Melihat Firman Allah dengan cara pandang yang berbeda. Mengapa Al-Quran diragukan sebagai Firman Allah oleh Yahudi dan Kristen?
Ada tiga agama yang disebut “agama dari Abraham,” yaitu, Yahudi, Kristen, dan Islam. Agama Yahudi memakai Kitab Tanakh [Taurat dan Nabi]. Pengikut Kristen memakai Kitab Perjanjian Baru. Pengikut Islam memakai Al-Quran. Masing-masingnya mengakui Nabi Abraham.
Agama Yahudi – Tanakh
Ada dua puluh orang nabi yang diwahyukan Allah menulis Tanakh dalam waktu lebih dari 1,000 tahun. Dalam prosesnya, setiap wahyu baru harus dicek dengan wahyu yang telah diterima menjadi Firman Allah. Misalnya, Musa menulis Taurat dan menceritakan tentang Abraham. Kehidupannya sering dirujuk sebagai contoh oleh nabi lainnya. Umat Yahudi percaya, kisah Abraham harus berjalan beriringan.
Demikianlah, dalam Tanakh, ada ratusan ribu persetujuan antara ayat satu dan yang lain. Walaupun Tanakh ditulis selama 1,000 tahun, tidak ada wahyu yang merubah atau mengoreksi dari wahyu yang sebelumnya. “Menurut hukum-hukum-Mu semuanya itu ada sekarang, sebab segala sesuatu melayani Engkau” (Kitab Mazmur 119:91).
Gambaran Kaitan Pasal-Pasal Kitab Kejadian dengan Ucapan Semua Nabi Yahudi
Di sebelah kiri, “Gen” adalah singkatan untuk “Kitab Kejadian,” ditulis Musa. Di sebelah kanan, “OT” adalah singkatan untuk semua buku dalam Tanakh. Setiap garis hijau adalah persetujuan atau kutipan dari ayat Kejadian yang dirujuk tulisan nabi yang lain.
Agama Kristen – Perjanjian Baru
Kitab Suci Kristen disebut Perjanjian Baru. Diwahyukan selama 50 tahun kepada sembilan rasul keturunan Yahudi. Nabi Kristen memandang Tanakh sebagai firman Allah yang tidak dapat dirubah. Mereka juga tetap melanjutkan tradisi Yahudi tentang wahyu Allah.
Isa Al-Masih sendiri sering mengutip tulisan dari Tanakh. Dia berkata, “Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Injil, Rasul Besar Matius 5:18).
Kumpulan Perjanjian Baru dengan kutipan-kutipan dari Tanakh menjadi Buku Allah bagi umat Kristen.
Kaitan Para Rasul Perjanjian Baru dengan Isi Tanakh Yahudi
“Gen” adalah Kejadian. Di sebelah kanan, “NT” adalah singkatan untuk Perjanjian Baru. Setiap garis hijau adalah persetujuan atau kutipan dari Nabi Musa yang dirujuk nabi-nabi Kristen.
Setujukah Al-Quran dengan Tulisan Para Nabi Sebelumnya?
Mengapa Al-Quran Diragukan Sebagai Firman Allah? Al-Quran seringkali merujuk nabi-nabi Yahudi dan Kristen, terutama Nabi Abraham dan Kalimat Allah, Al-Masih. Setidaknya ada kira-kira lima puluh cerita dari Tanakh dan Perjanjian Baru / Injil yang dirujuk. Bahkan salah satu ayat Al-Quran mengatakan “Dia menurunkan Al Kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil” (Qs 3:3).
Namun, ada perbedaan antara Muhammad dan nabi-nabi yang sebelumnya. Muhammad tidak mengutip Tanakh atau Perjanjian Baru secara teliti. Justru apa yang diceritakan dalam Al-Quran berbeda dibandingkan Taurat dan Injil. Sungguh membingungkan, bukan? Bukankah Al-Quran Diragukan Sebagai Firman Allah?
Berita Utama dalam Kitab Allah
Artikel ini membahas kejernihan wahyu Allah. Namun demikian, janganlah kita melupakan berita utama yang termuat dalam kitab-kitab ini. Yaitu, Isa Al-Masih datang ke dunia sebagai “rahmat dari Allah”! (Qs 19:21). Tanakh mencatat “segala kejahatan kita ditimpakan kepada Dia” (Kitab Nabi, Yesaya 53:6). Injil dengan jelas menekankan “Isa menanggung dosa kita dan menjadi Juruselamat Dunia” (Injil, 1 Petrus 2:24, 3:18). Saudara diundang menerima keselamatan yang disediakan-Nya.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Wajarkah bila firman Allah mengoreksi firman Allah? Berikanlah alasan Saudara!
- Dapatkah manusia merubah firman Allah yang datangnya dari Allah sendiri? Apa alasan Saudara?
- Berita Al-Quran bertentangan dengan firman sebelumnya. Kalau Al-Quran bertentangan dengan Kitab Allah, dapatkah Al-Quran disebut firman Allah? Bukankah Al-Quran Diragukan Sebagai Firman Allah? Jelaskanlah jawaban saudara.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Pengakuan Pewahyuan Al-Quran Adalah Firman Allah
- Benarkah Ada Bukti Sejarah Pembukuan Al-Quran Yang Terpelihara?
- Muslim: Al-Quran Masih Murni! Benarkah Demikian?
- Orang Islam Dan Kristen Berdosa Bila Meremehkan Kalimat Allah!
- Haruskah Muslim Percaya Alkitab Kristen?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Tsa mengatakan
~
Al-Quran adalah firman Allah, jika anda kira itu adalah perkataan manusia, maka Allah menantang anda dalam Al-Quran untuk membuat satu surat yang hasilnya seperti Al Qur’an, tidak bisa sendiri tidak apa-apa, minta bantuan ke seluruh manusia, selama 1400 tahun tidak ada satupun yang bisa membuat satu surat seperti Al Qur’an.
Bagaimana anda bisa disuruh buat satu surat yang hasilnya seperti Al Quran saja tidak bisa? Ini bukti bahwa Al-Quran adalah firman Allah, karena tantanganya sampai detik ini tidak ada yang bisa melakukannya. Kalau bisa pasti sudah dari dulu orang membuat satu surat yang hasilnya seperti Al-Qur’an. Tunjukkan kepada saya satu surat bahasa bahasa Arab seperti Al Qur’an.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Tsa,
Membuat ayat seperti Al-Quran bisa dilakukan oleh banyak orang, bahkan lebih bagus lagi. Misal, kami kutip Qs 8:12, “Ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan orang-orang yang telah beriman.’ Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” Pasti banyak orang yang dapat membuat ayat yang lebih baik dari Qs 8:12 ini.
Namun, tantangan tersebut menandakan ketidakmampuan Allah SWT membuktikan bahwa ia mahakuasa. Bila Allah SWT adalah Allah, maka ayat-ayatnya akan lebih indah dan memuat unsur kedamaian di dalamnya. Lagi pula, Al-Quran tidak memiliki kaitan dengan wahyu-wahyu sebelumnya sehingga Al-Quran diragukan sebagai firman Allah. Kalau boleh tahu, mengapa Allah SWT tidak tahu wahyu-wahyu sebelumnya sehingga tidak memiliki kaitan dengan Al-Quran? Apa Allah SWT lupa? Mohon pencerahan.
~
Solihin
Jesus Park mengatakan
~
Tsa,
Klaim bahwa Quran firman allah Islam mungkin juga benar, tapi bukan firman Tuhan. Salah satu bukti, bintang diakui sebagai pengusir syaitan yang ingin masuk ke langit (Qs 67:5). Bukti yang nyata, allah Islam sendiri mengakui bahwa Quran firman nabi Islam, “Sesungguhnya Quran itu adalah benar-benar wahyu Rasul yang mulia” (Qs 69:40).
Tapi jika aku ditantang untuk membuat surah seperti Quran, memang sangat sulit. Karena aku tidak dapat membuat ajaran tidak bermoral seperti Quran, misalnya Quran menghalalkan prostitusi seperti mut’ah (Qs 4:24). Maaf jika aku terlalu jujur menyatakan ketidaksanggupan membuat surah di Quran.
Staff Isa dan Islam mengatakan
~
Saudara Park,
Membaca Al-Quran dan membandingkan dengan sifat-sifat yang dimiliki Allah, maka banyak kontradiksi di dalamnya. Mengapa? Karena banyak ajaran Allah SWT bertentangan dengan Allah di dalam Alkitab. Misal, Allah dalam Taurat dan Injil mengajarkan untuk menyayangi sesama, tetapi Allah SWT mengajarkan untuk memenggal kepala (Qs 8:12). Jelas, ini berbeda, bukan? Terima kasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin