Saya bertemu dengan seorang teman. Dia orang Irak.
“Bagaimana kabar keluargamu?” tanya saya.
“Putra saya yang berumur lima tahun sangat sedih hari ini,” katanya.
“Apa yang terjadi?” tanya saya.
“Semua anak di TK diberi es krim sebagai hadiah, tapi dia tidak boleh memakannya karena tidak halal. Dia sangat kecewa!”
Saya merasa kasihan kepada putra teman saya. Kejadian ini membuat saya bertanya, “Apakah Allah akan menghukum seorang anak berusia lima tahun jika makan es krim yang tidak halal?”
Apakah Anda pernah makan makanan haram? Apakah hal itu membuat Anda bertanya-tanya apakah Allah akan menghakimi atau menerima Anda? Bagaimana Kitab Allah menyatakan hukum memakan makanan haram? Baca penjelasannya dibawah ini.
Hukum Memakan Makanan Haram dalam Al-Quran
Al-Quran menyatakan, “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah” (Qs 2:173).
Tetapi, guru Islam meyakinkan kita bahwa, “Ada tindakan yang dapat Anda lakukan untuk menghilangkan dampak negatif dari makan makanan haram, seperti memberikan amalan. Bagaimanapun juga, Allah maha pengasih,” Sayed Mohammed Baqer Al-Qazwini, Al Rasoul Islamic Society.
Apakah Sungguh Semudah itu?
Islam mengajarkan, kita dapat beramal baik untuk menghapus dosa kita. Tetapi, bagaimana bisa yakin bahwa semua dosa kita karena kegagalan dalam makan makanan halal 100% sepanjang hidup kita telah dihapus oleh amalan baik kita?
Yang Terpenting: Makanan atau Perbuatan Dosa?
Sebelum melanjutkan, mari kita lihat pandangan yang lebih dalam tentang hukum memakan makanan haram. Isa Al-Masih berkata, “Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” (Dengan demikian Isa menyatakan semua makanan halal.)
Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Injil, Rasul Markus 7:18-23). Apakah Anda setuju dengan pengajaran Isa? Beritahu kami di sini.
Jadi, kita harus lebih waspada tentang apa yang keluar dari hati kita, daripada makanan yang melewati sistem pencernaan kita.
Bolehkah Saya Menerima Makanan dari Orang Kristen?
Mungkin teman Irak saya takut putranya makan es krim karena itu pemberian dari seorang guru non-Muslim. Apakah orang Islam perlu takut akan makanan dari orang Kristen atau orang Yahudi?
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka . . .” (Qs 5:5).
Kita perlu mengajukan dua pertanyaan penting. Pertama, bagaimanakah Anda akan menangani semua makanan haram yang telah Anda makan dan akan dimakan? Kedua, bagaimanakah Anda akan menangani pikiran dan perbuatan dosa Anda?
Pengikut Isa tidak perlu khawatir lagi tentang kedua pertanyaan tersebut, karena Isa telah menanganinya melalui kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Saat beriman kepada Isa, setiap dosa di masa lalu, kini, dan masa depan telah diampuni. Hubungi kami untuk mempelajari caranya.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apa yang Saudara lakukan jika Saudara makan sesuatu yang haram?
- Mengapa isi hati Saudara lebih penting daripada apa yang ada di perut Saudara?
- Hal-hal dosa apakah yang ada di dalam hati Saudara dan bagaimanakah rencana Saudara untuk menanganinya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Hanya Orang Yang Halal Masuk Sorga!
- Apakah Allah Membenci Makan Babi Atau Berzinah?
- Orang Bertanya: Mengapa Umumnya Muslim Takut Anjing?
- Alkohol, Babi, Gereja, Jilbab, Hollywood! Kekurangan Agama Kristen
- Kenajisan Hati, Perhatikan Atau Abaikan?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Saya ambil kesimpulan saja: ada hukum halal ada hukum subhat. Subhat belum sampai keharaman, tapi mendekati haram dan kejelasan haram. Contoh: Moldoko mau membiayai sekolah saya, maka saya menolaknya. Bagi saya, uang moldoko tidak berlaku alias tidak laku, karena sudah jelas yang dia berikan uang haram atau uang korupsi atau saya dikasih ayam penyet dari orang kristen, boleh kita ambil. Atau misalnya: ayam itu tidak dipotong bismillah, tapi kita tidak tahu, yang kita tahu, ayam itu sudah dipotong, maka baca bismillah, halal dimakan. Islam itu mudah, kenapa anda berpikir sulit? Allah Maha luas Rahmat dan Maghfirah-Nya. Allah tidak mempersulitkan kita, tapi anda menganggap sulit.
~
Saudara Hakkulah,
Menyatakan haram atau tidak memerlukan sebuah ukuran atau standar, bukan berdasarkan pertimbangan pribadi atau perasaan. Apa yang disampaikan oleh saudara masih bersifat pribadi. Artinya ukuran yang sedang digunakan oleh saudara adalah ukuran pribadi, bukan pernyataan Al-Quran. Kami bertanya kepada saudara. Tertulis dimanakah dalam Al-Quran bahwa menggunakan uang haram menjadikan seseorang haram? Mohon pencerahan.
~
Solihin
~
Alhamdulillah sampai sekarang belum ada makanan haram yang saya pernah makan.
~
Saudara NotDead,
Saudara perlu mensyukuri nikmat tersebut. Ukuran seseorang diterima Allah bukan karena makanan. Saudara makan makanan tertentu tidak dapat dianggap haram karean ukuran haram dalam Islam tidak dijelaskan secara jelas. Misal, “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disebut selain Allah” (Qs 2:173). Artinya tidak ada indikasi pelarangan atau haram mengonsumsi daging babi asalkan menyebut nama Allah SWT. Bukankah ini menandakan bahwa ada ruang di mana makanan haram pun dapat dikonsumsi? Mengapa Qs 2:173 memberikan ruang demikian?
~
Solihin
~
Buat Staff IDI,
Agama Islam membebaskan seorang anak di bawah umur dari dosa. QS 2: 173 itu ditutup dengan kalimat ”Sesungguhnya Allah Adalah Maha Pengampun Dan Maha Penyayang”. Jadi, untuk apa kita harus merasa berdosa seumur hidup ketika kita terpaksa memakan apa yang telah diharamkannya.
Cukuplah di sini, seseorang yang memakan makanan haram itu untuk beristighfar saja. QS 5:5 itu menegaskan bahwa Al Qur’an, Taurat, dan Injil tidak berbeda dalam menetapkan jenis makanan yang haram atau halal bagi manusia.
~
Saudara Pradjanto,
Menarik sekali tulisan saudara di atas sekalipun pendapat saudara di atas bersifat pribadi. Nampaknya ayat-ayat Al-Quran bersifat multitafsir sehingga tidak dapat dinyatakan manakah yang lebih tepat dan benar. Sebab bila kita membaca Qs 2:173, “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disebut selain Allah.” Bila kita membaca ayat tersebut, maka ada ruang yang diberikan oleh Allah SWT untuk memakan makanan haram. Pertanyaannya, mengapa Allah SWT membuka ruang tersebut?
~
Solihin
~
Menurut Muhammad: “Hɑrɑm ɑrtinyɑ pɑling dihormɑti” (HR.Ibnu Mɑjɑh,3046). Mengapa babi sama masjid haram? Jawabnya babbi sama masjid adalah zat yang paling dihormati. Kenapa babi paling dihormati? Jawabnya: Lukas 8:32, “…setαn-setαn itu memintα kepαdα Yesus, supαyα Iα memperkenαnkαn merekα memαsuki bαbi-bαbi itu. Yesus mengαbulkαn permintααn merekα.”
Makan babi adalah memakan syaitan yang menyuruh mereka baca ayat kursi: hαntu berkαtα: “Bαcαlαh αyαt kursi.” (HR.Tirmidzi, 2807). Jin berkαtα: “Bαcαlαh αyαt kursi.” (HR. Dαrimi, 3247). ζγαitαn pendustα berkαtα: “Bαcαlαh αyαt kursi.“ (HR.βυkhαri, 3033, 4624). Menaati sunah setan selain sunah ilah Arab dan Muhammad apa tidak syirik?
~
Saudara Biangkala,
Fakta-fakta yang diungkapkan oleh saudara amat menarik. Kami berharap saudara-saudara di forum ini berani mempelajari kitab mereka untuk mengetahui kebenaran sesungguhnya. Terima kasih.
~
Solihin
~
Kitab suci sejatinya sebagai pedoman hidup umatnya, apapun kitab dan agamanya. Jika sudah tertulis kita harus mentaatinya karena itu merupakan perintah Tuhan. Hakim-hakim 13:4, “Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram.” Imamat 11:7, “Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.” Ulangan 14:19, “Juga segala binatang mengeriap yang bersayap, itupun haram bagimu, jangan dimakan.”
Jika sudah dilarang dalam kitab suci dan kita masih melakukannya karena keraguaan isi dari kitab tersebut, mungkin ada yang salah, entah umatnya atau kitabnya.
~
Saudara Eka,
Kami senang saudara mengutip beberapa ayat Alkitab. Untuk memahami ayat Alkitab dengan benar, maka saudara perlu mengetahui konteksnya dengan benar. Ayat dalam Taurat, Imamat 13:4 merupakan perjalanan bangsa Israel di padang gurun. Jelas, pada masa itu bangsa Israel mengalami kesulitan air. Itu sebabnya, hewan-hewan tersebut dilarang dikonsumsi karena situasi dan kondisi pada masa itu.
Pertanyaannya, apakah bila kita membersihkan daging-daging tersebut dengan dicuci bersih dianggap haram? Mengapa?
~
Solihin
~
Respon: Ini masalah perkara hukum fiqih di dalam Islam. Tidak boleh kita lepas dari hukum fiqih. Ilmu tafsir adalah tafsir, ilmu hadits adalah hadits. Ahli tafsir, ahli hadits belum tentu bisa menguasai fiqih. Contoh: muaz bin jabal ahli fiqih, Ibnu Abbas ahli tafsir, Ali bin Abi Thalib ahli hukum. Al-Quran dan hadits ibarat masih mentah, belum jadi apa-apa. Ahli fiqih ibaratnya ahli bangunan. Kita masuk kepada hukum fiqih. Yang saya jelaskan adalah hukum fiqih, boleh atau tidaknya, halal atau haram. Jangan mengambil Al-Quran dah hadits tanpa ilmu. Ada ahli poltik diambil dari Al-Quran dan hadits. Ada ahli bahasa, ahli ekonomi. Ilmu anda tidak bisa menguasai itu. Ilmu itu luas sekali.
~
Saudara Hakkulah,
Kami senang karena saudara adalah ahli ilmu fiqih, ilmu tafsir, dan ilmu lainnya. Karena itu, kami berharap saudara dapat menjawab pertanyaan kami dan tidak perlu menjelaskan mengenai perlunya ilmu fiqih. Mohon dijawab saudara. Tertulis dimanakah dalam Al-Quran bahwa menggunakan uang haram menjadikan seseorang haram? Mohon pencerahan.
~
Solihin
~
Saudara Solihin,
Anda membatah Injil yang jelas melarang memakan babi dgn alasan ayat itu ditujukan untuk bangsa Israel yg kekurangan air. Pertanyaannya, apa guna ayat itu ditulis kembali di Injil jika sudah tidak relevan dengan masa kini? Apa yang mendasari anda bisa menentang ayat di Imamat? Apa anda memiliki kuasa atas perintah Allah?
Yang kedua, bagaimana daging yang sudah dicuci bersih, masih haramkah? Masih, karena haram adalah ketentuan Tuhan. Seperti yang anda bilang saat membalas komentar lain “Menyatakan haram atau tidak memerlukan sebuah ukuran atau standar, bukan berdasarkan pertimbangan pribadi atau perasaan.” Perasaan anda daging itu sudah dicuci bersih, apa sama menurut Tuhan?
~
Saudara Eka,
Kami mempersilakan saudara menjawab pertanyaan kami lebih dulu. Dengan demikian, diskusi ini bersifat timbal balik. Kami mengutip pertanyaan sebelumnya dan berharap saudara tidak menghindari pertanyaan kami. Pertanyaannya, apakah bila kita membersihkan daging-daging tersebut dengan dicuci bersih dianggap haram? Mengapa? Mohon dijelaskan.
~
Solihin
~
Dalam Islam ketika kita berbuat dosa maka yang harus dilakukan adalah bertobat dengan taubatan nasuha baik itu makan makanan haram ataupun perbuatan dosa lain, dan Allah tidak mungkin menghakimi seorang anak yang belum sempurna akalnya hanya karna dia makan makanan haram tapi yang akan ditanyai adalah kedua orang tuanya karena ia mengajarkan anaknya/tidak.
Mengenai tulisan di atas tentang apakah semudah itu dosa dihapus oleh amalan? Mungkin lebih cocok ditujukan untuk umat Kristiani, karena tidak peduli seberapa besar dosa kita semuanya sudah ditebus oleh Yesus (menurut keyakinan umat Kristiani), karena umat Islam percaya seseorang dibalas dengan apa yang diusahakanya. Semoga terjawab.
~
Saudara Hamba,
Tidak memakan makanan haram merupakan doktrin Islam. Kami menghargai hal itu. Walaupun Al-Quran memberikan pernyataan sebaliknya. “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah” (Qs 2:173). Menurut ayat ini, makanan yang disembelih atas nama Allah adalah halal, yaitu bangkai, daging babi, dan binatang lainnya. Bukankah demikian? Pertanyaannya, mengapa daging babi diharamkan? Apa tidak mengkonsumsi daging babi menjamin saudara masuk sorga? Mengapa? Dapatkah saudara menjelaskannya?
~
Solihin
~
Rekan Kristen,
Yesus ketika mengatakan seperti dalam Markus 7:18-23 dilihat konteksnya dulu. Dia lagi berargumen dengan orang Farisi dan imam, tapi ingat ada ayat yang paling penting yaitu bahwa Yesus tidak akan menghapus hukum Taurat. Dalam Taurat diatur haram halal. Bagi Muslim sangat penting memgetahui makanan itu halal atau patut diduga haram. Bahkan anak kecilpun jangan sampai makanan haram bukan karena ia akan berdosa, tapi setiap makanan yang ditelan bukan hanya akan jadi kotoran yang dibuang ke jamban seperti kata Yesus dalam Markus. Tapi akan jadi darah dan daging. Itu yang akan membentuk karakter anak. Anak yang dikasih makanan haram darah mempenbaruhi karakternya. Makanya Muslim yang baik tidak akan korupsi. Karena hasil korupsi haram.
~
Saudara Gandhi,
Memang benar bahwa Isa Al-Masih tidak menghapuskan Taurat. Tetapi Isa Al-Masih menggenapi hukum Taurat. Itu sebabnya, makanan bukan ukuran seseorang diterima Allah. Bila makanan menjadi ukuran agar manusia diterima Allah, maka keselamatan manusia tergantung pada makanan. Pertanyaannya, apa saudara pasti masuk sorga dengan tidak memakan makanan haram? Mengapa? Dapatkah saudara menjelaskan?
~
Solihin
~
Dalam Islam bila kita makan makanan haram maka kita dapat menghapusnya dengan taubat dan tidak mengulanginya lagi. Anda mengatakan dalam tulisan apakah semudah itu? “Islam mengajarkan, kita dapat beramal baik untuk menghapus dosa kita. Tetapi, bagaimana bisa yakin bahwa semua dosa kita karena kegagalan dalam makan makanan halal 100% sepanjang hidup kita telah dihapus oleh amalan baik kita?”
Mungkin lebih tepat jika apakah semudah itu? Bagaimana bisa yakin bahwa semua dosa kita dihapus oleh yesus padahal kita yang berbuat dosa? Baik itu makanan haram, zina, membunuh, mencuri dsb. Dalam Islam setiap orang dibalas dengan apa yang diusahakanya ini menunjukan bahwa keadilan benar-benar ditegakkan.
~
Saudara Indra,
Memang benar bahwa kita adalah manusia berdosa. Bila manusia yang berdosa, maka tidak ada seorang pun yang bisa masuk sorga karena amal yang dilakukannya. Sebab apakah amal seseorang bisa menjamin masuk sorga? Bukankah tanpa disadari ada juga makanan haram yang telah dikonsumsi di sepanjang hidup kita? Apakah makanan itu akan memengaruhi saudara diterima Allah di sorga-Nya? Mohon pencerahan.
~
Solihin
~
Mengenai makanan haram. Saya mau bertanya. Apakah masih haram apabila babi disembelih dengan mengucapkan bismillah?
~
Saudara Bella,
Saudara mengajukan pertanyaan yang baik sekali. Artikel di atas telah mengutip ayat Al-Quran di mana diberikan ruang untuk menyembelih daging babi asalkan menyebut nama Allah. Dengan demikian, daging babi tidak haram asalkan disembelih atas nama Allah. Bukankah demikian?
~
Solihin
~
NotDead,
Jika saudara tidak pernah makanan haram, bagaimana dengan nabi islam? Apakah ia pernah memakan makanan haram? Mengapa allah islam mengharamkan makanan, tapi tidak mengharamkan kebencian?
SH. MSi,
Bisa saja saudara ini, klaim allah islam maha pengampun dan maha penyayang tapi Quran membuktikannya tidak seperti yang saudara harapkan. Tapi masih ada waktu jika saudara ingin mengenal allah islam dengan belajar yang benar, jangan terlalu sering klaim.
SH. MSi, Eka,
Benar, Taurat melarang makanan yang haram. Menurut klaim Quran, Taurat salah satu wahyu allah islam (Qs 5:66). Menurut saudara, apakah nabi islam pernah makan makanan haram? Mohon dijelaskan (ingat jangan klaim)?
~
Saudara Park,
Kebencian merupakan sesuatu yang tidak diperkenankan Tuhan. Sedangkan makanan tidak membawa keselamatan bagi manusia. Kami berharap saudara-saudara di forum ini berani berpikir kritis. Terima kasih.
~
Solihin
~
Yesaya 66:17, yang memakan daging babi dan binatang jijik serta tikus mereka semuanya akan lenyap sekaligus demikianlah firman Tuhan. Ada binatang yang bisa melenyapkan manusia jika memakannya, firman Tuhan.
~
Jelas dalam Imamat 11 menjelaskan makanan halal dan haram. Dengan jelas sudah menjelaskan contoh” hewan yang haram dan halal.. Apakah anda bisa menjelaskannya? Sudah jelas bukan yang dimaksudkan dengan imamat pasal 11. Apakah kuasa Tuhan kurang nyata ketika dia memberikan mana dari langit untuk umat-umatnya yang ada di padang gurun, sampai umatnya harus menunggu air untuk menghalalkan yang haram. Sudah jelas yang ada di Alkitab (yang di nyatakan Alkitab adalah haram bukan dilarang dikonsumsi – dimana ayatnya? Jangan berdasarkan asumsi). Jangan mengurusi agama lain kalau agamamu belum menjalan hukum Tuhan menurut Alkitab.
~
Saudara John,
Allah memberikan perintah tersebut untuk memelihara sebuah bangsa, yaitu bangsa Israel yang berada di pengembaraan karena berada di padang gurun. Tetapi makanan tidak membuat seseorang masuk sorga atau neraka. Bila seseorang masuk sorga karena makanan, maka makanan yang menjadi penentu keselamatan saudara. Pertanyaannya, apa dengan tidak memakan makanan haram, maka saudara pasti masuk sorga? Mengapa?
~
Solihin
~
Ini website tentang apa? Maaf, saya belum tahu.
~
“Dimanakah dalam Al-Quran bahwa menggunakan uang haram menjadikan seseorang haram?”
Respon: Uang korupsi adalah uang haram, uang rakyat dirampok, haram uangnya. bukan orangnya, prosesnya. Dari mana asalnya dia dapat uang? Moldoko dapat uang dari hasil korupsi, uangnya kita tolak karena kita tahu, dia dapat hasil dari mana? Bukan orangnya. Coba bagaimana cara anda memahaminya? Orangnya tidak haram, uangnya yang haram. Begitulah hukum fiqih. Di dalam Alkitab, tidak mungkin tidak ada, hukum itu tetap ada. Orang yang punya hati nurani, tidak mungkin menerima uang haram, walaupun dia bukan beragam Islam. Jadi pertanyaaannya?
~
Makanan yang masuk ke dalam perut mengandung zat untuk tubuh juga dan zat itu memasuki aliran Sarah tidak hanya langsung menjadi kotoran.
~
Kepada Yth Rekan – Rekan Sekalian,
Ada dua pernyataan dan dua pertanyaan yang ingin saya ajukan yakni:
Pernyataan:
1. Babi itu adalah hewan dan apabila dikelola oleh seorang master, maka akan menjadi makanan yang paling enak yang pernah ada di dunia yang penuh dosa ini.
2. Menggunakan uang korupsi itu sah. yang penting bukan kita yang korupsi, hanya mendapatkan secara cuma-cuma.
Pertanyaan:
1. Staff IDI pernah makan babi? Dimasak apa? Enak tidak?
2. Staff IDI tahu apa itu definisi korupsi? Mengapa mengatakan uang korupsi itu haram? Yang diajarkankan di semua agama dilarang mencuri bukan dilarang menggunakan hasil curian. Yang menurut saya haram adalah yang korupsi bukan bendanya, bukan? Ayo diskusi.
~
Saudara Ferdy,
Mari kita fokus dengan artikel di atas tentang makan makanan haram. Menarik sekali pernyataan dan pertanyaan saudara. Pernyataan saudara bertentangan dengan pertanyaan saudara. Bukankah dengan menyatakan bahwa mengkonsumsi daging babi merupakan makanan paling enak yang pernah ada di dunia menandakan saudara telah mengkonsumsinya? Dari manakah saudara tahu tentang enak atau tidak bila saudara tidak menikmatinya? Sehingga pertanyaan saudara tidak relevan untuk dijawab. Sebab saudara pernah merasakan menikmatinya. Kami bertanya kepada saudara. Mengapa saudara mengkonsumsi daging babi? Mohon penjelasan.
~
Solihin
~
Apakah dengan tidak memakan makanan yang hukumnya haram (dilarang), anda pasti masuk sorga? Apakah dengan memakan makan yang dilarang, anda juga pasti masuk sorga? Tuhan melarang memakan daging babi, karena di dalamnya terdapat kandungan zat yang tidak baik untuk manusia, riset kedokteran sudah membuktikannya. Wallahu a’lam.
~
Saudara Ghani,
Menarik sekali pendapat saudara di atas. Menjelaskan tentang kandungan zat yang tidak baik untuk manusia adalah hak saudara. Tetapi mengapa MUI menyatakan bahwa vaksin campak yang mengandung babi diperbolehkan? Bukankah ini kontradiktif? Bagaimana saudara?
Memberikan pertanyaan tersebut kepada kami tidak memberikan pengaruh apapun terhadap masuk sorga. Sebab yang dipersoalkan Muslim adalah mengkonsumsi daging haram. Sebab hal itu seolah-olah memiliki konsekuensi logis untuk masuk sorga. Karena itu, silakan saudara menjawab pertanyaan kami. Mengapa daging babi diharamkan? Apa tidak mengkonsumsi daging babi menjamin saudara masuk sorga? Mengapa? Dapatkah saudara menjelaskannya?
~
Solihin
~
Hamba,
Jika orangtua mengajarkan yang tidak baik maka allah islam yang menanyai mereka. Bagaimana jika allah islam mengajarkan yang tidak baik (mencuri, berzinah)? Mengapa allah islam menghukum orang yang ia sendiri ajarkan? Bahkan ia menyuruh manusia untuk berbuat dosa (HR. Muslim, 2749)?
Gandhi, John,
Saudara mengajarkan kami Alkitab? Tapi saudara tidak tahu hukum Taurat dan hukum untuk Israel? Mengapa allah islam mengharamkan makanan yang tidak berdampak pada kenajisan hati, tapi allah islam menghalalkan perzinahan yang dapat mempengaruhi jiwa menjadi addiction terhadap sex? Bahkan di surga islam, muslim dibuat addiction sex?
~
Saudara Park,
Saudara mengajukan pertanyaan yang logis. Adalah janggal hanya menekankan pada aspek jasmani, tetapi dosa perzinahan diabaikan. Sesungguhnya ini adalah persoalan mendasar. Kami berharap saudara-saudara di forum ini berpikir kritis.
~
Solihin