• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Tauhid dan Tritunggal > Trinitas Menurut Islam > Kelemahan-kelemahan Konsep Tauhid

Kelemahan-kelemahan Konsep Tauhid

22 Juni 2010 oleh Web Administrator 534 Komentar

Bingung memikirkan tentang konsep tauhid islamAda orang berkata bahwa konsep Allah Maha Esa yang beroknum tiga sulit diterima dengan nalar. Memang semua konsep tentang Allah sulit diterima dengan nalar, karena Allah jauh di atas kita. Bahkan konsep Tauhid jauh lebih sulit diterima nalar, dibandingkan konsep Allah Tri-Tunggal.

Kelemahan konsep Tauhid adalah Allah menggambarkan Allah yang jauh dari sempurna. Allah SWT hanya dapat dilihat sempurna, jika diteropong di dalam konsep bahwa Allah itu Maha Esa yang beroknum tiga.

Berikut dikemukakan beberapa kelemahan konsep Tauhid:

1. Dengan Konsep Tauhid, Allah Sendirian dalam Kekekalan

Kita tahu Allah SWT kekal adanya. Artinya, Ia sudah ada sebelum manusia dan alam raya diciptakan. Dia selalu ada. Apakah yang dilakukan Allah sebelum jagad raya dan manusia ada? Mungkin pertanyaan tersebut terdengar aneh. Namun tidak salah bila kita bertanya, apakah Dia sendirian saja?

Mungkin Anda akan berkata, “Dia menyibukkan diri dengan menciptakan jagad raya lain.” Walau benar, tapi jawaban ini kurang masuk akal. Karena Allah dapat menciptakan sejuta jagad raya dengan sepatah kata saja.

Konsep Tri-Tunggal menjelaskan masalah ini. Dalam diri Allah yang Esa terdapat tiga Pribadi (Oknum, “Person”) yang selalu ada. Dalam kekekalan ketiga Pribadi itu saling mengasihi satu sama lain. Allah tidak sendirian dalam kekekalan. Ada lingkaran kasih dalam Allah Tri-Tunggal. Dalam Allah yang Maha-Esa ada interaksi kekal antara tiga Pribadi ini.

Mungkin Anda berkata, “Allah tidak pernah bosan dan senang sendirian.” Jawaban ini sulit diterima dengan nalar. Pribadi yang sendirian dalam kekekalan pasti bosan!

2. Allah Tidak Memiliki Sifat KasihTidak Ada Kasih

Kita semua tahu bahwa sifat kasih sejati hanya dapat dinyatakan jika ada pribadi lain untuk dikasihi. Karena kasih berarti memberi. Maka menurut nalar, bila tidak ada seseorang untuk dikasihi, maka kasih tidak dapat dinyatakan.

Jika Allah dalam kekekalan sendirian, siapakah yang dikasihi-Nya? Tidak ada! Sehingga, dari kekekalan, yaitu dalam diri Pribadi Allah, sifat kasih tidak mungkin ada.

Jika Allah SWT perlu menciptakan malaikat atau manusia agar Dia dapat menyatakan sifat kasih itu, berarti sifat kasih Allah bergantung pada ciptaan-Nya. Artinya, Allah SWT tidak sempurna di dalam diri-Nya. Sebab sebelum ciptaan-Nya ada, sifat kasih-Nya tidak ada.

Dalam konsep Allah Tri-Tunggal, dapat dimengerti bahwa Allah yang kekal memiliki sifat kasih yang sama kekalnya. Jadi Allah tidak bergantung pada ciptaan-Nya untuk memungkinkan adanya sifat kasih-Nya. Dalam Allah Tri-Tunggal, Roh Allah mengasihi Allah Bapa dan Kalimat Allah. Kalimat Allah mengasihi Roh Allah dan Allah Bapa. Allah Bapa mengasihi Roh Allah dan Kalimat Allah. Sehingga Allah Maha Esa yang beroknum tiga selalu berada dalam lingkaran kasih yang kekal adanya.

3. Dengan Konsep Tauhid,Kemampuan Allah untuk Berkomunikasi Dibatasi

Menurut konsep tauhid, sebelum dunia diciptakan Allah tidak dapat berkomunikasi. Karena berabad-abad lamanya, bahkan sebelum masa penciptaan, yaitu dalam kekekalan, Allah tidak dapat berkomunikasi. Karena tidak ada satu oknum pun yang dapat menerima komunikasi-Nya.

Manusia sadar bahwa hubungan seseorang dengan yang lain sangat penting. Tetapi konsep Tauhid berarti bahwa sebelum sesuatu diciptakan, yaitu bertrilyun-trilyun tahun, bahkan sebelum “waktu” diciptakan, Allah tinggal sendirian tanpa hubungan dengan seorangpun.

Konsep Allah Maha Esa yang beroknum tiga menyelesaikan masalah ini. Sejak kekekalan, sebelum ada suatu apapun, telah ada komunikasi dalam lingkaran Allah Tri-Tunggal.

4. Dengan Konsep Tauhid, Orang Islam Terpaksa Harus Menolak Kekekalan Al-Quran

Dalam abad kesembilan Imam Hanbal dianiaya oleh orang Islam karena mengatakan Al-Quran kekal. Akhirnya pihak Imam Hanbal menang. Umumnya Muslim setuju dengan Imam Hanbal dan Imam Shaafi’ee yang berkata, “Al-Quran tidak diciptakan Allah. Siapa yang mengatakan Al-Quran diciptakan adalah orang kafir” (Ash-Shariah). Ayat berikut ini juga sering dikutip, “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh (batu tulisan abadi)” (Qs 85:21-22).

Bila kita menerima konsep bahwa Al-Quran kekal adanya, berarti Al-Quran tidak mempunyai permulaan. Sama seperti Allah tidak mempunyai permulaan. Jika Al-Quran tidak mempunyai permulaan, berarti ada dua yang kekal. Berarti, Allah mempunyai saingan.

Orang yang sungguh-sungguh ingin berpegang pada konsep tauhid, terpaksa harus menolak konsep bahwa Al-Quran kekal adanya. Jelas orang Islam tidak percaya pada dua Allah. Demikian juga orang Kristen tidak percaya pada tiga Allah. Namun mereka percaya bahwa Allah Bapa, Kalimat Allah, dan Roh Allah kekal.

kuburan islam5. Konsep Tauhid Menyebabkan Orang Sembahyang di Makam Orang Sakti

Mengapa Mukmin di seluruh dunia banyak yang berziarah ke makam orang sakti (tempat keramat)? Walaupun Islam sudah ada di Indonesia, Pakistan, Afghanistan, Iran, Iraq berabad-abad lamanya, tapi mengapa banyak Muslim yang sembahyang di makam orang yang sudah mati? Bukankah ini karena ajaran Tauhid meyakinkan umat bahwa Allah terpisah jauh dari manusia. Allah tersendiri, terpisah dari umat-Nya.

Allah tidak dikenal oleh manusia. Orang Sufi berusaha mengatasi doktrin ini dengan berkata “Allah lebih dekat kepadanya (manusia) daripada urat lehernya” (Qs 50:16). Tapi pada umumnya Allah SWT dianggap tersendiri. Nun jauh di sana dan terpisah dari manusia.

Konsep Allah Tri-Tunggal mengatasi masalah ini. Kalimat Allah, yaitu satu Oknum dari Allah Maha Esa yang Beroknum Tiga, menjelma menjadi manusia. Ia tinggal di antara kita. Kita tahu siapa Dia, yaitu Isa Al-Masih. Ketika Ia kembali ke sorga, Roh Allah turun dan memenuhi hati setiap orang percaya, “. . . Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: ‘Ya Abba, ya Bapa!’” (Injil, Surat Galatia 4:6).

Orang yang sudah menerima keselamatan melalui Isa Al-Masih tidak mungkin sembahyang ke kuburan! Mengapa? Karena Allah sudah berkomunikasi dengan mereka setiap hari melalui Roh Allah yang mendiami hati mereka.

Kesimpulan

Jelas konsep Tauhid memuat beberapa kelemahan filsafati dan teologis. Orang Kristen juga mengakui sulit menjelaskan konsep Tri-Tunggal. Namun kelemahan konsep Tauhid jauh lebih sulit, apa lagi memecahkan beberapa pertanyaan yang diakibatkan oleh konsep tauhid. Jika keduanya dibandingkan, konsep Tri-Tunggal lebih gampang diterima dengan nalar.

Akhirnya perlu diingat bahwa Allah tidak jauh dari kita. Tidak terpisah dari kita dan tidak tinggal sendirian. Dalam diri Kalimat Allah Ia turun ke dunia untuk menyelamatkan kita, dan mendiami hati kita. Setiap orang diundang datang kepada-Nya dan menerima keselamatan. Isa Al-Masih berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).

(Jason Gilead)

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Kelemahan-kelemahan Konsep Tauhid” silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718

 

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Tauhid dan Tritunggal, Trinitas Menurut Islam

Subscribe
Beritahulah
534 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
staff
23 Juni 2010 11:04 pm

Pedoman wajib untuk memasukkan comment-comment:

(1) Tidak boleh memakai lebih dari satu kotak.
(2) Pertanyaan / masukan harus berhubungan erat dengan uraian diatas.
(3) Sebaiknya satu atau dua pertanyaan dimasukan dalam satu comment.
(4) Masukan harus selalu sopan dan jangan agresif.
(5) Masukan tidak boleh memuat banyak bahasa lain, misalnya Bahasa Arab.
(6) Masukan harus dalam Bahasa Indonesia yang lazim dimengerti semua orang.
(7) Jangan memakai singkatan-singkatan, misalnya yg, dlm, sdh, tdk, dlsbgnya.
(8) Huruf besar tidak boleh dipakai untuk menekankan sesuatu.

Kami mempersilahkan Saudara mengemail [email protected] untuk pertanyaan / comment yang majemuk. Kami senang menjawabnya.

Kiranya petunjuk-petunjuk diatas akan kita perhatikan.

Wassalam,
Jason Gilead
Staff, Isa dan Islam

Balas
staff
23 Juli 2010 8:39 pm
Balasan ke  staff

T
TOPIK URAIAN UNTUK COMMENT:

………………………….KELEMAHAN-KELEMAHAN TAUHID………………………………

Kami senang menerima comments yang langsung menyetujui atau menantang intisari uraian tentang kelemahan-kelemahan Tauhid. Informasi yang memperkaya pengertian tentang Tauhid juga diterima dengan senang hati.

Comment-comment lain yang tidak berhubungan langsung dengan topik di atas akan dihapus.

Di tempat ini kami ingin menjalankan satu diskusi mengenai topik ini saja.

Balas
Achmad Nurul
24 Juni 2010 7:53 am

*
Otak dan akal manusia itu seperti sangkar dan merpati, dan pengetahuan Tuhan itu seperti rajawali. Jadi bagaimana mungkin bisa, rajawali masuk sangkar merpati?” (Jalaluddin Rumi)

Balas
staff
25 April 2011 3:40 am
Balasan ke  Achmad Nurul

~
Kami setuju dengan kutipan dari Rumi. Namun Rumi tidak mengatakan bahwa kita tidak boleh menggumuli konsep-konsep yang berhubungan dengan Allah. Ia hanya mengatakan bahwa kita tidak boleh lupa bahwa Allah jauh lebih tinggi dari kita. Kita harus memiliki sikap yang rendah hati apabila membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan Allah.

Jikalau kita berhenti berpikir, maka itu berarti kita berhenti memakai kemampuan unik yang Allah berikan kepada kita, yaitu kemampuan berpikir. Allah ingin agar kita berpikir mengenai semua hal. Perhatikanlah ajaran Isa Al-Masih bahwa hukum yang paling utama di dunia adalah: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” (Injil, Rasul Matius 22:37).

Dengan demikian, kita wajib menggumuli konsep ketauhidan dan ketri-tunggalan Allah dengan akal budi yang Allah telah berikan kepada kita. Namun dengan selalu memiliki sikap rendah hati.
~
CA

Balas
staff
16 Agustus 2017 11:08 pm
Balasan ke  Achmad Nurul

*
Otak dan akal manusia itu seperti sangkar dan merpati, dan pengetahuan Tuhan itu seperti rajawali. Jadi bagaimana mungkin bisa, rajawali masuk sangkar merpati?” (Jalaluddin Rumi).

Balas
staff
16 Agustus 2017 11:08 pm
Balasan ke  Achmad Nurul

~
Saudara Achmad Nurul,

Allah lebih besar daripada Rajawali maka tidak akan mungkin dikuasai oleh akal manusia. Terutama setelah manusia berdosa. Dosa memisahkan manusia dari Allah. Maka hal pertama yang mesti dibereskan adalah masalah keberdosaan manusia. Apapun upaya manusia menutupi dosanya tidak akan mungkin bisa. Maka Allah memberikan korban sejati yaitu diri-Nya dalam Isa Al-Masih. Melalui Isa Al-Masih kita dimampukan melihat Allah dan disucikan dari dosa.
~
Noni

Balas
afrianto
5 Juli 2010 2:47 pm

*
Ada satu hal besar yang membedakan antara konsep ketuhanan Islam dan agama lainnya, yaitu personifikasi. Dalam agama lain termasuk Kristen, ternyata Tuhan begitu lemah (seperti makhluk), karena bisa bosan sehingga membutuhkan teman. Untuk bisa mengasihi, Tuhan ternyata tidak bisa jika tidak ada teman. Kesimpulan: Tuhan dalam Kristen lemah, dan bersifat kemakhlukan (ciptaan) karena punya kebutuhan.

Balas
staff
7 Juli 2010 11:45 pm
Balasan ke  afrianto

~
Sdr. Afrianto perlu berusaha menjawab pertanyaan-pert anyaan yang termuat dalam konsep Tauhid: (1) Dengan siapakah Allah berkomunikasi sebelum Ia menciptakan satu mahluk? (2) Apakah satu “personifikasi” dapat mempunyai sifat kasih jikalau tidak ada sesuatu untuk dikasihi? (3) Apakah Allah sudah ada sebelum Al-Quran ada? Daripada menyerang agama Kristen, kiranya Saudara lebih dahulu berusaha menjawab pertanyaan-pert anyaan itu.

Dalam konsep Allah Yang Maha Esa yang beroknum tiga, pertanyaan 1 dan 2 mempunyai jawaban yang jelas. Orang Kristen yakin Allah tidak lemah dan tidak berkebutuhan. Jawaban pada pertanyaan 1 dan 2, akan menolong Saudara melihat keindahan dari Isa Al-Masih, Kalimat Allah.
~
CA

Balas
afrianto
9 Juli 2010 6:52 am
Balasan ke  staff

*
Jika Tuhan butuh beroknum tiga untuk bisa sempurna dan tidak butuh apa-apa, sama saja berarti Tuhan tidak sempurna karena butuh beroknum tiga. Kebutuhan menunjukkan kelemahan.

Balas
staff
9 Juli 2010 5:47 pm
Balasan ke  afrianto

~
Karena Tuhan dalam diri-Nya adalah “Maha Esa yang beroknum tiga”, ini berarti definisi kesempurnaan ialah “Allah yang Maha Eesa, yang beroknum tiga.” Apa saja yang berusaha menyerang kesempurnaan ini, berusaha mengurangi kesempurnaan Tuhan. Jika demikian, konsep Tauhid adalah berusaha mengurangi kesempurnaan Tuhan. Kami yakin Saudara tidak percaya bahwa konsep Tauhid mengurangi kesempurnaan Tuhan.

Tuhan tidak butuh tiga oknum untuk menjadi sempurna. Kesempurnaan terdiri dari Allah Yang Maha Esa yang beroknum tiga. Tetapi perlu kami tekankan bahwa kami yakin penuh akan keesaan Tuhan. Kami hanya merasa konsep Tauhid mengurangi kesempurnaan Tuhan karena tidak mengaku bahwa Allah beroknum tiga.
~
CA

Balas
arif budiman
10 Juli 2010 4:12 pm

*
Salam.

Apa kabar? Saya sangat senang dengan adanya kolom ini. Semoga akan tetap menjadi sarana yang akan memberikan pengertian yang seluas-luasnya bagi kita semua, Amin.

Balas
staff
23 Desember 2010 10:54 am
Balasan ke  arif budiman

~
Sdr. Arif Budiman, kabar kami baik. Terimakasih atas apresiasi yang Saudara berikan. Semoga situs ini dapat menjadi berkat bagi banyak orang, dan dapat menjadi sarana bagi mereka yang sedang mencari Kebenaran dan Keselamatan.
~
SO

Balas
staff
20 Agustus 2017 9:47 am
Balasan ke  arif budiman

~
Saudara Arif Budiman,

Kami bersyukur kepada Tuhan jika kehadiran situs ini dapat memberikan pengertian bagi saudara. Silakan kunjungi artikel kami lainnya yang akan sangat berguna sekali. Dan mohon kedesiaanya untuk memberikan tanggapan.
~
Noni

Balas
Danang
11 Juli 2010 4:24 pm

*
Apakah Allah memiliki kasih sebelum menciptakan makhluknya? Tentu iya, karena tiap perbuatan ada dasarnya. Seperti seorang calon ibu yang memiliki rasa kasih walau anaknya belum lahir.

Dengan siapa Allah berkomunikasi? Hanya Allah yang tahu. Allah tidak membutuhkan apapun. Dia berkehendak atas segala sesuatu. Jika Allah digambarkan membutuhkan sesuatu, itu justru akan melemahkan sifat keEsaanNya.

Balas
staff
11 Juli 2010 11:36 pm
Balasan ke  Danang

~
Sdr. Danang,

Bagaimana kalau ibu itu bahkan belum menikah, apakah ia bisa sayang akan anaknya? Kita harus berpikir dari segi kekekalan. Dalam diri Allah tidak mungkin dapat memiliki kasih, kalau tidak ada sesuatu untuk dikasihi. Kasih hanya mungkin bisa, ada asal ada obyek untuk dikasihi.

Dalam kekekalan Allah tidak dapat berkomunikasi, kalau tidak ada yang dapat menerima komunikasi-Nya. Dalam konsep Trinitas, dari kekekalan ada komunikasi dalam Allah sendiri. Memang poin ini nampaknya melemahkan sifat keesaan-Nya, tetapi kalau memeluk konsep Allah Maha Esa yang beroknum tiga, masalah ini di atasi sementara keesaan Allah tetap dipelihara.
~
CA

Balas
staff
20 Agustus 2017 9:52 am
Balasan ke  Danang

~
Saudara Danang,

Allah memang tidak bergantung pada apapun sebab apapun itu berasal dari diri-Nya, tetapi Allah sebagai pribadi tentu saja membutuhkan sesuatu dari dalam diri-Nya. Apakah sifat “membutuhkan sesuatu” itu buruk bagi Allah? Tentu saja tidak, sifatnya tidak akan merubah kemahakuasaan-Nya. Misalnya, bagaimana Dia bisa menciptakan suatu relasi jika Dia tidak memahami sebuah relasi dan tidak membutuhkan relasi? Pastilah Dia membutuhkan relasi sebab relasi itu sendiri berasal dari Dia.
~
Noni

Balas
zulkeffli
29 Juli 2010 9:07 am

*
Saya sangat senang membaca setiap uraian-uraian yang diberikan oleh admin. Dan yang lebih menarik, di sini kesediaan admin menjawab dengan tenang segala pertanyaan. Islam seharusnya memiliki kesabaran seperti admin. Saya merasa bahwa pegangan dan tradisi beragamakan Islam itu menjadi penghalang orang Islam mendalami Kristian.

Wasallam,
Zul

Balas
staff
30 Juli 2010 5:30 pm
Balasan ke  zulkeffli

~
Sdr. Zulkeffli,

Kami berterima kasih atas masukan. Kami merasa akidah kita menjadi makin kuat kalau kita menantang konsep-konsep dalam agama kita. Kalau konsep (doktrin, kepercayaan itu benar) kita tidak perlu kuatir. Kalau salah mungkin kita perlu mempertimbangkan kepercayaan lain. Soalnya baik konsep Tauhid dan konsep Tri-Tunggal sulit dimengerti. Namun orang beragama perlu menggumuli konsep ini kalau mereka ingin makin mengenal Allah.

Akhirnya kita perlu menyembah sambil mengucapkan Firman Allah yang diberikan pada Nabi Besar Yesaya: Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari ranganganmu. (Kitab Nabi-Nabi, Yesaya 55:9)
~
CA

Balas
staff
20 Agustus 2017 9:55 am
Balasan ke  zulkeffli

~
Saudara Zulkeffli,

Terimakasih untuk penilaian positif atas kerja tim Admin. Tuhanlah yang memampukan kami dan biarlah Tuhan yang kita tinggikan sebab daripada-Nyalah segala sesuatu.
~
Noni

Balas
Iskandar el-Masihiyy
31 Juli 2010 12:25 pm

*
Tritunggal (Ats-Tsuluts al-Muwahid) Kristen yang berakar pada teologi Ibrani justru ingin memurnikan Tauhid (Ke-Esa-an) Ilahi: Esensi Allah Bapa (al-Abi, Dzat Wajib al-Wujud) sejak kekal memiliki Akal Ilahi/Hikmat/Firman (al-Ibni, Kalimat Allah).

Allah yang ghaib / tak tampak (ar-Ruh al-Qudus, Hayat Allah) itu, dinyatakan secara historis-temporal dengan Inkarnasi Firman (Kalimat Allah Mutajjasad): Sayyidina ‘Isa al-Masih Ibn Maryam. Dia mempunyai dua kodrat (sempurna Ilahi dan sempurna insani) sebagaimana keyakinan Islam tentang kodrat ganda Al-Quran.

Balas
staff
7 Juni 2011 8:44 am
Balasan ke  Iskandar el-Masihiyy

~
Saudara Iskandar, sesungguhnya memang konsep tritunggal sama sekali tidak bertabrakan dengan konsep Allah yang esa. Bagi mereka yang berusaha berpikir jernih dan tidak berpikir berputar-putar, maka akan memahami bahwa Allah itu sesungguhnya tidak bisa dihitung secara matematika. Ketika Alah yang tidak tampak mewujudkan diri-Nya di dalam diri Isa Al-Masih, itu tidak harus dihitung bahwa Allah sudah bertambah satu.

Allah berada agung di atas tahta-Nya yang mulia, sekaligus juga senantiasa bersama-sama dengan manusia dan tidak pernah meninggalkan manusia. Allah senantiasa berada di sekeliling kita, dan mata Allah mengawasi kita di mana-mana. Apakah ini berarti Allah telah berkembangbiak menjadi banyak?

Allah sesungguhnya jauh melampaui hitungan, jauh melampaui ruang dan waktu. Janganlah kita menghitung Allah. Janganlah kita membatasi Allah. Kami berterima kasih atas tanggapan Saudara.
~
CA

Balas
staff
20 Agustus 2017 10:13 am
Balasan ke  Iskandar el-Masihiyy

~
Saudara Iskandar El-Masihiyy,

Allah itu tidak terbatas sedangkan manusia sangat terbatas. Itulah sebabnya setiap argumentasi manusia mengenai Allah tidak akan pernah sempurna sesempurna Allah itu, namun kita tidak harus apatis apalagi menjadi ateis. Konsep apapun itu hanya menunjukan bahwa sebenarnya kita terbatas. Satu-satunya cara yang masuk akal mengatasi keterbatasan itu adalah Allah menjadi manusia. Firman Allah berkata: “yang walaupun dalam rupa Allah, [Isa Al-Masih] tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,” (Injil, Surat Filipi 2:6).
~
Noni

Balas
Muslim
31 Juli 2010 12:59 pm

*
Baru pertama saya membaca, bahwa konsep Tri-tunggal adalah konsep yang mudah diterima oleh nalar manusia. Umat non-muslim sendiri bahkan professor sekalipun menyatakan sebaliknya. Konsep Tri-tunggal adalah konsep yang tidak masuk di akal dan paling sulit untuk dimengerti.

Balas
staff
5 Agustus 2010 12:53 am
Balasan ke  Muslim

~
Sdr. Muslim, uraian di atas tidak mengatakan bahwa konsep Tri-tunggal mudah dimengerti. Uraian mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan konsep tauhid, Tri-tunggal lebih mudah diterima.

Sdr. Muslim langsung menyerang Tri-tunggal. Uraian ini mengenai kelemahan konsep tauhid. Sayang Saudara tidak menjelaskan bagaimana Allah dalam kekekalan dapat menyatakan kasih kalau tidak ada objek untuk dikasihi. Lagi bagaimana Allah dalam kekekalan dapat berkomunikasi kalau tidak ada objek untuk menerima komunikasi-Nya. Kami ingin supaya comments berkisar sekitar intisari uraian, yaitu: “Kelemahan-kelemahan Tauhid.”
~
CA

Balas
staff
20 Agustus 2017 10:20 am
Balasan ke  Muslim

~
Saudara Muslim,

Tentu saja Allah itu lebih dari sekedar konsep teoritis. Ia tidak dapat dipahami melalui gelar akademis keprofesoran, tetapi bisa diketahui oleh seorang anak kecil sekalipun. Dia begitu besar dan tidak terbatas, namun manusialah yang sudah berdosa dan terbatas. Tritunggal adalah satu-satunya cara bahwa Allah mengatasi keterbatasan itu dengan menjadi sama dengan manusia. Hilang sudah batas-batas suci antara Allah dengan mahluk sehingga manusia dapat mengenal, menyentuh Dia yang maha baik.

“Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Isa Al-Masih.” (Injil, Surat 1Yohanes 1:3).
~
Noni

Balas
raihan mubarok
5 Agustus 2010 8:39 am

*
Allah adalah zat yang sempurna. Jangan samakan kasih Allah seperti kasih kita. Jangan samakan pikiran Allah seperti pikiran kita . Jangan samakan nalar Allah seperti nalar kita. Jangan samakan waktu Allah seperti waktu kita. Jangan samakan perhitungan Allah dengan perhitungan kita. Jangan samakan logika Allah dengan logika kita, dan seterusnya.

Dalam Al-Quran sudah jelas tidak ada nalar seorang manusiapun yang sanggup memikirkan zat Allah yang Esa. Allah menyarankan kepada manusia hanya untuk memikirkan ciptaan-Nya yang begitu sempurna. Jika ada orang yang berpikir, bahwa tidak mungkin ciptaan Allah yang sempurna ini terjadi dengan sendirinya, pasti ada zat ilahi yang menciptakan. Contoh, betapa teliti Allah menciptakan organ tubuh kita hanya dari setetes air. Tidak mungkin itu terjadi dengan sendirinya.

Balas
staff
5 Agustus 2010 11:33 pm
Balasan ke  raihan mubarok

~
Sdr. Raihan Mubarok,

Kami sangat setuju bahwa manusia mesti heran dengan ciptaan Allah. Juga siapa sanggup menyelidiki sedalam-dalamnya semua yang Allah kerjakan di dunia ini. Jelas juga tidak ada orang yang sanggup memikirkan dengan tuntas akan Allah yang esa. Pandangan Saudara dalam hal ini pasti kami terima!

Juga kami tidak bertentangan dengan penjelasan bahwa pikiran Allah tidak sama dengan pikiran manusia. Lagi Saudara mengatakan, “Jangan samakan nalar Allah seperti nalar kita.” Saya kira ucapkan ini memuat hikmat yang berbobot.

Sering orang mengatakan konsep Allah yang Maha Esa yang Beroknum Tiga tidak masuk nalar. Mungkin konsep ini tidak cocok dengan nalar manusia, tetapi seperti Saudara katakan, “Jangan samakan nalar Allah seperti nalar kita.”Lagi mengenai konsep Tauhid. Mungkin ada hal-hal tentang keesaan Allah (ketauhidan Allah) yang tidak dapat diterima oleh nalar manusia. Tetapi lagi, “Jangan samakan nalar Allah seperti nalar kita.” Kami berterima kasih atas sumbangan Saudara. Sungguh menolong dalam diskusi uraian di atas!
~
CA

Balas
staff
20 Agustus 2017 10:24 am
Balasan ke  raihan mubarok

~
Saudara Raihan Mubarok,

Benar sekali bahwa manusia tidak akan mungkin menguasai pengertian Allah seutuhnya, namun tidak seluruh pengertian manusia itu salah. Mari kita saling membagikan dan mengumpulkan pengertian demi pengertian. Sebab kita berdosa itu sebabnya kita sangat terbatas dan dibatasi. Pengertian kami bahwa ketika Allah menjadi manusia, itulah cara Allah mengkomunikasikan diri-Nya tanpa batas lagi. Itulah pokok penting di dalam ketritunggalan-Nya.
~
Noni

Balas
Nur
7 Agustus 2010 2:51 pm

*
(1) Sudah jelas kalau Allah berbeda dengan manusia, jadi kasih dari Allah tidak sama dengan nalar anda tentang kasih anda.
(2) Anda sendiri kalau mendapat sakit, itu termasuk kasih dari Tuhan atau tidak?
(3) Tetapi kalau anda berbuat kasih ke anak anda, akankah dia akan anda sakiti? Terserah anda yang menjawab itu menunjukkan nalar anda atau tidak.

Balas
staff
8 Agustus 2010 2:42 am
Balasan ke  Nur

~
(1) Kasih Allah berbeda dengan kasih manusia dalam hal kasih Allah adalah sempurna, tidak pilih bulu, tidak terbatas dan mengasihi kita sedemikian rupa, sehingga rela menyelamatkan kita melalui kayu salib. Sulit untuk manusia dengan nalarnya, menjelajahi dalamnya kasih Allah.

(2) Penyakit, kerugian, perampokan, kelaparan, dan lain-lain, adalah akibat masuknya dosa ke dalam dunia ini, melalui jatuhnya Adam. Dunia tidak lagi sesempurna seperti yang dimaksudkan Allah pada mulanya.

(3) Allah yang mengasihi kita tidak mengirim penyakit pada kita. Kita menjadi sakit dan mati akibat adanya dosa di dunia ini. Isa Al-Masih mati di kayu salib untuk melepaskan kita dari akibat dosa yang paling buruk, yakni penderitaan di neraka selama-lamanya. Inilah bukti utama kasih Allah bagi kita. Semoga kita semua menerima keselamatan yang disediakan akibat penyaliban Isa Al-Masih.
~
CA

Balas
staff
20 Agustus 2017 10:32 am
Balasan ke  Nur

~
Saudara Nur,

Manusia telah berdosa, sedangkan Allah itu suci. Itu sebabnya manusia terpisah dari Allah. Ini seperti sebuah hukuman tetapi inipun bentuk kasih Allah, sebab jika manusia dalam keberdosaannya itu tidak dipisahkan dari Allah yang suci maka itu hanya akan mencelakakan manusia. Tetapi Allah lah yang berinisiatif menebusa dosa manusia melalui kematian dan kebangkitan-Nya sebagai korban yang sejati. Dengan demikian manusia yang menerima penebusan-Nya dapat menghadap tahta Allah.

“Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat…” (Injil, Surat Ibrani 10:22)
~
Noni

Balas
Nana
23 Desember 2010 2:19 am

*
Perlu kerendahan hati dan bersikap netral untuk mempelajari keunikan Allah. Manusia hanyalah debu yang tidak mungkin menjangkau pikiran-pikiran Allah. Namun setiap kita diberi akal sehat dan hati nurani untuk membedakan mana yang benar, yang berasal dari Allah asalnya.

Allah yang Maha Kasih tidak mungkin membiarkan manusia tersesat dan jatuh ke dalam neraka untuk selamanya. Walaupun tidak mungkin manusia diselamatkan oleh kekuatan sendiri karena manusia adalah pembuat dosa, dan karena hukuman dosa adalah maut. Namun Allah tak kurang jalan untuk mewujudkan rencana penyelamatan-Nya.

Balas
staff
7 Juni 2011 8:50 am
Balasan ke  Nana

~
Saudara Nana, kami mengucapkan terima kasih untuk tanggapan Saudara. Kami sangat setuju akan kalimat Saudara di atas. Kiranya setiap pengunjung website ini diberi berkah dan hidayah oleh Allah, sehingga mampu mengerti kebenaran sejati yang berasal dari Allah.

Adalah mustahil bagi manusia untuk dapat selamat karena perbuatannya sendiri. Namun Allah memang tidak kekurangan jalan, dan Ia telah menyediakan Isa Al-Masih sebagai Penebus dan Juru Selamat bagi umat manusia yang percaya dan beriman kepada-Nya. Dia telah membayar lunas hukuman atas dosa kita dengan cucuran darah-Nya di atas kayu salib.
~
CA

Balas
staff
20 Agustus 2017 10:36 am
Balasan ke  Nana

~
Saudara Nana,

Di dalam Allah Tritunggal ada penebusan dan penyelamatan. Tetapi diluar Tritunggal, tidak ada karya penebusan dan penyelamatan. Diluar Tritunggal, manusia diwajibkan berupaya sendiri. Padahal kita tahu manusia akan selalu gagal untuk suci, kesulitannya diperberat lagi sebab standard sorga itu adalah kesucian Allah sendiri. Apakah manusia bisa memenuhi standard kesucian Allah? Mustahil.
~
Noni

Balas
hayati
26 Desember 2010 6:33 am

*
Kalau Islam sendiri tak mampu menjabarkan kenapa Tuhan itu sendiri, apakah anda bisa menjabarkan mengapa ada Trinitas? Siapakah yang lebih berkuasa: Allah, Yesus, atau Roh Kudus?

Balas
staff
30 Desember 2010 3:30 pm
Balasan ke  hayati

~
Saudara Hayati, Trinitas adalah kehidupan pribadi Allah. Konsep Trinitas ada karena Allah sendiri yang menyatakannya kepada manusia melalui Alkitab. Konsep ini sama sekali bukan mengatakan wujudnya ada Tiga Allah.

Trinitas adalah ajaran yang mengakui satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi, yaitu Allah Bapa, Kalimat Allah, dan Roh Allah. Di mana ketiganya mempunyai esensi yang sama, sama kedudukannya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya.
~
SL

Balas
staff
21 Agustus 2017 4:55 am
Balasan ke  hayati

~
Saudara Hayati,

Sesungguhnya sangat mudah untuk memahami mengenai Trinitas. Jika kita menyakini bahwa Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang berarti ada objek lain sebagai pihak yang dikasihi. Berarti Allah tidak sendiri, bukan?
~
Noni

Balas
hadi
26 Februari 2011 1:24 am

*
“Dengan Konsep Tauhid, Orang Islam terpaksa harus menolak kekekalan Al-Quran”

Jawaban dari konsep tersebut adalah, dalam ajaran Islam Allah itu kekal, dan hanya Allah yang maha kekal, lalu bagaimana dengan surga, neraka, dan Al-Quran yang katanya kekal. Dalam ajaran Tauhid juga ada yang sudah kekal, yaitu Allah, dan ada yang dikekalkan, contohnya Al-Quran. Sedangkan surga dan neraka, dari awal diciptakan semua tidak kekal, lalu Allah kekalkan.

Jadi, hanya Allah saja yang maha kekal, bukan saja kekal, tapi maha kekal. Karena hanya Allah yang kekal. Maksudnya, Allah yang pertama kekal, sebelum yang lain dikekalkan, dan hanya Allah yg bisa mengekalkan sesuatu (Al-Quran dan lain-lain).

Balas
staff
3 Maret 2011 4:57 am
Balasan ke  hadi

~
Saudara Hadi, izinkanlah kiranya kami mengutip kembali sebahagian dari tulisan di atas, karena ternyata Saudara belum membacanya secara teliti.

Dalam abad ke-sembilan Imam Hanbal dianiaya oleh orang Islam lain, karena ia mengatakan bahwa Al-Quran kekal. Akhirnya pihak Imam Hanbal menang. Pada umumnya orang Islam setuju dengan Iman Hanbal dan juga Imam Shaafi’ee yang berkata, “Al-Quran tidak diciptakan Allah”. “Siapa yang mengatakan Al-Quran diciptakan adalah orang kafir.” (Ash-Shariah). Sering dikutip ayat ini sebagai bukti: “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh (batu tulisan abadi).” (Qs Al-Buruj 85:21-22)

Jikalau kita menerima konsep bahwa Al-Quran kekal adanya berarti Al-Quran tidak mempunyai permulaan sama seperti Allah tidak mempunyai permulaan. Jikalau Al-Quran tidak mempunyai permulaan berarti ada dua yang kekal adanya, dan ini berarti Allah mempunyai saingan. Jika orang mau sungguh-sungguh berpegang pada konsep tauhid, dia terpaksa harus menolak konsep bahwa Al-Quran kekal adanya dan tidak mempunyai permulaan.

Sebagai tambahan, Saudara boleh membaca pendapat kaum alim ulama lainnya: [url]http://tinyurl.com/4cgb6bo[/url]. Apakah Saudara setuju akan apa yang disampaikan di atas?
~
CA

Balas
staff
21 Agustus 2017 4:56 am
Balasan ke  hadi

~
Saudara Hadi,

Penjelasan saudara sangat menarik sekali mengenai kekekalan Allah. Tentu saja Allah itu kekal. Berarti tidak ada yang lain selain Allah yang bersifat kekal, bukan? Jika Al-Quran pun kekal berarti ada dua yang kekal, sekalipun Al-Quran dikekalkan oleh Allah. Seharusnya tidak boleh ada dua yang bersifat kekal.
~
Noni

Balas
Tasya
26 Februari 2011 6:20 am

*
Tolong tunjukan firman dalam Injil yang menunjukan kata “Trinitas”.

Balas
staff
7 Juni 2011 9:03 am
Balasan ke  Tasya

~
Saudara Tasya, kami hendak menginformasikan bahwa di dalam Alkitab tidak ada kata ‘trinitas’. Demikian pula tidak ada kata ‘tauhid’ di dalam Al-Quran. Hanya istilahnya saja yang tidak pernah muncul, namun semua pengajaran di dalam Al-Kitab selalu mengajarkan tentang konsep trinitas ini. Sebagai contoh:

“Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama (Allah) Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Injil, Rasul Besar Matius 28:19). Demikian pula ada sangat banyak ayat lainnya dalam Kitab Suci yang juga mengajarkan tentang trinitas ini.
~
CA

Balas
Hamba Allah
2 Maret 2011 9:22 am

*
Kehidupan Tuhan dan manusia sangatlah berbeda. Jangan samakan kehidupan Tuhan dengan manusia yang butuh pasangan. Manusia terbatas akalnya. Jadi jangan terlalu jauh memikirkan kehidupan Tuhan, akibatnya kamu akan tersesat dan celaka.

Balas
staff
3 Maret 2011 7:22 am
Balasan ke  Hamba Allah

~
Saudara kiranya dapat menolong kami menemukan jawaban atas pertanyaan ini: Allah adalah Maha Kasih. Sebelum Allah menciptakan segalanya, apa yang Dia kasihi? Apakah Kasih Allah itu kekal. Apakah Kasih Allah itu ada awalnya? Kapan? Terima kasih.
~
CA

Balas
staff
21 Agustus 2017 4:57 am
Balasan ke  Hamba Allah

~
Saudara Hamba Allah,

Memang benar kehidupan Allah Sang Pencipta sangat berbeda dengan manusia. Tetapi Allah memiliki beberapa sifat yang sama dengan manusia. Contohnya sifat kasih. Sama seperti manusia yang juga memiliki sifat untuk mengasihi. Lalu Allah juga bisa marah, sama seperti manusia yang bisa marah.

Jadi sekalipun Allah memiliki sifat ak terbatas, namun Dia bukanlah Allah yang tak dapat dijangkau dan dipahami oleh manusia. Mansuia tetap dapat memahami Allah dalam keterbatasannya.
~
Noni

Balas
arsun
27 April 2011 5:54 am

*
Konsep Allah itu satu, menunjukkan tidak ada kelemahan dari diri-Nya, tapi kalau tiga menjadi satu maka Tuhan itu ada kelemahannya. Di Al-Quran selalu dikatakan bahwa Allah itu maha pengasih lagi maha penyayang. Kalau Tuhan itu tiga dan saling mengasihi, maka Tuhan itu pasti ada kelemahan karena Dia tidak perlu mengasihi, karena dia sudah maha.

Balas
staff
3 Mei 2011 7:55 pm
Balasan ke  arsun

~
Kalau Allah itu disebut sebagai Maha Pengasih, maka tentulah ini berarti bahwa Dia harus sudah mengasihi sejak sebelum dunia dijadikan oleh-Nya. Kami pengikut Isa Al-Masih tidak pernah mengimani 3 Allah. Kiranya Saudara juga boleh menjelaskan kepada kami apa pandangan Saudara tentang kelemahan konsep Allah, jikalau Saudara tidak setuju dengan apa yang kami utarakan.
~
CA

Balas
Udin
22 Juni 2011 12:25 pm

*
5. Konsep Tauhid menyebabkan orang bersembahyang pada kuburan orang sakti.

Ziarah kubur ahli Tauhid adalah tiga hal:

1. untuk mengingat mati, mengambil i’tibar dan pelajaran. Nabi Muhammad bersabda “Lakukanlah ziarah kubur, karena ia akan mengingatkanmu pada hari akhirat.”

2. Berbuat baik (doa) kepada si mayat agar tidak ditinggalkan dan dilupakan. Berziarah agar berdoa untuk ahli kubur dengan memohon ampunan, rahmat dan kesentosaan bagi mereka.

3. Berbuat baik kepada diri sendiri dengan mengikuti Sunnah dalam berziarah. Dan itu bukan kepada orang Sakti, tapi kepada keluarga dan Ahli Islam. Sholat mayat (tanpa sujud )hukumnya sunnah untuk mendoakan si mayat agar terhapus dosanya. Allah itu terpisah (dari kehidupan nyata) manusia, bukan berarti tidak berhubungan, jika tidak terhubung untuk apa kami susah payah sholat 5 kali sehari, berdoa dan memohon.

Balas
staff
2 Februari 2012 7:03 am
Balasan ke  Udin

~
Memang tidak salah seseorang pergi berziarah. Umat Kristen juga ada yang pergi ziarah ke makan sanak-keluarganya. Cukup jelas bagi kami alasan orang Kristen pergi ziarah. Yaitu mengenang masa-masa hidup almarhum, agar tidak melupakannya, atau sekedar ziarah dan membersihkan makamnya dari tumbuh-tumbuhan liar mungkin. Dengan kata lain, tujuan orang Kristen ziarah hanya untuk memenuhi kebutuhan hal-hal duniawi saja.

Namun sulit untuk diterima akal, mengapa kita harus memohon ampunan dan rahmat bagi orang yang sudah meninggal. Seseorang yang sudah meninggal tidak mempunyai kesempatan lagi untuk bertobat dari dosa-dosanya. Lalu, mengapa kita harus berdoa bagi si mayat agar dosa-dosanya diampuni?.

Tuhan hanya memberi kesempatan satu kali bagi setiap manusia untuk bertobata, dan hidup sesuai dengan kebenaran firman Allah. Yaitu saat mereka masih hidup. Maka dari itu, selagi ada kesempatan jangalah menyia-nyiakan waktu yang telah diberikan Allah untuk bertobat.

Bagaimana dengan saudara Udin? Selagi masih ada kesempatan, terimalah keselamatan yang ditawarkan Isa Al-Masih. Untuk membantu saudara, pelajarilah artikel tentang Keselamatan pada url ini: http://tinyurl.com/3cvhqy3.
~
SO

Balas
staff
28 Agustus 2017 3:09 pm
Balasan ke  Udin

~
Saudara Udin,

Kami menghargai usaha umat Muslim untuk bisa berhubungan dengan Allahnya. Namun apakah dengan semua usaha yang saudara lakukan saudara dapat merasakan hubungan yang dekat dengan Allah saudara?
~
Noni

Balas
Orang Awam Jawab
23 Juni 2011 8:37 pm

*
Maaf, saya cuma mau bertanya: Saudara yakin, Allah saudara itu 1 (satu) tapi beroknum/pribadi 3 (tiga)? Tapi saudara menolak jika dibilang punya 3 (tiga) Allah. Analoginya begini: Di seluruh dunia, kumpulan 2 manusia atau lebih namanya kelompok atau gerombolan atau kawanan.

Oknum = person = pribadi itu pasti sendiri-sendiri. Masak satu manusia bisa berisi tiga orang? Jika saudara tidak mau disebut mempunyai tiga Allah, lebih mungkin anda meyakini adanya Dewan Allah, Kelompok Allah atau Gerombolan Allah, karena terdiri dari 3 Oknum atau 3 Pribadi.

Balas
staff
27 Juli 2011 2:30 am
Balasan ke  Orang Awam Jawab

~
Sebenarnya Allah dalam Alkitab adalah Allah Tritunggal. Namun manusia itu tak akan bisa mengerti misteri Allah Tritunggal karena keterbatasan pancainderanya. Allah itu adalah Yang Maha Besar atau Yang Tak Terbatas. Allah Bapa adalah Yang Tak Terbatas!

Tetapi bagaimana dengan Isa Al-Masih Sang Allah Putera? Jelas yang dilihat adalah Isa sebagai manusia yang terbatas. Tetapi Isa sebagai Allah, Ia pun adalah Yang Tak Terbatas. Sedangkan Allah Roh Kudus yang dinyatakan dalam bentuk burung merpati dan lidah-lidah api, juga Yang Tak Terbatas. Sehingga ada tiga sosok, yang semuanya adalah Yang Tidak Terbatas. Artinya Tiga itu adalah Satu yang tak terpisahkan yaitu Yang Tak Terbatas. Apakah Saudara bisa memisah-misahkan tiga yang semuanya tidak terbatas ini?
~
SL

Balas
staff
28 Agustus 2017 3:09 pm
Balasan ke  Orang Awam Jawab

~
Saudara Orang Awam,

Saudara memberikan analogi tentang manusia. Mohon maaf analogi saudara tidak bisa dipakai untuk menggambarkan tritunggal.
~
Noni

Balas
ahdi
30 Oktober 2011 9:49 pm

*
Aku seorang Kristen dan percaya kepada Allah yang Esa dan tidak terbatas. Konsep Tritunggal adalah cara memahami Allah yang ada di Alkitab, tetapi kata Tritunggal tidak ada dalam Alkitab. Konsep yang saya pahami Allah yang Esa yang menyelamatkan manusia melalui Yesus yang sehakikat dengan Dia dan menolong kita melalui Roh-Nya adalah Allah yang punya satu pribadi, bukan 3 pribadi.

Memang dalam waktu bersamaan ada Allah yang di sorga, ada Yesus di dunia, tetapi sebenarnya adalah satu pribadi karena kemaha-kuasaan-Nya, mau jadi 4 atau 5 pun tidak masalah bagi Allah.

Balas
staff
8 Februari 2012 2:52 am
Balasan ke  ahdi

~
Memahami ke-Tritunggalan sama halnya dengan memahami hakekat Allah itu sendiri. Mustahil kita percaya kepada Allah tanpa memahami hakekat-Nya yang meskipun tidak terbatas tetapi berkenan memberikan penyataan tentang diri-Nya di dalam Alkitab sesuai dengan kemampuan akal kita yang terbatas.

Meskipun kata ‘Tritunggal’ tidak ada dalam Alkitab, tetapi para bapa Gereja mula-mula merumuskannya dengan dasar Alkitabiah. Mereka adalah yang mula pertama mencetuskan ide, gagasan dan dengan tepat mendasarkan doktrin Trinitas dari ayat Rasul Besar Matius 28:19. Dan mereka pula yang menjabarkannya dalam suatu doktrin yang berbunyi: “satu hakekat tiga pribadi”.
~
SL

Balas
staff
28 Agustus 2017 3:10 pm
Balasan ke  ahdi

~
Saudara Ahdi,

Terimakasih atas penjelasan saudara. Sesungguhnya tidak sulit untuk memahami tentang Allah tritunggal jika kita memahami kemahakuasaan Allah yang tak terbatas ruang dan waktu. Bukan hal yang sulit bagi Allah untuk tetap ada di tahta-Nya di sorga dan menjadi manusia dalam waktu bersamaan sebab Allah mahakuasa.
~
Noni

Balas
sibocah
30 Maret 2012 12:03 am

*
Di konsep agama anda, Tuhan anda yang disebut ‘The Son’ adalah anak yang dilahirkan Maryam. Saya merasa aneh di sini, kenapa Trinitas yang menyakini bahwa tiga yang kekal, ‘The Son’ sendiri baru ada setelah dilahirkan? Kenapa lahir dari sebuah mahluk? namanyakan merendahkan Tuhan?, Jadi ‘The Son’ adalah ciptaan ‘The Father’?

Balas
staff
9 April 2012 5:00 am
Balasan ke  sibocah

~
‘The Son‘ yang saudara sebut di atas, atau yang biasa juga disebut Allah Anak, atau Yesus/Isa adalah kekal adanya. Sama halnya seperti Allah Bapa dan Allah Roh. Walaupun ada tiga oknum yang berbeda, tetapi ketiga oknum tersebut semuanya adalah Kekal.

Perhatikanlah perkataan The Son berikut ini: “Aku [Isa Al-Masih] adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir” (Injil, Kitab Wahyu 22:13). Di atas adalah kesaksian Isa Al-Masih, bahwa Dia mempunyai kekekalan yang sama dengan Allah Bapa.
~
SO

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Isa Al-Masih Memberi Pengetahuan Tentang Hari Kiamat
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran yang Paling Besar!
  • 8 Alasan Utama Orang Beragama Pindah Masuk Kristen

Artikel Yang Terhubung

  • Penciptaan Manusia, Tri-Tunggal dan Tauhid
  • Benarkah Bagian Tauhid Dalam Islam Ini Mendukung Tritunggal…
  • Mukmin Bertanya: Ilmu Pengetahuan Mendukung Konsep Trinitas?
  • Tanpa Konsep Trinitas, Allah Seakan-akan Bisu dan Tuli
  • Benarkah Konsep Trinitas Tidak Masuk Akal?

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz