• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Kesaksian > Seham, Wanita Muslim Timur Tengah Menerima Isa Al-Masih?

Seham, Wanita Muslim Timur Tengah Menerima Isa Al-Masih?

23 Mei 2011 oleh Web Administrator 64 Komentar

Timur Tengah“Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:32). Ayat inilah yang menjadi landasan mengapa wanita Muslim Timur Tengah menerima Isa Al-Masih.

Segala pujian bagi Tuhan Yang Maha Kuasa dan kepada Isa Al-Masih, yaitu Alfa dan Omega. Isa Al-Masih, yang adalah Firman Allah, datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa seperti saya.

Bagaimana Bisa, saya Muslim Timur Tengah Menerima Isa?

Sungguh suatu pengalaman yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Saya diubahkan dan menjadi orang yang baru, terbebas dari kebohongan dan melihat terang. Inilah kehidupan yang baru dalam Isa Al-Masih.

“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus (Isa Al-Masih)? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?” “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Injil, Surat Roma 8:35, 37)

Pendidikan Kaum Perempuan Dalam Negara Saya

Saya lahir dari keluarga Muslim yang memiliki sebelas anak di sebuah negara Timur Tengah. Satu-satunya pendidikan ayah saya adalah bagaimana membaca dan menulis Al-Quran.

Ibu saya menikah di usia 13 tahun dengan ayah yang jauh lebih tua. Ibu tidak berpendidikan, karena Islam di negara kami percaya, anak perempuan tidak perlu mendapatkan pendidikan. Pendapat dan hak-hak wanita selalu diabaikan dan ditindas. Mereka tidak dapat menikmati kebebasan seperti wanita Kristen dan Yahudi.

Di antara anak-anak perempuan orang tua kami, saya satu-satunya yang berpendidikan.

Islam di Timur Tengah dan beberapa negara Islam lainnya, merasa bahwa wanita tidak perlu ke masjid karena tidak penting. Jika mereka ke masjid, harus dipisahkan dari pria. Menurut mereka, negara non-Islam yang tidak menerapkan demikian, bukanlah Islam sejati. Hal itu diubah untuk menarik orang non-Islam menjadi Islam.

Pindah Ke Negara Non-Islam

Tidak pernah terpikir bila suatu hari saya akan tinggal di negara non-Islam. Semua terjadi begitu saja. Kami sekeluarga pindah ke sebuah negara. Saya sungguh senang dengan negara yang menjadi tempat kediaman kami yang baru.

Keluarga kami tidak tahu apa-apa tentang Yudaisme dan keKristenan serta Alkitab. Agama Islam menyembunyikannya. Al-Quran mengajarkan, orang Yahudi dan Kristen adalah kafir. Bila saya menolak Islam, maka saya pun kafir.

DepresiMengalami Depresi

Di awal kami tinggal di negara asing itu, saya mengalami depresi. Saat itu usia saya 17 tahun. Serasa tidak ada yang mengerti tentang saya. Walau saya mengasihi dan takut pada Sang Pencipta, namun ada kekosongan dan keraguan. Seperti ada tembok pemisah antara saya dan Sang Pencipta.

Suatu hari saya berjalan kaki sendirian. Di seberang jalan tampak rumah tetangga yang belum saya kenal. Pintunya terbuka dan anak-anak keluar masuk dengan gembira. Dengan perasaan malu-malu saya dekati pintu itu.

Seorang ibu tua yang baik menyapa dan menanyakan nama saya. “Nama saya Seham” jawab saya. Ibu tua itu tinggal sendirian. Dia begitu tenang, memiliki senyum yang ramah, dan patut dihormati. Dia penuh dengan sukacita yang tidak dimiliki ibu saya.

Menerima Alkitab dan Tulisan Tentang Isa Al-Masih

Lalu dia bertanya apakah saya suka ke gereja. “Tidak” jawab saya. “Apakah anda mengenal Isa Al-Masih sebagai Tuhan?” Lanjutnya. Saya tertarik mendengar pertanyaan itu dan meminta agar dia bersedia menceritakan tentang Isa Al-Masih. Secara singkat dia memberitahu saya tentang Isa dan kedatangan-Nya yang kedua untuk menghakimi dunia.

Dia juga memberi sebuah Alkitab dan lembaran kertas tentang kedatangan Isa Al-Masih kedua kalinya. Dia meminta saya untuk membagikan isi Alkitab ini kepada saudara lelaki saya.

Meminta Pertolongan dari Isa Al-Masih

Saya sangat penasaran dan ingin segera tahu tentang Isa Al-Masih. Sesampai di rumah, saya langsung masuk kamar dan menutup pintu.

Tanpa memberitahu siapa pun saya membolak-balik halaman Alkitab itu. Tadinya saya pikir membaca Alkitabnya nanti saja. Tapi saya sudah tidak sabar ingin membacanya dan segera mendapat tanggapan dari Isa Al-Masih karena saya membutuhkan pertolongan-Nya.

Saya juga memegang lembaran yang diberi ibu tua itu. Gambar tentang kedatangan Isa Al-Masih kedua kalinya. Saya tidak berniat untuk membacanya, hanya memegang sambil mengatakan “Isa Al-Masih, saya membutuhkan pertolongan-Mu”

Lalu saya berlutut dan menangis sambil memanggil Isa Al-Masih. Karena merasa lelah, saya pun tertidur. Ketika terbangun, ada perasaan ragu, mungkin Isa Al-Masih tidak mendengar doa saya. Saya membaringkan kepala di atas bantal dan menutup mata dan tertidur.

Dalam Mimpi, Seorang Lelaki Memakai Jubah Putih Panjang

Dalam tidur saya mengalami mimpi aneh. Seorang diri di luar, dan tiba-tiba langit menjadi gelap. Ketika menengadah ke atas, saya melihat langit terbuka. Seketika saya langung berlutut dan dengan termangu melihat lubang di langit. Ada cahaya terang sekali.

Seorang lelaki memakai jubah putih panjang, kurus, berambut sepundak, berjanggut pendek, dan bersih berdiri di tengah-tengah cahaya itu. Dia melihat dengan penuh kuasa. Mataku terpaku pada lelaki agung yang berdiri itu. Juga terlihat takhta yang indah dan sebuah kursi. Jelas lelaki agung itu memiliki kekuasaan.

Dalam Mimpi, Isa Al-Masih Berbicara Kepada Saya

Dia melihat ke bawah, kepadaku. Saya sedang syok tak bisa berkata-kata, dan berpikir Dia seperti Isa Al-Masih. Dia nampak serius dan berkata, “Apa yang kau kehendaki?”

Saya sangat terkejut, gemetar, tak mampu berkata-kata dan tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan-Nya. Saya merasa, siapakah saya sehingga orang agung ini turun bagi saya. Lalu Dia berkata, “Engkau akan menjalani kehidupan yang lain.” Lalu Dia membentangkan kedua tangan-Nya. Tetesan yang begitu indah, murni dan berkemilauan jatuh ke atas saya. Saya merasa sukacita sekali dan terhibur.

Berusaha Menghindari Orang Kristen

Saat pagi harinya terbangun, saya menyadari bahwa apa yang terlihat dalam mimpi itu sangat luar biasa, tidak terlupakan, dan percaya orang itu adalah Isa Al-Masih. Pada siapapun saya tidak menceritakan hal itu karena khawatir tidak ada yang percaya.

Saya tidak pernah lagi bertemu dengan ibu tua itu, dan selalu berusaha untuk menghindarinya. Saya berusaha melupakan semuanya dan menjalani hidup dengan normal, karena tidak ingin mimpi itu mempengaruhi kepercayaan saya. Sebagai Muslim Timur Tengah menerima Isa Al-Masih, itu Mustahil. Saya merasa, jika dekat dengan orang Kristen, saya akan menjadi murtad. Jika murtad, akan mendapat hukuman seperti yang diajarkan Al-Quran.

Agama Islam Tidak Menghibur Hati

Suatu hari, saya pun membuang lembaran kertas tentang Isa Al-Masih itu, dan memberikan Alkitab yang sudah lama tersimpan di laci kepada orang lain. Demikian kepercayaan saya tidak terpengaruh.

Saya takut menjadi Muslim Timur Tengah menerima Isa Al-Masih dan disebut sebagai orang Kristen. Hal ini membuat saya gelisah. Tetapi saya juga tidak bisa menerapkan ajaran Islam karena selalu merasa ada hambatan dan tidak berguna. Setiap kali membaca Al-Quran, saya merasa murung, tidak nyaman, dan ada perasaan takut yang sulit untuk dijelaskan. Perasaan tak menentu terus mengelilingi. Seolah-olah ada rintangan, kekosongan yang tidak terisi.

Nonton TVSetelah Bertahun-tahun, Saya Mendengar Nama Saya di TV

Satu hari, saya teringat kembali mimpi itu. Saat itu saya sedang mengunjungi ipar perempuan saya. Kami menonton TV dan melihat seorang Kristen sedang berkhotbah. Kami berdua menertawai khotbahnya. Setiap kali dia mengulangi sebuah kata, kami tertawa mengejek. Tetapi sebenarnya jauh di lubuk hati, saya ingin mendengar tentang Isa Al-Masih dan Alkitab. Tiba-tiba pengkhotbah itu terdiam sejenak dan mengatakan, “Ada wanita yang sedang menonton acara TV ini, namanya Seham, berumur 33 tahun. Tuhan akan bekerja di dalam dirimu.”

Sangat sangat terkejut dan langsung diam. Kami pun berhenti tertawa dan saling melihat karena terkejut. Kata-kata itu tidak terlalu mempengaruhi ipar perempuan saya, tetapi mempengaruhi saya. Saya katakan, itu bukan saya. Saya seorang Muslim, mungkin ada orang lain yang nama dan umurnya sama. Saya pun berusaha untuk melupakannya.

Menanyakan Diri Mengenai Isa Al-Masih

Beberapa tahun kemudian, tiba-tiba sesuatu terjadi. Saya merasa tidak berdaya, tanpa harapan, dan merasa sedang menuju pada kehancuran. Tiba-tiba saya merasa begitu lemah dan sebuah suara muncul di benak saya, “Mengapa kamu tidak mencari Isa Al-Masih?” Lalu saya menjawab, “Bagaimana caranya?” Suara itu menjawab, “Pergilah ke gereja.”

Awal Di mana Wanita Muslim Timur Tengah, Menerima Isa Al-Masih

Saya berusaha menenangkan diri dan mengikuti nasehat suara itu. Lalu saya pergi dengan mengendarai mobil dan bertekad untuk berhenti di sebuah gereja yang sering saya lewati sebelumnya.

Pintu gereja itu terbuka. Dengan perasaan cemas, saya masuk. Saya sendirian di ruangan yang begitu hening semuanya. Mata saya terfokus pada kayu salib yang besar di tembok. Saya merasa harus berlutut. Ketika lutut saya menyentuh lantai, air mata langsung menetes.

Saya berkata: “Isa Al-Masih, Engkau mati bagiku.” Saya menyerahkan hati saya kepada Isa Al-Masih. Saya menyesal karena begitu lama menunggu untuk mengenal Dia. Saya merasakan damai sejahtera yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Rintangan sudah patah, beban-beban serta kekuatiran hilang. Saya dimerdekakan. “Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:32)

Merasakan Kasih Yang Mulia

Saya merasakan kasih Isa Al-Masih bagi kita semua. Ini merupakan hidup baru, permulaan yang baru bagi saya bersama dengan Tuhan. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya {Inilah kata kiasan saja. Isa Al-Masih bukan anak Allah secara biologis} yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16)

Di kemudian hari, Tuhan membimbing saya untuk membuka Alkitab pada halaman-halaman yang berbicara tentang pembaptisan. Saya ingin taat pada Firman Tuhan dan ingin dibaptis, namun tidak mengerti apa arti baptisan.

Lalu saya dipimpin kepada seorang wanita yang belum saya kenal sebelumnya. Dia mengatur untuk bertemu dengan pendeta. Saya dibaptis, dan pendeta ini sangat menolong saya.

Tuhan adalah kekuatan saya. Saya sendirian dalam perjalanan ini, dan hanya Tuhan yang mengerti saya. Alkitab banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan saya.

 

[Staff Isa dan Islam – Kami mengundang Saudara untuk membaca kesaksian-kesaksian lain dari orang Islam yang mengalami keselamatan melalui Isa Al-Masih.]

 


Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Seorang Muslim Menemukan Pengampunan
  2. Perbuatan Baik Seorang Muslim (Sebuah Kesaksian)
  3. Pelajari Al-Quran Dan Alkitab, Muhammad Bertemu Isa Al-Masih
  4. Kepastian Akan Keselamatan Bagi Para Muslim

Video:

  1. Kasih Sayang Allah, Mengubah Hidup Seorang Muslimah

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Seham, Wanita Muslim Timur Tengah, Menerima Isa Al-Masih?” Silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Kesaksian

Reader Interactions

Comments

  1. Hurry_20 mengatakan

    2 September 2020 pada 7:19 pm

    ~
    Belajar sesuatu yang baru atau belum diketahui secara dalam butuh guru agar tidak salah kaprah dalam memahami. Apalagi ini pelajaran agama yang banyak dari terjemahannya itu tidak semua orang langsung mengerti jika dibaca secara biasa. Dalam agama anda sendiri pasti anda anjurkan umat anda untuk rutin ke gereja dan mendengarkan kotbah untuk makin memperkuat imannya, bukan?

    Semua agama pasti mengajarkan itu, sering melakukan repetasi biar semakin mengerti dan semakin memahami ajaran agamanya. Urusan sorga neraka itu urusan pribadi masing-masing. Ulama hanya mengajarkan, mengarahkan, dan mengajak kepada yang baik-baik. Jika ingin sorga, mari ikuti dan jalani. Jika tidak, itu urusan dia dengan Tuhannya. Semoga hidayah Allah ada untuknya.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      14 September 2020 pada 9:02 pm

      ~
      Saudara Hurry,

      Kami menghargai pendapat saudara di atas. Tetapi pendapat itu tidak menjawab esensi pertanyaan kami. Mengapa belajar harus didampingi ahlinya? Apakah ahlinya itu akan memberikan petunjuk kepastian masuk sorga? Bila ahlinya saja bingung, bagaimana ia bisa menolong? Dapatkah saudara menjelaskan hal ini? Perhatikan bahwa kami tidak sekedar menanyakan tujuan, tetapi apakah ahli itu dapat memberikan petunjuk kepastian masuk sorga. Sebab kami telah beberapa kali mendatangi ustadz yang tidak dapat memastikan keselamatan dirinya sendiri. Mohon pencerahan dari pertanyaan kami.
      ~
      Solihin

  2. RONNY SANTOSO mengatakan

    10 September 2020 pada 4:30 pm

    ~
    “…Saudara nampaknya sedang mengalami persoalan yang pelik berkenaan hidup di akhirat. Saudara bingung karena tidak memiliki kepastian masuk sorga. Mengapa saudara membiarkan diri saudara hidup dalam ketidakpastian?”

    Sepertinya pertanyaan ini menjebak. Begini mas/mbak. Alloh itu berkuasa atas segala sesuatu. Manusia akan diapakan itu terserah Alloh SWT. Makanya kami (muslim) selalu berdo’a “yaa muqollibal qulubi sabitqolbi ‘aladinik. “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu”.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      22 September 2020 pada 3:01 pm

      ~
      Saudara Ronny,

      Kami menghargai pendapat saudara di atas. Tetapi kami tidak menanyakan tentang alasan Allah SWT tidak menyelamatkan saudara di akhirat. Sebaliknya, kami bertanya kepada saudara. Mengapa saudara membiarkan diri saudara hidup dalam ketidakpastian untuk masuk sorga? Jelas, ini menyangkut saudara, bukan Allah SWT. Karena itu, kami berharap saudara dapat menjawab pertanyaan ini. Terima kasih.
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

« 1 2 3 4

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • 5 Mukjizat Isa Al-Masih di Al-Quran
  • Cerita Nyata: Perjalanan Mukmin Mendapatkan Kepastian Surga
  • Solusi Dua Ancaman Di Masa Pandemi Bagi Umat Manusia
  • Mengapa Banyak Muslim Bermimpi Mengenai Isa Al-Masih
  • Lima Alasan Isa Al-Masih Tidak Perlu “Shalawat Nabi”

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Adakah Harapan bagi Umat Beragama di Tengah Musibah
  • Keaslian Kitab, Naskah-Naskah Kuno Al-Quran dan Alkitab
  • Bukti Utama Allah Mencintai Mukmin Miskin
  • Lima Alasan Isa Al-Masih Tidak Perlu “Shalawat Nabi”
  • Isa Tidak Pernah Katakan, “Akulah Allah!”

Artikel Yang Terhubung

  • Wanita Muslim Menerima Isa Al-Masih Karena Takut Mati
  • Kedamaian Setelah Menerima Isa Al-Masih
  • Seorang Buddha Maitreya Menerima Isa Al-Masih…
  • Padina, Wanita Muslim Iran, Menemukan Keselamatan…
  • Kesaksian Wanita Kristen Menikah Beda Agama

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami