• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami

Bagaimana Makna Esanya Allah Tritunggal Menurut Kitab Injil?

Isa Dan Islam > Artikel > Tauhid dan Tritunggal > Trinitas Menurut Nasrani > Bagaimana Makna Esanya Allah Tritunggal Menurut Kitab Injil?
30 Maret 2010 | 398 Komentar

BUKANKAH KONSEP KEESAAN ALLAH BERTENTANGAN DENGAN KONSEP ALLAH TRI-TUNGGAL?

Umat Kristen dan Islam setuju “Keesaan Allah”, bahwa Allah Maha-Esa dan tidak ada sesuatu yang seperti Dia. Namun, umat Islam sering bertanya bagaimana esanya Allah menurut Injil? Mengapa Kristen percaya bahwa Allah itu Tritunggal? 

Al-Quran mengajarkan: Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.  . . . .  tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS 112 Al-Ikhlas 1-4).

Hal ini senada dengan keesaan Allah dalam ajaran Alkitab: ”Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Kitab Taurat, Ulangan 6:4) “Dia [Allah] itu esa dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.” (Injil, Markus 12:32)

Perlu dikatakan istilah “trinitas” tidak  ada dalam Alkitab (juga istilah “tauhid” tidak ada dalam Al-Quran) namun Kitab Suci mengajar tentang keesaan Allah dan Allah tritunggal, “walaupun Maha Esa tetapi juga beroknum tiga”.

Ajaran Allah Trituggal di Alkitab

Kitab Suci juga menjelaskan bahwa ‘Kalimat Allah’ adalah Allah.  Lihatlah Injil, Yohanes 1:1, “Pada mulanya adalah Firman (Kalam, Kalimat), Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Juga Roh Kudus berulangkali dalam Kitab Suci disebut “Roh Allah” (Injil, Surat Efesus 4:30) dan Allah disebut “Allah Bapa” (Injil, Surat Galatia 1:1).  Demikian Allah Tri-Tunggal adalah Allah Bapa, Kalimat Allah (Isa Al-Masih) dan Roh Allah.

Memang buat kita manusia konsep Allah Tri-Tunggal tidak masuk akal.  Tetapi sebagai manusia mustahil kita mengerti semua tentang Allah.  Allah sendiri berfirman: “Pikiran-Ku bukan seperti pikiran kamu, dan jalan-Ku bukan seperti jalan kamu. Setinggi langit dari bumi setinggi itulah jalan-Ku daripada jalanmu, dan pikiran-Ku daripada pikiranmu” (Yesaya 55:8-9).

Jika guru matematika menjelaskan konsep matematika kepada murid dan murid mengatakan, “Tidak masuk akal” kita pasti tertawa.  Karena pikiran anak dangkal dan terbatas.  Lebih baik kalau anak ini rendah hati dan percaya pada guru walaupun belum mengerti konsepnya.

Penjelasan Bagaimana Esanya Allah Menurut Injil 

Kepercayaan akan Allah Tri-Tunggal tidak berarti percaya adanya tiga Tuhan yang bekerjasama.  Juga “Tri-Tunggal” tidak berarti bahwa Allah menampakkan diri-Nya dalam tiga modus yang berbeda.  Pokoknya Kitab Taurat dan Injil tidak mengajar adanya tiga Tuhan. Allah Maha Esa! Sudah jelas konsep Allah Maha Esa yang beroknum tiga melebihi kuasa pemahaman manusia.  Inilah sesuatu misteri, sesuatu yang gaib.

Ada banyak ilustrasi untuk menjelaskan konsep keesaan Allah dan Allah triunggal.  Semua ilustrasi ini membantu sedikit tetapi tidak satupun sempurna karena Allah melebihi pemahaman kita.  Salah satu ilustrasi yang mungkin menolong adalah segitiga.  Segitiga jelas bentuk esa atau satu tetapi kalau salah satu sudutnya hilang bukan lagi dapat disebut segitiga.  Dengan kata lain setiap segi dalam segitiga unik tetapi tanpa hubungan dengan dua segi lain, tidak ada segitiga.

Komposisi manusia menjadi ilustrasi juga.  Kita mempunyai roh, jiwa dan tubuh.  Saya ada satu orang, esa, namun saya terdiri dari tiga komponen dan kalau satu komponen absen saya tidak boleh disebut manusia.  Namun masing-masing komponen unik, yaitu tubuh jelas berbeda dari jiwa.

Akhirnya, jangan kita lupa bahwa kita tidak dapat mengerti Allah dengan pikiran dan otak kita.  Ia jauh melebihi kita.  Lebih baik kita mempelajari apa yang dikatakan tentang Allah dalam Kitab Suci.  Sudah jelas bahwa Kitab Suci mengajar Allah Maha Esa yang Beroknum Tiga, yaitu Allah Bapa, Kalimat Allah (Isa Al-Masih) dan Roh Allah.  Perhatikanlah karangan-karangan lain pada situs “Isa dan Islam” untuk mendapat pengertian tambahan tentang konsep Allah Tri-Tunggal.

 

(Jason Gilead)

Artikel Terkait 

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Bagaimana Makna Esanya Allah Tritunggal Menurut Kitab Injil?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut: 

  1. Muslim: Apakah Pengertian Tritunggal Kristen Masuk Akal?
  2. Konsep Tauhid dalam Islam Mendukung Ajaran Allah Tritunggal!
  3. Sikap Al-Quran Terhadap Allah Tri-Tunggal
  4. Bagaimana Muhammad Mengartikan Allah Yang Esa?

Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca 

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut: 

  1. Bagaimana esanya Allah menurut Saudara setelah membaca penjelasan artikel di atas tentang Allah orang Kristen? Jelaskan!
  2. Bagaimana tanggapan Saudara tentang Allah Tritunggal? Mohon penjelasannya.
  3. Allah Memiliki Kalimat/Firman, dan Kalimat Allah itu adalah Isa Al-Masih. Bagaimana pandangan saudara tentang Isa Al-Masih?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus. 

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.” 

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718
Kategori: Tauhid dan Tritunggal, Trinitas Menurut Nasrani

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on X (Twitter) Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

398 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Benjamin Gates
29 Mei 2012 10:08 am

*
Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan yang lain beserta-Nya. Kalau ada Tuhan beserta-Nya, masing-masing Tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakan-Nya, dan sebagian dari Tuhan- Tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain.

Balas
staff
30 Mei 2012 8:53 am
Balasan ke  Benjamin Gates

~
Saudara Benjamin Gates,

Kami setuju dengan saudara, Allah tidak pernah mempunyai anak biologis. Terkutuklah mereka yang memberi ajaran, bahwa Allah telah mendekati seorang wanita, melakukan hubungan biologis lalu lahirlah seorang anak!

Bila Tuhan disebut Esa, tentulah tidak ada Tuhan-Tuhan yang lain yang menyerupai Dia. Bahkan cukup jelas perintah Allah dalam Taurat:

“Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu” (Taurat, Kitab Kejadian 34:14).
~
SO

Balas
petualang
13 Juli 2012 4:36 pm

*
Staff IDI,

Coba perhatikan: Ajaran Musa, ”Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Kitab Taurat, Ulangan 6:4)

Ajaran Yesus, Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa” (Markus.12:29)

Ajaran Muhammad, Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,

Semua sama. Itulah inti ajaran para nabi. di Markus 12:29 Yesus mengaku dihadapan orang-orang Saduki bahwa ia berTuhan. Tuhan Yesus dan Tuhan orang Yahudi sama. Itulah tauhid.

Balas
staff
24 Juli 2012 2:15 am
Balasan ke  petualang

~
Saudara Petualang benar, firman Allah (Alkitab) mengajarkan Allah itu Esa. Demikian, Trinitas adalah Esa. Sebagaimana pula Allah-nya orang Islam adalah Esa. Banyak orang Islam telah salah mengerti kata ‘esa’.

Menurut para pakar Islam yang mengerti secara benar, seperti Prof. DR. Quraish Shihab (mantan Menteri Agama dan ketua MUI, pakar tafsir Islam) dan ahli lainnya, kata ‘esa’ berarti suatu kesatuan, united, altogether, atau satu yang adalah terdiri dari kesatuan.

Beliau mengatakan bahwa ketika kata ‘ahad’ atau ‘esa’ diutarakan, maka dalam pikiran orang di Timur Tengah, akan tergambar sesuatu yang tidak dapat diterapkan operasi matematika.

Bagaimana nabi saudara mengartikan Allah yang esa, silakan baca di url ini http://tinyurl.com/7hxmrpk
~
DA

Balas
Joshua
12 Agustus 2012 4:51 am

*
Keesaan Allah adalah sesuatu yang tidak perlu diperdebatkan untuk mencapai paham yang sama.
Jika engkau percaya ya jadilah Kristen, jika tidak ya monggo memilih agama lain.

Saya sendiri sebagai umat Kristen juga terkejut ketika dibukakan mata rohani saya ketika tahu bahwa 3 oknum itu benar-benar 3 oknum. Bukan 1 oknum yang memiliki 3 tugas yang berbeda.

Saya sempat galau juga, tetapi orang yang memahami dan percaya keesaan Tuhan itu memberi nasehat kepada saya dan berkata “mungkin kamu tidak mengerti untuk saat ini, tetapi ketika kamu kelak melihat Roh Kudus dan Yesus, kamu akan mengerti bahwa Tuhan itu benar-benar 3 oknum yang berbeda”.

Banyak misteri Ilahi yang tidak kita mengerti, termasuk keesaan Tuhan. Jangan hanya menggunakan pemikiran kita yang terbatas untuk memahami ketidakterbatasan Tuhan.

Balas
staff
13 Agustus 2012 8:36 am
Balasan ke  Joshua

~
Allah yang Maha Besar jelas tidak dapat dimengerti secara sempurnah oleh keterbatasan pikiran dan logika manusia. Sebab kebesaran Allah hanya dimengerti oleh iman. Dan iman itu yang akan menyelamatkan kita.

“Karena iman, maka Nuh–dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan–dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya” (Injil, Surat Ibrani 11:7).
~
SO

Balas
Oiy
24 Agustus 2012 4:28 am

*
Pepatah mengatakan “Agama adalah bagi orang yang berakal, tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal.

Albert Einstein mengatakan “Ilmu pengetahuan tanpa agama, pincang. Agama tanpa ilmu pengetahuan, buta”

Nah, keberadaan kita dan alam semesta adalah bukti adanya Tuhan Yang Esa. Mungkinkah kata Esa di sana mengandung tiga unsur yang berbeda dalam menciptakan kita dan alam semesta?

Balas
staff
27 Agustus 2012 9:34 am
Balasan ke  Oiy

~
Saudara Oiy,

Kami setuju dengan pernyataan saudara bahwa Tuhan itu adalah Esa. Sebab demikianlah Taurat, Kitab Ulangan 6:4 berkata “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”

Sedangkan tentang Allah yang Esa terdiri dari tiga oknum yang berbeda, Alkitab mengajarkan sendiri tentang keilahian Isa Al-Masih dan Roh Kudus. Sehingga kedua oknum ini adalah bagian dari Allah yang Esa. Dan inilah salah satu pernyataan Kitab Suci tentang hal itu, “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Injil, Rasul Besar Matius 3:16-17).

Memang tidaklah mudah untuk mengerti sifat Ketritunggalan Allah. Manusia dengan keterbatasannya tidak akan dapat mencerna dengan sempurna, bagaimana mungkin Allah yang Esa terdiri dari tiga oknum. Namun itulah kebesaran Allah. Bila Dia dapat dengan mudah dimengerti oleh manusia, maka Dia bukanlah Allah yang Maha Besar, melainkan Allah yang terbatas pada akal pikiran manusia.
~
SO

Balas
Navhitopulloe
20 November 2012 9:01 pm

*
Konsep Tritunggal logikanya gampang kok, tercermin dalam manusia itu sendiri.

Manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh, tetapi 1 diri adanya.
Tubuh: dapat mati dan kembali ke tanah. Tetapi jiwa dan roh tidak terpisah.
Jiwa: adalah pribadi karakter diri.
Roh: yang menaungi tubuh sehingga dapat hidup, dan ini kembali kepada penciptanya.

Tubuh adalah Yesus, Allah menjelma menjadi manusia. Hebatnya tubuh jelmaan Allah tersebut kembali ke surga.
Roh adalah Roh Kudus.
Jiwa adalah Allah.

Ketiganya itu satu adanya.

Balas
iswara
1 Maret 2013 7:41 am

*
Tri-Tunggal Maha Kudus (Allah Bapa Putra dan Roh Kudus)

Firman itu harus ada ke-3 tersebut. Misalnya, hanya Allah dan Putera saja, tanpa Roh Kudus, Firman tidak akan sampai manusia. Hanya Allah dan Rohkudus saja tanpa Putera ya tidak mungkin Firman sampai pada manusia. Hanya Putera dan Rohkudus saja tanpa adanya Allah, ya mana mungkin sampai pada manusia.

Jadi, Tri-Tunggal Maha Kudus itu kedudukannya satu, yaitu Allah. Maka ketika Yesus berkata, “Aku dan Bapa satu” dan berkata “sebelum Abraham jadi Aku telah ada (baca Injil Yohanes) jadi ketika Yesus berkata Aku itu adalah Allah Bapa Putra dan Roh Kudus.

Anda umat Islam pahamilah ketika Yesus berkata Aku, kalau tidak ada Yesus yang berkata siapa, kalau tidak ada Roh kudus lantas Yesus juga tidak akan hidup. Kalau tidak ada Allah lantas Firman sendiri siapa, karena sudah jelas Firman kedudukannya azali Yaitu Allah sendiri.

Balas
azriady
18 Maret 2013 6:52 pm

*
Saya mengerti makna tritunggal yang anda yakini. Jika boleh saya mengibaratkan Tuhan menurut pendapat anda seperti organ tubuh manusia, Allah ibarat kepala yang mengatur segalanya, Yesus ibarat tangan yang mampu berbuat, dan Roh kudus ibarat kaki yang memudahkan segala urusan.

Semua adalah satu dalam tubuh Tuhan dan tak terpisahkan, jika salah satu hilang maka Tuhan menjadi tidak sempurna.

Tuhan satu dalam tiga oknum yang berbeda. Islam hanya percaya Allah sebagai Tuhan yang maha kuasa, adanya Isa Al-Masih(Nabi) dan Roh kudus(Malaikat) adalah wujud dari kuasa Allah yang tak berhingga.Jika anda bertanya siapa tuhan kami jawabannya hanya Allah. Apa yang anda jawab jika kami bertanya, siapa Tuhan anda? Tuhan anda tidak bernama, karena ibarat manusia saya tidak mungkin memanggil anda kepala, tangan, atau kaki saja. Juga bukan atas nama kepala, tangan dan kaki. Tangan dan kaki tidak akan bergerak tanpa adanya kepala yang maha kuasa, hanya Allah Tuhan kami.

Balas
staff
25 Maret 2013 4:36 pm
Balasan ke  azriady

~
Saudara Azriady,

Itulah analogi karangan saudara yang sama sekali tidak menjelaskan apa-apa tentang Allah di Alkitab. Sebab bagaimana mungkin disebut Tuhan jika Ia bisa kehilangan sesuatu dalam diri-Nya. Jadi analogi saudara terlalu jauh menyimpang.

Sebenarnya tidak ada analogi buatan manusia yang dapat menggambarkan Allah selain Allah sendiri yang menjelaskan tentang diri-Nya.

Jika dunia ini adalah perpustakaan maka Allah akan menjadi buku supaya Ia dikenal oleh ciptaan-Nya. Namun, karena dunia ini di isi oleh manusia maka Ia menjadi manusia.

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14).
~
NN

Balas
moer
21 Maret 2013 12:04 pm

*
To: Azriady,

Benar sekali. Kita tidak akan memanggil seseorang dengan menyebut kepala, tangan, dan kaki, anda pasti memanggilnya dengan namanya, tapi siapapun namanya, bagaimanapun anda memanggilnya, dia tetap seseorang yang terdiri atas kepala, tangan dan kaki.

Jika salah satu diantaranya hilang, maka orang tersebut akan jadi cacat, tidak sempurna lagi.

Apapun nama yang anda sebutkan untuk memanggil orang itu, tetap tidak mengubah kenyataan bahwa itu hanyalah nama untuk memanggil sebuah kesatuan antara Kepala, tangan, dan kaki.

Betul begitu?

Balas
staff
29 Maret 2013 2:33 pm
Balasan ke  moer

~
Saudara Moer,

Allah itu Roh yang tidak akan mungkin terpisah-pisah. Sekali Tuhan maka Dia selamanya Tuhan, dan tidak akan berubah kedudukannya sekalipun ada manusia yang menganggapnya terpotong-potong.

Saudara benar, kondisi fisik tidak akan merubah nama.
~
NN

Balas
azriady
24 Maret 2013 5:26 pm

*
Anda meyakini kesempurnaan Allah karena memiliki oknum Yesus dan Roh kudus, artinya tanpa Yesus dan Roh kudus maka Allah menjadi tidak sempurna.

Namun berbeda dengan pendapat kami sebagai Muslim, kesempurnaan Allah karena tidak bergantung pada apapun untuk bisa menjadi sempurna. Jadi tidak seperti manusia yang akan cacat tanpa tangan dan kaki, Allah tetaplah Allah yang Maha sempurna.

Aku yakin anda juga pasti berpikir di antara ketiga oknum Tuhan tetap hanya Allah yang derajatnya paling tinggi di antara oknum yang lainnya, karena atas nama Bapa selalu lebih dahulu diucapkan sebelum atas nama Putra dan Roh kudus. Yesus hanyalah jalan dan jalan itu menuju kepada Allah. Jadi hanya kepada Allah tujuan hidup kita bukan kepada Yesus atau Roh kudus.

Sebelum Yesus ada para Nabi sebelumnya sudah lebih dulu menjadi jalan tersebut. Dan jalan kami adalah mengikuti Nabi Allah yang terakhir.

Balas
staff
29 Maret 2013 2:46 pm
Balasan ke  azriady

~
Saudara Azriady,

Allah itu sempurna dan tidak dapat dipilah-pilah. Ia bukan memiliki oknum yang berbeda tetapi Dia itu Esa. Hal ini bukan mengenai sempurna atau tidak sempurnanya Allah. Tetapi adanya suatu masalah yang terjadi yang hanya Allah yang dapat menyelesaikannya.

Masalahnya adalah dosa. Akibat dosa manusia terjual kepada Iblis. Dosa tersebut telah merusak kehendak bebas manusia dan manusia selalu berkehendak melakukan dosa. Maka Allah berikan jalan-Nya agar manusia oleh karena diberi kehendak bebas dapat memilih jalan Allah.

Jalan Allah ialah jalan rahmat dan keselamatan. Jalan ini lebih dari agama. Itu sebabnya Isa Al-Masih berkata “Akulah jalan, keselamatan dan hidup. Tidak seorangpun yang datang kepada Bapa [Allah] kalau tidak melalui aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Artinya, Isa Al-Masih sama dengan Allah.

Bukankah satu-satunya jalan untuk mengenal saudara adalah diri saudara sendiri, adakah saudara dan diri saudara lebih besar atau lebih kecil?
~
NN

Balas
aly
27 Maret 2013 4:49 pm

*
Yohanes 14:28 “Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku”

1 Korintus 3:23 “Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah”

Saya mau menayakan soal. Apakah ke-Tuhan-an Yesus itu Kedudukan-Nya sama dengan Allah Bapa?

Siapakah yg mempunyai tahta kerajaan sorga?

Balas
staff
5 April 2013 10:49 pm
Balasan ke  aly

~
Saudara Aly,

Isa Al-Masih juga menyatakan secara spesifik bahwa Ia dan Allah adalah satu (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30). Hal ini menunjukan bahwa Isa Al-Masih memiliki kedudukan yang sama dengan Allah karena Ia adalah Allah.

Isa Al-Masih juga menyebutkan kerajaan sorga adalah kerajaan-Nya “Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini” (Injil, Rasul Besar Yohanes 18:36).

Klaim Isa Al-Masih mengenai diri-Nya menjelaskan hubungannya dengan Allah tidak terpisahkan melainkan satu. Jika saudara tertarik mengetahui tentang Isa Al-Masih klik http://tinyurl.com/899uaqm
~
NN

Balas
ari
12 April 2013 1:38 pm

*
Sebelumnya saya minta maaf, keikutsertaan saya mungkin agak menyimpang dari konteks. Jika anda analisa, tentang ketuhanan Yesus, karena pada umumnya Kristen menganggap Yesus sebagai Tuhan, apakah masuk akal?

Jika Yesus Tuhan, mengapa Dia mengorbankan diri-Nya untuk manusia? Bukankah pernyataan yang seharusnya muncul, manusia mengorbankan dirinya untuk Tuhan?

Balas
staff
15 April 2013 4:32 am
Balasan ke  ari

~
Saudara Ari,

Bila dinalar dengan logika manusia, memang tidak masuk akal Tuhan menjadi manusia. Tapi saudara juga harus ingat, bukankah bagi Tuhan tidak ada yang mustahil? Apakah menurut saudara kebesaran Tuhan dapat dibatasi akal pikiran manusia?

Apa yang ingin saudara korbankan bagi Tuhan? Semua yang anda miliki adalah kepunyaan Allah, dan saudara tidak mempunyai hak mengorbankan apa pun bagi Tuhan, karena Dia bisa mengambilnya kapan saja dari saudara.

Firman Allah dalam Kitab Suci Injil menuliskan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).

Karena Allah sangat mengasihi manusia termasuk saudara Ari, maka Allah rela menjadi manusia dan dikenal dengan nama Isa Al-Masih. Allah ingin saudara Ari tidak binasa karena dosa, itulah sebabnya Tuhan berkorban demi keselamatan saudara Ari.

Bukankah Tuhan yang demikian sungguh luar biasa?
~
SO

Balas
Azriady
13 April 2013 11:36 pm

*
Allah maha adil, karena itu dosa sekecil apapun harus diberi ganjarannya. Tidak ada manusia yang bisa luput dari dosa, namun Allah berjanji sorga adalah tempat orang beriman. Kami percaya semua manusia akan masuk neraka, kita harus membayar semua perbuatan dosa kita disana. Hanya orang yang tidak percaya adanya Allah maka mereka kekal di dalam neraka, sedang bagi orang beriman neraka adalah tempat untuk mensucikan diri dari dosa.

Setelah kita membayar semua perbuatan dosa kita, Allah akan membuka sorga bagi kita. Apa anda pikir masuk sorga itu sangat mudah, dan tidak perlu membayar semua dosa kita di neraka?

Jika aku tidak membayar semua dosaku, aku akan hidup penuh rasa bersalah selamanya. Apa aku bisa bersenang-senang di sorga sementara hati ini tetap merasa sedih atas segala perbuatan buruk yang telah aku lakukan?

Balas
staff
28 April 2013 2:13 pm
Balasan ke  Azriady

~
Saudara Azriady,

Mohon perhatiannya bahwa pemahaman saudara mengenai waktu yang sementara di neraka adalah salah. Iblis menyesatkan manusia dengan mengajarkan bahwa neraka tempat penyucian dosa. Padahal neraka adalah tempat kekal bagi setiap orang yang sudah masuk ke dalam. Ketika saudara ada di dalam neraka maka selamanya saudara disana. Bertobatlah dari pemahaman itu dan berilah dirimu diselamatkan oleh Isa Al-Masih selagi saudara masih hidup.

Perhatikan Firman Isa Al-Masih mengenai neraka dan waktu tinggal di sana.

“Selain dari pada itu di antara kami (penghuni Firdaus) dan engkau (Penghuni neraka) terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang” (Injil, Rasul Besar Lukas 16:26).
~
NN

Balas
Aly
16 April 2013 3:52 pm

*
Janji Keselamatan hidup kekal yg dijanjikan Allah itu sederhana dan tidak usah memakai dogma apapun.

Janji itu pada Yohanes 3:16 dan diperjelas dengan perkataan doa Yesus sendiri pada Yohanes 17.

Poinnya Yohanes 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (satu satunya menunjukan hanya satu tidak ada yang lain, bukan kesatuan ( Allah adalah Yesus), Karena kata “dan” menunjukkan perbedaan kedudukan Allah dan Yesus)

Siapapun yang tidak mengakui itu tentu bukan hikmat dari Allah. Apa ajaran Yesus ini perlu dogma lagi?

Balas
staff
28 April 2013 2:15 pm
Balasan ke  Aly

~
Saudara Aly,

Dalam Injil, Rasul Besar Yohanes 17:3 Isa Al-Masih berkata tentang kehidupan kekal yaitu kehidupan yang didapat dari Bapa (Allah) dan Isa Al-Masih. Hal ini menjelaskan bahwa Allah dan Isa Al-Masih adalah sumber kehidupan kekal itu.

Isa Al-Masih tidak menyebut nama lain melainkan menjelaskan diri-Nyalah satu-satunya utusan yang membawa kehidupan yang kekal itu. Perhatikan Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6 “Kata Isa Al-Masih kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (Allah), kalau tidak melalui Aku.”

Dalam pasal 17 tersebut Isa Al-Masih menjelaskan kesatuan antara Allah dan diri-Nya. Lihat Injil, Rasul Besar Yohanes 17:11 “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.”

Isa Al-Masih memberitahukan nama Allah adalah nama-Nya, Isa Al-Masih. Dan Isa Al-Masih menjelaskan bahwa diri-Nya kembali kepada Allah. Dengan kata lain antara Allah dengan Isa Al-Masih tidak ada perbedaan. Dan Isa Al-Masih satu-satunya pemberi kehidupan kekal sebagaimana Allah adalah sumber kehidupan.
~
NN

Balas
guntur
18 Mei 2013 8:41 am

*
1. Maaf, menurut pandangan Islam yang di kayu salib itu bukan Isa Al-Masih/Yesus, tapi Yudas. Dan Isa pun saat ini masih hidup di langit tingkat 7, dan akan turun saat akan akhir zaman/kiamat untuk menyelamatkan umat manusia dari dajjal.

2. Maaf, menurut Kristen yang di kayu salib itu siapa, dan Yesus itu Tuhan/utusan Tuhan?

3. Menurut Islam, Kitab Injil itu diwahyukan oleh Allah untuk Isa Al-Masih, dan Isa itu putra Maryam tanpa ayah. Tolong beri info lengkap yang dimaksud Yesus itu Tuhan siapa?

Terimakasih.

Balas
staff
20 Mei 2013 3:48 am
Balasan ke  guntur

~
Saudara Guntur, terimakasih atas pertanyaan saudara, kami akan mencoba menjawabnya secara singkat.

1. Setahu kami Al-Quran tidak pernah mengatakan dengan pasti siapa yang disalib. Yesus atau Yudas. Sedangkan Injil mencatat dengan jelas bahwa Yudas mati bunuh diri karena merasa bersalah telah mengkhianati Yesus.

Perhatikan ayat ini: “Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, dan berkata: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” Tetapi jawab mereka: “Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!” Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri” (Injil, Rasul Besar Matius 27:3-5).

2. Yang disalib adalah Yesus. Dia adalah Kalimat Allah yang datang ke dunia dalam rupa manusia dan dikenal dengan nama Yesus atau Isa Al-Masih dalam Al-Quran. Benarkah Dia Tuhan? Saudara dapat membaca penjelasan kami pada artikel ini: http://tinyurl.com/899uaqm.

3. Injil adalah “Kabar Baik.” Injil yang dibawa Isa Al-Masih adalah berita kasih Allah Bapa kepada manusia yang telah berdosa dan terpisah dari Allah. Untuk dapat memahami Injil, saudara tidak dapat memahaminya seperti saudara memahami Al-Quran. Bila umat Muslim percaya Al-Quran adalah kitab yang diberikan Allah kepada Muhammad, tidak demikian halnya dengan Injil.

Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Injil, silakan membaca penjelasan kami pada artikel ini: http://tinyurl.com/cklzmwt.
~
SO

Balas
Edias Yosua
9 Juli 2013 7:58 am

~
Allah Tritunggal adalah Allah yang sempurna dan Allah yang benar-benar hidup. Karena memiliki Roh yang dikenal sebagai Roh Kudus. Allahlah yang menciptakan kehidupan manusia dan segala isinya. Oleh karena itu, Allah juga yang memiliki hak untuk menghakimi.

Pribadi Allah yang dikenal sebagai Yesus dikatakan dalam Alkitab dan Al-Quran sebagi Hakim. Dia juga Awal dan Akhir. Jadi, Yesus sudah ada sebelum dunia ini diciptakan sebelum adanya kematian manusia pertama, termasuk menghakimi para nabi zaman dulu, termasuk nabi Muhammad.

Dikatakan dalam kitab suci, Yesus sekarang berada di sorga. Itulah salah satu isyarat bahwa Yesus adalah Pribadi Allah. Karena itu, kepergian-Nya meninggalkan dunia tidak masuk ke alam kubur, seperti kepercayaan Islam, karena Dia bagian dari Pribadi Allah. Kaum Muslim percayalah dengan ke-Ilahian Yesus karena Dialah yang telah menyatakan jalan menuju surga.

Balas
staff
28 Januari 2014 9:59 am
Balasan ke  Edias Yosua

~
Saudara Edias Yosua,

Kami berterimakasih untuk komentar saudara yang baik sekali. Isa Al-Masih adalah Allah yang menjadi manusia (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14). Tentu sangat membanggakan bahwa Allah pernah masuk dalam sejarah manusia, bukan?
~
Salma

Balas
Hamba Allah
25 Januari 2014 4:14 pm

~
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman : ‘Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia : “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?” Isa menjawab : “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya)…Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau berikan kepadaku (mengatakannya) yaitu : “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu’” (Qs. 5:116-117).

Balas
staff
28 Januari 2014 10:01 am
Balasan ke  Hamba Allah

~
Saudara Hamba Allah,

Sangat menarik ayat yang saudara kutip terutama tentang menuhankan ibu Isa Al-Masih. Sesungguhnya pengikut Isa Al-Masih tidak pernah menuhankan Maria (ibu Isa Al-Masih). Dan Injil tidak pernah memerintahkan demikian. Ini menarik untuk ditanyakan.

Bila pengikut Isa Al-Masih tidak pernah menuhankan Maria, mengapa Al-Quran menuliskan demikian? Apakah Muhammad salah informasi?
~
Salma

Balas
widodo
11 Februari 2014 7:01 am

~
Umat Islam ketika memasuki sorga percaya bahwa apabila kembali dalam keadaan bersih akan menampak wajah Allah karena Dia Tunggal. Apa yang akan ditemui oleh umat Yesus di sorga-Nya? Allah, Yesus, atau Roh Kudus?

Balas
staff
28 Februari 2014 5:56 am
Balasan ke  widodo

~
Kami menghargai rasa percaya saudara. Tetapi saudara tidak menyebutkan sumber jelas untuk itu. Tertulis dalam sura dan ayat berapa dalam Al-Quran?

Tentu saat pengikut Isa Al-Masih di sorga, maka mereka akan berjumpa dengan Allah yang maha esa. “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka” (Injil, Surat Wahyu 21:3).
~
Salma

Balas
hamba allah
22 Februari 2014 4:49 pm

~
Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.

Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul dimana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apapun. Menurut Al-Quran, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (Qs 6:103)

Dalam Islam, ada tanda keesaan Allah: Allah maha esa dalam Dzat-Nya, dalam sifat-sifat-Nya, dalam perbuatan-Nya, dalam wujud-Nya, dalam menerima ibadah, dalam menerima hajat dan hasrat manusia dan dalam memberi hukum.

Balas
staff
23 Februari 2014 2:53 pm
Balasan ke  hamba allah

~
Saudara Hamba Allah,

Terimakasih untuk komentar yang saudara berikan. Maaf sebagian komentar saudara kami hapus. Saran kami, dalam memberi komentar, silakan menuliskannya secara singkat dan jelas. Dengan demikian, orang lain yang membacanya dapat dengan mudah memahaminya.

Kami setuju dengan komentar saudara di atas. Allah adalah Yang Maha. Maha Kuasa, Maha Hadir dll.

Pertanyaan kami. Dengan ke-Mahaan-Nya, menurut saudara apakah Allah juga bisa menjelma menjadi manusia bila Dia mau?

Kiranya Sdr. Hamba Allah berkenan memberi jawaban yang singkat dan jelas. Terimakasih!
~
Saodah

Balas
Nenek Paulus
24 Februari 2014 7:23 am

~
Kembalilah kepada ajaran Isa yang sebenarnya. Islam agama sempurna apabila anda mengikuti Isa.

Balas
staff
28 Februari 2014 6:21 am
Balasan ke  Nenek Paulus

~
Saudara Nenek Paulus,

Isa Al-Masih mengajarkan untuk menyembah Allah yang esa. “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa” (Injil, Rasul Besar Markus 12:29).

Dan itu yang dilakukan pengikut Isa Al-Masih. Jadi, adakah pengikut Isa Al-Masih mengikuti ajaran yang bukan sebenarnya?
~
Salma

Balas
hamba allah
28 Februari 2014 12:42 am

~
Jika Allah ingin melakukan hal itu, Dia bisa saja berubah wujud menjadi manusia. Namun, pada saat Allah tersebut menjelma menjadi pribadi manusia, maka sesungguhnya Ia telah berhenti menjadi Tuhan. Karena Tuhan dan manusia merupakan dua hal yang berbeda. Manusia bersifat fana sedangkan Tuhan bersifat abadi.

Pertanyaan saya, kenapa Allah harus menjadi manusia? Sedangkan Allah menciptakan malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu kepada rasul, memberi pertolongan kepada manusia, mendorong manusia berbuat baik, melaksanakan hukuman Allah, dan sebagainya.

Balas
staff
28 Februari 2014 6:36 am
Balasan ke  hamba allah

~
Saudara Hamba Allah,

Siapakah yang dapat melarang Allah menjadi manusia? Apakah kita dapat membatasi kuasa-Nya? Bila saudara menyatakan ketika Allah menjadi manusia, maka Dia berhenti menjadi Allah, maka saudara telah membatasi Allah. Dengan demikian, saudara adalah Allah, bukan?

Tentu Allah mempunyai tujuan dengan menjadi manusia. Dia datang ke dunia “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
Salma

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Perubahan dalam Injil: Bahasa atau Esensi?
  • Kasih Sayang Allah Dalam Al-Quran dan Injil
  • Manifestasi dari Allah: Petunjuk dan Cahaya Bagi Mukmin
  • Apa Jalan Keluar Dari Syirik dan Dosa Tersembunyi Mukmin?
  • Mampukah Agama Menjadi Kunci Selamat Dunia Akhirat?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Mengapa Umat Nasrani Mengakui Ketuhanan Isa Al-Masih?
  • 5 Alasan Mengapa Manusia Berbuat Dosa Dan Solusinya
  • Mampukah Agama Menjadi Kunci Selamat Dunia Akhirat?
  • Siapakah Nabi Yang Paling Mulia? Ini 6 Petunjuknya!
  • Apa Jalan Keluar Dari Syirik dan Dosa Tersembunyi Mukmin?

Artikel Yang Terhubung

  • Mengapa Islam Menolak Konsep Allah Tritunggal Dalam Kristen?
  • Muslim: Apakah Pengertian Tritunggal Kristen Masuk Akal?
  • Ajaran Tritunggal dalam Kristen Membawa Keselamatan!
  • Benarkah Bagian Tauhid Dalam Islam Ini Mendukung Tritunggal…
  • Islam & Kristen Setuju - Allah Tidak Beranak

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz