• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Pertanyaan / Jawaban > Ajaran Isa dan Islam > Sifat Allah > Budak Allah Atau Anak Allah, Mana Yang Lebih Baik?

Budak Allah Atau Anak Allah, Mana Yang Lebih Baik?

10 Oktober 2016 oleh Web Administrator 335 Komentar

lukisan-sekelompok-budak-sedang-mengungsiJika diminta memilih antara “Menjadi Hamba Allah atau Anak Allah” seseorang pasti akan memilih menjadi Anak Allah. Sebagaimana seorang bapak mengasihi anaknya, daripada seorang budak. Mengapa?

Hak-hak Seorang Budak

Secara umum, seorang hamba/budak tidak punya hak dasar. Mereka seperti properti. Pemilik boleh membeli atau menjual budaknya kapan saja.

Juga, budak tidak mendapat warisan sama sekali. Pemilik boleh memperlakukan hamba dengan kekerasan dan kebencian. Hamba hanya bekerja, makan, dan tidur.

Kebanyakan hamba dan pemilik tidak punya hubungan yang baik. Alasannya, karena kepatuhan adalah dasar untuk hubungan di antara mereka. Jika budak mematuhi perintah-perintahnya, pemilik senang. Jika tidak, pemilik akan marah.

Hubungan pemilik dan hamba tidak didasarkan kepercayaan atau kasih. Hamba menyerah kepada pemiliknya bukan karena dia mengasihi pemiliknya, atau ingin yang baik untuk pemiliknya. Hamba mematuhi perintah-perintah karena takut hukuman dari pemiliknya.

Hak-hak Anak

Sebaliknya, anak-anak memiliki banyak hak. Anak-anak adalah anggota keluarga dan pasti mendapatkan warisan dari orang-tuanya.

Kasih dan kepercayaan adalah dasar untuk hubungan antara ayah dan anak. Biasanya anak mematuhi perintah-perintah ayahnya karena mengasihi ayahnya dan ingin membahagiakannya. Dia melakukan itu bukan karena merasa takut kepada ayahnya.

Anak mematuhi perintah-perintah bukan agar ayahnya mengasihinya. Tapi karena Bapaknya sudah mengasihinya. Bapak akan menghukum anaknya, tapi itu terjadi karena Bapak ingin yang terbaik untuk anak tersebut.

Menjadi Hamba Allah atau Anak Allah dalam Islam dan Kristen

Dalam Islam, hubungan antara Allah dan manusia, seperti relasi tuan dan hamba. Allah selalu menyebut orang Muslim hamba.

Al-Quran menuliskan, “Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadat), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya” (Qs 72:19). “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya” (Qs 25:1).

Dalam agama Kristen, relasi Allah dan umat-Nya seperti relasi Bapa dan anak. Allah mengasihi manusia tanpa batas dan tanpa syarat. Allah selalu ingin yang terbaik untuk anak-anak-Nya. Kebenaran ini hanya karena Isa Al-Masih. Karena “. . . Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya [Isa Al-Masih/Kalimatullah] sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:9-10). Supaya  “ . . . semua orang yang menerima-Nya [Isa Al-Masih] diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12-13).

Berkat menjadi anak Allah ialah “ . . . menjadi ahli waris Kerajaan [sorga] yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia”(Injil, Surat Yakobus 2:5).

Pilihlah Yang Terbaik Bagi Diri Anda!

Menjadi hamba Allah atau anak Allah yang Anda inginkan? Jika ingin mengalami kasih Allah dan jaminan sorga-Nya, Anda harus percaya kepada Isa Al-Masih.

[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Menurut Saudara mengapa menjadi anak Allah lebih baik bahkan terbaik?
  2. Manakah yang Saudara pilih, menjadi hamba Allah yang dinilai ketaatannya, atau anak Allah yang beroleh kasih dan jaminan sorga dari Allah? Mengapa?
  3. Mengapa Isa berkuasa menghapus dosa-dosa manusia dan menjadikan kita anak-anak Allah?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Mengapa Sebaiknya Muslim Mengenal Allah Sebagai “Bapa”?
  2. Lebih Baik Hidup Sebagai “Anak” Ataukah “Hamba” Allah?
  3. Pewaris Surga: Untuk “Hamba Allah” (Islam) Atau “Anak Allah” (Kristen)?
  4. Ke Sorga, Mengapa Tidak Cukup Menjadi Kekasih Allah?
  5. Dapatkah Isa Al-Masih Menanggung Dosa Manusia?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Budak Allah atau anak Allah, Mana Yang Lebih Baik?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Ajaran Isa dan Islam, Sifat Allah

Reader Interactions

Comments

  1. gustian mengatakan

    18 Mei 2020 pada 5:32 am

    ~
    Qs.Al Ikhlas 1-4, “Katakanlah (Muhammad) Dialah Allah yang maha esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” Dan kalian menganggap diri kalian anak? Sungguh kalian melampaui batas.

    “Dan mereka berkata: ‘Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak’, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan” (Al Anbiyaa’: 26). Jika kalian seorang anak maka janganlah meminta kepada bapa kalian dan mandirilah. Sungguh aku hamba Allah yang tidak mungkin hidup tanpa Allah. Allah mengatur semua hamba-hambanya.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      20 Mei 2020 pada 10:23 am

      ~
      Saudara Gustian,

      Memang ada anggapan menjadi anak Allah merupakan hal yang melampaui batas. Namun, bila Allah yang mengangkat seseorang menjadi anak-Nya, maka hal itu merupakan hak istimewa. Ini bukan berarti Allah beranak dan diperanakkan. Jelas, pengertian anak Allah di sini dalam arti figuratif, bukan dalam arti literal.

      Oh ya, setiap orang menghendaki masuk sorga. Tetapi jika kita mencermati hubungan budah dan anak, maka hal itu amat berbeda. Seorang budak tidak akan mendapatkan hak waris. Sedangkan seorang anak memiliki hak istimewa menerima warisan. Kalau boleh tahu, manakah yang lebih disuka oleh saudara, menjadi anak atau budak? Mengapa?
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

« 1 … 16 17 18

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Punya Hutang Puasa Ramadhan? Ini Cara Lunasinya!
  • 3 Alasan Mukmin Seharusnya Percaya Nabi Isa Wafat
  • Isa Al-Masih Tidak Mati Disalib! Benarkah?
  • Satu-satunya Jalan Menghindari Si Dajjal
  • 5 Mukjizat Isa Al-Masih di Al-Quran

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Isa Al-Masih Tidak Mati Disalib! Benarkah?
  • 3 Alasan Mukmin Seharusnya Percaya Nabi Isa Wafat
  • Injil: Isa Al-Masih Anak Manusia, Isa Al-Masih Bukan Tuhan?
  • 5 Mukjizat Isa Al-Masih di Al-Quran
  • Satu-satunya Jalan Menghindari Si Dajjal

Artikel Yang Terhubung

  • Lebih baik Hidup sebagai "Anak" ataukah "Hamba" Allah?
  • Yang Mana Syariat Agama Terbaik?
  • Islam Dan Kristen Bertanya: Siapa Lebih Mulia, Adam…
  • Doa Islam Dan Kristen - Mana Diperhatikan Allah?
  • Muhammad Hanya Memberi Nasehat; Isa Memberi Kabar Baik

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami