Akidah penciptaan manusia menurut dua agama raksasa agak sama. Tetapi apakah mungkin keadaan manusia pertama membuka pengertian akan Tri-Tunggal dan Tauhid?
Pembaca yang beragama Islam atau Nasrani sering menggumuli konsep Trinitas dan Tauhid, bukan?
Artikel ini akan menggali arti lebih mendalam mengenai pribadi Allah dari wahyu penciptaan leluhur kita, Adam dan Hawa. Semoga penyelidikan ini akan membuka pengertian baru kita akan Trinitas dan Tauhid.
Penciptaan Adam Menurut Al-Quran dan Taurat
Kedua agama raksasa menekankan bahwa Allah menciptakan manusia dari tanah. “Kami [Allah] menciptakan manusia [Adam] dari tanah liat kering . . .” (Qs. 15:26).
Taurat Allah memberi penjelasan sbb: “Baiklah kita [Allah] menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita. . . . Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya [seperti diri-Nya, atas citra, peta dan teladan-Nya] . . .” (Taurat, Kejadian 1:26-27).
Apa Artinya “Gambar dan Rupa Allah”?
Allah adalah Roh adanya. Demikian “Gambar dan Rupa Allah” bukan sesuatu yang konkrit.
Apakah artinya, “Menurut gambar dan rupa atribut-atribut-Nya?” Sulit juga! Allah Maha-Ada tetapi, antara lain, manusia tidak memiliki atribut itu.
Kita tahu Allah mempunyai ingatan (memori), intelek (pengertian) dan kehendak. Tiga kemampuan ini berada dalam otak, benak kita.
Mungkin tiga kemampuan (kekhasan, fitur) ini merupakan “Rupa dan Gambar Allah” yang berhubungan dengan penciptaan Adam.
“Saya menciptakan dan menyempurnakan [Adam] dan meniupkan ke dalamnya roh [atau jiwa]” (Qs 15:29, Parafrasa). Sebagian pakar Islam merasa Allah meniupkan ke dalam Adam kecakapan untuk mengetahui, berkehendak dan kuasa untuk berbuat (faculty of knowledge, will and power of action).” (Badru Kateregga) Tiga fitur ini juga merupakan semacam trinitas.
Adam serta Setiap Manusia adalah Trilogi
Bapak Gereja Agustinus (354-430M) merasa salah satu kunci mengerti Trinitas ialah mempelajari bahwa Allah menciptakan manusia menurut “Gambar dan Rupa-Nya.”
Manusia trilogi: ingatan, intelek dan kehendak. Ingatan bukan intelek (pengertian). Intelek bukan kehendak. Kehendak bukan ingatan. Ketiganya terpisah tetapi bersama-sama merupakan benak (otak). Fitur-fitur ini interdependent, saling bergantung satu sama lain. Lagi, tanpa ingatan, intelek dan kehendak benak (mind) tidak berfungsi.
Adam mempunyai tiga fitur seseorang, tetapi tidak ada tiga otak atau tiga Adam. Adam itu satu! Anda mempunyai tiga fitur juga – ingatan, intelek, dan kehendak. Tetapi Anda bukan tiga orang! Anda tetap satu, tetap esa!
Hubungan Penciptaan Manusia dengan Tri-Tunggal Allah
Mustahil membuktikan konsep Tri-Tunggal dan Tauhid secara empiris. Namun tidak salah menjelajahi sedapatnya dua kepercayaan ini supaya makin mengerti Pribadi Allah.
Akidah Nasrani – Allah ada Trinitas: Allah Bapa, Kalimat Allah, Roh Allah. Allah Bapa bukan Kalimat Allah. Kalimat bukan Roh Allah. Roh Allah bukan Allah Bapa.
Allah yang Esa merupakan kesatuan dari tiga oknum. Yaitu: Bapa, Kalimat, dan Roh. Tidak ada tiga Allah, tetapi Allah yang Esa beroknum tiga. Inilah maksud Trinitas!
Demikian Adam dibuat menurut “Gambar dan Rupa Allah,” yaitu dengan ingatan, intelek, dan kehendak. Tiga tetapi tetap satu! “Gambar dan Rupa Allah” dalam Adam menolong kita mengerti Allah Tri-Tunggal!
Mengapa Allah Menciptakan Kita “Menurut Gambar dan Rupa-Nya”?
Hanya kitalah, bukan para malaikat, yang segambar dan serupa dengan Allah! Jadi kitalah yang dapat menikmati relasi yang lebih intim dengan Allah dari mereka.
Allah ingin kita memiliki ingatan, intelek dan kehendak, yaitu menjadi ciptaan-Nya yang serupa dengan Dia. Demikian kita dapat bersekutu dengan Dia, mempermuliakan Dia dan tinggal bersama Dia selama-lamanya dalam relasi yang istimewa dan mulia.
Karena kasih-Nya buat kita dan kerinduan-Nya akan kehadiran kita di surga, Kalimat-Nya datang ke dunia. Ia mengorbankan diri-Nya di kayu salib buat kita. Dengan menanggung hukuman dosa kita Ia membuka pintu surga supaya kita dapat masuk dan tinggal bersama Allah selamanya.
Doa untuk Keselamatan dan Cara Mengunduh Injil
Allah menciptakan Anda menjadi serupa dengan Dia. Bukankah Anda ingin tinggal di surga selama-lamanya dengan Allah, Pencipta kita?
Bila Anda rindu berada bersama Allah Tri-Tunggal selama-lamanya di surga, panjatkanlah doa sederhana ini:
“Allah, Sang Pencipta, yang menciptakan saya menurut ‘rupa dan gambar’ Engkau sendiri, saya percaya Kalimat Allah, Isa Al-Masih, membuka pintu surga buat saya. Saya mengakui dosa-dosa saya, bertobat dari dosa-dosa itu dan mengimani Isa Al-Masih yang mati tersalib buat saya. Saya ingin menjadi pengikut-Nya supaya berdiam dengan Allah di surga selama-lamanya!”
Mungkin Anda belum siap menjadi Pengikut Isa Al-Masih. Juga, kurang mengerti Tri-Tunggal dan Tauhid. Namun masih ingin belajar tentang Isa Al-Masih. Kalau demikian silakan mengunduh Kitab Suci Injil di sini dan membaca isinya.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara mengapa manusia seperti Allah, yaitu dapat ingat, berpikir dan berkehendak?
- Menurut Anda, apakah beberapa persamaan antara kita manusia dengan Allah sendiri? Buatlah daftar penemuan saudara.
- Allah ingin kita bersama-sama dengan-Nya di surga. Apakah Ia ingin demikian karena kita diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya? Jelaskanlah jawaban saudara.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini tiga link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Mengapa Ajaran Islam Menolak Tri-Tunggal
- Muslim Mengklaim: “Kata Trinitas Tidak ada Dalam Alkitab!”
- Tanpa Konsep Trinitas, Allah Seakan-akan Bisu dan Tuli
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].