• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Kepercayaan Orang Kristen > Natal > Apakah Islam Termasuk Agama yang Harus Merayakan Natal?

Apakah Islam Termasuk Agama yang Harus Merayakan Natal?

13 Desember 2010 oleh Web Administrator 484 Komentar

Pohon NatalKata “Natal” berasal dari bahasa Latin, artinya “lahir.” Secara istilah, Natal berarti perayaan hari kelahiran Isa Al-Masih. Baik Injil maupun Al-Quran tidak pernah mencatat tanggal berapa pastinya Isa Al-Masih lahir. Tetapi kelahiran Isa tertulis jelas dalam Injil dan Al-Quran. Pertanyaannya, karena kelahiran Isa tertulis di Al-Quran, apakah seharusnya agama yang merayakan Natal termasuk Islam?

Memang, Injil tidak pernah memerintahkan umat Kristen untuk merayakan Natal. Walaupun demikian, kenyataanya mereka selalu merayakan Natal setiap 25 Desember.

Perayaan 25 Desember di Masa Kerajaan Roma

Pada setiap 25 Desember ada perayaan hari kelahiran Dewa Matahari di Roma. Tanggal ini juga merupakan penutupan festival Saturnalia (17-24 Desember) di mana matahari mulai kembali menampakkan sinarnya dengan kuat pada akhir salju. Perayaan tersebut tidak hanya dirayakan oleh orang-orang kafir saja, tetapi juga oleh orang-orang Kristen keturunan yang belum bertobat.

Mengapa Natal Jatuh Tanggal 25 Desember?

Kenyataan ini mendorong para pemimpin gereja kala itu mengalihkan penyembahan Dewa Matahari, menjadi perayaan “Matahari Kebenaran” yaitu Isa Al-Masih. Perayaan “Matahari Kebenaran” ini sekarang dikenal dengan sebutan “Natal.” Sejak tahun 336, secara resmi perayaan Natal dilakukan setiap tanggal 25 Desember. Ketentuan ini diresmikan oleh Kaisar Konstantin yang kala itu menjadi lambang Raja Kristen.

Natal kemudian dirayakan di Anthiokia, Syria pada Tahun 375, Konstantinopel, Turki tahun 380, dan Aleksandria, Mesir (tahun 430). Kemudian menyebar ke tempat-tempat lain termasuk Indonesia.

Agama yang Merayakan Natal: Tak Keberatan Rayakan di 25 Desember

Dengan demikian Natal bukanlah perayaan Dewa Matahari. Natal adalah usaha untuk mengalihkan orang Roma dari perayaan Dewa Matahari ke arah “Matahari Kebenaran” yaitu Isa Al-Masih. Walau orang Kristen dan Islam tidak mengetahui tanggal kelahiran Isa Al-Masih, namun mereka tidak keberatan merayakan kelahiran-Nya pada tanggal 25 Desember.

damai natalBerita Natal yang Indah di Al-Quran

Semua agama yang turut merayakan Natal  harus mengingat berita ini: Hanya satu Pribadi yang diberi gelar “Kalimat Allah.” Hanya satu yang benar-benar merupakan “Al-Masih.” Juga hanya satu yang layak disebut “Terkemuka di Dunia dan di Akhirat.” Dialah Isa, Putra Maryam.

Dengan cara demikian Al-Quran dengan gembira memberitakan kelahiran Isa Al-Masih. “Ingatlah, ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al-Masih, Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat . . . . ” (Qs. 3:45).

Natal Berarti Penjelmaan Sang Juruselamat

Kelahiran Isa Al-Masih ke dunia merupakan titik awal yang penting. Maryam, seorang perawan yang saleh mendapat kehormatan sebagai perantara kedatangan Sang Mesias. Penjelmaan-Nya ke dunia bertujuan memperbaiki hubungan manusia dengan Allah yang semakin buruk oleh karena dosa.

Natal merupakan pemberian Allah yang paling besar dan wujud Kasih Allah bagi manusia. Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16 berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya [Kalimat Allah] yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Semua Orang dan Agama yang Merayakan Natal:Wajib Terima Isa Al-Masih!

Penjelmaan Isa Al-Masih ke dunia adalah satu-satunya alasan mengapa setiap umat beragama seharusnya merayakan Natal. Kita merayakannya karena Isa Al-Masih yang menjadi Juruselamat manusia pada saat itu hadir di bumi. Dia mendatangkan sukacita dan damai sejahtera bagi manusia.

Dia datang bukan hanya kepada bangsa atau suku tertentu. Dia datang membawa keselamatan bagi seluruh umat manusia. Oleh sebab itu, Natal layak dirayakan oleh seluruh manusia, bukan hanya pengikut Isa Al-Masih.

alkitab alquran: Agama yang merayakan Natal Islam dan KristenAl-Quran dan Alkitab: Isa Al-Masih Masih Hidup!

“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa Al-Masih), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku (Isa Al-Masih) meninggal dan pada hari aku (Isa Al-Masih) dibangkitkan hidup kembali” (Qs 19:33). Ayat di atas menjelaskan, Isa Al-Masih yang telah meninggal telah pula bangkit hidup kembali.

Umat Islam dan Kristen percaya saat ini Isa Al-Masih berada di surga. Kitab Injil juga menjelaskan hal yang sama, “Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia [Isa Al-Masih]” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:13).

Isa Al-Masih saat ini memang tidak tinggal di dunia lagi sebagai manusia, yaitu secara badani. Namun bukan berarti Dia tidak ada. Dia masih hidup! Dia ada di sorga saat ini. Dia akan datang pada akhir zaman sebagai Hakim yang Adil yang akan menghakimi seluruh manusia.

Mari, Ikutlah! Merayakan Natal Kelahiran-Nya!

Al-Quran dan Injil memang menjanjikan kedatangan Isa Al-Masih untuk kedua kalinya sebagai Hakim. Namun saat ini kita patut bersyukur, karena Dia menjelma pada Natal bukan sebagai Hakim, melainkan sebagai Juruselamat. Jadi, pantaslah Islam dan Kristen merayakan Natal dan menerima keselamatan dari-Nya.

Terimalah keselamatan yang Dia tawarkan. Keselamatan untuk terhindar dari siksaan kekal api neraka. Bila Anda telah menerima keselamatan itu, maka Anda akan rindu untuk merayakan kelahiran-Nya. Merayakan Natal seperti mereka yang telah menerima keselamatan dari Isa Al-Masih.

Layaklah seluruh isi bumi merayakan kelahiran-Nya, sebab Dia adalah Juruselamat Dunia. Keselamatan yang dibawa-Nya berlaku bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya.

 

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Apakah Islam Termasuk Agama yang Harus Merayakan Natal?” Silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Kepercayaan Orang Kristen, Natal

Subscribe
Beritahulah
484 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
dede salam
15 Desember 2010 3:43 am

*
Injil tidak pernah memerintahkan Natal dirayakan. Mengapa orang Kristen merayakannya?

Sudah jelas tanggal 25 Desember adalah kelahiran dewa matahari. Mengapa Yesus dirayakan kelahirannya pada tanggal yang sama? Padahal perayaan tersebut dirayakan oleh orang kafir dan orang Kristen yang belum bertaubat.

Jika anda lahir tanggal 8 Februari, apakah anda akan merayakannya tanggal 25 Desember? Saya rasa Yesus akan marah jika seandainya kelahiran-Nya tanggal 8 Februari, tapi oleh pengikut-Nya dirayakan tanggal 25 Desember.

Mengapa tidak ada yang mengetahui tanggal kelahiran Yesus?

Balas
staff
11 Januari 2011 9:17 am
Balasan ke  dede salam

~
Perintah untuk merayakan Natal memang tidak ada dalam Alkitab. Tetapi perayaan Natal dan peristiwa kelahiran Isa Al-Masih tertera dalam Alkitab. Perhatikanlah suasana gembira perayaan Natal dalam Kitab Suci berikut:

“Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Injil, Rasul Lukas 2:10-14)

Merayakan Natal adalah baik dan perlu, di mana kita dapat bersyukur dan mengenang kelahiran ‘Isa Al-Masih, sang Juruselamat dunia’ yang telah lahir 20 abad yang silam.

Isa Al-Masih, sang Juruselamat tidak menolak untuk dilahirkan di kandang domba. Mengapa Dia harus marah bila kita ingin memperingati kelahiran-Nya di dalam hati kita?
~
CA/SO

Balas
adly sofyan
15 Desember 2010 7:37 am

*
Mengapa harus merayakan hari kelahiran dimana hari kelahiran itu tidak pasti hari, tanggal dan tahunnya?

Jika tetap dilakukan berarti membohongi diri sendiri dan umat. Terlebih Injil sendiri tidak menganjurkan untuk merayakannya. Berarti kalau tetap dilaksanakan telah menambah suatu ajaran yang tidak pernah diperintahkan oleh Injil.

