Ada banyak kesaksian seorang Muslim yang taat akhirnya meninggalkan Islam. Salah satunya ini, kisah seorang Muslimah menjadi pengikut Isa Al-Masih. Mari, melihat kisahnya yang menarik.
“Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:32). Ayat inilah yang menjadi landasan mengapa saya, Muslimah Timur Tengah menerima Isa Al-Masih.
Segala pujian bagi Tuhan Yang Maha Kuasa dan kepada Isa Al-Masih, yaitu Alfa dan Omega. Isa Al-Masih, yang adalah Firman Allah, datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa seperti saya.
Bagaimana Kisah Muslimah Menjadi Pengikut Isa?
Sungguh suatu pengalaman yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Saya diubahkan dan menjadi orang yang baru, terbebas dari kebohongan dan melihat terang. Inilah kehidupan yang baru dalam Isa Al-Masih.
“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus (Isa Al-Masih)? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?” “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Injil, Surat Roma 8:35, 37)
Pendidikan Kaum Perempuan Dalam Negara Saya
Saya lahir dari keluarga Muslim yang memiliki sebelas anak di sebuah negara Timur Tengah. Satu-satunya pendidikan ayah saya adalah bagaimana membaca dan menulis Al-Quran.
Ibu saya menikah di usia 13 tahun dengan ayah yang jauh lebih tua. Ibu tidak berpendidikan, karena Islam di negara kami percaya, anak perempuan tidak perlu mendapatkan pendidikan. Pendapat dan hak-hak wanita selalu diabaikan dan ditindas. Mereka tidak dapat menikmati kebebasan seperti wanita Kristen dan Yahudi.
Di antara anak-anak perempuan orang tua kami, saya satu-satunya yang berpendidikan.
Islam di Timur Tengah dan beberapa negara Islam lainnya, merasa bahwa wanita tidak perlu ke masjid karena tidak penting. Jika mereka ke masjid, harus dipisahkan dari pria. Menurut mereka, negara non-Islam yang tidak menerapkan demikian, bukanlah Islam sejati. Hal itu diubah untuk menarik orang non-Islam menjadi Islam.
Pindah Ke Negara Non-Islam
Tidak pernah terpikir bila suatu hari saya akan tinggal di negara non-Islam. Semua terjadi begitu saja. Kami sekeluarga pindah ke sebuah negara. Saya sungguh senang dengan negara yang menjadi tempat kediaman kami yang baru.
Keluarga kami tidak tahu apa-apa tentang Yudaisme dan keKristenan serta Alkitab. Agama Islam menyembunyikannya. Al-Quran mengajarkan, orang Yahudi dan Kristen adalah kafir. Bila saya menolak Islam, maka saya pun kafir.
Mengalami Depresi
Di awal kami tinggal di negara asing itu, saya mengalami depresi. Saat itu usia saya 17 tahun. Serasa tidak ada yang mengerti tentang saya. Walau saya mengasihi dan takut pada Sang Pencipta, namun ada kekosongan dan keraguan. Seperti ada tembok pemisah antara saya dan Sang Pencipta.
Suatu hari saya berjalan kaki sendirian. Di seberang jalan tampak rumah tetangga yang belum saya kenal. Pintunya terbuka dan anak-anak keluar masuk dengan gembira. Dengan perasaan malu-malu saya dekati pintu itu.
Seorang ibu tua yang baik menyapa dan menanyakan nama saya. “Nama saya Seham” jawab saya. Ibu tua itu tinggal sendirian. Dia begitu tenang, memiliki senyum yang ramah, dan patut dihormati. Dia penuh dengan sukacita yang tidak dimiliki ibu saya.
Menerima Alkitab dan Tulisan Tentang Isa Al-Masih
Lalu dia bertanya apakah saya suka ke gereja. “Tidak” jawab saya. “Apakah anda mengenal Isa Al-Masih sebagai Tuhan?” Lanjutnya. Saya tertarik mendengar pertanyaan itu dan meminta agar dia bersedia menceritakan tentang Isa Al-Masih. Secara singkat dia memberitahu saya tentang Isa dan kedatangan-Nya yang kedua untuk menghakimi dunia.
Dia juga memberi sebuah Alkitab dan lembaran kertas tentang kedatangan Isa Al-Masih kedua kalinya. Dia meminta saya untuk membagikan isi Alkitab ini kepada saudara lelaki saya.
Meminta Pertolongan dari Isa Al-Masih
Saya sangat penasaran dan ingin segera tahu tentang Isa Al-Masih. Sesampai di rumah, saya langsung masuk kamar dan menutup pintu.
Tanpa memberitahu siapa pun saya membolak-balik halaman Alkitab itu. Tadinya saya pikir membaca Alkitabnya nanti saja. Tapi saya sudah tidak sabar ingin membacanya dan segera mendapat tanggapan dari Isa Al-Masih karena saya membutuhkan pertolongan-Nya.
Saya juga memegang lembaran yang diberi ibu tua itu. Gambar tentang kedatangan Isa Al-Masih kedua kalinya. Saya tidak berniat untuk membacanya, hanya memegang sambil mengatakan “Isa Al-Masih, saya membutuhkan pertolongan-Mu”
Lalu saya berlutut dan menangis sambil memanggil Isa Al-Masih. Karena merasa lelah, saya pun tertidur. Ketika terbangun, ada perasaan ragu, mungkin Isa Al-Masih tidak mendengar doa saya. Saya membaringkan kepala di atas bantal dan menutup mata dan tertidur.
Dalam Mimpi, Seorang Lelaki Memakai Jubah Putih Panjang
Dalam tidur saya mengalami mimpi aneh. Seorang diri di luar, dan tiba-tiba langit menjadi gelap. Ketika menengadah ke atas, saya melihat langit terbuka. Seketika saya langung berlutut dan dengan termangu melihat lubang di langit. Ada cahaya terang sekali.
Seorang lelaki memakai jubah putih panjang, kurus, berambut sepundak, berjanggut pendek, dan bersih berdiri di tengah-tengah cahaya itu. Dia melihat dengan penuh kuasa. Mataku terpaku pada lelaki agung yang berdiri itu. Juga terlihat takhta yang indah dan sebuah kursi. Jelas lelaki agung itu memiliki kekuasaan.
Dalam Mimpi, Isa Al-Masih Berbicara Kepada Saya
Dia melihat ke bawah, kepadaku. Saya sedang syok tak bisa berkata-kata, dan berpikir Dia seperti Isa Al-Masih. Dia nampak serius dan berkata, “Apa yang kau kehendaki?”
Saya sangat terkejut, gemetar, tak mampu berkata-kata dan tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan-Nya. Saya merasa, siapakah saya sehingga orang agung ini turun bagi saya. Lalu Dia berkata, “Engkau akan menjalani kehidupan yang lain.” Lalu Dia membentangkan kedua tangan-Nya. Tetesan yang begitu indah, murni dan berkemilauan jatuh ke atas saya. Saya merasa sukacita sekali dan terhibur.
Berusaha Menghindari Orang Kristen
Saat pagi harinya terbangun, saya menyadari bahwa apa yang terlihat dalam mimpi itu sangat luar biasa, tidak terlupakan, dan percaya orang itu adalah Isa Al-Masih. Pada siapapun saya tidak menceritakan hal itu karena khawatir tidak ada yang percaya.
Saya tidak pernah lagi bertemu dengan ibu tua itu, dan selalu berusaha untuk menghindarinya. Saya berusaha melupakan semuanya dan menjalani hidup dengan normal, karena tidak ingin mimpi itu mempengaruhi kepercayaan saya. Sebagai Muslim Timur Tengah menerima Isa Al-Masih, itu mustahil. Karena tidak ada kisah seorang Muslimah di negara saya menjadi pengikut Isa Al-Masih. Saya merasa, jika dekat dengan orang Kristen, saya akan menjadi murtad. Jika murtad, akan mendapat hukuman seperti yang diajarkan Al-Quran.
Agama Islam Tidak Menghibur Hati
Suatu hari, saya pun membuang lembaran kertas tentang Isa Al-Masih itu, dan memberikan Alkitab yang sudah lama tersimpan di laci kepada orang lain. Demikian kepercayaan saya tidak terpengaruh.
Saya takut jika saya seorang Muslimah Timur Tengah menjadi pengikut Isa. Apa lagi disebut sebagai orang Kristen. Hal ini membuat saya gelisah. Tetapi saya juga tidak bisa menerapkan ajaran Islam karena selalu merasa ada hambatan dan tidak berguna. Setiap kali membaca Al-Quran, saya merasa murung, tidak nyaman, dan ada perasaan takut yang sulit untuk dijelaskan. Perasaan tak menentu terus mengelilingi. Seolah-olah ada rintangan, kekosongan yang tidak terisi.
Setelah Bertahun-tahun, Saya Mendengar Nama Saya di TV
Satu hari, saya teringat kembali mimpi itu. Saat itu saya sedang mengunjungi ipar perempuan saya. Kami menonton TV dan melihat seorang Kristen sedang berkhotbah. Kami berdua menertawai khotbahnya. Setiap kali dia mengulangi sebuah kata, kami tertawa mengejek. Tetapi sebenarnya jauh di lubuk hati, saya ingin mendengar tentang Isa Al-Masih dan Alkitab. Tiba-tiba pengkhotbah itu terdiam sejenak dan mengatakan, “Ada wanita yang sedang menonton acara TV ini, namanya Seham, berumur 33 tahun. Tuhan akan bekerja di dalam dirimu.”
Sangat sangat terkejut dan langsung diam. Kami pun berhenti tertawa dan saling melihat karena terkejut. Kata-kata itu tidak terlalu mempengaruhi ipar perempuan saya, tetapi mempengaruhi saya. Saya katakan, itu bukan saya. Saya seorang Muslim, mungkin ada orang lain yang nama dan umurnya sama. Saya pun berusaha untuk melupakannya.
Menanyakan Diri Mengenai Isa Al-Masih
Beberapa tahun kemudian, tiba-tiba sesuatu terjadi. Saya merasa tidak berdaya, tanpa harapan, dan merasa sedang menuju pada kehancuran. Tiba-tiba saya merasa begitu lemah dan sebuah suara muncul di benak saya, “Mengapa kamu tidak mencari Isa Al-Masih?” Lalu saya menjawab, “Bagaimana caranya?” Suara itu menjawab, “Pergilah ke gereja.”
Kisah Awal Dimana Muslimah Menjadi Pengikut Isa Al-Masih
Saya berusaha menenangkan diri dan mengikuti nasehat suara itu. Lalu saya pergi dengan mengendarai mobil dan bertekad untuk berhenti di sebuah gereja yang sering saya lewati sebelumnya.
Pintu gereja itu terbuka. Dengan perasaan cemas, saya masuk. Saya sendirian di ruangan yang begitu hening semuanya. Mata saya terfokus pada kayu salib yang besar di tembok. Saya merasa harus berlutut. Ketika lutut saya menyentuh lantai, air mata langsung menetes.
Saya berkata: “Isa Al-Masih, Engkau mati bagiku.” Saya menyerahkan hati saya kepada Isa Al-Masih. Saya menyesal karena begitu lama menunggu untuk mengenal Dia. Saya merasakan damai sejahtera yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Rintangan sudah patah, beban-beban serta kekuatiran hilang. Saya dimerdekakan. “Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:32)
Merasakan Kasih Yang Mulia
Saya merasakan kasih Isa Al-Masih bagi kita semua. Ini merupakan hidup baru, permulaan yang baru bagi saya bersama dengan Tuhan. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya {Inilah kata kiasan saja. Isa Al-Masih bukan anak Allah secara biologis} yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16)
Di kemudian hari, Tuhan membimbing saya untuk membuka Alkitab pada halaman-halaman yang berbicara tentang pembaptisan. Saya ingin taat pada Firman Tuhan dan ingin dibaptis, namun tidak mengerti apa arti baptisan.
Lalu saya dipimpin kepada seorang wanita yang belum saya kenal sebelumnya. Dia mengatur untuk bertemu dengan pendeta. Saya dibaptis, dan pendeta ini sangat menolong saya.
Tuhan adalah kekuatan saya. Saya sendirian dalam perjalanan ini, dan hanya Tuhan yang mengerti saya. Alkitab banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan saya.
[Staff Isa dan Islam – Kami mengundang Saudara untuk membaca kesaksian-kesaksian lain dari orang Islam yang mengalami keselamatan melalui Isa Al-Masih.]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Kisah Muslimah Timur Tengah Menjadi Pengikut Isa Al-Masih” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Seorang Muslim Menemukan Pengampunan
- Perbuatan Baik Seorang Muslim (Sebuah Kesaksian)
- Pelajari Al-Quran Dan Alkitab, Muhammad Bertemu Isa Al-Masih
- Kepastian Akan Keselamatan Bagi Para Muslim
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apa yang Saudara pelajari dari kisah Muslimah ini yang menjadi pengikut Isa Al-Masih?
- Menurut Saudara, apa yang mengubah (Seham) seorang Muslimah sampai meninggalkan agama Islam?
- Menurut Saudara, apa yang menjadi kesulitan seorang Muslim mempelajari kebenaran Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].