semua kalangan. Kami berharap fakta-fakta ini membuka pikiran saudara-saudara di forum ini bahwa kasih sayang Isa Al-Masih menjadi cikal bakal perdamaian dunia. Tetapi tindakan teroris dan intoleransi mencederai nilai-nilai kemanusiaan.
~
Solihin
*****
1. Yang menuduh Islam tidak toleran hanyalah penyebar fitnah. Islam adalah agama paling toleran. Banyak bukti sejarah Islam menyebar tanpa adanya paksaan.
2. Islam tak pernah mengajarkan kekerasan. Islam hanya mengajarkan langkah upaya untuk membela diri jika kita dizalimi.
3. Nabi Isa memang mengajarkan kasih sayang, namun bagaimana golongan yang salah kaprah yang menganggap Isa adalah Tuhan?
~
Sebenarnya ini bisa saja dibahas adalah: Pertama, mengapa ayat-ayat Madinah lebih menunjukkan kekerasan dibandingkan ayat-ayat Makiyah? Kedua, apakah itu menunjukkan posisi nabi ini di Madinah mulai kuat dan mulai memegang kekuasaan sehingga posisi ini mudah membuat pernyataan yang menindas? Ketiga, apa yang melatarbelakangi ayat-ayat Madinah yang keras tersebut? Karena terintimidasi oleh kaum lain atau kebalikannya untuk tujuan mengintimidasi kaum lain yang dianggap tidak sepaham? Keempat, untuk tujuan apa kemudian nabi ini atau pengikut-pengikutnya kemudian menduduki Yerusalem? Bukankah ini tanda ada kekerasan di dalam ajaran Islam ini? Gigi ganti gigi atau mata ganti mata tidak akan menyelesaikan masalah.
~
Saudara In The Name,
Sebenarnya dari poin-poin yang saudara sampaikan tersimpan jawaban dari pertanyaan saudara. Kekerasan itu muncul ketika kekuatan militer nabi Islam semakin kuat. Ini adalah posisi yang lumrah terjadi. Tetapi bila kekuatan masih lemah, maka sikap dan tindakan yang dilakukan adalah mengikuti dan berusaha damai dengan semua orang. Ini adalah kecenderungan manusia. Kami berpendapat bahwa faktor tersebut menjadi penentu gerakan radikal yang dilakukan nabi Islam. Itu sebabnya, kita melihat perbedaan ayat Makiyah dan Madinah.
~
Solihin
~
Terimakasih Pak Solihin. Ini yang jadi pertanyaan saya. Mengapa yang dikatakan “firman TUHAN” itu mengikuti alur kekuatan kekuasaan dan militer? Di saat masih lemah, “firman Tuhan” itu lembut laksana buluh perindu, pada saat posisi sudah kuat, “firman Tuhan” itu keras laksana godam yang mengancam. Kembali ke dasar, kisah Lamekh adalah pembelajaran hidup bagi kaum Yahudi dan ini yang dimunculkan oleh Kristus bahwa bukan eranya lagi mata ganti mata atau gigi ganti gigi, kejahatan dibalas kejahatan sampai tujuh puluh kali tujuh kali, tetapi ubahlah ke cara pandang (paradigm shift), kasihilah musuh musuhmu. Luar biasa.
~
Saudara In The Name,
Sekiranya saudara-saudara di forum ini berani mempelajari Al-Quran dan berpikir skeptis, maka ayat-ayat Al-Quran dapat digali secara saksama dan mendalam. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah ayat-ayat Al-Quran berasal dari Allah atau oknum lain. Tentu ini tidak mudah dilakukan mengingat umat Islam telah diindoktrinasi agar tidak bertanya. Hal ini sesuai dengan ayat beriku ini: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun” (Qs 5:101). Karena itu, sikap skeptis diperlukan dalam hal ini.
~
Solihin
~
Pak Solihin,
Lebih 15 tahun saya berapologetika dengan Muslim dan juga mempelajari Al-Quran secara positif dan tentu skeptis. Pertanyaan saya sudah lebih cenderung bertanya kepada kaum Muslim yang sedang diskusi di sini. Kesimpulan saya sampai hari ini, Islam tidaklah sebuah ajaran yang toleran. Ketoleransian Islam hadir karena sinkretisme dengan budaya lokal seperti budaya nusantara. Awal mula Islam hadir sudah menghadirkan problem berat di jazirah dan itu dicatat oleh banyak orang termasuk Santo Yohanes dari Damaskus. Salah satunya adalah penjarahan kalifah awal terhadap pedagang-pedagang Suriah dan kaum Nabaioth (Nabatean). Sejarah mencatat, penjajahan juga dilakukan kepada kaum Yahudi di Israel.
Penjajahan kepada kaum Yahudi di Israel dalam pendudukan Yerusalem dalam penguasaan bait ALLAH yang diklaim bait ALLAHnya, kemudian sampai kepada penjajahan Ottoman sampai ke Eropa dan Asia dan kemudian memblokade perdagangan jalur sutera termasuk rempah-rempah selama ratusan tahun yang kemudian melahirkan perang salib dan kolonialisme di Asia. Terlepas dari setuju atau tidak setuju. Ini adalah fakta sejarah yang tidak bisa dibantahkan.
~
Saudara In The Name,
Pengalaman yang panjang sekali dan luar biasa. Tentu pengalaman ini berguna untuk memperkenalkan Isa Al-Masih kepada semua saudara-saudara Muslim. Dan kami setuju dengan saudara bahwa ketika kita mempelajari Al-Quran, maka lebih banyak ayat-ayat yang memerintahkan untuk memerangi dan membunuh kafir. Dengan demikian, sikap toleransi tidak dikenal dalam ajaran Islam. Tetapi kita patut bersyukur bahwa Muslim Indonesia lebih menjunjung nilai-nilai Pancasila dan budaya Indonesia sehingga ayat-ayat Al-Quran tersebut tidak dipraktekkan di negeri ini. Juga karena negeri ini bukan berlandaskan Islam.
~
Solihin
~
Muslim: “Islam tidak mengajarkan kekerasan!”.
Muslim juga berkata: “Kau telah menghina nabi kami, melecehkan Islam. Darahmu halal ditumpahkan!”
Dua perkataan Muslim yang saling kontradiksi. Inilah yang disebut taqqiyah dalam Islam. Berdusta menutupi fakta yang sesungguhnya.
~
Saudara Diciple,
Memang menarik bila kita mempelajari Islam. Dalam Islam ada dua wajah. Dan kemunculan wajah tersebut ditentukan oleh situasi dan kondisi. Menarik sekali. Namun, kita patut bersyukur bahwa Isa Al-Masih konsisten mengajarkan untuk mengasihi dan menyayangi sesama, termasuk mengasihi musuh. Sebuah ajaran yang tidak dimiliki oleh siapapun, termasuk nabi Islam.
~
Solihin