Husain merasa hidup makin hari makin susah. Ada banyak kebutuhan ekonomi yang mendesak.
Husain bekerja di kantor pemerintah. Ia bertanggung-jawab mengurus berbagai perizinan usaha. Ia menyadari sangat gampang menerima uang suap untuk mempercepat izin usaha. Makin lama, ia terlibat makin dalam. Ia tahu perbuatan ini salah, namun tidak tahu bagaimana lepas dari jerat ini.
Damai dalam hati Husain hilang. Ia hidup penuh rasa bersalah. Ia menikmati kesenangan semu dari harta, namun hidup gelisah. Husain ingin mengurangi rasa bersalah. Ia ingin hidup damai.
Usaha Mencari Damai Melalui Amal dan Sedekah
Husain banyak memberi amal dan sedekah untuk mengurangi rasa bersalahnya. “Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panas kubur bagi pelakunya. Sungguh pada hari kiamat, seorang Mukmin akan berlindung di bawah naungan sedekahnya” (Silsilah As-Shahihah, 3484).
Karena itu, Husain sering memberi. Ia menafkahi keluarga, termasuk orang tuanya. Ia banyak membantu anak yatim dan fakir miskin. Husain terkenal sering memberi sumbangan di kelurahan. Ia bahkan banyak menyumbang untuk pembangunan rumah ibadah.
Masalahnya, semua ini tidak bisa menenangkan hatinya. Selalu masih ada rasa bersalah. Husain merasa dosanya tetap lebih besar daripada amalnya.
Ketakutan Husain memuncak saat ia mengetahui salah satu isi Hadits. “Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga. Engkau juga tidak wahai Rasulullah? Tanya sahabat. Beliau menjawab, Aku pun tidak” (Al-Bukhari 5673).
Mari kita lihat bagaimana Husain bisa terlepas dari dilemanya! Kita akan melihat pencarian Husain untuk mendapat ketenangan hati.
Benarkah Hadiah Natal untuk Menghapus Dosa?
Mendekati Natal, Husain melihat banyak orang Nasrani saling memberi hadiah. Ia berpikir mungkinkah hal ini untuk membantu menghapus dosa? Karena Husain melihat banyak orang Nasrani yang penuh damai.
Husain bertanya kepada temannya yang adalah pengikut Isa. Ia penasaran mengapa mereka melakukan pemberian hadiah saat Natal?
Teman Husain menyatakan Natal adalah hadiah pemberian terbaik untuk umat Islam dan Nasrani. Inti Natal adalah untuk mengingat kasih Allah. Karena kasih-Nya maka Isa lahir ke dalam dunia. Ia adalah terang untuk menolong manusia dari dosa.
Perayaan Natal hanyalah bagian dari kebiasaan dan budaya. Banyak umat saling bersilaturahmi seperti saat lebaran. Selain itu juga karena berdekatan dengan waktu akhir tahun.
Para pengikut Isa banyak yang murah hati bukan untuk menghapus dosa. Walau baik amal dan sedekah memang tidak mampu menghapus dosa. Sebaliknya, pengikut Isa murah hati sebagai ucapan syukur karena Allah mengampuni dosa umat-Nya.
Husain menjadi tertarik dengan penjelasan ini. Ia rindu agar dosanya juga terampuni. Husain bertanya bagaimana cara Allah mengampuni dosa manusia?
Inti Natal Menyatakan Hadiah Pemberian Terbaik untuk Muslim dan Nasrani
Teman Husain menjelaskan, benar manusia penuh dosa dan salah. Manusia berdosa kepada Allah Yang Maha Kudus (Zabur 51:4).
Karena kasih Allah kepada manusia, Ia mau menyelamatkan manusia. Allah menyediakan jalan agar manusia berdosa bisa selamat. Jalan Allah adalah melalui Isa Al-Masih.
“barangsiapa mendengar perkataan-Ku [Isa Al-Masih] dan percaya . . . ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Injil, Yohanes 5:24).
Keselamatan ini adalah hadiah pemberian terbaik untuk umat Islam dan Nasrani. Keselamatan diberikan cuma-cuma bukan karena murahan. Melainkan karena tidak ada manusia yang mampu hidup sempurna. Karena inilah para pengikut Isa hidup bersyukur.
Husain menyadari dirinya memerlukan rahmat Allah. Akhirnya Husain bertobat dari korupsi dan suap. Ia mau mengimani Isa. Ia meminta Isa Al-Masih mengampuni semua dosa. Husain ingin hidup jujur dengan penghasilan secukupnya.
Husain merasakan damai yang belum pernah ia rasakan. Ada ketenangan sejati dalam hatinya. Ia mampu menolak godaan. Ia juga tidak takut lagi kepada hukuman akhirat.
Kehadiran Isa Al-Masih menyelamatkan manusia
Semua manusia pasti membutuhkan pertolongan Allah dari dosa. Tidak ada manusia yang mampu hidup sempurna.
Isa Al-Masih adalah hadiah pemberian terbaik untuk umat Islam dan Nasrani. Inilah saat kelahiran Isa, yaitu Natal pertama.
Dengan mengimani Isa, Anda menerima hadiah Allah yaitu keselamatan kekal. Maukah Anda menerima hadiah terbaik Allah bagi umat manusia? Mari mengimani Isa sekarang!
Mungkin Anda ingin memperdalam kebenaran bahwa kedatangan Isa Al-Masih pada Natal pertama adalah hadiah Allah pada dunia. Kalau begitu ada tiga tawaran di bawah ini:
- Membaca mengenai Natal pertama dalam bagian awal Injil Matius dan Injil Lukas. Untuk itu Anda dapat mengunduh Taurat, Zabur dan Injil (TZI) klik link ini.
- Mempelajari Kisah, termasuk kedatangan-Nya, Isa Al-Masih ke dunia secara gratis, klik disini.
- Mengimani Isa Al-Masih sebagai hadiah pemberian terbaik untuk umat Islam, yaitu Hadiah Natal, Juruselamat Dunia. Untuk penjelasan tambahan klik disini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara, cukupkah amal dan zakat menghapus dosa manusia yang banyak? Jika tidak, bagaimana solusinya?
- Bagaimana cara agar manusia bisa terlepas dari rasa bersalah karena dosa?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai Isa Al-Masih yang menjadi “Jalan Allah” untuk menolong manusia berdosa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Cerita Nyata: Perjalanan Mukmin Mendapatkan Kepastian Surga
- Takut pada Hari Pembalasan? Ini Cara Menghilangkannya!
- Hakikat Manusia Dalam Al-Quran: Berdosakah Semua Mukmin?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].