Mungkin Anda pernah mendengar seseorang berkata, “Aku sudah melakukan ibadah keagamaanku dengan taat. Aku rajin membaca kitab suci, berpuasa dan beramal. Namun sepertinya Allah tidak mencintai aku. Ia tidak menjawab doaku!” Lalu, bagaimana tanda Allah cinta kepada saya?
Tanda Allah Cinta: “Dia Maha Pengasih dan Pemurah”
Baik orang Kristen maupun Islam percaya Allah Maha Pengasih dan Maha Pemurah. Sayangnya, umat beragama hanya melihat sifat Allah ini melalui karya-karya Allah yang kasatmata. Seperti: Ketika Allah memberkati atau menjawab doa mereka.
Bagaimana bila semua kekayaan Anda lenyap seketika. Atau orang yang Anda cintai meninggal tiba-tiba karena kecelakaan. Bagaimana bila rumah dan harta benda Anda habis terbakar, atau Anda tiba-tiba diberhentikan dari pekerjaan. Masihkah Anda dapat berkata “Allah itu baik, Dia pengasih dan pemurah mencintai saya?”
Orang Saleh Diuji Allah
Kitab Suci umat Islam dan Kristen percaya Nabi Ayub adalah seorang yang saleh, “Orang itu [Ayub] saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan” (Kitab Nabi Ayub 1:1). Lagi dalam Al-Quran dikatakan “Sesungguhnya kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat ta’at (kepada Tuhannya)” (Qs 38:44). Ayub juga dikenal sebagai orang terkaya di daerahnya dan mempunyai banyak keturunan.
Hingga suatu hari Ayub mengalami penderitaan yang luar biasa. Dia bukan hanya kehilangan harta kekayaannya, tetapi juga isteri dan anak-anaknya. Bahkan dijauhi oleh sahabat-sahabatnya. Namun Ayub tidak tenggelam dalam penderitaannya. Dia tahu bahwa “Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” (Kitab Nabi Ayub 42:2).
Ayub mengenal Allah dengan baik dan menerima tanda Allah cinta kepadanya. Dia tetap percaya bahwa Tuhan mengasihinya dan akan memulihkannya. Benar saja, Tuhan bukan hanya memulihkan keadaan Ayub. Ia juga memberkatinya lebih berlimpah dari kehidupannya semula.
Mengenal Pribadi Allah
Kurangnya pengenalan akan sifat dan karakter Allah yang sesungguhnya, membuat seseorang mengambil kesimpulan yang salah tentang Allah. Sementara Kitab Allah sudah sangat jelas mengatakan, “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia . . . ” (Injil, Surat 2 Petrus 3:1).
Demikian juga Al-Quran berkata “Dan bertakwakallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya” (Qs 25:58).
Isa Al-Masih Bukti Utama Cinta Allah
Allah ingin agar umat-Nya mempunyai hubungan yang baik dengan-Nya. Mengenal-Nya, dan percaya bahwa Dia adalah Allah yang begitu mengasihi manusia. Untuk dapat menyatakan diri-Nya kepada manusia, Allah berinisiatif menutup ke-Ilahian-Nya dengan tubuh dan daging manusia. Dengan demikian, Dia dapat tinggal di antara manusia dan menyatakan sifat serta karakter-Nya secara langsung.
Sayangnya, dosa telah membutakan mata rohani manusia. Mereka tidak mengenal bahwa Kalimat Allah yang kekal adanya menjelma menjadi manusia dan dikenal dengan nama Isa Al-Masih. Mereka tidak menyadari kehadiran Isa Al-Masih di dunia adalah wujud Allah ar-Rahman ar-Rahim. Tentang hal ini, Isa berkata, “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:7).
Tanda cinta Allah yang utama bukanlah harta, keluarga, atau pekerjaan yang Anda miliki. Penyaliban Kalimat Allah untuk memberi “Hidup Kekal” bagi Anda adalah tanda dan bukti utama bahwa Allah mencintai Anda.
Datanglah pada-Nya dan respon pada panggilan-Nya “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28). Sehingga Anda tidak akan pernah lagi berkata “apakah Allah mencintai saya”?
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Anda, apakah yang membuat seseorang meragukan kasih Allah?
- Mengapa sepertinya Allah lebih memberkati orang yang tidak saleh dibanding orang saleh?
- Menurut Anda, dengan cara apakah seseorang dapat mengenal sifat dan karakter Allah yang sesungguhnya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Kasih Sayang Allah Dalam Al-Quran Dan Injil
- Konsep Tuhan Menurut Islam Dan Kristen
- Islam: Ajaran Kasih Isa Itu Lemah, Allah Maha Pengasih Dan Penyayang
- Dalam Injil Dan Al-Quran – Isa Mewujudkan Kasih Allah
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
*****
Kalau saja Muslim dan Muslimah mengerti bahwa Yesus Kristus, Isa putra Maryam yang dikandung dari Kalamallah. Itulah kasih terbesar Bapa kepada umat manusia. Tentu tidak ada lagi namanya anarkhis, pembunuhan, diskriminasi atas nama sah, sebagai pembelaan terhadap Tuhan yang sia-sia. Pembelaan akidah yang sia-sia bahkan pembelaan rasul yang sia sia.
Mengapa Rasul Paulus mengatakan di Injil, Surat Roma, bahwa hanya dengan urapan Roh Kudus seseorang akan mengakui Yesus sebagai Tuhan? Karena dengan iman percaya orang diselamatkan. Ketika kita beriman tentunya kita memiliki Kasih dan pasti akan diselamatkan. Harusnya Muslimah dan Muslim mengerti Yesuslah Kasih itu dan Allah adalah kasih.
*****
Saudara Sederhan,
Terimakasih untuk penjelasan saudara di atas. Kiranya apa yang saudara sampaikan dapat menjadi satu pencerahan bagi pengunjung lain.
Saudara benar. Yesus Kristus atau yang dikenal dengan nama Isa Al-Masih dalam Al-Quran, adalah wujud nyata Kasih Allah bagi manusia. Itulah sebabnya firman Allah berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
Saodah
~
Yang saya pelajari, Allah sangat mengasihi kita semua. Apapun akan Dia lakukan untuk kita agar kita bisa tinggal bersama-Nya. Oleh karena darah Kristus kita bisa masuk dalam Kerajaan Allah. Bukan menyembelih kambing atau domba, atau pahala yang banyak tapi percaya kepada Kristus.
Saya sangat percaya janji Kristus akan janji keselamatan yang Tuhan janjikan. Apakah Muhammad yang anda ikuti ada di sorga?
~
Salam Sdr. Dion,
Allah begitu mengasihi manusia apapun keadaannya. Tetapi dosa adalah sesuatu yang sangat serius dipandang Allah. Sebab dosa tidak dapat menyatukan manusia dengan Allah yang suci. Oleh karena itu, Allah memberikan diri-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang, agar manusia dapat diselamatkan.
Keputusan seseorang untuk percaya kepada Isa Al-Masih tentu perkerjaan dari Roh Kudus.
~
Salma
~
Allah mengasihi manusia karena manusia adalah ciptaan-Nya yang paling sempurna. Tetapi manusia sering mempertanyakan kasih Allah karena manusia tidak paham akan pribadi/sifat Allah. Allah datang buat orang yang berdosa bukan yang saleh. Oleh karena itu, Allah selalu melimpahkan kasih-Nya kepada orang yang berdosa. Karena Allah tidak ingin manusia terus-menerus berkubang dosa.
Untuk bisa mengenal pribadi/sifat Allah manusia dapat membaca wahyu Allah di dalam kitab suci. Maka akan kau temui sebenarnya Allah itu siapa. Allah yang benar adalah Allah yang memiliki sifat kasih, tegas, tidak menyuruh manusia berbuat jahat.
~
Saudara Tau-Rat,
Terimakasih untuk komentar saudara di atas. Kami setuju dengan apa yang saudara tuliskan, bahwa Allah itu adalah Kasih. Demikian juga saudara-saudara kita yang Muslim mengimani Allah bersifat rahmat, yaitu Allah yang berbelas kasihan.
Isa Al-Masih dalam Injil berkata, “Aku pergi ke situ [sorga] untuk menyediakan tempat bagimu . . . Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku [sorga], supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:2-3).
Allah yang penuh rahmat mengutus Kalimat-Nya [Isa Al-Masih] ke bumi untuk menyelamatkan semua orang yang percaya pada-Nya. Apabila kita menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, kita tidak perlu ragu-ragu lagi mengenai masuk sorga apabila meninggal dunia! Kita pasti selamat!
~
Saodah
~
Buat saya Kristen itu agama yang ‘menggelikan’ dengan segala dogmanya yang hanya berisi segala hal yang ‘baik’, sorga, keselamatan, mukjizat, dan sebagainya. Sesuatu yang absurd yang hanya mereka bisa copy dari kitab Injil. Benar, anda harus mengalami kematian terlebih dahulu baru anda tahu apakah anda selamat, apakah anda masuk sorga, dan apakah Yesus itu benar adalah Tuhan.
~
Saudara Wiwiek,
Kami menghargai tulisan saudara. Tetapi menurut kami, Allah memberikan firman-Nya kepada manusia agar manusia mengerti dan mengenal Allah dan kehendak-Nya dengan benar, termasuk jaminan keselamatan di sorga.
Bila kita harus menunggu kematian akan mengetahui kepastian selamat, maka untuk apa memberikan firman-Nya? Bukankah firman-Nya menjadi tidak berguna? Saudara menjalankan perintah Allah, tetapi setelah itu saudara bingung, selamat atau tidak. Tidakkah itu ironis? Mungkinkah Allah yang sejati membuat bingung umat-Nya tentang kepastian keselamatan di akhirat?
~
Salma
~
To: Wiwiek,
Bukan karena kematian tetapi karena iman. Saya mengerti bahwa Yesus adalah Tuhan yang menyelamatkan (Roma 10:9).
Karena iman, saya tidak perlu mati dulu untuk mengetahui bahwa Yesus jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Yesus. (Yohanes 14:6)
Karena iman saya mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat (Ibrani 11:2).
~
Saudara Cokie,
Terimakasih sudah membantu kami memberi tanggapan untuk komentar dari Sdr. Wiwiek.
Semoga penjelasan dari saudara dapat menjadi satu pencerahan bagi Sdr. Wiwiek dan pengunjung lainnya. Sehingga mereka juga boleh melihat Anugerah terindah yang Allah berikan bagi umat-Nya. Yaitu keselamatan dalam Kristus Yesus.
~
Saodah
~
To: Staf IDI,
Pada siapa Yesus menebus dosanya? Pada Tuhankah? Jika ya, masak Tuhan menebus dosa ke Tuhan. Jika Juruselamat itu Yesus karena sudah disalib, maka yang paling berjasa itu orang-orang yang telah menyalibnya. Dan yang pantas punya gelar juruselamat itu bukan Yesus tapi orang yang menyalibnya.
~
Saudara Siti Jenar,
Kami perlu meluruskan pemahaman saudara bahwa Isa Al-Masih menebus manusia dari dosa, bukan menebus dosa. Sebab Allah memandang manusia sangat berharga dan dikasihi-Nya, bukan dosa yang dikasihi Allah.
Dan karena manusia berdosa kepada Allah, maka perlu adanya kurban untuk pengampunan dosa. Sebab “tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan” dosa (Injil, Surat Ibrani 9:22). Karena itu, kurban yang suci dan tak bercacat cela ini yang dipersembahkan kepada Allah. Dan itu hanya dapat dilakukan Isa Al-Masih. Sebab Isa Al-Masih suci dan “tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya” (Injil, Surat 1 Petrus 2:22).
Nah, bagaimana dengan saudara? Apakah Allah mengasihi saudara? Dari mana saudara mengetahui Allah mengasihi saudara secara khusus?
~
Salma
*****
1. Yang membuat seseorang meragukan kasih Allah adalah gara-gara qarin. Dalilnya adalah Syaikh Ibnu Utsaimin: “Qarin adalah syaitan yang ditugasi untuk menyesatkan manusia dengan izin Allah. Dia bertugas memerintahkan kemungkaran dan mencegah yang ma’ruf. Sanadnya Qs 2:268, Qs 43:36″ (Majmu’ Fatwa, 17:427).
2. Ada berkat jasmani dan ada berkat rohani. Efesus 1:3, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.”
3. Caranya adalah Yesaya 55:6, “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!”
*****
Saudara Biangkala,
Terimakasih sudah menjawab tiga pertanyaan yang kami ajukan. Semoga jawaban saudara menjadi berkat bagi pengunjung lain yang membacanya.
~
Saodah
~
1. Manusia meragukan kasih Allah karena kurangnya rasa syukur dalam hati. Manusia selalu menuntut keselamatan dan pelayanan dari Allah tanpa pernah berpikir bahwa Allah itu adalah Tuhan dan bukannya pelayan kita.
2. Allah tidak membeda-bedakan umat-Nya. Allah memberkati kita semua dan senantiasa menguji iman kita. Orang kaya diuji lewat kekayaannya, sedang yang miskin diuji kesabarannya. Jangan pernah berpikir bahwa Allah pilih kasih.
3. Tak ada manusia yang sanggup menjelaskan seperti apa Allah, tapi dengan iman manusia bisa mengetahui bahwa Allah sanantiasa dekat dengan kita. Allah tidak pernah jauh dari kita, jika hati kita telah menjadi satu dengan Allah, segala ujian atau cobaan tidak akan mampu menggoyahkan iman kita.
~
Saudara Joy,
1. Kami setuju Allah bukan pelayan manusia. Dan uniknya, Allah mau datang ke dunia untuk membuktikan kasih-Nya kepada manusia melalui Pribadi Isa Al-Masih. Itu adalah bentuk kasih Allah terbesar.
2. Kami setuju juga dengan saudara. Dan bila Allah tidak membeda-bedakan manusia, mengapa manusia harus saling membeda-bedakan, bukan?
3. Benar, dengan iman kita mengetahui bahwa Allah ada. Dan yang perlu direnungkan adalah apakah hati kita sudah menjadi satu dan diperdamaikan dengan Allah? Sebab “yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu” (Kitab Nabi, Yesaya 59:2).
~
Salma
~
Yesus hanya mengasihi Islam, bukan Kristen. Dan Yesus memastikan umat Kristiani pasti masuk neraka. “Bukan setiap orang yang bereseru kepadaKu : Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di Sorga…Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripadaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:21).
Yang menyebut Yesus itu Tuhan adalah Kristen, sedangkan yang melaksanakan kehendak Bapa adalah Islam.
~
Saudara Pakai Logika,
Tentu kami yakin dan senang sebab Isa Al-Masih mengasihi semua manusia dari golongan dan agama manapun, termasuk Islam. Menurut kami, saudara perlu membaca dengan teliti ayat itu agar saudara tidak salah dalam membuat kesimpulan.
Dan “inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:40).
Tentu kami senang bila teman-teman Islam melakukan kehendak Bapa yaitu percaya kepada Isa Al-Masih sebagai Juruselamat. Sebab memang itulah kehendak Bapa.
~
Salma
~
To: Pakai Logika,
Sangat disayangkan ternyata Pakai Logika sedang tidak memakai logikanya. Bisa anda buktikan perkataan anda bukanlah hasil khayalan anda semata? Anda hanya benar seperempat, mengapa? Sebab Yesus datang ke dunia mengasihi setiap umat ciptaan-Nya. Jadi, manusia yang belum bertobat seperti anda sampai yang telah bertobat dikasihi oleh Yesus Kristus.
Mengenai neraka, itu bagian dari mereka yang belum bertobat. Dan mengenai Matius 7:21-23 menjelaskan bahwa perbuatan tidak menjamin masuk sorga tetapi yang melakukan kehendak Bapa yaitu “kasih” itulah yang masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Pakai Logika menulis: “Yang menyebut Yesus itu Tuhan adalah kristen sedangkan yang melaksanakan kehendak Bapa adalah islam.”
Tanggapan: Selamat berkhayal.
~
Saudara Cokie,
Terimakasih tanggapan saudara untuk komentar dari Sdr. Pakai Logika. Semoga apa yang saudara jelaskan dapat membuat Sdr. Pakai Logika menjadi mengerti apa sebenarnya maksud firman Allah dalam Injil, Rasul Besar Matius 7:21-23.
~
Saodah
~
Allah sungguh mengasihi manusia dalam segala hal. Walau manusia seringkali menjauhkan diri dari Allah, Allah tetap mengasihi manusia. Sebab Allah adalah sumber kasih sejati. Karena kasih itulah, Allah merelakan Putra-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus berkorban demi manusia dengan wafat di kayu salib. Sekalipun Dia tidak berdosa, Dia dibuat dosa karena manusia.
To: Siti,
Bagaimana mungkin manusia yang bersalah bisa dibenarkan di hadapan Allah? Bagaimana tanggapan kamu soal ini?
~
Saudara Katolik Sejati,
Terimakasih untuk komentar yang saudara berikan. Kematian Yesus di kayu salib bukanlah kematian yang sia-sia, atau kematian karena pelanggaran yang telah dilakukan-Nya. Sebaliknya, firman Allah berkata, pengorbanan Yesus disalib bertujuan, “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15)
~
Saodah
~
To: IDI dan Nasrani,
Bagaimana menurut anda dengan ayat-ayat ini:
1. I Samuel 15:2-3, “…janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu…”
2. Ulangan 20 : 12 – 16, “…maka haruslah engkau membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang……janganlah kau biarkan hidup apa pun yang bernafas.”
3. Perintah membunuh pengikut agama lain (Ulangan 13:6-11)
4. Bunuhlah istrimu di malam pengantin jika dia tidak perawan (Ulangan 22:20-21).
5. Bantailah manusia yang beragama lain. Keluaran 22:20, “Siapa yang mempersembahkan korban kepada allah kecuali kepada Tuhan sendiri, haruslah ia ditumpas.”
~
Saudara Isa Itu Islam,
Menarik sekali ayat-ayat yang saudara kutip. Tetapi kami yakin saudara belum membaca keseluruhan perikop dari ayat-ayat itu sehingga saudara memiliki pemahaman yang keliru karena tidak mengerti konteksnya.
Kami mempersilakan saudara untuk membacanya dengan benar dan teliti. Kepada siapa perintah itu ditujukan, kepada sebuah bangsa atau pribadi? Dan mengapa perintah itu diberikan? Tentu Allah mempunyai tujuan?
~
Salma
~
Buat saya konsep keselamatan itu lebih nyata dalam “hakikat” ajaran Budha. Perbuatan jahat berbuah kejahatan, perbuatan baik berbuah kebaikan. Neraka itu nafsu kejahatan. Sorga itu ruh kebaikan. Dan itulah sesungguhnya hakikat ajaran Islam dan Nasrani sejati (Ahli Kitab). Yesus dan Muhammad adalah rasul Tuhan. Saya sendiri secara pribadi beragama Islam.
~
Saudara Wiwiek,
Menarik sekali tulisan saudara. Dan menurut kami, inti tulisan saudara adalah hukum tabur tuai atau hukum karma. Tetapi sesungguhnya keselamatan adalah anugerah atau karunia atau rahmat. Tidak seorang pun yang dapat menyelamatkan dirinya dengan perbuatan baik.
Keselamatan tidak dapat dibeli dengan apapun. Keselamatan hanya diberikan Allah semata-mata karena kasih-Nya dan rahmat-Nya. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).
~
Salma
~
To: Wiwiek,
Sayang sekali anda mengatakan demikian. Sayang sekali anda sudah mendengar firman dan kebenaran yang menjelaskan pada anda “begitu besar kasih Yesus Kristus sehingga Dia sendiri yang datang ke dunia ini menjadi manusia dan bahkan melayani manusia supaya kita semua diselamatkan dalam dosa. Dia mati dan bangkit kembali.”
Saksi ratusan manusia, bukan karangan, ciptaan sendiri atau ilusi. Tetapi ini semua hak saudara. Yang penting bagi seorang Kristen sejati adalah kutuk baginya apabila tidak memberitahukan Firman Bapa. Yaitu kebenaran dan hidup, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Dialah Raja itu sendiri. Gbu
~
Saudara Sederhan,
Terimakasih untuk komentar yang saudara tujukan kepada Sdr. Wiwiek. Semoga apa yang saudara tuliskan, dapat menjadi satu pencerahan bagi Sdr. Wiwiek.
~
Saodah
~
Untuk Semua Saudaraku Non Kristien,
Tuhan pasti sangat tahu batasan daya/logika manusia ciptaan-Nya. Tetapi akal/logika manusia yang sangat terbatas itu tidak akan mampu menganalisa karya Tuhan yang menciptakannya. Tahukah kita seberapa besar jarak kemampuan manusia dengan Tuhan? Karena itu sdr. yang dikasihi Tuhan Yesus, urungkan niatmu untuk memahami kebesaran Tuhan hanya dengan logika saja, tetapi imanilah apa kata firman Tuhan. Dengan pikiran yang jernih dan hati yang jujur bandingkanlah perkataan/perbuatan/janji Yesus dengan nabi-nabi yang lain, kemudian tentukan pilihan saudara sebelum saudara terlambat.
~
Saudara Nogoe,
Benar yang saudara tuliskan. Allah itu terlalu besar untuk dipahami manusia dengan akal dan logika. Sekiranya manusia dapat mengenal dengan baik kebesaran Allah secara logika, maka ada kemungkinan manusialah yang lebih besar.
Kitab Suci Allah menuliskan, “Sesungguhnya aku tahu, bahwa TUHAN itu maha besar dan Tuhan kita itu melebihi segala allah” (Kitab Mazmur 135:5)
~
Saodah
~
Saudara Wiwiek,
Kami berterimakasih atas kesediaan saudara mengunjungi situs kami juga memberikan komentar. Namun maaf, dengan terpaksa kami harus menghapus komentar-komentar saudara karena tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.
Pedoman wajib untuk memasukkan komentar:
1. Tidak boleh memakai lebih dari satu kolom komentar.
2. Pertanyaan/masukan harus berhubungan dengan uraian diatas.
3. Sebaiknya satu atau dua pertanyaan dalam satu kolom komentar.
4. Hanya menggunakan bahasa Indonesia yang umum dan dimengerti semua orang.
5. Tidak memakai singkatan-singkatan, misalnya yg, dlm, sdh, tdk, dlsbgnya.
6. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
7. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]
Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.
Demikian, kiranya saudara dapat maklum.
~
Salma
~
Dalam hidup yang ‘kekal’, manusia pasti akan mengenal sorga, keselamatan dan Tuhan itu melampaui batas kehidupan dan kematian itu sendiri. Pernyataan saya bahwa anda baru akan mengetahui sorga, keselamatan, dan apakah Yesus itu adalah Tuhan, setelah anda mengalami kematian adalah hanya untuk menguji iman anda sendiri. Apakah anda pernah melihat sorga? Apakah anda yakin anda pasti selamat? Apakah anda yakin Yesus adalah Tuhan? Jawabannya dogma.
~
Saudara Wiwiek,
Injil telah menuliskan dengan jelas bahwa Isa Al-Masih lebih dari sekedar manusia. Ini dibuktikan dengan sifat, tindakan, dan hakikat-Nya yang adalah Allah. Karena itu, menurut kami, setiap ajaran yang disampaikan kitab suci membentuk sebuah dogma. Tidak terkecuali Islam, Budha, dan lainnya.
Karena itu, kita mengetahui kasih Allah secara khusus kepada manusia hanya melalui firman-Nya yang disampaikan kepada manusia. Yaitu Allah sendiri datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia.
Nah, pertanyaannya adalah apakah Al-Quran mencatat kasih Allah yang nyata dan khusus kepada manusia dan pengikutnya?
~
Salma
~
Sdr. Wiwiek,
Firman Tuhan mengatakan bahwa iman adalah suatu bukti dari yang tidak kita lihat dan sebagai dasar atas apa yang kita harapkan. Kita harus yakin dan percaya kepada Firman Tuhan, karena Firman Tuhan itu adalah ya dan amin. Kalau harus mati dulu baru percaya, itu namanya adalah orang yang tidak beriman dan tidak punya Tuhan.
Jadi, jelas bedanya siapa yang beriman dan tidak beriman. Contoh, untuk membuktikan bahwa api itu panas tentu tidak harus memegangnya, bukan?
~
Terimakasih Sdr. Nogoe atas komentar yang saudara tuliskan untuk menanggapi komentar dari Sdr. Wiwiek.
Semoga Sdr. Wiwiek membaca dan berkenan untuk merenungkan apa yang saudara sampaikan.
~
Saodah
~
To: Wiwiek,
Anda sepertinya anak kecil yang kemauannya harus dituruti. Di atas saya menjelaskan arti dogma dan anda tidak membantah penjelasan saya dan sekarang anda membuat pernyataan kembali bahwa semua hanya “dogma”.
Saya menanggapi sekali lagi pernyataan anda bahwa untuk mengetahui keselamatan, sorga, dan memproklamirkan bahwa Yesus adalah Tuhan tidak perlu menunggu sampai saya mati. Mengapa? Sebab saya mempunyai iman tentang hal-hal tersebut, sebagaimana dikatakan dalam firman-Nya.
Tolong dijawab pertanyaan saya, apakah anda yakin bahwa anda akan selamat dan masuk sorga?
~
Terimakasih Sdr. Cokie untuk komentar saudara. Semoga Sdr. Wiwiek berkenan untuk memberi jawaban atas pertanyaan yang saudara berikan.
~
Saodah
~
Yesus berkata: “Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga” (Matius 23:9).
Ada hal yang menarik yang aku baca dalam kitab Korintus. Ketika umat Muslim mengira Paulus mengajarkan bahwa Yesus itu Allah tapi sebenarnya bukan. Paulus berkata: Hanya ada satu Allah (Tuhan) yaitu Bapa, dan hanya satu Lord (Tuan) yaitu Yesus.
Jadi, sebenarnya Paulus tidak pernah sekalipun menyamakan Yesus dengan Bapa, bahkan Paulus sudah wafat ketika diadakan sidang tahun 300an SM yang menetapkan Yesus dan Roh Kudus sebagai Tuhan.
Dogma itu muncul karena Kristen adalah agama buatan manusia yang tentunya mengalami evolusi dari masa ke masa, bahkan terjemahan kitab Injil mengalami perubahan makna dari Lord ke God.
~
Saudara Joy,
Terimakasih atas kesediaan saudara mengunjungi dan memberikan komentar pada situs kami. Tetapi maaf, tulisan saudara tidak berhubungan dengan artikel di atas.
Kami menyarankan saudara mengunjungi link ini http://tinyurl.com/8abrx5t untuk mengetahui lebih lanjut.
~
Salma