“Saya tidak akan melakukan dosa itu lagi! Saya akan menolaknya di kemudian hari! Dengan menjadi lebih sholeh, saya bisa mengatasinya!” Pernakah Anda berpikir seperti itu setelah berbuat dosa yang sudah lama Anda lakukan?
Mungkin Anda sudah coba memperbanyak sholat, membaca Al-Quran, berpuasa, dan istighfar. Tapi, masih merasa sangat sulit terbebas dari satu kecanduan atau dosa.
Mari, pelajari dari dua nabi besar bagaimana cara mengendalikan hawa nafsu agar bisa bebas dari dosa yang sering mengganggu.
Teladan Nabi Yusuf: Menolak dan Lari!
Nabi Yusuf mengalami banyak cobaan dalam hidupnya. Salah satunya, ketika dia bekerja di rumah Potifar, pegawai istana Firaun. Nabi Yusuf bekerja keras di sana hingga Potifar memberikannya kuasa atas rumahnya.
Setiap hari, istri Potifar memandang Nabi Yusuf. Al-Quran menceritakan: “Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: ‘Marilah ke sini.’ Yusuf berkata: ‘Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik’” (Qs. 12:23).
Kitab Suci Taurat menceritakan hal yang mirip. Selama beberapa hari istri Potifar melakukan hal itu. Ada tertulis, “Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: ‘Marilah tidur dengan aku.’ Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar” (Taurat, Kejadian 39:12).
Ketika tergoda untuk melihat video porno di telepon genggam, berhubungan intim dengan pacar, atau berzina, seyogyanya kita mengingat contoh Nabi Yusuf. Pertama, menolak! Kedua, lari dari situ!
Sebelum tidur, letakkan telepon genggam di ruangan lain. Jika sendirian di rumah, keluarlah untuk berjalan-jalan dan/atau berbincang dengan teman atau tetangga. Jangan berduaan dengan pacar di rumah atau tempat sepi. Jika ada wanita atau pria yang menjadi godaan bagi Anda, jangan sering bergaul dengan mereka.
Jadi, langkah pertama dalam cara mengendalikan hawa nafsu adalah menolak, lalu lari.
Contoh Isa Al-Masih: Mengutip Ayat Suci
Isa Al-Masih pernah dicobai Iblis. Waktu itu, Isa mengingat dan mengutip Kitab Allah, khususnya Kitab Taurat.
Iblis datang dan berkata, “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Isa menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Injil, Rasul Besar Matius 4:3-4).
Isa Al-Masih mengutip ayat dari Taurat tiga kali hingga akhirnya Iblis pergi. Jadi, sebaiknya kita sering membaca Kitab Taurat, Zabur, dan Injil agar bisa mengalahkan Iblis ketika dicobai.
Misalnya, bisa menghafalkan ayat yang indah ini: “Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (Injil, Surat 1 Korintus 10:13).
Cara Bebas dari Dosa Menurut Isa Al-Masih
Selain menolak, lari, dan mengutip ayat suci, Isa Al-Masih mengajar satu cara lagi untuk mengendalikan hawa nafsu. Apa itu? Mengenal kebenaran.
“Kamu akan mengenal kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:32, KSI).
Apa maksudnya mengenal kebenaran? Menambah pengetahuan? Bukan!
Isa juga menyatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Artinya, mengimani sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan mengikuti ajaran-Nya.
Ketika menjadi pengikut Isa, kita diberi kerinduan dan kemampuan untuk mengatasi setiap dosa. Kita sudah tidak hamba dosa lagi, tapi sudah bebas dari dosa. Karena Isa sudah mengalahkan Iblis dan kekuasaan dosa ketika Ia wafat di kayu salib.
Mari, beriman kepada Isa Al-Masih agar bisa merdeka dari dosa dan bisa menikmati hidup kekal!
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Kira-kira mengapa Nabi Yusuf memutuskan untuk lari dari rumah Potifar?
- Menurut Saudara, bagaimana cara mengutip ayat dari Kitab Allah dapat menolong kita mengendalikan hawa nafsu?
- Bagaimana cara mengenal kebenaran menolong kita menjadi bebas dari dosa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Strategi Islam dan Kristen Mengendalikan Hawa Nafsu Pria
- Mengapa Orang Beragama Cenderung Berdosa?
- Allah Memberikan Solusi Atas Ujian Hidup Anda
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].