Konsep keesaan Allah dalam Islam dikenal dengan istilah “Tauhid”. Ini berarti bahwa hanya Allah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan diakui keesaannya tanpa sekutu.
Baru-baru ini pengacara Eggi Sudjana menjadi viral karena pernyataannya. Menurutnya hanya agama Islam yang berketuhanan yang Maha Esa. Karena pernyataaan itu, seorang Hindu melaporkannya ke kepolisian.
Benarkah hanya Tuhan Islam yang Esa? Apakah Allah Kristen juga esa, sesuai sila pertama Pancasila dan memiliki keunggulan?
Eggi Sudjana: Hanya Islam yang Berketuhanan Yang Maha Esa
Ketika menggugat UU ormas, Eggi Sudjana menyatakan, “Kalau ini tetap diberlakukan . . . kami minta konsistensinya, bubarkan (ormas) lain yang bertentangan dengan pancasila.”
“Pemahaman kami dan . . . sepengetahuan kami yang berketuhanan Maha Esa itu hanya ajaran Islam,” tambah Eggi.
Konsep Keesaan Allah dalam Islam
Pengakuan Islam akan keesaan Allah tertulis dalam Al-Quran. “Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa” (Qs 112 :1). Ayat ini menegaskan bahwa Islam memiliki keyakinan akan keesaan Allah.
Kristen juga sangat setuju dengan ajaran tersebut.
Konsep Keesaan Allah dalam Alkitab
Sejak pewahyuan Kitab Taurat hingga Injil, dari zaman Nabi Musa hingga Isa Al-Masih, Allah menyatakan diri-Nya Esa.
Kepada Nabi Musa, Allah berfirman, “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Taurat, Kitab Keluaran 6:4). Isa Al-Masih juga menegaskan, “Hukum yang terutama ialah . . . Tuhan itu esa” (Injil, Rasul Markus 12:29).
Bagaimana dengan ajaran tentang konsep keesaan Allah Tritunggal? Apakah Allah Tritunggal itu Esa?
Konsep Keesaan Allah Tritunggal
Dalam Injil Allah, Isa Al-Masih bersabda, “. . . baptislah mereka dalam [satu] nama Bapa dan Anak [Isa Al-Masih] dan Roh Kudus . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 28:19).
Bapa adalah kiasan Allah. Yesus/Isa Al-Masih “. . . adalah Firman [Kalimatullah] . . . dan Firman itu adalah Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1). Dan Roh Kudus adalah Roh-Nya Allah/Hayatullah/Hidup-Nya Allah.
Jelaslah bahwa Allah Tritunggal itu terdiri dari Allah, Kalimat-Nya dan Roh-Nya. Ketiganya satu, sebab Kalimat Allah dan Roh Allah itu tak terpisahkan dari Allah sejak kekal hingga kekekalan.
Jika Anda menemukan bahwa Allah Tritunggal itu tiga Tuhan, atau ada makhluk yang dipertuhan, sampaikanlah kepada kami via email ini.
Allah Tritunggal dan Keselamatan Manusia
Jadi Allah Tritunggal itu esa dan sesuai dengan sila pertama Pancasila. Keunggulan Allah Tritunggal ialah merencanakan dan menyelamatkan manusia dari hukuman kekal karena dosa-dosa mereka.
Allah Bapa mengutus Kalimat-Nya/Isa Al-Masih untuk menjadi manusia dan mati disalib guna menanggung hukuman dosa manusia. Supaya manusia yang percaya kepada-Nya beroleh jaminan pengampunan dosa dan hidup kekal.
Dan Roh Kudus menjadi meterai keselamatan, yang pasti dinikmati orang-orang yang percaya kepada Isa Al-Masih.
Dengan beriman kepada Isa Al-Masih, Anda pasti beroleh jaminan pengampunan dosa dan hidup kekal. Jika punya pertanyaan soal keselamatan dalam Allah Tritunggal, kirimlah lewat email ini.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Konsep Keesaan Allah, Benarkah Hanya Tuhan Islam yang Esa?“ Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Keesaan Allah Dan Allah Tritunggal
- Sikap Al-Quran Terhadap Allah Tritunggal
- Muhammad Mengartikan Allah Yang Esa
- Imam Besar Masjid Istiqlal: Trinitas Itu Tuhan Yang Maha Esa
- Benarkah Bagian Tauhid Dalam Islam Ini Mendukung Tritunggal Nasrani?
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa Allah Tritunggal tidak bertentangan dengan konsep keesaan Allah?
- Menurut Anda apakah akibatnya jika Allah tidak memiliki Firman dan Roh/Hidup?
- Mungkinkah ada kepastian keselamatan jika Allah tidak Tritunggal?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].