• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Keselamatan
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Alkitab
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Pertanyaan / Jawaban > Tauhid dan Tritunggal > Trinitas Menurut Nasrani > Tanpa Konsep Trinitas, Allah Seakan-akan Bisu dan Tuli

Tanpa Konsep Trinitas, Allah Seakan-akan Bisu dan Tuli

20 Mei 2013 oleh Web Administrator 343 Komentar

ilustrasi-orang-yang-tuli-dan-bisuMelalui artikel ini, kita akan mempelajari apa itu konsep Trinitas.

Robinson Crusoe, tokoh fiktif dalam karangan Daniel Defoe yang diterbitkan tahun 1719, tinggal sendirian di sebuah pulau selama 28 tahun. Selama itu, ia tidak pernah bertemu seseorang, sehingga dia tidak pernah berbicara. Tidak mungkin dia berbicara dengan hewan, tumbuhan, atau dengan dirinya sendiri, bukan? Tanpa adanya makhluk sejenis menjadi lawan bicara, ia seakan-akan menjadi bisu.

Karena tidak ada manusia lain, dia tidak dapat mendengar suara manusia, percakapan manusia, atau penjelasan dari sesama. Dari segi tukar pikiran dengan sesama manusia, ia juga seakan-akan tuli. Bagaimana dengan Allah? Tentunya sama, tanpa konsep trinitas dalam kekekalan seakan-akan Allah bisu dan tuli.

Kekekalan Allah Melebihi Dugaan Kita

Manusia mengenal istilah “kekal.” Apakah mereka sungguh memahaminya? Mengukur waktu saja manusia begitu kesulitan. Para ahli berkata, alam semesta dimulai 14 milyar tahun yang lalu.  Katanya umur bumi 4.54 milyar tahun. Siapa dapat merangkul angka itu?

Bila angka-angka itu sulit dikuasai, apalagi kekekalan. Kekekalan tidak dapat diukur. Dalam kekekalan tidak ada “waktu,” yaitu tahun-tahun.

Setiap Mukmin diwajibkan percaya akan kekekalan (al-Qidam) Allah. Bagi Allah tidak ada permulaan karena Ia tidak diciptakan. Terjemahan Al-Quran untuk Qs 112:2 ialah, “ Allah, yang kekal, yang mutlak ” (Yusuf Ali). Bila Allah tidak diciptakan, berarti Ia kekal adanya. Kitab Allah dalam Ulangan 33:27 berbunyi, “ Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu. . . ”

Apa yang Dilakukan Allah Dalam Kekekalan?

Tidak ada orang yang dapat menjawab pertanyaan ini dengan pasti. Tapi kita tahu, tanpa konsep trinitas, dalam kekekalan seakan-akan Allah bisu dan tuli. Mengapa? Sebab bila Allah sendirian dalam kekekalan sebagaimana menurut konsep Tauhid, berarti Allah tidak berbicara atau mendengar. Mungkinkah Allah akan berbicara dalam kekekalan, sementara tidak ada yang mendengarkan? Mungkinkah Dia mendengar suara bila tidak ada oknum yang berbicara kepada-Nya?

Allah Bergantung Pada Malaikat-malaikat?

Mungkin para Mukmin akan berkata, “Ia menciptakan malaikat dan bicara pada mereka.”  Bisa saja, tapi bukankah hal itu berarti Allah bergantung pada malaikat agar Ia dapat mendengar dan berbicara? Sehingga, tanpa malaikat Allah tidak komplit atau sempurna!  Ini juga sulit diterima.

Haruskah kemampuan Allah berbicara atau mendengar, bergantung pada malaikat-malaikat ciptaan-Nya? Kiranya jangan kita berkata Allah tidak komplit dan sempurna tanpa ciptaan-Nya!  Jelas, dalam kekekalan sebelum ada ciptaan-Nya, Ia sempurna, bukan?

Allah Diam Saja Dalam Kekekalan

Orang lain berkata, “Allah diam saja dalam kekekalan. Tidak perlu bicara atau mendengar.”  Tetapi Allah adalah satu pribadi. Bila Ia berdiam diri dalam kekekalan sebelum tiba waktu menciptakan sesuatu, berarti dalam kekekalan Ia tidak pernah bicara dan mendengar.

Mungkin ada orang yang puas menyembah Allah yang demikian. Tapi kami tidak siap menyembah Allah yang terpaksa berdiam diri dalam kekekalan. Menurut kami, Allah yang demikian kurang sempurna.

Agama Kristen dan Islam Memegang Keesaan Allah

Sama seperti orang Islam, Kristen juga percaya akan ketauhidan Allah. Dalam hal ini, kedua agama besar tersebut sehati. Lihatlah satu ayat dari Al-Quran, “ Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah . . . Dialah Yang Awal dan Yang Akhir . . . ” (Qs 47:19; 57:3).

Buku Allah juga memuat ayat sejenis sbb: “ Dengarlah . . . Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! . . . Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. . . . tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain ” (Taurat, Kitab Ulangan. 6:4; Kitab Nabi Besar Yesaya 45:5-6).

Maka, orang Kristen dan Islam seharusnya tidak perlu berdebat tentang keesaan Allah. Allah Maha Esa. Semua setuju!

Konsep Trinitas Menangani Masalah Kekekalan

Kitab Allah dengan jelas menekankan bahwa Roh Allah kekal adanya. Sehingga, Ia disebut “Roh Kekal.” Ingat, hanya Allah yang kekal! Juga, Ia disebut “Roh Kudus” dan hanya Allah yang kudus. Maka Rohullah adalah Roh Ilahi, Allah adanya.

Kitab nabi Islam dalam Qs 4:171 dan Kitab Allah, memberi nama “Kalimat Allah” kepada Isa Al-Masih. Satu ayat kunci berbunyi, “Pada mulanya adalah Firman (Kalimat); Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah ” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).  Maka “Kalimat Allah” juga Allah.

Demikian dalam kekekalan ada Trinitas: Allah Bapa, Allah Roh, Kalimat Allah. Ini disebut Allah Tri-Tunggal. Dalam kekekalan ada lingkaran kasih dalam keesaan Allah, dimana Allah Bapa, Roh Allah, Kalimat Allah saling-mengasihi, berinteraksi satu sama lain karena beroknum tiga, namun maha esa.

Para Mukmin Berkata , “Mustahil Percaya pada Trinitas!”

Jelas tidak mudah percaya pada Trinitas. Namun menurut kami, lebih mudah menerima dan percaya Trinitas daripada konsep ketauhidan Allah yang dikemukakan dalam agama Islam. Sulit mempercayai bahwa Allah dalam kekekalan seakan-akan bisu dan tuli.  Karena itu, konsep Tauhid juga sulit diterima!

Kenyataan yang Lebih Penting dari Pengertian Trinitas atau Tauhid

Nasib manusia sesudah mati, ke neraka atau sorga, perlu menarik perhatian kita, bukan? Bila kita kuat dalam dogmatika, tetapi jiwa masuk neraka selamanya, apa gunanya dogmatika kita? Allah yang maha esa menyediakan jalan, agar dosa kita dapat diampuni dan kita mendapat hidup kekal.  Kiranya saudara klik di sini dan membaca keterangan mengenai keselamatan.

Pada akhir penjelasan tentang keselamatan disediakan “Doa Keselamatan” bagi saudara. bila dengan tulus hati dan penuh iman saudara mendoakan doa itu, masalah terpenting, keselamatan kekal saudara, akan ditangani.

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staff IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kami minta agar komentar hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan berikut: 

  1. Apakah yang dikerjakan Allah dalam kekekalan sebelum Ia menciptakan apa-apa? 
  2. Apakah mengurangi martabat Allah, bila kita percaya bahwa Allah bergantung pada ciptaan-Nya jika akan berbicara atau mendengarkan sesuatu? 
  3. Manakah yang lebih penting, keselamatan kekal jiwa kita, memahami pengertian Trinitas, dan Tauhid? Mengapa saudara merasa demikian?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Sikap Al-Quran Terhadap Allah Tritunggal
  2. Benarkah Konsep Trinitas Tidak Masuk Akal?
  3. Kelemahan-kelemahan Konsep Tauhid

Video:

  1. Allah Trinitas Dan Kematian Isa Al-Masih Di Salib
  2. Apakah Roh Kudus Itu Tuhan?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Tanpa Konsep Trinitas, Allah Seakan-akan Bisu dan Tuli” silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Facebook Twitter WhatsApp Email SMS

Ditempatkan di bawah: Tauhid dan Tritunggal, Trinitas Menurut Nasrani

Reader Interactions

Comments

  1. @Jhon Lukas mengatakan

    14 Maret 2017 pada 6:00 pm

    ~
    Buat : Saudara Leon

    Saudaraku Tinitas adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus.Ketika disebut Bapa [Allah] Dia berada di sorga dan ketika Anak Allah berada di bumi dan Roh Kudus adalah Roh yang dimilikinya.

    Saudaraku, bila Allah tidak memiliki Roh maka Allah itu adalah tuli dan bisu tidak dapat berbicara menurut pengertian kita manusia, sebab belum pernah saya berbicara langsung dengan Allah.

    Saudaraku, saya hanya mengenal Allah melalui Firman-Nya yaitu Alkitab [Taurat, Zabur, Kitab Nabi dan Injil].

    Bukan seperti Allah Muhammad hampa dan kosong mengapa, Taurat berkata : “Berfirmanlah Allah : Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (Taurat, Kejadian 1:26).

    Balas
    • staff mengatakan

      21 April 2017 pada 1:25 am

      ~
      Saudara Jhon,

      Terimakasih atas penjelasannya. Kiranya saudara leon dapat memahaminya.
      ~
      Noni

  2. Bless mengatakan

    23 September 2019 pada 6:07 pm

    ~
    Bapa (Surga). Anak (Kalimat/Pencipta). Roh Kudus (Suci). Yang namanya Tuhan pasti memiliki tiga tiga oknum tersebut. Dia di Surga, Dia pencipta, Dia yang Suci. Jika ada Tuhan yang tidak memiliki salah satu dari tiga oknum tersebut, tidak layak disebut Tuhan yang Esa.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      25 September 2019 pada 8:11 am

      ~
      Saudara Bless,

      Allah adalah mahakuasa dan tidak terbatas. Sedangkan manusia adalah terbatas. Tentu yang terbatas tidak mungkin dapat memahami yang tidak terbatas secara sempurna. Kami berharap saudara-saudara di forum ini dapat menyelidiki lebih lanjut.
      ~
      Solihin

  3. Rocky mengatakan

    24 Maret 2020 pada 5:08 pm

    ~
    Jika menurut Kristen Isa adalah Roh ALLAH, maka Adam yang lebih pantas dari pada Isa, dikarenakan Adam manusia pertama dan rohnya juga dari roh ALLAH. Semua manusia itu diciptakan dari tanah lalu Allah meniupkan roh agar manusia itu bisa hidup. Semua manusia juga rohnya dari Allah. Mustahil Allah dapat dijangkau oleh pikiran manusia.

    Bagi Allah dunia dan seisinya hanya sekecil debu. Cara kerja otak manusia saja belum bisa dijelaskan oleh manusia apalagi konsep tentang Allah. Semua nabi dan rasul itu adalah utusan bukan Tuhan. Artikel ini sudah menghina Allah dengan menerangkan bahwa Allah orang Islam itu buta dan tuli. Trinitas itu cocok untuk manusia tidak bagi Allah.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      28 Maret 2020 pada 11:11 am

      ~
      Saudara Rocky,

      Kami senang karena saudara menyatakan bahwa Adam diberikan roh dari Allah. Ini menandakan bahwa Adam adalah manusia biasa yang membutuhkan dan bergantung pada Allah. Amat berbeda dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih tidak bergantung pada manusia. Sebab Dia adalah Allah. Dia adalah Firman Allah yang nuzul ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari neraka. Isa Al-Masih berfirman, “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:23).

      Saudara, kita memerlukan Allah yang dapat membuktikan kemahakuasaan-Nya, bukan sekedar konsep. Sebab memiliki konsep tentang Allah, bukan berarti konsep itu adalah Allah, bukan? Itu sebabnya, karena manusia memiliki sifat relasional, maka Allah pun berkenan berhubungan dengan manusia secara langsung. Apakah saudara memiliki relasi yang dekat dengan Allah? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
      ~
      Solihin

  4. john mengatakan

    8 Juni 2020 pada 11:00 am

    ~
    Sdr. Rocky,

    Manusia itu terdiri dari tubuh, roh, jiwa. Ketika manusia mati tubuhnya binasa, dari tanah kembali ke tanah! Yang tidak binasa rohnya? Manusia sesungguhnya adalah roh (kekal) yang dari Tuhan. Sorga, neraka itu dunia rohani. Allah Abraham-Kristen adalah Roh, kasih-berelasi, bersemayam di sorga. Beda Roh Allah dengan roh di Adam!

    Allah SWT setelah penciptaan bersemayam tidak di Sorga tapi di Arsy tidak berhubungan dengan manusia (Qs 42:51). Allah SWT bukan Roh tapi DZAT, mustahil seperti ciptaan, berada dalam ciptaan. Sorga dan dunia ciptaan, mustahil jadi manusia. Kemunculan Quran di abad ke-7 bersamaan nama Allah swt, betul-betul mengubah natur Tuhan yang sudah dikenal ribuan tahun.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      8 Juni 2020 pada 8:54 pm

      ~
      Saudara John,

      Kompleksitas amat jelas di dalam dunia ini. Manusia pun adalah pribadi yang kompleks. Bagaimana mungkin ciptaan yang kompleks diciptakan yang tidak kompleks, bahkan masuk dalam logika manusia? Jika ilah demikian masuk dalam logika berpikir manusia, maka ilah tersebut diragukan eksistensi keilahiannya. Terima kasih untuk tanggapan saudara.
      ~
      Solihin

  5. Fatchur Rochman mengatakan

    31 Agustus 2020 pada 10:37 am

    ~
    Sebenarnya telah banyak dijelaskan dalam Al Qur’an dan Hadits (beserta kitab-kitab para ulama yang merupakan penjabaran dari kedua pegangan utama umat Islam), bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Mengasihi sehingga keselamatan jiwa (ruh) kita tidak mungkin diragukan lagi kelak setelah kehidupan dunia, asalkan kita selama hidup di dunia berbuat baik ke makhluk lain (tidak terbatas manusia saja) semata-mata untuk pengabdian kepada Allah semata.

    Hal ini telah banyak dijelaskan di Al Qur’an dan Hadits. Pendekatan yang disampaikan oleh penceramah akhir-akhir ini memang cukup masuk kepada penghakiman hitam – putih, selamat – celaka, dst. Padahal rahmat Allah itu jauh lebih besar dari dosa kita.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      14 September 2020 pada 7:50 pm

      ~
      Saudara Fatchur,

      Memang Allah maha pengasih dan penyayang. Allah maha pengasih dan penyayang perlu juga dijelaskan dalam perspektif kebakaan. Bagaimana Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang dapat menyatakan sifat-Nya dalam kebakaan atau kekekalan? Bagaimana juga konsep Tauhid dapat menyatakan kasih Allah SWT secara konkret? Bukankah disebutkan Allah SWT tidak bergantung pada apapun? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

« 1 … 18 19 20

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Mengapa Nasrani dan Islam Harus Sunat?
  • Keaslian Kitab, Naskah-Naskah Kuno Al-Quran dan Alkitab
  • Bukti Utama Allah Mencintai Mukmin Miskin
  • Muhasabah Islam dalam Terang 3 Pertanyaan Isa Al-Masih
  • Mengapa Kelahiran Isa Malam Teristimewa Bagi Muslim dan Nasrani?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Isa Tidak Pernah Katakan, “Akulah Allah!”
  • Cara Allah Memberi Hidayah dan Cara Muslim Mendapatkannya
  • Mengapa Isa Al-Masih disebut Tuhan?
  • Apakah Menikah Siri Islam Sesuai dengan Kitab Allah?
  • Muhasabah Islam dalam Terang 3 Pertanyaan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Benarkah Konsep Trinitas Tidak Masuk Akal?
  • Muslim Mengklaim: “Kata Trinitas Tidak Ada Dalam Alkitab!”
  • Klaim Al-Quran Tentang Trinitas Yang Membingungkan
  • Kelemahan-kelemahan Konsep Tauhid
  • Keesaan Allah dan Allah Tritunggal

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami