• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Tauhid dan Tritunggal > Trinitas Menurut Islam > Mengapa Ajaran Islam Menolak Tri-Tunggal?

Mengapa Ajaran Islam Menolak Tri-Tunggal?

24 Juni 2019 oleh Web Administrator 163 Komentar

lingkaran-warna-kuningApakah mungkin benda kuning di sebelah kiri menolong kita yang menolak tri-tunggal Allah? Bagaimana Anda mendefinisikan benda kuning itu? Sebagian berkata, “benda bulat!” Yang lain, “lonjong, bulat telur, elips.”

Sebetulnya semua salah. Dalam ilmu ukur polygon, benda ini adalah figur dengan sepuluh ribu pinggiran atau segi. Namanya myriagon.

Mustahil Melihat Myriagon, Gampang Membayangkan Myriagon

Seseorang tidak dapat melihat dengan jelas sebuah myriagon karena setiap seginya begitu kecil. Yang selalu terlihat adalah bentuk lonjong. Tapi, sekalipun dia tidak dapat melihatnya, dia masih dapat membayangkan [conceive] sebuah myriagon.

Dalam pikiran dia dapat “melihat” (imagine, membayangkan) bagaimana bentuk figur dengan sepuluh ribu pinggiran. Dia yakin myriagon dapat nyata walau dengan mata tidak dapat melihatnya. Saya yakin Anda dapat membayangkan sebuah myriagon!  Kalau Anda tidak dapat membayangkan adanya Allah, hubungi kami.

gadis-kecil-berkacamata-ingin-menyampaikan-suatu-ajaranBagaimana Kita Tahu Sesuatu?

Dengan kata lain, setiap kali kita memperlihatkan sebuah myriagon kepada seseorang, ia akan selalu melihat elips atau benda berbentuk lonjong. Tapi bila kita menjelaskan benda berbentuk lonjong ini ialah myriagon, maka ia akan membayangkan bentuk sebuah myriagon, yaitu polygon dengan sepuluh ribu pinggiran.

Jadi, ada dua cara untuk mengetahui sesuatu:

(1) Melihat dengan mata

(2) Mengkhayalkan atau membayangkan

Kita sering melihat satu buku, satu orang, satu rumah dll. Konsep “satu” gampang kita lihat dan kuasai. Tetapi kalau kita mulai memikirkan myriagon, kita harus pindah dari daya melihat secara visual kepada daya mengkhayalkan atau membayangkan.

Walau tidak dapat melihat dan terpaksa mengkhayalkannya, tidak seorangpun akan mengatakan myriagon tidak mungkin bisa ada.

Bagaimana Persepsi Kita Akan Allah?

Demikian juga kita tidak dapat melihat Allah. Membayangkan Dia sebagai Esa gampang sekali. Karena konsep “satu” umum bagi kita. Tetapi Kitab Suci Allah menekankan bahwa Dia adalah Tri-Tunggal atau Trinitas.

Seseorang langsung berkata, “Kalau saya memikirkan Allah, Ia selalu Maha-Esa.” Orang ini menolak Tri-Tunggal dengan berkata, “Tidak masuk akal!” Tapi orang lain dengan daya membayangkan (power to conceive) yakin Allah Tri-Tunggal.

Ketika seseorang melihat bentuk dengan sepuluh ribu segi, ia hanya melihat benda berbentuk telur. Tapi orang lain, dengan memakai daya membayangkan, melihat sebuah myriagon. Demikian juga seseorang yang memakai daya membayangkan, dapat melihat Allah sebagai Trinitas.

Kita tidak melihat, membuktikan dengan mata dan rasionalisasi bahwa Allah Maha Ada. Namun kita dapat “membayangkan” bahwa Ia Maha Ada. Pernahkah Anda membayangkan bahwa Allah Maha Ada? Email kami tentang pengalaman Anda.  Kalau kita menolak Tri-Tunggal sebagai satu kemungkinan, bukan berarti  kita membatasi kebesaran -Nya?

seorang-pria-membayangkan-ajaran-allah-melalui-alam-yang-indahKepentingan Daya Pembayangan dalam Memahami Pribadi Allah

Mengerti bahwa Allah Maha-Esa gampang. Tetapi untuk betul-betul mengerti Allah, kita harus mempergunakan daya membayangkan. Maka kita akan mengerti bahwa memang Allah dapat Maha-Esa walau beroknum tiga.

Jadi jangan hanya bersandar pada apa yang dapat Anda lihat (rasionalisasi).

Untuk memikirkan Allah secara mendalam kita harus memakai daya membayangkan karena Ia jauh melebihi apa yang dapat dilihat dengan mata.

Dengan kata lain, jangan menolak Tri-Tunggal karena tidak masuk akal. Mungkin “akal” manusia terbatas!

Adanya Tri-Tunggal berhubungan dengan inkarnasi (penjelmaan) Isa Al-Masih dan keselamatan yang disediakan melalui penyaliban-Nya. Penjelmaan Kalimat Allah adalah tindakan Allah yang supra-rasional. Kalau Anda yakin hanya dengan rasionalisasi seorang dapat mengerti Allah, email kami.

Kitab Suci Injil menjelaskan bahwa Isa Al-Masih Allah, datang ke dunia dan menderita buat kita. Penyaliban-Nya menyediakan Jalan Keselamatan dari api neraka. Sudahkah Anda menerima keselamatan-Nya?

[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Apakah Anda percaya bahwa ada hal-hal berhubungan dengan Allah yang supra-rasional? Jelaskanlah jawaban Anda.
  2. Apakah Anda hanya percaya hal-hal mengenai Allah yang masuk akal? Kalau tidak, apakah hal-hal yang Anda percaya mengenai Allah yang super-rasional? Jelaskanlah jawaban Anda.
  3. Apakah ada orang yang menolak Tri-Tunggal karena ia merasa tidak ada yang super-rasional mengenai Allah? Kalau ada, dapatkah seorang mengerti Allah dengan rasionalisasi saja? Jelaskanlah jawaban Anda.

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Benarkah Konsep Trinitas Tidak Masuk Akal?
  2. Orang Kristen Menyembah Satu Allah, Bukan Tiga
  3. Imam Besar Masjid Istiqlal: Trinitas Itu Tuhan Yang Maha Esa
  4. Tanpa Konsep Trinitas, Allah Seakan-akan Bisu dan Tuli
  5. Klaim Al-Quran Tentang Trinitas Yang Membingungkan

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718

 

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Tauhid dan Tritunggal, Trinitas Menurut Islam

Subscribe
Beritahulah
163 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Doni
24 Juni 2019 11:54 pm

~
Aku bisa memahami Tritunggal dengan contoh kopi di mana air + gula dan kopi disatukan.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
25 Juni 2019 5:52 pm
Balasan ke  Doni

~
Saudara Doni,

Kami menghargai bahwa saudara telah memahami Tritunggal. Sekalipun Allah Tritunggal tidak bisa diilustrasikan dengan sesederhana itu. Mengapa? Sebab yang dibahas adalah Allah yang melampaui akali dan wujud manusia. Sesuatu yang tidak bisa diinderawikan tidak mudah untuk dipahami. Manusia hanya bisa membayangkan saja. Myriagon menolong kita memahami Allah Tritunggal yang tidak bisa diinderawikan. Terima kasih.
~
Solihin

Balas
Pradjanto, SH. MSi
25 Juni 2019 9:56 am

~
Buat Staff IDI,

(1) Membayangkan sebuah Myriagon adalah suatu bentuk kemampuan manusia untuk memahami hal-hal keduniawian/kebendaan yang tak tampak oleh mata tapi bisa diterima eksistensinya oleh akal. Dalam Islam, hal ini tidak dilarang bahkan Ummat Islam diperintah untuk mengamati/mempelajari/menganalisis/membuat teori dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang segala hal yang terkait dengan keberadaan alam semesta.

(2) Namun, memahami Tuhan dengan dengan pola pemahaman terhadap keberadaan sebuah myriagon merupakan hal yang dilarang dalam Islam karena Tuhan adalah Esa, bukan bagian dari alam semesta. Tidak sama dengan apapun/siapapun, dan tidak dapat dibayang-bayangkan wujudNya.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
25 Juni 2019 6:00 pm
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

~
Saudara Pradjanto,

Kami menghargai pandangan saudara mengenai hal ini. Sebuah myriagon yang merupakan figur dengan sepuluh ribu pinggiran atau segi tidak bisa dilihat manusia secara kasat mata. Tetapi manusia dapat membayangkannya. Ini artinya bahwa Allah lebih kompleks dibandingkan myriagon yang terdiri dari sepuluh ribu pinggiran.

Karena itu, memahami Allah dengan angka satu yang bersifat mutlak adalah sebuah kesederhanaan pada tataran konseptual dan aktual. Sekarang kami bertanya kepada saudara. Bila dalam Islam dilarang untuk membayang-bayangkan Allah SWT, maka bagaimana saudara menjelaskan konsep Tauhid secara logis? Apa ilustrasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan konsep tersebut? Sekalipun kami menyadari bahwa ilustrasi tidak ada yang sempurna.
~
Solihin

Balas
Hola Holo
25 Juni 2019 7:04 pm

~
Memang sulit melogika Tritunggal. Karena sulit dinalar, maka itulah Tuhan. Kalau bisa dinalar, misal satu adalah satu, selesai, maka itu bukan Tuhan. Tapi kita bisa pahami melalui dunia sekitar kita:

1) Kenapa semesta diciptakan dengan begitu kaya?
2) Kenapa manusia diciptakan dua, Adam & Hawa? Kenapa bila Adam sendirian tidaklah baik di mata Tuhan?
3) Kenapa banyak ragam hewan & tanaman?
4) Kenapa banyak ras manusia? Kenapa banyak warna?
5) Intinya kenapa ada perbedaan di dunia ini? Dan kenapa Tuhan ingin kita melihatnya sebagai keindahan? Kenapa berbeda itu indah?

Ini bisa masuk ranah filsafat. Kalau Tuhan satu mutlak, bukankah harusnya Tuhan hanya ciptakan satu macam saja? Muslim akan bilang “Tuhan Maha Kuasa”. Menurut saya, Muslim kurang mau dalami. Muslim hanya mentok di permukaan.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
27 Juni 2019 7:54 am
Balasan ke  Hola Holo

~
Saudara Hola,

Allah di luar jangkauan nalar manusia. Itu sebabnya, Allah bersifat transrasional. Namun, kompleksitas Allah terlihat dari seluruh karya-Nya di alam semesta ini. Tentu Allah tidak sesederhana angka satu sebagaimana diyakini saudara-saudara Muslim. Jika pemikiran bahwa Allah hanya angka satu mutlak, maka Allah SWT lebih sederhana dibandingkan ciptaan-Nya di dunia ini. Terima kasih.
~
Solihin

Balas
Joko
26 Juni 2019 6:58 am

~
Sampai saat ini saya masih mencari dan mencoba meyakini ekistensi Tuhan, keluar dari semua konsep-konsep yang dipikirkan oleh Manusia. Yang bisa saya lakukan tetap yakin Dia sang maha segalanya, pemilik apa yang ada di langit dan bumi.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
27 Juni 2019 7:59 am
Balasan ke  Joko

~
Saudara Joko,

Baik sekali bila saudara mencoba keluar dari seluruh konsepsi yang ada mengenai Tuhan. Manusia tidak dapat membuat konsepsi tentang Allah. Konsepsi tentang Allah diperoleh melalui firman Allah. Bukankah Allah memperkenalkan diri-Nya kepada manusia sehingga manusia dapat mengenal Dia? Bagaimana mungkin manusia dapat mengenal-Nya bila Allah tidak pernah menyatakan diri-Nya?

Dengan demikian, eksistensi Allah hanya dapat dinyatakan benar bila Dia menyatakan diri kepada manusia. Tetapi bila ada ilah yang tidak pernah menyatakan diri kepada manusia, maka eksistensi dan konsepsi allah tersebut perlu dipertanyakan. Silakan saudara membaca Alkitab untuk mengetahui eksistensi Allah.
~
Solihin

Balas
Rikson
26 Juni 2019 7:24 am

~
Menurut saya, ajaran Islam menolak Tritunggal karena Islam mengenal Isa/Yesus hanya sebatas utusan dari Allah. Sementara Kristen mengenal Yesus bukan hanya sebatas utusan Allah. Dalam Alkitab tertulis esksistensi Yesus sebelum turun ke dunia, bahkan sebelum manusia ada. Yesus dikatakan sudah ada sebelum manusia dan bumi ada, saat itu eksistensi Yesus adalah Firman yang bersama dengan Allah.

Dalam Islam, Isa/Yesus adalah hasil dari Firman Allah, sementara dalam Alkitab dikatakan bahwa Yesus adalah sosok dari firman itu sendiri (Yoh 1 :1-18). Dengan mengenal Yesus sebagai Firman itu sendiri, maka saya rasa Tritunggal baru mulai bisa diterima dengan baik.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
27 Juni 2019 8:01 am
Balasan ke  Rikson

~
Saudara Rikson,

Kami setuju dengan apa yang disampaikan oleh saudara. Menerima dan memercayai Isa Al-Masih adalah Tuhan, maka konsep Allah Tritunggal dapat diterima, sekalipun belum bisa dipahami secara sempurna. Terima kasih.
~
Solihin

Balas
Pradjanto, SH. MSi
26 Juni 2019 12:30 pm

~
Buat Sdr Solihin/Staff IDI,

(1) ”Tauhid” bukanlah konsep yang dibuat oleh Muhammad SAW/para Nabi/Manusia manapun. ”Tauhid” adalah Ketetapan Iman setiap Muslim yang bersumber dari Firman-Firman Allah SWT yang telah diterima oleh para Nabi semenjak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW;

(2) Karena ”Tauhid” bukanlah konsep hasil pemikiran manusia, maka tidaklah mungkin untuk membuat sebuah ilustrasi untuk menggambarkan ”Keesaan Allah SWT”. Ilustrasi adalah sebuah upaya untuk menggambarkan ”Hal-Hal Abstrak Yang Ada Di Alam Semesta”. Allah SWT bukanlah bagian dari Alam Semesta, sehingga setiap upaya untuk mengilustrasikan ”Keesaan Allah SWT” sudahlah pasti akan menemui kegagalan.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
27 Juni 2019 8:36 am
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

~
Saudara Pradjanto,

Menarik sekali pernyataan saudara di atas. Tentu pernyataan saudara di atas menimbulkan pertanyaan. Benarkah bahwa konsep Tauhid merupakan bersumber dari perkataan Allah SWT? Bukankah dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah SWT pun menyebut dirinya ‘Kami’. Dengan demikian, konsep Tauhid tidak bersumber dari Al-Quran. Pertanyaannya dari manakah sumber konsepsi Tauhid tersebut? Bagaimana saudara menjelaskan konsep Tauhid secara logis? Pertanyaan ini belum terjawab.
~
Solihin

Balas
Rikson
27 Juni 2019 9:00 am

~
Saudara Rikson, kami setuju dengan apa yang disampaikan oleh saudara. Menerima dan memercayai Isa Al-Masih adalah Tuhan, maka konsep Allah Tritunggal dapat diterima, sekalipun belum bisa dipahami secara sempurna. Terima kasih.” ~ Solihin

Respon: Bukan begitu yang saya maksud. Menerima Yesus sebagai Tuhan sama halnya dengan menerima Tritunggal. Yang saya maksud adalah mengetahui siapa Yesus itu. Dalam Alkitab dikatakan bahwa Yesus itu adalah Firman, dan bukan hasil dari firman. Dengan begitu mengetahui bahwa Yesus adalah Firman baru bisa membantu mengenal Yesus adalah Tuhan/konsep Tritunggal.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
29 Juni 2019 2:04 pm
Balasan ke  Rikson

~
Saudara Rikson,

Kami berterima kasih untuk klarifikasi saudara. Tentu kami setuju dengan pandangan saudara bahwa Isa Al-Masih adalah Firman, bukan hasil dari firman. Ini adalah dua hal yang berbeda. Kata ‘hasil’ dengan kata ‘adalah’ memiliki makna berbeda. Terima kasih untuk itu.
~
Solihin

Balas
Pradjanto, SH. MSi
27 Juni 2019 9:03 am

~
Buat Sdr Hola Holo,

Manusia adalah bagian dari Alam Semesta. Karena itu, ”Nalar Manusia” hanya mampu menjelaskan ”Hal-Hal/Fenomena Yang Ada Di Alam Semesta”. Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa bukanlah bagian dari Alam Semesta, sehingga ”Panca Indera Dan Nalar Manusia” tidak akan mampu untuk menggambarkan/mengilustrasikan ”Eksistensi Allah SWT”.

Untuk memungkinkan Manusia mengenal ”EksistensiNya” maka Allah SWT telah mengutus ribuan Nabi; antara lain Nabi Adam, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW”; agar Manusia tidak keliru dalam ”Mencari Dan Menemukan Tuhan Yang Sejati” dan tidak terjerumus dalam ”Konsep Ketuhanan Yang Palsu Yang Dibuat Oleh Manusia Sendiri”.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
29 Juni 2019 2:05 pm
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

~
Saudara Pradjanto,

Kami menghargai pandangan saudara mengenai nalar manusia hanya mampu menjelaskan fenomena. Jika demikian, seyogianya saudara mampu menjelaskan fenomena mengenai konsep Tauhid. Bukankah itu yang kami pertanyakan? Pertanyaannya dari manakah sumber konsepsi Tauhid tersebut? Bagaimana saudara menjelaskan konsep Tauhid secara logis? Pertanyaan ini belum terjawab.
~
Solihin

Balas
Jesus Park
27 Juni 2019 10:05 am

~
SH. MSi,

Saudara bicara tidak sesuai fakta, karena pengetahuan berkembang di negara non muslim. Sedangkan negara Islam lebih terbelakang karena mereka fokus pada ritual agama yang sulit ditinggalkan seperti shalat. Dan untuk memahami Tuhan, tidak akan sempurna tapi kita dapat merasakan keberadaan-Nya. Apakah allah islam tidak berwujud (QS 68:42)? Mengapa muslim memahami allah Islam dengan keberadaannya terbatas dan berwujud?

Jika allah Islam mengajarkan Tauhid, mengapa bahasa yang digunakan adalah ahad? Apakah bahasa allah islam terbatas untuk menjelaskan Tauhid? Bagaimana menggambarkan ilustrasi allah Islam? Nabi Islam menjelaskannya seperti dalam hadis (Sunan Abu Dawud, 4320).

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
29 Juni 2019 2:06 pm
Balasan ke  Jesus Park

~
Saudara Park,

Itu sebabnya, kami senang dan berharap bahwa saudara Pradjanto dapat menjelaskan konsep Tauhid secara logis mengingat Allah mengaruniakan nalar pada manusia untuk dapat membuat pertimbangan-pertimbangan dengan benar dan tepat. Terima kasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
Buka Mata Buka Hati
27 Juni 2019 4:33 pm

~
“Miris, banyak yang menonton dewa sun-go-kong dan ninja naruto bisa menjadi banyak bayangan. Tetapi mungkin ada yang berfikir Allah tidak bisa melakukan kuasa besar? Mungkinkah Allah tidak sangup berada di sorga sekaligus berada di dunia? Maha dasyat Allah lagi maha penyayang. Ada yang beranggapan bahwa Allah tidak boleh dibayang-bayangkan tidak berbentuk hanya dsat.”

Respon:
Kasihan sekali jika ada orang yang memiliki gelar tinggi tapi tidak tahu wujud Allahnya. Baca Alkitab di Kejadian 1:26 biar tambah pintar.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
29 Juni 2019 2:07 pm
Balasan ke  Buka Mata Buka Hati

~
Saudara Buka Mata,

Manusia dapat mengenal Allah bila Allah menyatakan diri kepada manusia. Tentu dalam hal ini bergantung pada kehendak Allah. Kami berharap artikel di atas dapat memberikan pencerahan mengenai konsep Tritunggal.
~
Solihin

Balas
Pradjanto, SH. MSi
28 Juni 2019 10:07 am

~
Buat Sdr Solihin,

”Metode Menafsirkan Ayat Al Qur’an Dengan Ayat Al Qur’an” menjadi sangat penting dalam menjawab pertanyaan Anda. Dalam sejumlah Ayat Al Qur’an, Allah SWT memang menggunakan kata ”Kami” untuk menyebut DiriNya. Namun kata ”Kami” ini tidak lalu berarti bahwa Allah SWT ada lebih dari satu karena ada begitu banyak Ayat dalam Al Qur’an yang secara eksplisit menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Maha Esa. Rasulullah SAW pun tidak pernah mengatakan bahwa Allah SWT memiliki Sekutu. Kata ”Kami” yang digunakan oleh Allah SWT adalah bentuk penghalusan kata “Aku”. Tentunya Andapun sering mendengar penggunaan kata ”Kami” oleh Presiden RI ketika Beliau menyebutkan ”dirinya”.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
29 Juni 2019 2:24 pm
Balasan ke  Pradjanto, SH. MSi

~
Saudara Pradjanto,

Kami setuju dengan saudara bahwa Allah mahaesa. Bila kita membandingkan konsep Tauhid dengan istilah ‘Kami’, maka hal ini menjadi bertentangan. Sebab konsep Tauhid tidak membuka ruang bagi pluralitas sehingga janggal sekali alasan yang dikemukakan oleh saudara bahwa kata ‘kami’ merupakan bentuk penghalusan kata ‘Aku’. Jelas, pendapat ini mesti dipertanyakan dari aspek studi teks.

Pertanyaannya, bagaimana saudara menjelaskan kata ‘Kami’ dengan konsep Tauhid? Bukankah konsep Tauhid tidak membuka ruang bagi pluralitas? Dari manakah sumber konsepsi Tauhid tersebut? Bagaimana saudara menjelaskan konsep Tauhid secara logis? Pertanyaan ini belum terjawab.
~
Solihin

Balas
Farit Umat
28 Juni 2019 9:11 pm

~
Penjelasan yang sia-sia, panjang lebar tapi sama sekali tidak menjelaskan dan tidak ada hubungannya dengan konsep Tritunggal. Di satu sisi dijelaskan bahwa Allah melampaui batas-wujud manusia, tidak bisa diinderawikan, dan semacamnya tapi di sisi lain diyakini bahwa Allah telah menjelma menjadi manusia yang bernama Isa yang wujudnya mudah dibayangkan seperti patung Isa di kayu salib. Bukankah ini kontradiksi? Yang benar, wujud Allah tidak bisa diinderawikan atau wujud Allah yang menjelma manusia persis seperti wujud manusia Isa sebagaimana yang digambarkan dalam patung Isa di kayu salib?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
29 Juni 2019 2:27 pm
Balasan ke  Farit Umat

~
Saudara Farit,

Konsep Tritunggal memungkinkan Allah yang tidak bisa diinderawi menjadi dapat diinderawi. Mengapa? Karena konsep Tritunggal bukan berarti satu yang bersifat mutlak dan absolut, melainkan satu kesatuan yang utuh. Amat berbeda dengan konsep Tauhid di mana Tauhid adalah satu yang bersifat tunggal. Nah, konsep Tauhid tidak memungkinkan bagi Allah SWT keluar dari zonanya. Sebab tidak akan ada yang bisa menjaga dunia ini.

Dengan kata lain, konsep Tauhid menjadikan Allah SWT tidak mahakuasa. Bagaimana saudara membuktikan bahwa Allah SWT mahakuasa dengan konsep Tauhid?
~
Solihin

Balas
Krishna
29 Juni 2019 8:26 am

~
Sebenarnya saya sangat mengerti konsep Trinitas. Tapi saya mengerti bukan dari Bible. Mungkin saudara Muslim tidak bisa mengerti dan menerima karena konsep Trinitas tidak ada di Al-Quran. Di Al-Quran cuma diajarkan ketauhidan, Allah Esa, satu, dan di Al-Quran juga sangat menolak paham Trinitas dengan mengatakan Allah tidak beranak dan diperanakkan. Saya bisa memahami konsep Trinitas dari Bhagavad Gita dan filsafat Hindu lainnya. Memang penjelasan di Bible sangat kurang. Bhgavad Gita mampu menjelaskan dengan detail dan bisa dipahami, saya harap Muslim baca Bhagavd Gita.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
2 Juli 2019 10:08 am
Balasan ke  Krishna

~
Saudara Krishna,

Konsep Trinitas tidak sama dengan konsep yang tertuang dalam Bhagavad Gita. Bila saudara membaca Injil, maka konsep Trinitas amat jelas tertuang dalam Injil. Tentu kami perlu menyampaikan bahwa Trinitas amat berbeda dengan Triteis atau Trimurthi.

Kami bertanya kepada saudara. Apakah saudara telah membaca Injil secara menyeluruh? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Adam
29 Juni 2019 8:56 am

~
Kita tidak bisa membayangkan zatnya Allah. Allah bukan bagian dari alam semesta, namun alam semesta bagian dari ciptaanNya, yang namanya selain Allah adalah makhluk/ciptaan. Allah menciptakan semua ini dari Nur-Nya dengan kekuasaanNya, kehendakNya, kemuliaanNya, kasihNya, sayangNya, “tidakkan Kuciptakan semua ini kalau bukan karenamu ya Muhammad”.

Penciptaan manusia Adam pertama, tiada ibu dan ayahnya, apa yang terjadi, (iblis membantah suruhanNya) apa panggilan Adam kepada Allah? Allah menciptakan Isa Al-Masih, Ibundanya, tanpa wujud nyata Ayahnya, apa yang terjadi? Apa panggilan Isa Al-Masih kepada Allah? Allah menciptakan Muhammad SAW ada ibu dan ayahnya.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
2 Juli 2019 10:17 am
Balasan ke  Adam

~
Saudara Adam,

Menarik sekali pendapat saudara bahwa saudara tidak bisa membayangkan Allah. Memang Allah tidak bisa dilihat. Tetapi Allah pun dapat menyatakan diri kepada manusia, sehingga konsep Tritunggal sangat jelas dalam Alkitab. Ini membuktikan kemahakuasaan-Nya, bukan?

Myriagon tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi kompleksitas myriagon jelas ada. Demikian dengan Allah. Allah lebih kompleks dibandingkan manusia. Karena itu, bagaimana mungkin saudara menjelaskan Allah SWT dengan konsep Tauhid yang amat sederhana tersebut?
~
Solihin

Balas
Hola Holo
29 Juni 2019 2:59 pm

~
Sdr. Pradjanto,

Makanya itu, kami mengajak Muslim untuk merenung bersama. Kenapa ada konsep plural/jamak di dunia ini, keluarga, kebersamaan dll? Apakah Tuhan benci konsep pluralitas? Kenapa juga ada pemahaman “manusia adalah makhluk sosial”? Apakah Tuhan juga berjiwa sosial?

Yang mengadakan konsep ini manusia atau Tuhan? Kalau Tuhan adalah tauhid (sendiri) sejak kekekalan, kenapa manusia justru disuruh hidup bersama? Untuk apa Tuhan menciptakan malaikat, sorga, dunia, & manusia? Tuhan sebenarnya tidak perlu menciptakan malaikat & manusia, bukan? Anda pasti tahu hukum sebab-akibat, bukan? Segala (yang baik) di dunia ini adalah efek dari sumber awalnya. Bagaimana pendapat anda?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
2 Juli 2019 10:20 am
Balasan ke  Hola Holo

~
Saudara Hola,

Memang hal ini perlu dipertanyakan. Pluralitas tidak bisa dipisahkan dari manusia. Manusia adalah mahluk yang kompels. Bila ciptaan Allah adalah kompleks, mengapa konsep Tauhid demikian sederhana? Kami berharap saudara-saudara di forum ini memahami hal tersebut. Terima kasih.
~
Solihin

Balas
Kesimpulan
29 Juni 2019 10:28 pm

~
Buat SH, MSi,

Terus terang saya baca pendapat SH, tertawa. Masak kata kami memperhalus buat kata aku? Terlalu dipaksakan penjelasan saudara SH ini.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
2 Juli 2019 10:21 am
Balasan ke  Kesimpulan

~
Saudara Kesimpulan,

Kami setuju dengan saudara bahwa memperhalus makna kata bukan jawaban yang tepat. Alih-alih menjawab dengan lugas dan jelas, terkesan saudara Pradjanto tidak memahami kata ‘kami’ yang terdapat dalam Al-Quran. Terima kasih.
~
Solihin

Balas
Hola Holo
30 Juni 2019 10:58 am

~
Saya punya pendapat soal Tritunggal. Maaf jika pemahaman saay ini salah. Allah itu esa, tapi berpribadi tiga. Bapa = eksistensi Allah. Tak ada yang tahu seperti apa wujud Bapa. Firman (Yesus/Isa pra inkarnasi) = hikmat, pengetahuan, kuasa dll. Di sini kita dapat pemahaman bahwa Allah (seakan) punya mata, telinga, tangan dll. Wujud Allah. Roh Kudus = kehidupan.

Karena Bapa: Firman & Roh Kudus eksis. Karena Firman: Bapa & Roh Kudus punya hikmat, kuasa dll. Karena Roh Kudus: Bapa & Firman hidup. Uniknya, Bapa, Firman & Roh Kudus ini saling berinteraksi. Tak terpisahkan. Allah Tritunggal ini ada sejak kekekalan. Karena Allah adalah Eksistensi (Jalan), Kuasa-Hikmat (Kebenaran) & Kehidupan (Hidup) sejak keabadian. Bagaimana menurut admin?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
2 Juli 2019 11:05 am
Balasan ke  Hola Holo

~
Saudara Hola,

Memahami Tritunggal memang tidak mudah. Sebab kita adalah manusia terbatas, sedangkan kita membahas tentang yang tidak terbatas. Kami setuju dengan saudara bahwa Allah adalah esa, tetapi tiga pribadi. Kata ‘esa’ memiliki makna satu kesatuan yang utuh. Namun, kami mohon maaf belum setuju dengan pandangan saudara tentang Tritunggal bila dipisahkan demikian bahwa Bapa adalah eksistensi Allah, sedangkan Isa Al-Masih adalah hikmat, pengetahuan, dan sebagainya. Jelas, kami tidak memahami demikian. Sebab kami memahami bahwa Allah bersifat satu kesatuan yang utuh, tidak dipisahkan demikian.

Lagi pula, Alkitab tidak memberikan penjelasan seperti yang disampaikan oleh saudara. Sesuatu yang tidak dinyatakan dalam Alkitab, tetapi dicoba untuk dijelaskan dan dijabarkan merupakan spekulasi. Namun, pernyataan yang amat jelas dalam Alkitab adalah Bapa, Putra, dan Roh Kudus tidak dapat diabaikan (Injil, Rasul Besar Matius 28:19-20). Itu sebabnya, konsep Tritunggal tertuang amat jelas dalam Alkitab. Berharap kita selalu belajar mengenal Allah, tetapi tunduk pada kemahatakterbatasan Allah.
~
Solihin

Balas
Yoga
30 Juni 2019 1:35 pm

~
1. Allah sebagai pencipta mengadakan segala sesuatu dari kehampaan termasuk nafsu, waktu, ruh, berikut alam semesta dan kasat mata. Jadi Allah tak bisa menjadi obyek penelitian bahkan ruh kita masing-masing. Isa Al-Masihpun tidak tahu rahasia Allah bahkan atas kelahiran ajaibnya yang tanpa ayah.

2. Beliau (Allah) menjelaskan sifatNya tidaklah sama dengan sesuatu yang diciptakan yaitu makhluk. Makhluk mati alias benda mati dan mahluk hidup. Makhluk hidup diberikan Ruh yang merupakan perkara pribadi Allah yang tak seorang nabipun tahu penciptaan ruh.

3. Tritunggal bukan ajaran wahyu para nabi. Ajaran tersebut menjiplak Trimurti dewa Hindu, Mesir dan Yunani kuno.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
2 Juli 2019 11:20 am
Balasan ke  Yoga

~
Saudara Yoga,

Mengenal Allah tentu harus menyelidiki Allah. Sebab Allah tidak dapat dilihat secara kasat mata. Tetapi kitab suci menyatakan siapa Pribadi Allah sesungguhnya. Itu sebabnya, manusia dapat mengenal Allah bila ia mempelajari firman Allah. Sebab firman Allah telah menyatakan siapa diri Allah sesungguhnya.

Bila Allah telah menyatakan diri dalam Bapa, Putra, dan Roh Kudus dapatkah kita mengingkari hal itu? Mengapa manusia mengingkarinya jika Allah telah menyatakan? Lagi pula, konsep Tritunggal tidak dipengaruhi oleh konsep triteisme atau trimurti. Sebab konsep tersebut amat berbeda dengan Tritunggal. Bagaimana dengan konsep Tauhid? Konsep Tauhid amat sederhana sehingga jauh dari kompleksitas sebagai mahakuasa. Bagaimana saudara menjelaskan kompleksitas konsep Tauhid?
~
Solihin

Balas
Gandhi Waluyan
30 Juni 2019 2:52 pm

~
Pendapat bahwa Kristen itu mati-matian mempertahankan sesuatu yang tidak tertulis dan membantah mati-matian sesuatu yang tertulis ada benarnya. Tidak ada satu ayatpun dalam PL maupun PB mengatakan bahwa Tuhan itu tiga. Namun banyak ayat PL maupun PB mengatakan Allah itu tunggal. Kita mulai dalam PB. Yesus mengatakan dalam Markus 12:29, lalu Markus 10:17 ini jelas. Lalu dalam PL Ulangan 6:4, Ulangan 4:39, Yesaya 44:6.

Namun karena kuatnya godaan iblis, maka dibisikkanlah penyesatan itu bahkan dengan logika ilmu ukur Polygon. Hati-hati. Beginiliah cara iblis waktu menggoda Adam di surga. Tidak mungkin hukum Allah itu berubah setelah utusannya mati. Hukum Allah itu abadi. Tidak ada yang bisa merubahnya meskipun satu iota. Jangan ada Allah lain.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
2 Juli 2019 11:37 am
Balasan ke  Gandhi Waluyan

~
Saudara Gandhi,

Umat Kristen tidak pernah mengakui bahwa Allah adalah tiga. Pemikiran demikian adalah keliru karena Alkitab tidak pernah menyatakan Allah tiga, kecuali Al-Quran. Konsep Allah adalah tiga hanya dipahami oleh Allah SWT yang tertuang dalam Qs 4:171, “Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “tiga”, berhentilah. lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.”

Namun, Allah SWT pun keliru memahami Tritunggal. Allah SWT berpikir bahwa Allah Tritunggal adalah Allah, Isa Al-Masih, dan Maryam. “Dan ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?.” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku…” (Qs 5:116). Jelas, pemikiran Allah adalah tiga adalah pemikiran Alalh SWT yang tidak terdapat dalam Alkitab. Pertanyaannya, mengapa Allah SWT berpikir Allah Tritunggal, yaitu Allah, Isa Al-Masih, dan Maryam? Mohon pencerahan.
~
Solihin

Balas
hakkullah
30 Juni 2019 10:08 pm

~
Tauhid itu mengesakan Allah. Mungkinkah Tuhan itu ada tiga? Tanpa malaikat, hidup ini berjalan, tanpa nabi Muhammad pun bisa berjalan hidup ini. Tanpa Isa pun tetap hidup ini berjalan. Allah tidak butuh siapapun. Kalau anda bilang tiga menjadi kesatuan atau apalah, sama saja Allah membutuhkannya. Semua alam ini akan hancur, toh Allah tetap hidup.

Semua para malaikat akan mati, toh Allah tetap hidup. Allah tidak mengalami kesusahan. Kenapa anda mengatakan Yesus itu Tuhan padahal dia lemah? Itulah, namanya tidak masuk akal, bukan perbuatan Allah. Kalau Tuhan menyatukan diri manusia, disitulah letak tidak masuk akal. Sampai kapaupun otak itu tidak bakal waras dan anda mengakui itu.

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
2 Juli 2019 11:54 am
Balasan ke  hakkullah

~
Saudara Hakkulah,

Tritunggal pun mengesakan Allah. Apakah saudara telah mempelajari Alkitab secara menyeluruh untuk mengetahui hal itu? Apakah saudara pun telah mempelajari konsep Tauhid sehingga saudara dapat menyimpulkan bahwa Tauhid mengesakan Allah? Jelas, konsep Tauhid adalah konsep yang amat sederhana sehingga menjadikan Allah tidak mahakuasa. Bagaimana mungkin saudara menyembah Allah SWT yang amat sederhana konsepnya sedangkan saudara begitu kompleks? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Isa Al-Masih Memberi Pengetahuan Tentang Hari Kiamat
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran Yang Muslim Wajib Ketahui
  • 5 Fakta Menarik Dari Kisah Kelahiran Nabi Islam dan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Penciptaan Manusia, Tri-Tunggal dan Tauhid
  • Ajaran Tritunggal dalam Kristen Membawa Keselamatan!
  • Mengapa Orang Nasrani Percaya Allah Ada 3?
  • Allah itu Esa! Mengapa Tuhan Orang Kristen Ada 3?
  • Islam & Kristen Setuju - Allah Tidak Beranak

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz