• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
tentara suriah

Bagaimana Cara mengatasi Rasa Malu Karena Perbuatan Dosa?

Isa Dan Islam > Artikel > Kesaksian > Ampunan Dosa > Bagaimana Cara mengatasi Rasa Malu Karena Perbuatan Dosa?
23 Mei 2016 | 198 Komentar

patung-tentara-suriah-sedang-memberikan-hormatKarena tinggal di Amerika, saya jarang bertemu orang Arab. Terlebih Muslim Arab yang menjadi pengikut Isa Al-Masih. Baru-baru ini, Pak Abbas, seorang Arab mantan Muslim, memberi ceramah di gereja kami tentang bagaimana cara kita, sebagai orang beragama, mengatasi rasa malu di dunia dan di hadapan Allah?

Waktu muda, ia adalah tentara Suriah. Dia senang membaca buku, di antaranya karangan Tolstoy dan Dostoyevsky. Dua penulis terkenal Rusia pada abad 19.

Dalam bukunya itu, mereka sering menyinggung Isa Al-Masih. Pak Abbas, yang dari kecil beragama Islam, ingin tahu lebih banyak mengenai Isa Al-Masih.

Pengaruh Pembacaan Kitab Allah

Ia belum pernah melihat Alkitab. Hingga satu hari dia meminjam Alkitab dari seorang perwira. Selama satu tahun ia membaca dengan saksama seluruh Perjanjian Lama (Taurat, Zabur, Nabi-nabi) sebanyak 13 kali dan Kitab Injil sebanyak 27 kali.

Akhirnya, ia menjadi pengikut Isa Al-Masih. Ia mengalami keselamatan dari dosa dan hidup baru.

Menurut informasi, umurnya sekarang 81 tahun. Beliau sudah membagikan Berita Injil kepada umat Islam Arab selama lebih dari 50 tahun!

Pernah Tukar Pikiran dengan Pimpinan Indonesia

Saya memberitahu kepadanya bahwa saya pernah tinggal di Indonesia. Pak Abbas berkata bahwa beberapa tahun silam ia sempat bertukar-pikiran dengan mantan presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Waktu itu, mereka membahas situasi di Suriah, negara Pak Abbas.

Sesudah ceramah, ada waktu tanya-jawab. Saya bertanya, “Hal apakah dalam kehidupan Isa Al-Masih yang paling berkesan pada hati seorang Arab yang beragama Islam?”

isa-sedang-menulis-dengan-jari-di-atas-pasir, simbol cara mengatasi rasa malu karena dosaArti Membungkuk, Menulis di Tanah (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:3-11)

Beliau langsung menjelaskan kisah wanita yang kedapatan berzinah. Orang beragama siap merajamnya. Menurut agama “Perempuan . . . dan laki-laki yang berzina, hendaklah kalian dera masing-masing seratus kali . . .  ” (Qs.24:2).

Tapi Isa membungkuk di sebelah wanita itu, memandang ke bawah, dan menulis di tanah. Di Timur Tengah, ketika seseorang berbuat salah besar, seperti berzinah, mereka tidak berani bertatap muka dengan sesama. Mereka tidak tahu bagaimana mengatasi rasa malu dan kehilangan muka. Sehingga hanya menunduk.

Isa Al-Masih yang suci memandang ke bawah, ke tanah, dengannya. Ia tidak menghina atau menegur wanita itu. Ia mengidentifikasikan diri-Nya dengan rasa malunya.

Ini menyebabkan orang yang mau merajamnya malu, sehingga membatalkan niatnya untuk merajam wanita itu. Lalu Isa berkata, “Tidak ada orang yang menghukum engkau. Pergilah, dan mulai saat ini janganlah berbuat dosa lagi.”

Menurut Anda, manakah sikap di atas yang menunjukkan kasih. Merajam/mencambuk atau mengampuni?

Isa Al-Masih Tidak Mau Menghukum Kita

Orang beragama dan rasa malu merupakan topik menarik! Anda merasa malu? Tidak berani bertatap muka dengan orang lain?

Ingat, Isa Al-Masih ingin mengampuni Anda. Ia ingin melepaskan Anda dari rasa malu yang mengikat Anda.


Lihat artikel ini dalam bentuk video

 
 

Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Biasanya bagaimana kita berusaha menghilangkan atau cara mengatasi rasa malu kita?
  2. Nasihat apa yang biasanya diberikan kepada orang beragama yang merasa malu karena kesalahannya?
  3. Pernahkah Anda mengidentifikasikan diri dengan orang yang merasa malu dan coba menolongnya mengatasi rasa malunya?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel “Bagaimana Cara mengatasi Rasa Malu Karena Perbuatan Dosa?” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Bagaimana Saya Mengatasi Rasa Malu kepada Allah?
  2. Jika Anda Tersesat, Minta Pertolongan Allah
  3. Petunjuk Allah Dalam Al-Quran, Taurat, Dan Injil
  4. Apakah Allah Akan Menerima Wanita Berdosa?

Video:

  1. Isa, Orang Beragama, Dan Rasa Malu

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718
Kategori: Ampunan Dosa, KesaksianTag: mengatasi rasa malu, sikap orang beragama, video

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

198 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
jurgen
23 Mei 2016 11:09 am

~
To: Staff IDI,

Tolong buat tangkisan terhadap Dr. Zakir Naik. Karena dia seperti tak terkalahkan dalam debat.

Balas
staff
23 Mei 2016 4:10 pm
Balasan ke  jurgen

~
Saudara Jurgen,

Kami senang saudara menggunakan kata ‘seperti’. Memang tampaknya Zakir Naik tidak terkalahkan. Tetapi dalam perdebatan tersebut, Zakir Naik tidak pernah memberikan ruang bagi penanya untuk menyanggah apa yang disampaikan Zakir Naik sehingga seolah-olah tidak terkalahkan. Kami pernah mengajak pengunjung situs ini untuk mengundang Zakir Naik berdiskusi di forum ini dalam versi bahasa Inggris. Kami amat senang bila dapat berdiskusi dengannya.

Tetapi kami mengajak saudara untuk kembali kepada topik di atas. Rasa malu adalah kata yang ditakuti umat beragama. Umat beragama ingin menjaga citranya sehingga tampak tidak berbuat salah apapun. Tetapi ini tidak mungkin. Setiap orang yang bersalah, pasti akan merasa malu. Tetapi Isa Al-Masih menerima keberadaan kita apa adanya sebagaimana wanita yang kedapatan berbuat zinah tersebut. Karena itu, yang terpenting adalah maukah kita menyadari keberdosaan kita dan mengakui bahwa kita memerlukan Isa Al-Masih?
~
Solihin

Balas
BOAS
23 Mei 2016 12:34 pm

~
Nabi Musa berkata dalam kitab Taurat,Ulangan18:15, “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.” Isa Al-Masih berkata dalam kitab Injil, Yohanes 8:7, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”

Salah satu dari perkataan yang dikemudian hari harus didengarkan sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh nabi Musa adalah seperti yang dikatakan oleh Al-Masih yang dikabarkan oleh rasul Yohanes di atas. Dari fakta di atas terbukti bahwa Al-Masih benar-benar rahmat bagi alam semesta dan membuktikan Allah maha pengasih dan penyayang. Yoh 8:7 bertentangan dengan Quran surah An Nuur: 2.

Balas
staff
24 Mei 2016 4:05 am
Balasan ke  BOAS

~
Saudara Boas,

Isa Al-Masih membawa perubahan dalam hidup seseorang. Seorang pezinah yang merasa takut dan malu karena perbuatannya yang kotor memperoleh pengampunan dari Isa Al-Masih. Bahkan Isa Al-Masih mengajaknya untuk tidak berbuat dosa lagi. Sungguh menakjubkan Pribadi Isa Al-Masih. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
Buka Mata Buka Hati
23 Mei 2016 3:25 pm

*
2. Nasihat! Kenapa malu? Menjadi Kristen dan percaya Yesus/Isa adalah Tuhan itu bagus diperangi dan dikafirkan karena tidak memilih Islam itu tidak buruk kami akan selalu mengimani Yesus sebagai Juruselamat! Jika kami (Kristen) dengan benar mengikuti ajaran Yesus/Isa untuk saling mengasihi sesama manusia dan mengampuni musuh, seberapa burukkah kami (orang yang dicap sebagai kafir)?

Balas
staff
24 Mei 2016 4:10 am
Balasan ke  Buka Mata Buka Hati

~
Saudara Buka Mata,

Kecenderungan dari orang yang beragama adalah menghakimi sesama. Hal ini terjadi karena merasa menganggap diri yang paling baik. Sikap ini yang berbeda dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih tidak menghakimi sebelum waktunya. Bahkan Isa Al-Masih telah menegaskan bahwa setiap orang mengikuti-Nya akan menderita aniaya, dipermalukan, dan sebagainya. Tetapi Isa Al-Masih telah mengalami semua itu lebih dulu. Kami berharap ini menjadi perenungan bersama. Terimakasih saudara Buka Mata.
~
Solihin

Balas
Pilatus
23 Mei 2016 3:58 pm

~
Segala aktivitas keseharian kita selalu dalam pantauan alloh swt dan malaikatnya. Jadi, malu berbuat yang dilarang alloh swt, tetapi ketika seorang Muslim berbuat salah sebagai bentuk rasa malunya maka ia memperbaiki kesalahan, bertobat dan memohon ampunan kepada alloh swt. Dan berusaha tidak terjerumus dalam kesalahan kesalahan atau berbuat yang tidak diridhoi alloh swt.

Balas
staff
24 Mei 2016 4:20 am
Balasan ke  Pilatus

~
Saudara Pilatus,

Allah senantiasa memandang manusia. Ia memerhatikan bila manusia berbuat dosa, bertindak yang benar, menolong sesama, dan sebagainya. Tetapi kami merasa ragu bila ada manusia yang memiliki kesadaran bahwa Allah mengawasinya ketika hendak melakukan dosa. Seperti seorang wanita yang kedapatan berbuat zinah. Ia tidak merasa malu ketika melakukan dosa itu. Tetapi ketika ketahuan, maka ia merasa malu dan wajahnya tertunduk tidak berdaya.

Dalam saat-saat seperti itu, Isa Al-Masih tidak menjatuhkan hukuman. Sebaliknya, Ia hanya menulis dan menulis hingga semua orang yang ingin melemparinya dengan batu pergi satu per satu. Bukankah menarik cara Isa Al-Masih menangani rasa malu wanita ini? Namun, Isa Al-Masih tidak berhenti di situ saja, Ia mengatakan agar wanita jangan berbuat dosa lagi. Menakjubkan, bukan?
~
Solihin

Balas
Buka Mata Buka Hati
23 Mei 2016 4:29 pm

*
“Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita. Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes” (2 Timotuis 1:11-15).

Kiranya komentar-komentar kami dapat mengedintifikasi dan menolong orang beragama dalam mengatasi rasa malu dalam mengimani Yesus.

Balas
staff
24 Mei 2016 4:29 am
Balasan ke  Buka Mata Buka Hati

*
Saudara Buka Mata,

Manusia memiliki rasa malu karena ia berdosa. Seseorang yang berdosa menganggap dirinya najis dan tidak layak di hadapan Allah. Dengan demikian, ia merasa diri cemar. Apa yang dilakukan orang berdosa mengatasi rasa malu? Menutup diri, marah terhadap keadaan. Tetapi Isa Al-Masih menawarkan untuk datang kepada-Nya.

Isa Al-Masih berfirman, “Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28). Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
Fanya
23 Mei 2016 4:44 pm

~
Tumben topik kali ini tidak terlalu frontal menghujat Islam. Biasanya staf IDI membuat topik konyol menghujat Islam dan menguntungkan pengikut Paulus dan kita diharuskan mengambil referensi dari topik tersebut untuk diskusi di forum ini.

Kalau bicara rasa malu, sekarang coba tengok di jalan-jalan atau di mall hampir semua cewek yang pakai kalung salib celananya di atas lutut semua, dan rata-rata semua negara yang mayoritas penduduknya Kristen melegalkan pornografi, perzinahan, kawin sesama jenis bahkan seks bebas! Jadi, sesuai fakta dan kenyataan yang ada bahwa ajaran Kristen tidak berguna dan tidak berhasil untuk diikuti mayoritas umatnya atau dengan kata lain gagal. Percuma kalian koar-koar karena bagi kami kalian hanya omong kosong!

Balas
staff
24 Mei 2016 4:39 am
Balasan ke  Fanya

~
Saudara Fanya,

Kami berterimakasih untuk apresiasi saudara untuk artikel ini. Kami merasa perlu menuliskan ini karena rasa malu telah mengakar kuat dalam diri manusia. Memang banyak wanita yang bercelana pendek di jalan-jalan. Tetapi kami mengajak saudara untuk berpikir obyektif dan tidak terbawa rasa sentimen terhadap orang yang beragama lain. Mengapa? Ini akan membuat saudara lebih bijak dalam berkomentar.

Setiap orang yang berdosa memiliki rasa malu yang besar. Disadari atau tidak, rasa malu itu membuat seseorang terkungkung dan tidak dapat melepaskan diri dengan bebas. Hal ini sama seperti yang dialami wanita yang kedapatan berzinah. Namun, yang menarik adalah Isa Al-Masih tidak terburu-buru membuat keputusan, sekalipun situasi pada saat itu mendesak-Nya. Ia hanya menulis dan menulis serta memberikan pendampingan kepada wanita itu secara tidak langsung.

Kami berpendapat bahwa orang beragama cenderung sangat cepat untuk menghakimi. Sehingga melupakan rasa kemanusiaan. Tetapi Isa Al-Masih melampaui itu semua. Dia tidak menghukum. Sebaliknya, Ia meminta agar wanita itu tidak berbuat dosa lagi. Menakjubkan, bukan?
~
Solihin

Balas
Buka Mata Buka Hati
23 Mei 2016 4:46 pm

**
1. Dalam kisah pribadi-Nya, Yesus sangat mengenali diri-Nya sebagai Anak Allah, sebagai Allah sendiri yang empunya kemuliaan yang luar biasa dan Dia tidak terpengaruh oleh evaluasi dari orang lain. Dia sama sekali tidak merasa direndahkan oleh orang lain. Nah, inilah yang harus kita teladani bahwa kita sebagai manusia itu seharusnya menjadi manusia yang berharga di mata Allah. Kita sesungguhnya manusia yang berharga dan apapun yang dikatakan orang lain itu tidak harus menjadikan kita malu dan merasa rendah.

Mazmur 22:5,6, “Kepada-Mu nenek moyang kami percaya, mereka percaya dan Engkau meluputkan mereka. kepada-Mu mereka berseru-seru dan mereka terluput, kepada-Mu mereka percaya dan mereka tidak mendapat malu.” Ini penghiburan bagi mereka yang percaya kepada Tuhan.

Balas
staff
24 Mei 2016 4:49 am
Balasan ke  Buka Mata Buka Hati

**
Saudara Buka Mata,

Kami setuju dengan saudara bahwa Isa Al-Masih adalah teladan sejati yang patut ditiru dan dicontoh. Karena itu, seseorang yang telah percaya pada Isa Al-Masih akan memiliki perubahan dalam pikiran, perbuatan, dan perkataan. Dalam hal ini, Isa Al-Masih akan memampukan seseorang untuk mengatasi rasa malu karena Ia berharga di mata Isa Al-Masih. Kami kira memahami identitas diri di hadapan Isa Al-Masih penting. Terimakasih saudara Buka Mata.
~
Solihin

Balas
BOAS
23 Mei 2016 4:59 pm

~
Untuk menghilangkan rasa malu cukup dengan pembelaan wahyu yang turun 1000 kali lebih cepat dari kilat. Tidak ada yang perlu dimalukan dengan Mariah karena wahyupun turun dalam surah At Tahrim. Tidak ada yang perlu dimalukan dengan Zainab karena wahyu juga turun dalam surah Al Ahzab. Jika dibandingkan kecepatan proses keputusan dalam mengambil solusi, maka Muhammad lebih unggul dari Isa Al-Masih sebab Isa masih menggores-gores tanah, tetapi Muhammad santai saja karena wahyu pasti turun.

Balas
staff
24 Mei 2016 4:57 am
Balasan ke  BOAS

~
Saudara Boas,

Ada berbagai macam sikap dari pelaku dosa, yaitu merasa malu, cuek, membenarkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, tidak tahu malu, dan sebagainya. Dalam kasus di atas dimanakah posisinya? Tetapi kami tertarik dengan sikap Isa Al-Masih mengatasi rasa malu yang dialami seorang wanita yang kedapatan berzinah. Sebagai seorang wanita, pasti ia merasa diri cemar dan najis. Tetapi Isa Al-Masih tidak menghakimi dan menghukum. Sebaliknya, Ia hanya menulis dan setelah itu meminta wanita itu tidak berbuat dosa lagi. Sungguh mencengangkan perbuatan Isa Al-Masih ini. Terimakasih saudara Boas untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
Pilatus
23 Mei 2016 6:05 pm

~
Yang tidak ada malunya group Kristen. Selalu mengklaim diri pengikut Yesus tetapi tidak melakukan apa yang Yesus lakukan dan malahan melakukan sebaliknya. Begitu juga perintahnya. Disuruh ke timur malah ke barat. Kira-kira seperti itulah group Kristen ini. Maaf, bukan tidak ada malunya tapi tidak tahu malu maksudnya.

Balas
staff
24 Mei 2016 5:15 am
Balasan ke  Pilatus

~
Saudara Pilatus,

Mudah sekali bagi siapapun untuk menghina ataupun mengeluarkan pernyataan yang tidak benar dan tidak tepat. Tetapi kami mengajak saudara untuk bersikap bijaksana dalam menanggapi artikel di atas. Kami kira rasa malu dimiliki semua orang, terutama orang yang berdosa. Kami yakin saudara pun adalah orang berdosa. Barangkali ada dosa terselubung yang tidak saudara sadari dan tidak diakui, tetapi hal itu menghantui saudara. Ini menimbulkan rasa malu pada diri saudara sendiri.

Perhatikanlah bagaimana wanita yang ditolong Isa Al-Masih. Rasa malu tak tertahankan ada pada wajah wanita itu sehingga ia tidak sanggup menatap orang-orang di sekelilingnya, termasuk pada Isa Al-Masih. Apakah Isa Al-Masih menghakimi, menghukum? Tidak! Sebaliknya, Isa Al-Masih mengajak wanita itu tidak berbuat dosa lagi. Bagaimana bila saudara ada dalam posisi wanita itu? Betapa senang hati saudara, bukan? Saudara yang begitu najis dan cemar, tetapi tidak dihukum, malah mendapatkan kemurahan dari Isa Al-Masih. Oh…sangat indah dan menakjubkan sekali perbuatan Isa Al-Masih.
~
Solihin

Balas
BOAS
24 Mei 2016 12:37 am

~
Saudara Pilatus,

Isa Al-Masih lahir ditengah tengah keturunan Yakub/Israel, sehingga secara khusus memang dia diutus di sana sesuai dengan janji Allah kepada Abraham melalui putranya Ishak. Tetapi misi kedatangan-Nya adalah misi yang universal, sebab untuk menggenapi nubuatan para nabi-nabi dari bani Israel/Yakub, maka Isa pun pasti juga hadirnya di sana, sebab seandainya Isa lahir di Arab atau Mesir maka tempat lahirnya salah alamat karena kitab Taurat, Mazmur dan kitab para nabi hanya ada di tengah-tengah keturunan Yakub. Saya harap dalam hal ini anda sadar dan malu menuduh sembarangan.

Balas
staff
24 Mei 2016 6:35 am
Balasan ke  BOAS

~
Saudara Boas,

Kalau boleh tahu, apa hubungan pernyataan saudara dengan topik di atas? Kita sedang mendiskusikan tentang orang beragama dan rasa malu. Seorang yang berdosa pasti memiliki rasa malu. Isa Al-Masih datang ke dunia agar manusia yang berdosa dibebaskan dari belenggu dosa sehingga tidak merasa malu dan najis lagi. Terimakasih saudara Boas untuk tanggapan saudara. Kami berharap kita tetap fokus dengan topik di atas.
~
Solihin

Balas
Buka Mata Buka Hati
24 Mei 2016 4:41 am

*
2. Jika anda sungguh-sungguh mencintai Tuhan Yesus, maka dalam kondisi atau keadaan apapun juga, anda tidak akan merasa malu untuk mengakui-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Saudaraku Sejarah,
Begini saudaraku, pengertian Alkitab tentang malu pada dasarnya ialah suasana hati yang merasa cemar karena dosa, dan penyimpangan dari hukum Taurat Allah, yang mengakibatkan celaan dan penolakan baik oleh Allah maupun manusia.

Saudaraku Staff,
Terima kasih untuk topiknya. Jelas sekali bahwa dunia sekuler menyadari betapa pentingnya topik ini. Mereka menyadari bahwa rasa bersalah dan rasa malu dapat merintangi kemakmuran, kesuksesan dan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Akan tetapi jawaban yang sejati terletak dalam Injil kasih karunia Allah di dalam Yesus Tuhan kita. Ada juga sebuah perumpamaan yang bagus dari Yesus dan sungguh sangat baik sekali jika saudara staff Solihin bisa menjabarkannya (Luk. 18:9-14)..

Balas
staff
24 Mei 2016 1:35 pm
Balasan ke  Buka Mata Buka Hati

~
Saudara Buka Mata,

Kami sangat berterimakasih untuk tanggapan saudara yang baik. Kami senang dengan cara saudara memberikan tanggapan kepada saudara Sejarah yang penuh kesabaran. Memang rasa malu dan rasa bersalah dapat menghambat kita. Tetapi Isa Al-Masih adalah jawaban atas semuanya. Kami sangat senang bila bisa menjabarkan kisah dua orang laki-laki tersebut dalam kesempatan berikutnya.
~
Solihin

Balas
staff
24 Mei 2016 1:39 pm

~
Saudara Sejarah, Pilatus, Boas dan lain-lain,

Kami berterimakasih untuk komentar saudara-saudara. Kami memerhatikan bahwa konteks diskusi telah menyimpang ke berbagai macam topik. Karena itu, kami terpaksa menghapus setiap komentar yang tidak sesuai, melebihi satu kolom, menggunakan bahasa yang tidak santun, dan sebagainya. Kami berpendapat alangkah lebih baik bila kita menghargai sesama, sekalipun ada perbedaan cara pandang dan cara memahami.

Kami mengajak saudara-saudara untuk kembali ke topik di atas. Kami senang bila bisa membantu saudara dengan tiga pertanyaan di bawah ini agar kita dapat mendalaminya.
1. Biasanya bagaimana kita berusaha menghilangkan rasa malu kita?
2. Nasihat apa yang biasanya diberikan kepada orang beragama yang merasa malu karena kesalahannya?
3. Pernahkah Anda mengidentifikasikan diri dengan orang yang merasa malu dan coba menolongnya mengatasi rasa malunya?

Terimakasih saudara-saudara untuk pengertiannya.
~
Solihin

Balas
Azriady
24 Mei 2016 1:54 pm

~
Kisah Isa Al-Masih yang menulis di tanah sepertinya itu adalah salah satu mukjizat yang tercatat dalam Injil. Saya yakin itu bukan karena Isa merasa malu, apa orang-orang timur kalau merasa malu akan jongkok dan menulis di tanah? Sesuatu yang dituliskan Isa tersebutlah yang membuat orang yang melihat atau membacanya menjadi sadar lalu mengurungkan niatnya menghakimi pezina tersebut.

Apakah umat Kristen kalau melihat seorang pendosa dihakimi massa akan berbuat serupa dengan yang Isa ajarkan? Yaitu menghentikan massa dengan menulis di tanah? Tidak jelas apa yang Isa tulis di tanah, tulisan tersebut mungkin bisa menunjukkan dosa setiap orang yang melihatnya atau tulisan tersebut menjelaskan bahwa wanita pezina tersebut tidak bersalah.

Balas
staff
25 Mei 2016 2:01 am
Balasan ke  Azriady

~
Saudara Azriady,

Kami sangat setuju dengan saudara mengenai itu. Memang bukan karena Isa Al-Masih merasa malu lalu menulis. Tidak, saudara. Apa yang saudara sampaikan benar sekali. Isa Al-Masih mengidentifikasi atau menempatkan diri seperti perasaan wanita itu. Artinya Isa Al-Masih memberikan pendampingan. Ia tidak meninggalkan wanita itu sendirian dalam menghadapi kasus yang akan merenggut nyawanya. Bukankah ini berarti Isa Al-Masih menyelamatkan nyawa wanita itu?

Bila saudara menyebut peristiwa itu sebagai salah satu mujizat Isa Al-Masih adalah hak saudara. Kami lebih senang menyatakan bahwa peristiwa itu menunjukkan kebijaksanaan Isa Al-Masih. Ia tidak terburu-buru menghakimi layaknya pemuka agama yang senang menghakimi karena menganggap diri benar. Demikian tanggapan kami saudara.
~
Solihin

Balas
Aan
24 Mei 2016 2:15 pm

~
Selamat malam semua,

Saya sungguh takjub atas kasih Yesus akan wanita tersebut, yang sesungguhnya menunjukan kerendahan hatinya. Yesus adalah Allah yang maha kasih.

Balas
staff
25 Mei 2016 2:05 am
Balasan ke  Aan

~
Saudara Aan,

Dalam situasi seperti itu, kecenderungan orang beragama adalah menghakimi dan menjatuhkan hukuman bagi pelaku perzinahan. Tetapi sekalipun Isa Al-Masih lebih dari seorang pemuka agama tidak terburu-buru menghakimi. Ini adalah respon yang tidak lazim terjadi pada masa itu. Tetapi Ia menyelamatkan nyawa wanita itu dari hukuman rajam. Sungguh luar biasa, bukan?
~
Solihin

Balas
Buka Mata Buka Hati
24 Mei 2016 3:57 pm

~
Perasaan malu adalah kenormalan dalam pribadi setiap manusia tapi bagaimana dengan orang berdosa yang tidak memiliki rasa malu? Menurut kami, hanya Isa Al-Masih yang dapat menolong orang berdosa menghadapi rasa malunya.

Adapun orang yang komentarnya dihapus karena keluar topik bukan malu tapi marah! Sudah dikacangin masih saja tidak tahu malu!

Balas
staff
25 Mei 2016 2:12 am
Balasan ke  Buka Mata Buka Hati

~
Saudara Buka Mata,

Rasa malu merupakan akibat dosa. Dosa membuat seseorang tidak sanggup menengadahkan wajahnya ke atas karena merasa diri cemar dan najis. Sudah seharusnya kita yang berdosa menyadari keberdosaan kita. Kami berharap pengunjung situs ini menyadari hal ini. Terimakasih saudara Buka Mata.
~
Solihin

Balas
Fanya
24 Mei 2016 4:02 pm

*****
1. Cara menghilangkan rasa malu:
A. Pasang kaca mata kuda
B. Bermuka tembok
C. Pura-pura gila

2. Nasehat yang diberikan agama adalah sabar

3. Untuk mengatasi rasa malunya kita berikan dia video Mario Teguh Golden Ways, salam super!

Balas
staff
25 Mei 2016 2:20 am
Balasan ke  Fanya

*****
Saudara Fanya,

Usaha yang bagus sekali untuk memberikan penghiburan bagi orang yang merasa malu. Tetapi usaha demikian sia-sia pada akhirnya. Sebab itu hanya bersifat sementara. Video motivasi tidak akan memberikan kelepasan secara tetap dan permanen. Karena itu, Isa Al-Masih adalah jawaban atas rasa malu yang menimpa saudara karena saudara manusia berdosa.

Perhatikanlah bagaimana perasaan wanita yang tertangkap sedang berbuat zinah. Bukankah wanita itu merasakan malu yang tidak terkira sehingga ia tidak sanggup menengadahkan wajahnya melihat orang-orang sekelilingnya yang siap memberikan vonis mati untuknya? Tetapi di saat-saat itu Isa Al-Masih hadir dengan kelembutan dan kehangatan-Nya. Ia tidak menghakimi, tetapi juga tidak membenarkan perbuatannya. Ia hanya berdiam diri. Dan di dalam ketenangan-Nya, Ia meminta wanita itu untuk tidak berbuat dosa lagi. Sungguh menakjubkan, bukan?
~
Solihin

Balas
Wedus
24 Mei 2016 4:50 pm

~
Topik ini lumayan bagus, tapi kok aku malah penasaran. Jika umat Muslim melakukan suatu dosa kemungkinan besar dia malu pada pada dirinya dan malu di hadapan Allah. Tapi umat Kristen kenapa harus malu kalau melakukan dosa? Bukankah dosa umat Kristen sudah dihapus dan ditanggung oleh Yesus. Lagi-lagi ajaran dari Yesus belum memenuhi sebuah keadilan dalam menghakimi wanita pezinah. Tidak ada hukuman dan dibiarkan pergi. Andai saja yang melakukan zinah adalah istri dari Yesus. Bagamana perasaan Yesus sendiri? Saudara pasti bisa tebak.

Balas
staff
25 Mei 2016 2:28 am
Balasan ke  Wedus

~
Saudara Wedus,

Inilah bedanya orang beragama yang fanatik dengan Isa Al-Masih yang adalah Allah. Orang beragama cenderung menghakimi dan mengatakan tidak adil. Padahal belum tentu orang beragama itu lebih baik dan lebih benar dari wanita tersebut. Perbedaannya adalah wanita itu tertangkap sedang berbuat dosa. Sedangkan saudara adalah manusia berdosa yang tidak diketahui dosa-dosanya, kecuali oleh saudara dan Tuhan.

Kami sangat bersyukur dalam peristiwa itu Isa Al-Masih bertindak bijaksana. Bukan menghakimi, bukan memberikan vonis karena vonis harus dilakukan di pengadilan Romawi, atau menghukumnya pada saat itu juga, tetapi Isa Al-Masih memahami perasaan wanita tersebut. Patut dipertanyakan adalah kemanakah pria yang berbuat zinah dengan wanita itu? Mengapa hanya wanita itu yang diperhadapkan kepada Isa Al-Masih? Kiranya saudara semakin memahami hal ini.
~
Solihin

Balas
Rein Hard
24 Mei 2016 6:43 pm

~
Shalom,

Lama tidak berkunjung ke situs ini. Saya tertarik menjawab pertanyaan nomor 1.
1. (Lingkungan Pekerjaan) Ketika saya merasa malu, karena saya melakukan kesalahan pasti saya langsung terdiam menunduk dan tidak berani melihat kemanapun, tapi anehnya beberapa teman yang menyaksikan malah menghakimi dengan menyinggung agama. Ini hal biasa (kebiasaan) tapi mereka tidak sadar. Bisakah manusia menghakimi manusia? Bukankah kita semua di dunia ini berdosa? Semoga staff paham. Terimakasih.

Tolong untuk Muslim berdiskusi yang baik. Jangan hanya menghujat bahkan mencantumkan ayat-ayat pada Taurat maupun Injil.

Balas
staff
25 Mei 2016 2:39 am
Balasan ke  Rein Hard

~
Saudara Rein Hard,

Senang melihat saudara kembali mengunjungi situs ini. Kami memahami situasi seperti yang saudara alami. Memang manusia berdosa tidak dapat menghakimi dengan adil sehingga tidak tepat untuk menghakimi karena sama-sama manusia berdosa. Tetapi Isa Al-Masih telah memberikan teladan yang baik bagaimana harus bersikap dan bertindak. Terimakasih saudara Rein Hard untuk komentar saudara.
~
Solihin

Balas
rizal
24 Mei 2016 10:35 pm

~
To: Staff IDI,

Orang berzinah dalam Islam hukumannya rajam. Orang Kristen menunduk malu, hukuman mana yang mau dijalankan? Hukum yang ada di Islam atau hukum yang dipakai nabi Isa? Kalau kita lihat realitanya saja sekarang, banyak di tv memberitakan tentang pemerkosaan dan perzinahan. Kalau hukum yang diterapkan hukum nabi Isa yang hanya cukup menunduk malu lalu pezinah dan pemerkosa itu dibiarkan kelihatannya itu tidak akan berhasil. Kita harus menghukum para pelaku tersebut agar menimbulkan efek jera.

Saya tidak menyalahkan apa yang dilakukan nabi Isa. Hukum yang dibawa nabi Isa akan berhasil pada zaman nabi Isa saja, bukan untuk selamanya sebab nabi Isa hanya diutus untuk orang Israel hanya pada waktu itu saja. Bukan untuk selamanya. Jadi, wajar hukum nabi Isa kurang cocok dipakai di zaman sekarang.

Balas
staff
25 Mei 2016 3:00 am
Balasan ke  rizal

~
Saudara Rizal,

Kami memahami pendapat saudara tersebut. Sebab saudara tidak memahami konteks sosial dan politik pada masa itu. Hukum yang berlaku pada masa itu bukan hukum agama saja, tetapi hukum sipil di bawah pemerintahan Romawi. Sekalipun Isa Al-Masih adalah tokoh pada masa itu, tetapi yang berhak untuk menghakimi adalah pemerintah Romawi. Mereka harus tunduk pada pemerintah yang merupakan penguasa pada masa itu.

Karena itu, kami dapat memahami pandangan saudara tersebut. Menurut kami, Isa Al-Masih telah bertindak tepat. Sebab sesungguhnya peristiwa itu digunakan para ahli Taurat untuk menjebak dan mencari kesalahan Isa Al-Masih. Betapa bijaksana Isa Al-Masih dalam hal ini. Pertanyaannya adalah bagaimana bila hal itu terjadi pada adik atau kakak saudara? Sementara si pria tidak dihadapkan bersama dengan adik atau kakak saudara. Bagaimana perasaan saudara? Apakah saudara merasa adil bila adik atau kakak saudara dirajam tanpa si pria ikut dirajam juga? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Rein Hard
24 Mei 2016 11:32 pm

~
Hai Saudara Pilatus,

Anda sudah out of topic. Anda benar kita harus bertobat ketika kita telah malu karena melakukan dosa, sebab Allah Maha pengampun sama halnya dengan kuasa Isa Al-Masih yang mengampuni dosa. Menabjukan, bukan? Isa Al-Masih memiliki otoritas yang dimiliki Allah.

Balas
staff
25 Mei 2016 3:05 am
Balasan ke  Rein Hard

~
Saudara Rein Hard,

Sikap dan tindakan untuk bertobat kepada Isa Al-Masih adalah upaya yang tepat untuk mengatasi rasa malu. Memang benar kita adalah manusia berdosa. Karena itu, Isa Al-Masih senantiasa memberikan pendampingan di saat kita menyadari keberdosaan kita tanpa membenarkan perbuatan dosa kita. Ini yang dilakukan Isa Al-Masih pada wanita itu. Ia tidak menyatakan bahwa perbuatan wanita itu benar, tetapi Ia juga tidak cepat-cepat menghakimi wanita itu. Terimakasih saudara Rein Hard.
~
Solihin

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Cara Agar Dapat Kembali Fitrah dan Berkenan Kepada Allah
  • Mencari Rahmat Allah: Mempelajari Puasa Islam Dan Kristen
  • Inilah Cara Manjur Mukmin Mengatasi Kecemasan Berlebihan!
  • Kisah Mukmin Mendapat Pesan Allah Kepada Manusia Secara Langsung
  • Mengapa Siti Maryam Menjadi Wanita Utama Dalam Al-Quran? 

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Allah Peduli! Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga Mukmin
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Inilah Hidayah Terutama: Kita Pendosa Yang Dicintai Allah

Artikel Yang Terhubung

  • Perbuatan Baik Seorang Muslim (Sebuah Kesaksian)
  • Mengenal Allah Al-Raqib Untuk Menghilangkan Rasa Kesepian
  • Bagaimana Jalan Keluar dan Cara Mengatasi Dosa LGBT?
  • Wanita Muslim Menerima Isa Al-Masih Karena Takut Mati
  • Cara Muslim Mengalami Pengampunan Allah dan Keselamatan

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz