Jawaban orang Islam dan Kristen yang membingungkan yaitu bahwa cara Allah menilai seseorang berdasarkan perbuatan. Benarkah Allah memakai sistem seperti itu?
Saya sudah mempelajari agama Islam selama 50 tahun. Juga mengenal banyak orang Islam. Saya sungguh terharu dengan kesetiaan mereka beribadah. Tidak pernah meninggalkan sholat, berpuasa di bulan Ramadhan dan selalu memberi zakat. Kebanyakan di antara mereka baik hati, jujur, dan suka menolong sesama. Mereka mengasihi isteri dan anak-anaknya dan bekerja keras mencukupi nafkah mereka. Jelas ada jutaan orang Islam seperti ini di Indonesia.
Agama Berpendapat: Cara Allah Menilai Seseorang dari Perbuatan
Dengan memakai bahasa figuratif, dapat dikatakan umumnya orang Islam dan Kristen merasa cara Allah menilai seseorang berdasarkan perbuatan dan amal. Penilaian ini seperti siswa sekolah. Siswa belajar keras, dan akhirnya ujian menentukan nilainya. Benarkah Allah memakai sistem seperti itu? Apakah nilai-Nya menentukan kelayakan seseorang masuk sorga?
Atau (memakai bahasa figuratif lain) apakah kita menghadapi agama sama seperti orang melamar pekerjaan? Mereka menyiapkan resume (CV) kerohanian yang memuat daftar akidah, amal dan kelakuannya. Berharap, bila CV-nya diterima Allah, mereka diijinkan masuk sorga.
Kesadaran Diri yang Mengecewakan
Sayangnya, semua tahu bahwa nilai kerohanian atau isi CV tidak mungkin sempurna. Juga Allah Maha Suci adanya. Ia sama sekali tidak berkenan pada dosa dan kekurangan manusia. Bisa saja seseorang berusaha seumur hidupnya, namun tetap saja nilai dan CV kerohaniannya tidak menjamin masuk sorga.
Mungkin itulah sebabnya Al-Quran menuliskan, “Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71). Dan Injil Allah bersabda, “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Injil, Surat Roma 3:23).
Jawaban yang Membingungkan Orang Islam dan Kristen
Allah yang ar-Rahman (Maha Pemurah) dan ar-Rahim (Maha Penyayang) jelas mampu mengampuni umat-Nya, bukan? Masak Ia ingin umat-Nya masuk neraka? Bukankah Allah maha-bijaksana juga? Tidakkah Dia dapat mencari jalan supaya orang saleh-Nya terhindar dari neraka? Pertanyaan ini jelas sangat penting!
Namun umumnya bila umat beragama ditanya, “Apakah Anda akan masuk sorga?” jawabannya, “Mudah-mudahan.” Sepertinya mengikuti agama tidak menjamin kehidupan kekal di sorga. Semua sadar “nilai” dari Allah atau “CV-nya” yang bagus tidak menjamin sorga.
Jalan Keluar Supaya Dapat Menjawab, “Pasti Selamat!”
Allah yang ar-Rahman dan ar-Rahimmenyediakan korban yang dapat menanggung dosa Anda. Percayakanlah dosa Anda kepada korban itu dan Anda akan menghindari neraka. Tanpa “nilai” lulus, Anda masih “Pasti Selamat!” Kitab Allah berbunyi, “Ia [Isa Al-Masih] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib . . .” (Injil, I Petrus 2:24).
Terimalah pengorbanan-Nya bagi Anda. Anda tidak lagi akan menjawab, “Mudah-mudahan” bila ditanyakan tentang sorga!
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Setujukah saudara dengan artikel di atas, bahwa amal dan perbuatan tidak dapat menyelamatkan? Jelaskan alasan saudara!
- Menurut saudara, adakah jaminan keselamatan selain melalui pengorbanan Isa Al-Masih? Sebutkan dan jelaskan alasannya!
- “Apakah Anda yakin masuk sorga”? Bila pertanyaan tersebut ditujukan kepada saudara, apakah jawaban saudara? Sebutkan alasannya!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Keselamatan Dalam Al-Quran Dan Injil
- Saat Muslim Dan Kristen Meninggal, Pastikah Saya Masuk Sorga?
- Apakah Isa Al-Masih Menjamin Keselamatan?
- Adakah Naik Haji Menjamin Keselamatan Sorgawi?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
*****
Komentar untuk pertanyaan nomor 3.
Saya 100% yakin masuk sorga. Karena semua dosa dan kesalahan saya telah dibasuh, dihapuskan, dan diampuni oleh darah Tuhanku Yesus Kristus, Juru Selamatku Yang Empunya Kerajaan Sorga. O Happy Day!
*****
Terimakasih Saudara AS untuk komentar yang sudah saudara berikan. Semoga jawaban yang saudara berikan dapat menjadi pencerahan bagi pengunjung yang lain.
~
Saodah
~
Saya bingung dengan Kristen! Mereka yakin masuk surga tapi mereka melanggar perintah Allah seperti makan babi dan menyembah patung. Lagipula mereka beribadah satu kali seminggu dengan cara bernyanyi. Padahal bernyanyi tidak pernah diajarkan Yesus. Tidak ada sama sekali perbuatan yang dipatuhi umat Kristen yang diajarkan Yesus justru lebih menuruti Paulus yang jelas sesat.
~
Saudara Pakai Logika,
Bila saudara telah mengerti makna keselamatan yang diberikan oleh Yesus lewa pengorbanan-Nya di kayu salib, maka saudara tidak akan lagi heran ketika orang Kristen yakin masuk sorga. Sebaliknya, saudara akan merasa bersyukur atas jaminan keselamatan tersebut.
Sebab firman Allah sudah dengan jelas mengatakan bahwa “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Injil, Surat Roma 6:23)
Tentang makan babi, saudara dapat membaca penjelasan kami pada artikel ini: http://tinyurl.com/d6ec7cm.
Apakah orang Kristen lebih menuruti ajaran Paulus? Silakan membaca penjelasan kami pada artikel ini: http://tinyurl.com/7srwflg.
~
Saodah
~
Ada sebuah nyanyian rohani yang syairnya sangat menyentuh hati saya: “Oh Yerusalem, kota mulia, hatiku rindu ke sana. Tak lama lagi Yesusku datanglah, bawa saya masuk sana.”
Untuk seluruh teman-teman Kristen. Kita semua pasti masuk sorga, kota Yerusalem Baru yang dijanjikan oleh Tuhan Allah. Dan Tuhan Allah kita sendiri, yaitu Yesus Kristus, yang datang untuk membawa kita semua ke sana. Maranatha. Amin.
~
Saudara AS,
Terimakasih untuk komentar yang saudara berikan. Semoga hal itu dapat menjadi penguatan bagi teman-teman yang lain.
~
Saodah
~
Apakah anda yakin masuk sorga?
Saya percaya bahwa orang beriman pasti masuk sorga, dan saya juga percaya bahwa orang berdosa akan masuk neraka. Meskipun saya beriman tapi saya bukan Tuhan yang bisa tau apa yang akan terjadi di masa depan, karenanya saya tidak bisa menjamin diri saya di masa depan tidak akan berbuat dosa.
Meskipun sampai saat ini saya merasa belum pernah berbuat dosa, tapi mungkin saja ada dosa yang pernah aku lakukan namun tidak aku sadari, karenanya saya tidak bisa menjamin diri saya telah bersih dari dosa.
Karena saya tidak bisa menjamin diri saya tidak pernah berdosa di masa lalu atau tidak akan berdosa di masa depan, bagaimana saya bisa yakin akan selamat dari neraka? Tapi karena saya beriman insya Allah masuk sorga.
~
Saudara Aneh,
“Dosa” bukan hanya sesuatu yang kita lakukan, yang melanggar perintah Allah. Dikatakan dosa adalah segala hal yang kita pikirkan dan kerjakan, dimana hal tersebut tidak berkenan di hadapan Allah. Perhatikan firman Allah berikut ini “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:28).
Lalu, bagaimana agar Anda yakin masuk sorga? Inilah kata Isa tentang hal itu, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
Dengan mengikut Isa, ketika ditanya apakah saudara akan selamat? Saudara tidak akan lagi bingung untuk menjawabnya!
~
Saodah
~
Jujur, Kristen itu aneh, lucu dan menggelikan. Karena kalau sudah tahu ‘sudah pasti’ masuk surga, tapi kenapa kalau ada yang mati malah justru ditangisi? Harusnya kalau mati bukan berduka cita tapi bersuka cita.
~
Saudara Sangkal,
Berpisah dengan orang yang kita cintai jelas sangat menyedihkan. Bahkan, berpisah hanya untuk beberapa lama saja terkadang membuat kita sedih hingga menangis. Apalagi dipisahkan oleh kematian.
Jadi, menurut kami sangat wajar bila ada seorang Kristen yang sedih bahkan menangis ketika orang yang dicintainya meninggal. Bukan karena dia ragu tentang kepastian masuk sorga. Tetapi dia merasa sedih karena tidak dapat lagi bertemu, berbicara, dan melihat orang yang dicintainya itu.
~
Saodah
~
Yang satu beranggapan, meski beriman tapi jika punya dosa sekecil apapun pasti akan masuk neraka, mendingan tidak usah beriman.
Yang lain beranggapan, meskipun berbuat dosa tapi asalkan dia beriman pasti akan masuk sorga, kalo begitu cukup beriman saja lalu bebas berbuat dosa.
Kedua anggapan itu salah,
Kristen berkata percaya pada Yesus maka anda akan menjadi manusia baru walaupun begitu teruslah berusaha untuk tetap taat dan mengikuti kehendak Bapa.
Islam berkata bertaubatlah maka Allah akan mengampuni dosamu kembali suci seperti bayi yang baru lahir, walaupun begitu tetaplah memohon petunjuk agar terhindar dari perbuatan dosa.
Meski beriman kita harus tetap berusaha tetap taat untuk tidak berbuat dosa.
~
Saudara Aneh,
Karena komentar saudara lebih tepat kepada topik keselamatan, maka saran kami ada baiknya saudara membaca dengan teliti ilustrasi yang kami tulis dalam artikel berikut ini. Dengan demikian saudara akan dapat mengerti dan memahami apa disebut dengan “dosa dan pengampunan.”
~
Saodah
~
Saya sangat yakin masuk sorga. Sebab Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang. Karena manusia itu tidak bisa menebus dosanya sendiri melainkan Allah sendiri lah yang rela menebusnya melalui wujud manusia yaitu Yesus Kristus.
Jadi sebenarnya dari awal Allah itu sudah tahu manusia tidak lepas dari dosa sejak diciptakan-Nya Adam dan Hawa. Walaupun sebenarnya Allah itu sudah memberikan semua hukum yang mengatur dunia, tetapi semua manusia tidak bisa mengelak.
Dan amal ibadah itu hanya sekedar perwujudan kasih sayang Allah kepada kita. Sebab Allah tidak menginginkan penyembahan yang berlebihan kepada diri-Nya. Karena kalau Allah menciptakan manusia hanya sekedar mau menyembah saja, disaat itu jugalah semua manusia yang ada di bumi menyembah-Nya.
Jadi, Allah menginginkan kita supaya percaya atas kasih setia-Nya. AMIN.
~
Saudara Sandi,
Terimakasih atas komentar dan keyakinan yang saudara berikan.
Seperti yang kami tuliskan pada artikel di atas. Memang benar Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tapi kita juga tidak boleh melupakan sifat-Nya yang lain. Yaitu Maha Adil dan Maha Suci.
Allah yang Maha Adil akan menghukum semua dosa. Sedangkan Allah yang Maha Suci tidak pernah berkompromi dengan dosa. Lalu, bagaimana caranya agar manusia luput dari hukuman dan layak masuk sorga?
Inilah jalan keluarya: “Ia [Isa Al-Masih] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib . . .” (Injil, I Petrus 2:24).
~
Saodah
~
Dengan sebuah pelanggaran saja, kita akan dihakimi dan dihukum (Roma 5:16). Ini artinya dosa kitalah yang akan menghapus semua amal-pahala kita, dan bukan sebaliknya seperti yang dianggap Muslim bahwa “amal-ibadah” yang menghapus dosa yang diperbuatnya.
Artinya, tindakan manusia bisa mengubah posisi sorgawi, maka Allah telah ditempatkan dipihak yang “berhutang budi” atas amal manusia. Bahkan bisa-bisa Allah tidak diperlukan lagi sepanjang kita beramal jasa lebih banyak!
Kita melakukan amal ibadah dan perbuatan baik, bukan untuk “membeli” keselamatan, melainkan justru sebagai buah keselamatan! Yaitu bersyukur dan terima kasih kita kepada Sang Juruselamat, yang telah mengkaruniai kita dengan keselamatan yang pasti, yang tidak bisa kita peroleh dari hasil usaha-diri!
~
Saudara Nagabonar,
Terimakasih untuk penjelasan yang saudara berikan. Semoga hal tersebut dapat menjadi satu pencerahan bagi pengunjung lainnya.
~
Saodah
~
Kata Kristen, Tuhan itu hakim yang adil tapi kenapa dosa pencuri ayam dianggap sama saja dengan dosa pembunuh manusia? Itu berarti putusan hakim di dunia ini yang menghukum orang sesuai berat ringannya kejahatan yang dibuat terdakwa lebih adil dibanding Tuhan Kristen yang tidak memandang kadar dosa kecil atau dosa besar. Semuanya dapat hukuman kekal di neraka.
Celakanya lagi, walau berbuat dosa apapun di dunia, tidak jadi masalah bagi Tuhannya Kristen, semua pasti masuk surga hanya bermodalkan percaya pada dogma penebusan dosa. Adilkah itu?
~
Saudara Sangkal,
Pada hakikatnya manusia adalah berdosa. Hal ini menjelaskan bahwa semua manusia layak untuk dihukum. Dengan demikian, hukuman bukan diperhitungkan berdasarkan perbuatan dosa, melainkan hakikat dosa. Perbuatan dosa adalah akibat dari hakikat dosa yang ada pada manusia.
Kami kira Allah sangat adil, manusia berusaha adil. Ini jelas berbeda. Oleh sebab itu, Allah dalam Isa Al-Masih datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib…” (Injil, I Petrus 2:24). Bukankah sangat jelas bahwa dosa telah ditaklukkan di dalam tubuh Isa Al-Masih? Sebab Isa Al-Masih adalah suci (Qs 19:19) dan hanya Pribadi yang suci yang dapat menyelamatkan manusia.
~
Solihin
~
Ini yang Nagabonar tidak tahu. Dalam Islam, amal baik yang dilakukan siapapun siang malam tetap tidak dapat menjamin masuknya surga bagi hamba yang bersangkutan. Jika membalas jasa pada orang tua saja kita tidak akan pernah mampu, lalu dapatkah kita membalas jasa yang telah Allah berikan pada kita?
Islam sadar bahwa semua amal apapun yang telah dlakukan maka tidak akan pernah dapat menebus nikmat yang telah Allah berikan pada kita. Karena segala-galanya dia alam ini bisa terjadi/ada, semua hanya karena rahmat Allah semata.
~
Saudara Sangkal,
Kami setuju dengan saudara bahwa amal baik tidak akan menjamin seseorang masuk sorga. Hal ini semakin menegaskan bahwa manusia diselamatkan hanya karena rahmat Allah. Namun pertanyaannya adalah bagaimana cara saudara memperoleh rahmat Allah? Bukankah Isa Al-Masih disebut sebagai “tanda dan rahmat” dari Allah (Qs 19:21)? Bila demikian, mungkinkah ini berarti saudara perlu datang kepada Isa Al-Masih memohon rahmat-Nya? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
To: Sangkal,
Apakah kau setuju dengan tulisanku di atas? Amal ibadah tidak dapat menjamin. Lalu dengan cara apa agar kau dapat ke surga?
~
Saudara Nagabonar,
Kami berterimakasih untuk pertanyaan yang baik sekali. Kami berharap saudara Sangkal dapat merenungkan hal ini.
~
Solihin
~
Sdr. Sangkal,
Jika begitu, adilkah Allah yang telah mengusir Nabi Adam dan Siti Hawa hanya karena memakan buah kuldi, padahal mereka merawat, memelihara taman yang diamanahkan Allah kepada mereka (beramal baik)?
Dalam hadist saudara, ada tulisan, “Bukan amal seseorang yang memasukannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku, tetapi ialah semata-mata rahmat Allah Swt. belaka” (HSM 2412-2414). Bagaimana menurut Anda?
~
Saudara IDI Viewer,
Kami berterimakasih kepada saudara semakin menegaskan bahwa seseorang diselamatkan melalui rahmat. Pertanyaannya berikut yang perlu direnungkan adalah bagaimana cara seseorang diselamatkan sebagaimana disampaikan saudara Nagabonar? Tanggapan saudara baik sekali. Terimakasih untuk hal itu.
~
Solihin
~
Nagabonar,
Salah satu jawabannya: “…Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa …” (QS al-Baqarah: 197). Dan sebagaimana komentar sahabat nabi, Umair Ibnu Hamam, “Menuju kepada Allah tak ada bekal lain kecuali takwa, amal akhirat dan sabar karena Allah dalam perjuangan. Dan semua bekal akan habis kecuali takwa, berbuat baik dan mencari petunjuk.”
~
Saudara Sangkal,
Seseorang yang bekerja pantas menerima upah. Seseorang yang tidak bekerja namun menerima upah disebut rahmat. Takwa adalah terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Boleh disimpulkan bahwa ini adalah usaha atau pekerjaan manusia untuk melaksanakan perintah Allah.
Pertanyaannya adalah apakah saudara sanggup bertakwa? Bukankah saudara telah menyatakan bahwa amal baik tidak akan menjamin masuk sorga? Bukankah amal baik adalah usaha dari bertakwa? Bagaimana sesungguhnya saudara memperoleh keselamatan? Kami berharap saudara merenungkan hal ini.
~
Solihin
~
Sdr. Aan,
Pertanyaan Anda jika diilustrasikan mungkin seperti Anda sedang menanyakan seorang calon penumpang (sudah membawa tiket) KA jurusan Surabaya yang kebetulan belum pernah datang ke Surabaya. Calon penumpang tersebut sekalipun belum pernah ke Surabaya yakin akan sampai ke Surabaya karena ia percaya pada Sang Masinis yang memang berotoritas mengantar calon penumpang ini sampai ke Surabaya, dan jelas masinis ini memiliki rute default dengan tujuan Surabaya.
Masinis bukanlah orang biasa yang hanya bisa menunjukkan arah menuju Surabaya (karena mungkin orang ini juga belum pernah ke Surabaya), tapi ialah yang mengantarkan sampai ke tujuan dengan selamat. Apakah Anda menangkap maksud saya?
~
Saudara IDI Viewer,
Sebuah ilustrasi yang baik. Kami berharap saudara Sangkal dapat merenungkan hal ini. Terimakasih untuk hal itu.
~
Solihin
~
To: Sangkal,
Ini yang lengkapnya: “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan Haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”
Ayat ini hanya menjelaskan mengenai ritual naik haji. Apakah dengan naik haji, kau bisa dijamin ke surga?
Dan kau menulis: Umair Ibnu Hamam, “Menuju kepada Allah tak ada bekal lain kecuali takwa, amal akhirat dan sabar karena Allah dalam perjuangan.” Apa yang diperjuangkan oleh Allah swt?
~
Saudara Nagabonar,
Kami berterimakasih kepada saudara untuk tanggapan yang diberikan. Semoga ini memberikan pencerahan kepada saudara Sangkal.
~
Solihin
~
Qs. Al-Ankabut :2-3, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
Meskipun anda yakin telah beriman tapi bukan berarti anda bebas dalam ujian keimanan. Jadi, bukan berarti anda bebas dari godaan nafsu untuk berbuat dosa. Jadi, selama anda belum bebas dari godaan nafsu untuk berbuat dosa, berarti suatu saat anda bisa kembali berbuat dosa. Di saat anda kembali berbuat dosa itu artinya iman anda lemah, lalu bagaimana anda bisa yakin pasti masuk sorga?
~
Saudara Aneh,
Penjelasan saudara semakin menegaskan bahwa saudara sukar untuk diselamatkan. Apakah saudara yakin bahwa saudara tidak akan berdosa? Bagaimana cara saudara untuk bebas dari dosa? Bagaimana cara saudara pula untuk diselamatkan dari api neraka? Kami berharap saudara dapat merenungkan dan menjawab pertanyaan kami.
Isa Al-Masih adalah satu-satunya Pribadi yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa. “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib…” (Injil, I Petrus 2:24). Hal ini menjelaskan bahwa manusia diselamatkan hanya karena rahmat dari Isa Al-Masih.
~
Solihin
~
Saudara Si Aneh,
Saya rasa pengertian orang beriman adalah orang yang mempercayai penuh sabda Tuhannya dalam rasa kebergantungan penuh karena menyadari betul keterbatasannya sebagai manusia yang membuatnya tidak mampu menyelamatkan diri sendiri dengan amal perbuatannya.
Jika Tuhan telah jelas bersabda, “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh” (1 Petrus 3:18). Maka sebagai orang beriman, saya percaya sabda Allah tersebut, mengakui Isa sebagai Tuhan dan Juruselamat saya dalam rangka menerima penebusann-Nya untuk segala dosa saya.
~
Saudara IDI Viewer,
Kami berterimakasih kepada saudara karena telah memberikan tanggapan kepada saudara Aneh. Kami berharap tanggapan saudara memberikan pencerahan kepada saudara Aneh.
~
Solihin
~
Anda bingung? Coba cermati pembicaraan Dr. Jerald F Dirks lulusan Harvard dan seorang pasteur. Banyak di youtube. Selamat menikmati.
~
Saudara Gare,
Sangat baik bila saudara dapat mengungkapkan apa yang disampaikan Dr. Dirks agar hal ini semakin jelas. Dengan menyaksikan di youtube, kami yakin terlalu panjang pembahasannya. Kami berharap saudara dapat memberikan kesimpulan dari pembicaraan tersebut. Terimakasih.
~
Solihin
~
Saudara Si Aneh,
Jika masinis atau pilot itu adalah Allah Yang Maha Kuasa, masihkah Anda meragukan perjalanan Anda? Janji-Nya berkata, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yohanes 10:27-28) .
Bagi manusia baru, ketaatan memang diperlukan sebagai buah dari pertobatan, tapi tidak mempengaruhi keselamatan akherat, karena jelas dikatakan hanya rahmat Allah yang menyelamatkan manusia lewat penebusan Isa. Bukan berarti tidak diperhitungkan, justru ketaatan (amal baik) sangat penting sebagai surat hidup yang dibaca sesama.
~
Saudara IDI Viewer,
Kami berterimakasih untuk penjelasan saudara yang baik sekali. Semoga penjelasan saudara memberikan pencerahan kepada saudara Aneh. Kami perlu meminta maaf kepada saudara karena komentar saudara yang lain terpaksa kami hapus karena telah melebihi satu kolom. Maaf, untuk ketidaknyamanan ini.
~
Solihin
**
1. Setujukah saudara dengan artikel di atas, bahwa amal dan perbuatan tidak dapat menyelamatkan? Jelaskan alasan saudara!
Jawab:
Dalam hal ini jelaslah bahwa penulis picisan di atas tidak tahu tentang Islam. Adapun tentang hikmah penciptaan sebagaimana firman Allah, “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al Mukminun:115).
Untuk apakah surga dan neraka dibuat? Ini menjadi tempat kembali kita sebagai manusia setelah kematian kita.
~
Saudara Anakku Nafiisah,
Kami menghargai jawaban saudara. Namun, tampaknya saudara memberikan jawaban dengan konteks berbeda. Konteks pertanyaan kami bukan tentang kembalinya manusia setelah kematian, tetapi apakah amal dan perbuatan dapat menyelamatkan? Jelaskan alasan saudara! Bagaimana saudara?
Kami perlu meminta maaf karena terpaksa menghapus komentar saudara yang lain. Sebab komentar saudara telah melebihi satu kolom. Maaf, untuk ketidaknyamanan ini. Terimakasih untuk pengertian saudara.
~
Solihin