Sejak kecil Mustafa rajin sholat dan berpuasa setiap Ramadan. Ia juga menaati orang tuanya. Ketika usia 16 tahun, ia mulai tertarik pada wanita, dan sewaktu-waktu timbul pikiran jelek. Ia tidak ingin berdosa, jadi ingin menghilangkan pikiran jelek. Namun ia sulit mengendalikan hawa nafsunya. Akibatnya dia mulai depresi.
Pada pubertas, pria mulai berperang dengan nafsu seks. Bagaimana Mustafa dapat mengatasinya?
Solusi Agama Islam, Pria Jangan Melihat Wanita
Salah satu usaha melindungi pria dari nafsu seks ialah memisahkan pria dari wanita. Jadi putra dan putri mengikuti sekolah tersendiri. Malahan di Arab Saudi ada hari-hari tertentu untuk kaum wanita shopping ke mall. Sedangkan para pria pada hari lainnya. Yang lebih ekstrim lagi ialah sistem purdah. Yaitu wanita hanya boleh keluar rumah pada hari pernikahannya dan hari kematiannya.
Strategi lain, memaksa wanita memakai jilbab atau pakaian lebih lengkap seperti abaya atau burqa. Maksudnya, jika pria tidak dapat melihat muka wanita, ia dapat mengontrol hawa nafsunya.
Dua Solusi Lain – Nikah Mut’ah dan Pornografi
Strategi lain ialah “Nikah Mut’ah” atau “Nikah Misyar,” yaitu nikah sementara. Sebagian pakar Islam mensahkan pernikahan ini, supaya kaum pria memuaskan gairah seksnya tanpa berdosa. Namun pakar Islam lainnya menilai cara ini sebagai prostitusi.
Ada yang berpikir, kalau melihat pornografi tidak berdosa dan nafsu seks dipuaskan. Soalnya hanya gambar saja. Bagaimana kata Isa Al-Masih? “. . . barangsiapa memandang perempuan serta menginginkannya, maka ia telah berbuat zina dengan perempuan itu di dalam hatinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:28).
Lagi menonton pornografi tidak mengurangi nafsu seks. Tahukah Anda bahwa enam dari sepuluh negara pengakses pornografi tertinggi di dunia, adalah negara Islam? Yaitu Pakistan, Mesir, Indonesia, Arab Saudi, Turki, dan Iran.
Dalam satu penyelidikan di Arab Saudi, 70% ponsel-ponsel pemuda berisi file porno. Apa Akibatnya? 88% remaja puteri di sana pernah diganggu pria Arab Saudi.
Jadi semua strategi agama untuk mengurangi nafsu seks pria, mengendalikan hawa nafsu gagal!
Nasihat Isa Al-Masih untuk Mengatasi Semua Hawa Nafsu
Isa Al-Masih memberi hukum pertama dan utama. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Injil, Rasul Besar Matius 25:37).
Jika seseorang berfokus pada mengasihi Allah, ia akan mengatasi masalah syahwatnya. Banyak pria sulit mengasihi Allah karena merasa Allah jauh dari mereka.
Isa menolong kita melihat Allah sebagai bapa yang baik. Jadi umat-Nya boleh memanggil dirinya anak-anak-Nya. Mereka boleh berdoa kepada “Allah Bapanya.”
Pria harus menjadi “anak Allah.” Ia harus mengalami hubungan intim dengan Allah sebagai Bapanya. Allah betul akan menjadi tujuan hidupnya. Baru pria dapat mengatasi hawa nafsunya.
Kiranya Anda mempelajari bagaimana Allah dapat menjadi Bapak Anda. Ini langkah pertama dalam kemenangan atas hawa nafsu seks.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa strategi agama Islam yang disebut dalam artikel ini untuk mengatasi hawa nafsu pria selalu gagal?
- Apakah Anda mengetahui strategi mengendalikan hawa nafsu pria selain yang dijelaskan di atas? Jelaskanlah.
- Mengapa mempunyai hubungan intim dengan Allah sebagai Bapak dan fokus pada mengasihi Dia dapat menolong pria mengatasi semua hawa nafsunya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Poligami, Hawa Nafsu, Atau Berkah Allah?
- Islam Dan Kristen: Benarkah Poligami Hukum Allah?
- Tujuan Wanita Berhijab Untuk Mencegah Pria Jatuh Dalam Dosa Seks
- Wanita Muslim: Mengapa Agama Selalu Menyalahkan Wanita?
- Hubungan Orang Kristen Dengan Allah Menurut Alkitab
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].