Pernahkah Anda merasa bersalah karena batal puasa? Mampukah Anda memenuhi semua kewajiban puasa?
Mukmin pasti ingin mentaati kewajiban sebaik-baiknya. Namun berpuasa sepanjang bulan sangat sulit.
Memang ada kesempatan untuk mengganti puasa Ramadhan. Namun bagaimana jika tidak mampu juga untuk memenuhinya?
Sebagai Mukmin Anda pasti ingin mendapat rahmat Allah. Ingin mendapatkan surga di akhirat.
Karena itu mari kita simak bagaimana memenuhi kewajiban mengganti puasa Ramadhan. Agar Anda bisa tenang hidup di bumi dan siap menghadap Allah di akhirat.
Hukum untuk Memenuhi Kewajiban Puasa
Satu tokoh agama pernah menyatakan: “Agama memudahkan bukan menyulitkan! Allah Maha mengerti.” Banyak Mukmin mengamini pandangan ini. Namun kenyataannya ada banyak pertanyaan dalam menjalankannya.
Anda pasti tahu salah satu kewajiban utama Mukmin adalah menunaikan puasa. Hal ini mutlak hukumnya. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa . . .” (Qs. 2:183).
Memang ada keadaan sehingga diijinkan tidak berpuasa. Beberapa contohnya adalah (Qs 2:184,185):
- Karena sakit.
- Orang tua atau lemah yang sudah tidak kuat lagi berpuasa.
- Wanita yang hamil dan menyusui.
- Wanita yang mengalami datang bulan.
- Orang dalam perjalanan jauh.
Namun walau berhalangan, wajib mengganti puasa Ramadhan (qadha puasa). Atau jika tidak bisa maka perlu membayar fidyah (memberi makan orang miskin).
“Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin . . .” (Qs 2:184).
Dalam hal ini beberapa ulama mengajarkan ada denda bagi yang menunda puasa sampai lewat tahun berikutnya. Yaitu tambahan fidyah maupun jatah puasa. Peraturan mengganti puasa Ramadhan ini tetap menjadi keharusan bahkan setelah orang meninggal. Ada kewajiban bagi keluarga atau walinya.
“Siapa yang meninggal, sedangkan ia masih memiliki hutang puasa, maka yang membayarnya adalah walinya” (Shahih Muslim 1935).
Masalahnya, manusia lemah. Sulit untuk memenuhi seluruh jatah puasa. Bagaimana jika tidak mampu mengganti puasa Ramadhan? Inilah pertanyaan dalam benak Faqih.
Pergumulan Faqih Memenuhi Kewajiban Puasa
Faqih adalah buruh pertambangan di negara non-Muslim. Kerja berat membuatnya kadang sulit memenuhi kewajiban puasa.
Faqih mendapat gaji kecil. Ia memiliki empat anak. Keluarganya hidup seadanya. Ia tidak mampu membayar fidyah untuk mengganti puasa Ramadhan.
Terlebih lagi Faqih menyadari kedua orangtuanya yang telah meninggal memiliki banyak hutang puasa. Ia bingung bagaimana memenuhi semua kewajibannya ini.
Satu saat Faqih mendengar ada ayat dari Hadits Shahih. Ayat ini membuatnya menjadi sangat ketakutan. Ada peringatan keras bagi orang yang melanggar puasa.
“Barangsiapa yang berbuka satu hari pada Bulan Ramadhan bukan karena sebuah rukhshah (keringanan) yang telah Allah berikan kepadanya, maka puasa satu tahun tidaklah mampu menggantikannya“ (Hadits Abu Daud 2045).
Faqih menyadari ada banyak pelanggaran puasa yang ia lakukan. Melihat Hadits ini membuatnya sadar bahwa ia tidak mungkin mampu memenuhi semua kewajibannya. Ia takut bagaimana nanti keadaannya di akhirat.
Apakah Anda memiliki ketakutan seperti Faqih? Mampukah Anda memenuhi semua kewajiban puasa? Jika demikian, bagaimana cara kita seharusnya beribadah kepada Allah?
Inti Ibadah Yang Sejati
Kitab Allah yaitu Injil menyatakan kebenaran bagi manusia. Isinya mengajarkan cara beribadah kepada Allah yang sejati.
Inti ibadah adalah hukum kasih menjadi panduan. “Jawab Yesus [Isa Al-Masih] kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu . . . Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. . . . Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Injil, Rasul Besar Matius 22:37-40).
Allah melihat dan menghargai hati manusia. Jauh melebihi dari sekadar perbuatannya.
Hal ini dapat tergambar misalnya saat orang tua memberikan perintahnya. Ada anak yang mentaati walau menggerutu. Atau mentaati karena takut hukuman. Namun ada yang mentaati dengan sukarela.
Mana yang menurut Anda menyenangkan hati orang tuanya? Apakah dengan sekadar mentaati peraturan sudah cukup? Tentu kita mengingini ketaatan dengan sikap hati yang mengasihi.
Jadi jelas Allah mau agar manusia bisa memiliki hubungan yang dekat dengan-Nya. Agar manusia “dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut” (Injil, Rasul Lukas 1:74).
Namun tentu hal ini tidak mungkin. Dosa menjauhkan manusia dari Allah. Karena itulah Allah memberikan jalan keluarnya.
Cara Allah Menolong Manusia yang Penuh Dosa
Allah mengerti manusia penuh kelemahan. Tidak mungkin manusia bisa sempurna. Karena itu Isa Al-Masih menjadi manusia. Isa Al-Masih adalah cara Allah untuk menolong manusia berdosa.
Allah mengampuni semua dosa manusia jika percaya kepada Isa Al-Masih. “Allah menunjukkan kepada kita suatu jalan lain ke surga — bukan dengan “menjadi cukup baik” dan dengan berusaha menaati hukum-hukum-Nya, melainkan . . . Allah mengatakan bahwa Ia akan menerima kita dan membebaskan kita, menyatakan kita “tidak bersalah” bila kita percaya bahwa Yesus Kristus [Isa Al-Masih] menghapuskan dosa kita” (Injil, Surat Roma 3:21-22 FAYH).
Memang, tidak mungkin kita mampu memenuhi semua kewajiban puasa, yaitu berpuasa dengan sempurna. Namun jika Anda mengimani Isa dan menjadi pengikut-Nya maka Allah akan mengampuni semua dosa Anda. Termasuk dosa yang berhubungan dengan kekhilafan berpuasa.
Anda dapat mengalami kedekatan dengan Allah. Walaupun gagal dalam berpuasa, Anda dapat beribadah kepada-Nya dengan hati bersyukur.
Kita semua tidak ada yang sempurna. Namun kita dapat menerima pertolongan Allah melalui Isa. sehingga kita mendapatkan rahmat-Nya dan jaminan surga. Mari mendekat dan beribadah kepada Allah melalui Isa Al-Masih.
Untuk memperdalam isi artikel ini Anda dipersilakan mempertimbangkan tiga tawaran di bawah ini:
- Kalau Anda siap mengimani Isa Al-Masih sebagai Juruselamat dan menjadi pengikut-Nya silakan klik disini.
- Kalau Anda ingin menyelidiki konsep-konsep dalam artikel ini dengan lebih mendalam Anda bisa mengunduh Taurat, Zabur, Injil (TZI) dengan klik link ini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara apa akibat jika manusia tidak mampu memenuhi kewajiban puasa?
- Dapatkah Saudara menanggung kewajiban puasa dari orang tua dan keluarga Saudara? Jelaskan solusinya!
- Bagaimana pendapat Saudara bahwa Allah mengampuni dosa manusia melalui Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Banyak Peraturan Membatalkan Puasa Ramadan, Mampukah Menunaikannya?
- Keistimewaan Bulan Puasa Ramadan: Menemukan Jalan Lurus!
- Putus Asa Atas Dosa Dan Ampunan Allah
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].