Balas
staff
16 Desember 2010 6:15 am
Balasan ke  adly sofyan

~
Sdr. Dede dan Sdr. Adly, dalam peringatan hari Natal, umat Nasrani bukan memperingati “hari” -nya. Kami memperingati “Natal” -nya. Natal berarti penjelmaan Juru Selamat ke dalam dunia ini. Injil tidak memerintahkan agar umat Nasrani memperingati Natal, tetapi juga tidak melarangnya.
 
Jikalau sesuatu itu adalah hal yang baik dan tidak melanggar Firman Tuhan, tentu adalah boleh untuk kita lakukan.
 
Jadi, yang diperingati adalah “peristiwa” penjelmaan Juru Selamat. Maksudnya kelahiran Isa Al-Masih ke dalam dunia ini sebagai Jalan Keselamatan.
 
Untuk boleh mengenal tentang bagaimanakah jalan keselamatan tersebut, silahkan Saudara merenungkan artikel kami dalam: https://www.isadanislam.org/jalan-keselamatan
~
CA

Balas
manting nice
16 Desember 2010 2:06 am

*
Seandainya semua memahami tentang Isa Al-Masih seperti artikel di atas, sungguh kehadiran sorgawi telah terjadi atas dunia dan tidak akan ada saling mengejek.

Hal inilah yang harus disebarluaskan supaya menjadi suatu kebenaran.

Balas
staff
17 Desember 2010 9:13 am
Balasan ke  manting nice

~
Saudara Manting Nice, kami setuju dengan pendapat Saudara. Memang hanya Isa Al-Masih saja yang dapat mengubah sistem yang ada di dunia secara mendasar dan berkesinambungan, dengan ajaran kasih-Nya yang tanpa pamrih.

Dia tidak pernah membenci orang yang membenci-Nya. Bahkan dengan rendah hati Dia berkata: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Dan dengan lembut Isa Al-Masih mengundang semua orang yang keletihan memikul beban hidup dan berjanji akan memberikan kelegaan. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).

Dia datang ke dunia dengan satu tujuan, yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Isa Al-Masih tidak memikirkan kepentingan diri-Nya sendiri, melainkan untuk kepentingan umat manusia, rela menderita dan memberikan nyawa-Nya, sebagai tebusan bagi banyak orang.“Anak Manusia datang (dari surga) bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28)
~
SL

Balas
abd. razak
16 Desember 2010 9:50 am

*
Jangan mencari alasan. Yang jelas, Natal tidak diperintahkan dalam Injil, dan Yesus lahir bukan di bulan Desember, melainkan pada musim panas.

Natal adalah budaya barat. Di Bethlemen yang ada hanyalah pohon kurma, bukan pohon cemara.

Balas
staff
22 Desember 2010 12:42 pm
Balasan ke  abd. razak

~
Kami tidak mencari alasan. Apa yang kami sampaikan melalui artikel tersebut, itulah kenyataan yang ada. Apakah Saudara mau menerimanya atau tidak, itu kembali kepada Saudara.

Saudara bisa menerima peringatan Maulid Nabi Saudara yang juga tidak pernah diperintahkan atau bahkan diperingati. Mengapa terhadap Natal, Saudara mengecam dengan keras?

Satu hal perlu saudara ketahui, yakni yang menjadi prioritas utama orang Kristen merayakan Natal adalah bukan “hari”-nya. Yang terpenting adalah memperingati peristiwa penjelmaan Allah dalam diri Isa Al-Masih. Kita merayakan kedatangan Kalimat Allah ke dunia, untuk membawa jalan keselamatan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.

Mengenai pohon cemara, tidak ada yang salah dengan hal itu. Ini sama saja seperti ketupat yang identik dengan lebaran.
~
SO

Balas
abd. razak
16 Desember 2010 9:56 am

*
Jika memang hanya untuk merayakan peristiwa kelahiran Juruselamat, mengapa tidak di bulan Agustus atau September saja yang lebih mendekati kelahiran Yesus? Atau di bulan yang lain, supaya ada perbedaan antara peringatan dewa Matahari dan kelahiran Yesus.

Balas
staff
22 Desember 2010 12:44 pm
Balasan ke  abd. razak

~
Melalui artikel yang kami muat, tentu Saudara telah membaca mengapa tanggal 25 Desember ditetapkan sebagai hari Natal.

Tanggal 25 Desember boleh diperingati sebagai hari kelahiran Dewa Matahari yang sesungguhnya tidak pernah ada. Lalu mengapa tanggal itu tidak boleh dipakai untuk memperingati kelahiran seseorang yang benar-benar pernah hadir ke dalam dunia ini sebagai Matahari Kebenaran?
~
SO & CA

Balas
bagya pralambang
22 Desember 2010 4:43 pm

*
Luar biasa. Semua dijalankan tanpa landasan, hura-hura dan mubazir. Berapa anggaran untuk pohon plus asesorisnya? Akan lebih bermanfaat bila anggaran itu disumbangkan aja.

Balas
staff
3 Januari 2011 12:02 pm
Balasan ke  bagya pralambang

~
Saudaraku, Natal tidaklah harus dirayakan dengan hura-hura ataupun dengan pesta yang memakan biaya besar.

Adalah cukup jika peringatan kelahiran Sang Juru Selamat dilakukan dengan sederhana.

Adalah cukup juga bagi kita untuk memperingatinya walau hanya di dalam hati saja, bahwa Isa Al-Masih pernah datang ke dalam dunia ini, untuk membebaskan dan menebus kita dari segala dosa dan kejahatan yang dilakukan umat manusia.

Namun tidak ada salahnya juga bila ada yang merayakannya dengan meriah. Itu semua adalah bentuk ucapan syukur mereka atas kedatangan Sang Juruselamat.

Untuk mempelajari kedatangan Isa Al-Masih sebagai satu-satunya jalan keselamatan menuju sorga, silahkan Saudara menyimak artikel kami dalam: [url]isadanislam.org/jalan-keselamatan[/url]
~
CA

Balas
nuroel
23 Desember 2010 12:41 pm

*
Salam. Apakah hubungannya antara Nabi Isa yang notabene lahir di tempat tandus dengan pohon cemara? Padahal pada saat itu, pohon yang ada di sisi Maryam adalah pohon kurma.

Ataukah ini (perayaan Natal) sebentuk politisasi agama Nasrani kepada sang raja Roma untuk berpesta menyambut dewa Matahari (25 Desember), dengan menjalani pesta pora yang boros? Jika memang begitu, sungguh naif sekali umat Nasrani di Indonesia, karena mereka telah diubah menjadi dan meniru kebudayaan Romawi (Romanisasi).

Balas
staff
6 Januari 2011 6:56 am
Balasan ke  nuroel

~
Pohon cemara adalah bentuk budaya barat yang diadopsi oleh beberapa gereja di Indonesia, tetapi tidak oleh semua gereja. Kita boleh memperingati Natal tanpa kehadiran pohon cemara. Makna Natal bukanlah pada hal-hal jasmani, namun pada peringatan akan kelahiran Isa Al-Masih sebagai JuruSelamat dunia.

Apakah budaya luar boleh kita adopsi? Tentu saja boleh, sepanjang tidak bertentangan dengan perintah agama.

Muhammad sendiri banyak menyerap budaya kafir dan memasukkannya dalam ajaran Islam. Banyak tata cara umroh yang merupakan serapan dari kaum kafir masa pra-Islam. Di atas bangunan hampir semua mesjid, bahkan ditempatkan logo yang diserap dari kaum kafir: bulan sabit dan bintang.

Umat Islam di semua tempat menyerap budaya pra-Islam di daerahnya menjadi bagian dari budaya Islam yang diterapkan. Misalkan saja budaya Islam di Pulau Jawa, kita semua mengetahui bahwa banyak di antaranya bukan merupakan budaya Islam, melainkan berasal dari kaum penyembah berhala. Misalnya tata cara upacara slametan. Apakah ini juga politisasi agama?

Bahkan banyak kegiatan upacara adat yang dipimpin oleh pemimpin agama Islam yang sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.
~
CA

Balas
harfu
23 Desember 2010 12:58 pm

*
Emang sih, ketupat identik dengan lebaran, tapi itukan hanya masalah budaya Indonesia. Bandingkan Idul fitri dengan negara lain.

Nah, lalu bagaimana dengan pohon cemara?

Balas
staff
11 Januari 2011 9:18 am
Balasan ke  harfu

~
Pohon cemara dan hiasannya yang seringkali dilambangkan sebagai pohon Natal, hanyalah sebuah tradisi dari orang Eropa atau Amerika. Tanpa kehadiran pohon cemara, makna Natal tidak akan berkurang. Sebenarnya Natal adalah perwujudan dari kesederhanaan dan kemiskinan. Natal juga mengingatkan kepada kita akan kasih dan kepedulian Allah bagi manusia berdosa yang membutuhkan keselamatan. Dan keselamatan itu diberikan melalui kedatangan Isa Al-Masih, sang Juruselamat manusia, yang dilahirkan bukan di istana raja, melainkan di palungan kandang domba yang hina.
~
SL

Balas
endro
24 Desember 2010 3:13 pm

*
Menurut saya, janganlah melakukan yang sifatnya mubazir, karena mubazir adalah prilaku setan yang sangat ingkar kepada Tuhan.

Perayaan Natal bagi umat Nasrani adalah sah saja. Tapi kelebihan yang Saudara miliki kenapa tidak untuk berbagi terhadap orang-orang susah di sekitar kita?

Balas
staff
11 Januari 2011 9:20 am
Balasan ke  endro

~
Natal bukanlah tentang acara yang meriah, pohon Natal yang dihias, kado, baju baru ataupun makanan yang mahal dan mewah. Semua itu tidak ada hubungannya dengan peristiwa Natal 2000 tahun yang lalu, di sebuah kota kecil bernama Betlehem.

Natal berbicara tentang Isa Al-Masih. Tentang kemurahan Allah yang telah mengutus Anak-Nya ke dunia. Dalam kesederhanaan Isa Al-Masih yang dilahirkan di kandang, untuk membawa keselamatan bagi manusia berdosa.

Kalaupun orang menggunakan baju baru, saling berbagi kado dan makanan yang istimewa, semua itu hanyalah sebagi ungkapan rasa syukur mereka. Tidak ubahnya seperti umat Muslim yang merayakan Idul Fitri dengan baju baru, makanan yang istimewa dan menghias rumah sebaik mungkin.
~
SL

Balas
noer
8 Januari 2011 7:18 am

*
“Saudara bertanya mengapa tidak di bulan Agustus atau September yang lebih mendekati kelahiran Yesus. Apakah Saudara tahu dengan pasti kapan Yesus lahir?”

Kalimat anda di atas, membuat sebuah pertanyaan bagi saya. Yakni: Jika memang tidak seorang-pun yang tahu kapan Yesus lahir, lalu apa yang dimaksud ‘penanggalan Masehi’? Bukankah di dalam penanggalan masehi, bulan pertama adalah bulan Januari?

Balas
staff
25 Januari 2011 10:11 am
Balasan ke  noer

~
Penanggalan masehi yang digunakan oleh seluruh umat manusia pada saat ini, diakui atau tidak diakui, hal ini merupakan bukti bahwa penjelmaan Isa Al-Masih ke dalam dunia bukan hanya Ia dimuliakan sebagai Juruselamat manusia dari kebinasaan kekal saja, melainkan juga Ia ditinggikan sebagai pribadi yang telah mengubah arah sejarah dunia.

Sebelum kedatangan-Nya ke dunia, ‘penanggalan’ menggunakan istilah B.C. (Before Christ), yang artinya “Sebelum Masehi”. Tahun nol adalah dimaksudkan untuk dimulai pada tahun kedatangan-Nya. ’Penanggalan’ menggunakan istilah Tahun Masehi, yang artinya “Tahun Juruselamat kita”, yang dalam dunia internasional disebut A.D.(Anno Domini) yang berarti “Tahun Tuhan kita”.
~
SL

Balas
rajawali timur 1
8 Januari 2011 4:59 pm

*
Bagaimana dengan pohon cemara? Ini adalah budaya yang sudah umum, laksana orang menggunakan baju.

Yang penting intinya / artinya, bukan asesorisnya. Mau Natalan memakai pohon tauge adalah bisa, tapi tidak umum. Mau memakai pohon kurma, nanti malah menambah devisa negara tertentu.

Balas
staff
13 Januari 2011 10:43 am
Balasan ke  rajawali timur 1

~
Perayaan Natal dengan menggunakan pohon Natal adalah sebuah tradisi, bukan suatu keharusan. Seperti umumnya Idul Fitri yang harus ada ketupat, menurut kami itu juga sebuah tradisi, bukan keharusan. Ada atau tidak ada pohon Natal, Natal tetaplah bisa dirayakan. Ada atau tidak ada ketupat, Idul Fitri tetaplah bisa dirayakan.

Maka dalam hal ini, tidaklah perlu diperdebatkan pohon Natal yang menggunakan cemara dan bukan pohon kurma. Karena yang terpenting bukanlah pohon yang dipasang, melainkan penjelmaan Kalimat Allah, yaitu Isa Al-Masih ke dunia yang membawa terang bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
~
SO

Balas
yusuf
10 Januari 2011 4:14 am

*
Maaf ya saya hanya bertanya, jika memang orang Islam dibolehkan merayakan hari Natal, tolong berikan satu ayat saja dalam Al-Quran yang memperbolehkan umat Islam merayakan hari Natal.

Dan tunjukkan juga satu ayat yang mengatakan bahwa memang Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan di bawah pohon cemara, karena yang saya tahu adalah bahwa Yesus itu lahir pada musim panas antara bulan Juli dan Agustus, bukan Desember. Dan sudah jelas bahwa di Yerusalem itu, dari zaman dulu sampai sekarang tidak ada pohon cemara. Yang ada pohon korma sama seperti yang dikatakan Al-Quran dalam surat Maryam bahwa nabi Isa itu dilahirkan oleh ibunya di bawah pohon korma bukan cemara.

Balas
staff
19 Januari 2011 11:11 am
Balasan ke  yusuf

~
Sdr Yusuf, bukan hanya memperingati kelahiran Isa Al-Masih yang tidak terdapat dalam Al-Quran. Peringatan kelahiran Muhammad juga tidak pernah diperintahkan dalam Al-Quran. Lalu, mengapa setiap tahun umat Muslim di dunia merayakan kelahiran Muhamamd?

Sudah kami jelaskan dalam artikel di atas, bahwa Injil dan Al-Quran tidak pernah mencatat bahwa tanggal 25 Desember adalah hari kelahiran Isa Al-Masih. Dan kami sebagai pengikut Isa Al-Masih tidak perduli dengan hari dan tanggal, karena yang kami rayakan bukanlah “hari” atau “tanggal”-nya. Peringatan yang kami lakukan adalah sebagai bentuk ucapan syukur atas penjelmaan Isa Al-Masih ke dunia. Datang menjadi Juruselamat manusia, mendatangkan sukacita dan damai sejahtera bagi manusia.

Mengenai pohon cemara atau yang biasa dikenal pohon Natal, itu hanyalah tradisi. Tidak ada hubungannya dengan kelahiran Isa Al-Masih. Sama dengan perayaan Idul Fitri yang identik dengan ketupat. Apakah Al-Quran memerintahkan bila Idul Fitri harus ada ketupat? Setahu saya tidak ada ayat yang mengatakan demikian.
~
SO

Balas
hardin
30 Maret 2011 3:49 am

*
25 Desember itu bukan hari kelahiran sebenarnya, perayaan hari kelahiran Isa Al-Masih yang pertama kali dilakukan bertepatan dengan hari kelahiran dewa matahari Roma (25 Desember) dan “kebetulan pula” jatuh pada hari minggu.

Itu sebabnya sampai sekarang banyak teman-teman kita yang beribadah pada hari Minggu, walaupun hari Sabat yang diperintahkan sebenarnya adalah hari ke-7.

Balas
staff
9 April 2011 10:26 am
Balasan ke  hardin

~
Saudara Hardin, kiranya perlu diketahui bahwa umat Kristen beribadah pada hari Minggu, bukanlah kebetulan, atau sengaja dibuat-buat seseorang.

Kebangkitan Isa Al-Masih dari kematian terjadi pada hari Minggu, dan merupakan bukti bahwa Dia adalah Tuhan yang telah mengalahkan maut.

Oleh karena itu, hari Minggu disebut juga sebagai “hari Tuhan” di mana Isa Al-Masih benar-benar telah menunjukkan dan menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan.

Isa Al-Masih sendiri menegaskan, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat” (Injil, Rasul Besar Matius 12:8). Tuhan melalui karya penyelamatan-Nya menetapkan suatu perayaan Sabat yang baru yaitu hari Minggu. Oleh sebab itu umat Kristen dengan penuh sukacita beribadah pada hari Minggu. Walau pada hari apapun, sebenarnya juga boleh.

Dalam Injil, setelah Isa Al-Masih bangkit, para pengikut-Nya selalu berkumpul dan beribadah pada hari Minggu. Pada hari Sabtu, mereka masih datang ke tempat ibadah penganut agama Yahudi, dengan tujuan untuk menyampaikan berita sukacita tentang Isa Al-Masih kepada mereka yang sedang berkumpul.
~
SL

Balas
lucky
6 Agustus 2011 12:33 pm

*
Mengucapkan Selamat Natal sama artinya dengan membenarkan / mengakui Yesus itu Tuhan.

Balas
staff
11 Agustus 2011 7:47 am
Balasan ke  lucky

~
Saudara Lucky,

Saudara boleh menutup mata dan telinga jika hal itu saudara anggap tidak pantas diucapkan. Tetapi ketika saudara membaca kitab saudara, saudara pasti membuka mata, telinga dan pikiran saudara. Sebab dengan jelas kitab saudara juga memberitakan dengan gembira kelahiran Pribadi yang diberi gelar ”Kalimat Allah” yaitu Isa Al-Masih.

Bahkan kitab saudara memberi-Nya gelar sebagai satu-satunya yang layak disebut “Terkemuka di Dunia dan di Akhirat.” (Qs. 3:45). Jadi, bagaimana mungkin kita tidak mengingat dan merayakan kedatangannya di dunia.?
~
DA

Balas
al-fajr
23 Agustus 2011 10:56 pm

*
Kata ”Natal” berasal dari bahasa Latin, artinya ”lahir”. Secara istilah, Natal berarti perayaan hari kelahiran Isa Al-Masih.

Tapi umat Kristen sendiri tidak tahu kapan Yesus itu lahir. Lantas siapa yang kalian rayakan hari kelahirnya itu?

Balas
staff
12 September 2011 8:57 am
Balasan ke  al-fajr

~
Umat Kristen merayakan Natal adalah untuk memperingati “hari kelahiran Isa Al-Masih”. Kalaupun mereka mengatakan bahwa Isa Al-Masih tidak lahir pada tanggal 25 Desember. Hal tersebut bisa dipahami, karena Alkitab memang tidak menulis tanggal kelahiran Isa Al-Masih.

Umat Kristen menyadari bahwa makna Natal yang lebih dalam adalah kehadiran Kalimat Allah dalam Isa Al-Masih di bumi. Kehadiran-Nya sebagai Juruselamat yang mendatangkan damai sejahtera di bumi.

Kehidupan Isa Al-Masih sebagai Juruselamat tidak dapat dilepaskan dari saat kelahiran, penyaliban, kebangkitan, dan sampai kenaikan-Nya ke sorga.
~
SL

Balas
Andreas Ahuluheluw
14 Desember 2011 12:31 am

*
Pengajaran yang sungguh memberkati! Terima kasih sudah menjadi berkat, saya mohon izin mengcopy bagi keperluan studi katekisasi di gereja dimana saya melayani, GPIB Silih Asih.

Saya akan mencantumkan sumber kutipan https://www.isadanislam.org/ dari artikel yang saya copy ini.

Balas
staff
14 Desember 2011 9:50 am
Balasan ke  Andreas Ahuluheluw

~
Saudara Andreas,

Terimakasih atas waktu yang sudah saudara luangkan untuk mengunjungi situs kami.

Kami mempersilakan saudara untuk meng-copy artikel yang saudara perlukan dari situs kami. Kami sangat berterimakasih bila saudara juga mencantumkan situs kami sebagai sumber kutipan saudara.

Silakan juga mengunjungi dua situs kami yang lainnya di: www.isadanalquran.com dan www.isadanalfatihah.com.

Semoga artikel-artikel kami dapat menjadi berkat bagi saudara.
~
SO

Balas
Inu
21 Desember 2011 3:32 pm

[quote name=”lucky”]*
Mengucapkan Selamat Natal sama artinya dengan membenarkan / mengakui Yesus itu Tuhan.[/quote]

Tidak ada yang perlu diucapkan kepada siapa pun di tanggal 25 Desember. Karena itu bukan hari lahir siapa pun. Terlebih Jesus! Itu bukan hari lahir-Nya. Melainkan hari lahir Dewa Matahari.

Jadi ya tidak perlu mengucapkan selamat, karena bukan hari yang perlu dirayakan.

Balas
staff
22 Desember 2011 3:38 am
Balasan ke  Inu

~
Saudara Inu benar. Tanggal 25 Desember tidak dapat dipastikan sebagai tanggal lahir Isa Al-Masih. Baik Al-Quran maupun Alkitab tidak pernah mencatat tanggal berapa pastinya Isa Al-Masih lahir.

Namun satu hal yang perlu diketahui, Natal yang dirayakan oleh orang Kristen setiap 25 Desember bukanlah lahirnya Isa Al-Masih secara jasmani. Melainkan “lahirnya” Isa Al-Masih di dalam hidup mereka. Dengan kelahiran Isa dalam hidup mereka, maka akan ada “Cahaya Terang”. Sebab kedatangan Isa Al-Masih ke dunia untuk membawa Cahaya Terang.

Maka, merayakan Natal bukanlah hal yang salah. Karena merayakan Natal berarti bersyukur atas penjelmaan Kalimat Allah (Isa Al-Masih) ke dunia, sebagai juruselamat manusia. Juga membawa sukacita dan damai sejahtera bagi manusia.

Inilah kesaksian Injil atas penjelmaan Kalimat Allah “Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).
~
SO

Balas
Kalky Autar
31 Mei 2012 12:13 pm

*
Di Islam dan Kristen tidak ada sedikitpun penjelasan tentang Nabi Isa (Yesus Kristus) itu lahir pada tanggal 25 Desember.

Mengapa mengambil tanggal 25 Desember? Karena Kristen mula-mula itu di Romawi dan Romawi itu menyembah Dewa Matahari yang lahir pada tanggal 25 Desember.

Pertanyaan: Jika Kristen mula-mula itu di Yunani yang menganut paham Zoroaster (penyembahan dewa-dewi) dan mempunyai satu dewa yang paling berkuasa diantara dewa-dewi lainnya yaitu Dewa Zeus, apakah Yesus akan disamakan dengan Zeus? Dan apakah tanggal lahir Dewa Zeus akan menjadi tanggal lahir Yesus?.

Balas
staff
1 Juni 2012 7:23 am
Balasan ke  Kalky Autar

~
Saudara Kalky,

Apakah saudara telah membaca secara keseluruhan artikel di atas? Sepertinya saudara belum membaca dengan benar, untuk itu kami menyarankan saudara membacanya, supaya saudara tahu apa yang menjadi alasan orang Kristen merayakan Natal setiap tanggal 25 Desember.

Di sini hanya satu hal yang ingin kami sampaikan pada saudara, Natal yang dirayakan oleh orang Kristen setiap 25 Desember bukanlah lahirnya Isa Al-Masih secara jasmani. Melainkan “lahirnya” Isa Al-Masih di dalam hidup mereka. Dengan kelahiran Isa dalam hidup mereka, maka akan ada “Cahaya Terang”. Sebab kedatangan Isa Al-Masih ke dunia untuk membawa Cahaya Terang.

“Akulah [Isa Al-Masih] terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
~
SO

Balas
wardana
16 Juni 2012 5:02 pm

*
Inilah keyakinan dan iman tanpa dasar. Natal hari yang paling diagung-agungkan oleh sebagian besar umat Kristen di seluruh dunia faktanya nol.

Balas
staff
19 Juni 2012 8:43 am
Balasan ke  wardana

~
Saudara Wardana,

Memang ada baiknya perlu untuk mengetahui tanggal berapa pastinya Yesus Kristus lahir. Namun, ada yang lebih perlu dari sekedar mengetahui tanggal berapa Dia lahir.

Kelahiran Yesus Kristus dalam diri setiap pengikut-Nya jauh lebih penting dari pada kelahiran Dia secara fisik. Sehingga, merayakan kelahiran-Nya secara rohani adalah jauh lebih baik dibanding merayakan kelahiran-Nya ke dunia.

Kelahiran Yesus secara rohani dalam diri seseorang artinya, bahwa orang tersebut telah menerima Isa Al-Masih sebagai satu-satunya Juruselamat pribadi. Mengundang Isa Al-Masih masuk dalam dirinya dan berotoritas atas hidupnya. Sehingga orang tersebut tidak hidup lagi menurut kehendaknya sendiri, melainkan sesuai dengan tuntunan dan rencana Allah.

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Injil, Surat Roma 8:28).
~
SO

Balas
Al - Fajr
30 Juni 2012 5:34 pm

*
Lukas 2:11 yang menceritakan suasana di saat kelahiran Yesus sebagai berikut: “Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, di kota Daud”

Satu bukti bahwa cara kalian merayakan hari Natal sangat bertentangan dengan kitab Suci kalian.

Balas
staff
3 Juli 2012 2:53 pm
Balasan ke  Al - Fajr

~
Saudara Al-Fajr,

Saudara telah mengutip ayat di atas, kami harap saudara juga dapat membaca ayat tersebut dengan baik. Menurut ayat yang saudara kutip, kelahiran Yesus diberitakan oleh malaikat Allah kepada para penggembala. Malaikat itu memberitakan bahwa Yesus adalah kesukaan besar bagi seluruh bangsa. Dia adalah Juruselamat.

“Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus” (Injil, Surat 2 Tesalonika 3:15).

Demikianlah, keselamatan hanya ada dalam Isa Al-Masih, bukan pada amal ibadah seseorang.

Tentang pernyataan saudara Al-Fajr di atas, bukti manakah yang saudara maksud dari ayat yang saudara kutip bertentangan dengan cara orang Kristen merayakan Natal? Kiranya saudara tidak keberatan untuk menjelaskannya.
~
SO

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • Benarkah Natal Bagi Umat Islam dan Nasrani Membawa Kedamaian?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran Yang Muslim Wajib Ketahui
  • 5 Fakta Menarik Dari Kisah Kelahiran Nabi Islam dan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Orang Islam Merayakan Natal! Mengapa Gus Dur Berkata…
  • Benarkah Natal Bagi Umat Islam dan Nasrani Membawa…
  • Natal: Hadiah Pemberian Terbaik untuk Mukmin
  • "Natal" Hari Lahir Isa Al-Masih: Nyanyian Baru Dari Allah
  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz