Apakah Allah itu dekat atau jauh dari kita?
Ideologi adalah sistem ide dan gagasan yang mempengaruhi nilai hidup dan perilaku manusia. Cara pandang terhadap Allah mempengaruhi cara kita beribadah. Contohnya, apakah kita memandang Tuhan sebagai Allah yang dekat atau Allah yang jauh, menentukan sikap hati saat berdoa kepada Allah.
Pandangan Allah yang Jauh vs Dekat
Semua agama percaya bahwa Tuhan adalah Allah yang Mahakuasa, tinggi di atas segalanya. Dialah pencipta yang Maha Besar. Tentu kita semua patut sujud dan menyembah-Nya.
Islam mengajarkan, “. . . Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (Qs 2:255).
Namun, apakah Allah yang Maha Besar itu mau berkomunikasi dengan manusia? Apakah Allah yang “jauh” mau mendekat untuk peduli dengan kehidupan sehari-hari? Apakah kita bisa mengenal Allah secara dekat, ataukah “sekadar” mentaati perintah-Nya saja?
Silakan menjawab semua pertanyaan di atas lewat email ini.
Jika ideologinya melihat Allah sebagai yang Maha Besar saja, maka ibadah akan berfokus pada sujud menyembah-Nya dengan sangat takut dan gentar. Kita perlu mentaati semua peraturan-Nya supaya terhindar dari hukuman.
Gambaran Allah Itu Dekat
Walau semua hal di atas terkesan baik, penulis menemukan hanya dalam Kitab Allah digambarkan secara lebih lagi yaitu sebagai Allah yang dekat. Injil memberikan gambaran hubungan dengan Allah secara sangat pribadi.
Contohnya, kita digambarkan sebagai:
1. Teman dari Allah
Dalam Injil, Surat Yakobus 2:23, Allah mengatakan: “. . . Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Karena itu Abraham disebut: ‘Sahabat Allah.’”
Teman atau sahabat adalah sebutan yang melambangkan kedekatan. Allah mau berteman dengan kita dan perduli dengan keadaan hidup sehari-hari. Ini adalah gambaran mengenai Allah yang berbeda dari banyak kepercayaan lainnya.
2. Anak dari Allah
“. . . kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’” (Injil, Surat Roma 8:15).
Pola pikir ini sangat luar biasa! Allah mau menerima manusia biasa untuk menjadi anak-Nya.
Allah menjadi Bapa berarti Ia mau peduli dengan kehidupan kita. Ia mau mengurus, melindungi, menolong, dan mengayomi manusia.
Sampaikan pandangan Anda di sini mengenai konsep Allah di atas.
Allah tidak jauh dan mau bersahabat dengan Anda! Pola pikir ini memberikan dimensi baru dari kepercayaan kita. Ibadah bukan sekadar keharusan melainkan kerinduan. Kita mentaati perintah-Nya bukan karena takut hukuman, melainkan karena bersyukur atas semua kebaikan-Nya. Kita menyembah Allah dengan penuh sukacita karena kasih-Nya.
Jalan untuk Mendekatkan Diri
Kadang kita ragu bagaimana mungkin Allah yang Maha Besar mau menjadi dekat dengan manusia berdosa? Sering kita merasa tidak layak beribadah kepada-Nya. Mungkin kita merasa jauh dari Allah.
Untuk alasan inilah Isa Al-Masih datang ke dalam dunia menjadi “Pembuka Jalan” manusia dengan Allah. Isa yang dapat menyucikan manusia dari segala dosa. Jika mau percaya kepada Isa, maka Allah yang Mahakuasa bisa menjadi dekat dengan kita.
“Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus [Isa Al-Masih] kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus” (Injil, Surat Efesus 2:13).
Mari kita membuka hati untuk menerima Isa Al-Masih agar bisa mengenal dari dekat Allah yang kita sembah.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Lihat artikel ini dalam bentuk video
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apa yang pendapat Saudara mengenai dampak perbedaan ideologi dalam cara ibadah kita?
- Apa pendapat Saudara mengenai Allah tidak jauh dengan manusia secara pribadi?
- Apakah manusia berdosa bisa mendekat kepada-Nya? Jelaskan jawaban Saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Mengapa Orang Kristen Memanggil Allah Sebagai “Bapa”?
- Mengapa Sebaiknya Muslim Mengenal Allah Sebagai “Bapa”
- Orang Islam, Kristen dan Kedekatan Allah
- Hubungan Orang Kristen Dengan Allah Menurut Pandangan Alkitab
- Sahabat Terbaik Bagi Kaum Mukmin, Siapakah Dia?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Supaya Islam dan Kristen tidak bertengkar. Isa nabi Islam dan nabi Kristen. Gunakan telepati, yaitu ada kepada Allah ada kepada nabi Isa ada kepada nabi Muhammad ada kepada keluarga teman sahabat pacar. Telepati juga bisa dijadikan sarana penyebaran apa saja, bisa positif, bisa negatif. Cukup berkata dalam hati.
~
Saudara Alex,
Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang namun kesuciannya bersifat mutlak. Apa yang saudara tawarkan mungkin hebat. Apakah anda sudah mendengar bahwa krisis dosa manusia lebih serius dari yang saudara tawarkan? Injil, Kitab Pertama Korintus 13:2 “Sekalipun…aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.”
Menurut Injil, kehilangan kasih Allah adalah kehilangan segala-galanya sekalipun manusia memiliki segala keistimewaan. Apakah manusia berdosa bisa mendekat kepada-Nya? Tolong jelaskan jawaban Saudara!
~
Jamal
Untuk Staff,
Matius 6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Yesus mengajarkan kita berdoa dengan kondisi tenang teduh tanpa gangguan. Dalam Injil ini tidak mengatakan harus berdoa dengan posisi tertentu.
Shalat Yahudi tanpa “Hajar Aswad”. Banyak sumber mengatakan bahwa shalat Islam tidak berbeda jauh dengan Shalat Yahudi. Pertanyaan saya, mengapa Muhammad membuat agama baru sedangkan shalat Islam hampir sama dengan shalat Yahudi, tapi shalat Islam mempertahankan peninggalan berhala Arab zaman pra Islam?
Muhammad mengatakan bahwa Nabi sebelumnya adalah Islam. Apa kekeliruan para Nabi sebelumnya?
Erick.
Mengapa Nabi islam (Muhammad) mengajarkan sholat baru, sedangkan Yahudi sudah punya ritual sholat?
Mengapa Kristen tidak sholat? Padahal ajaran Taurat dari Yahudi (Musa) mengajarkan sholat (Kata anda). Padahal Injil adalah turunan dari Taurat, dan Al-Quran turunan dari injil yang benar tanpa perubahan/perjanjian.
Muhammad adalah Rasul penyempurna dari yang lain. Apakah pada Taurat ada nubuat Isa akan turun ke dunia? Pasti ada. Adakah ada nubuat tentang nabi Muhammad di Alkitab? Pasti ada. Dalam Alkitab disebutkan bahwa ia adalah nabi dari tanah arabia sebagai penghibur Allah/kunci selamat manusia.
Maka sholat pun disempurnakan oleh Allah, melalui Utusan Allah yang terakhir (Muhammad). Mohon pendapatnya
~
Saudara Bernardi,
Nasrani mencintai Isa, karena percaya Isa itu Tuhan Maha Kuasa yang dekat. Anda sudah mencintai rasul anda sama seperti Tuhan. Bukankah dengan demikian anda menyekutukan/menduakan Tuhan?
Dalam pandangan Allah manusia tidak mengenal Allah. Injil, Roma 3:12 “Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.” Usaha manusia kepada Allah ternyata tidak mengubah pengenalannya akan Allah, termasuk sholat.
Sebaliknya, Allah kenal manusia. Inilah perbedaan prinsip ajaran Al Quran dari Taurat, Zabur, Kitab Para Nabi dan Injil. Al Quran memanggil Allah yang jauh, tapi Injil memberitakan Allah nuzul (datang). Usaha manusia kepada Allah berbeda dengan usaha Allah kepada manusia. Menurut anda mana yang berhasil menyelamatkan? Mohon pencerahan.
~
Jamal
~
Mohon maaf, tidak perlu kami ucapkan salam untuk kalian karena salam kami adalah do’a sesama muslim. Bersyahadatlah maka kami berikan salam. Islam adalah agama para nabi. Shalat sudah ada dari zaman dahulu kala. Allahu a’lam bishawab shalat zaman dahulu seperti apa. Sedangkan tidaklah penting bagi kami mempelajari shalat pada zaman dahulu. Karena Muhammad telah menyempurnakannya dari hasil peristiwa isra’ mi’raj.
Shalat kami tidaklah sama dengan shalat Yahudi. Yahudi adalah kaum yang menyimpang dari ajaran Nabi Musa. Sedangkan Nabi Musa adalah seorang Muslim yang bersyahadat dan berpegang pada petunjuk ALLAH SWT.
~
Saudara Hamba,
Kami menghargai pendapat saudara yang tidak mau memberikan salam kepada kami. Itu adalah hak saudara. Walaupun miris memerhatikan perilaku demikian. Mengapa? Bukankah Muslim mengklaim bahwa Islam adalah agama damai? Agama damai seharusnya memberikan salam kepada siapapun, sekalipun berbeda. Memberikan salam menunjukkan pemahaman yang dalam tentang kedekatan Allah dengan manusia. Bila saudara tidak mau memberikan salam, maka saudara tidak dekat dengan Allah.
Kami bertanya kepada saudara. Apakah manusia berdosa bisa mendekat kepada-Nya? Jelaskan jawaban Saudara!
~
Solihin
~
Jauh dekatnya Allah dengan kita itu masalah batin, masalah hati. Kita jadi jauh dari Allah yang hidup, jika hati kita terikat dengan berhala patung salib, jimat, kuburan, batu keramat dan benda mati yang jadi pujaan hati. Apa yang dibuat oleh manusia dari patung dewa, gambar dewa, simbol salib, jimat bukanlah dewa, bukanlah Allah yang hidup.
~
Saudara Alex,
Kami setuju dengan saudara bahwa berhala menjadikan kita jauh dari Allah. Apapun berhala itu, apakah itu patung atau pujaan hati atau apapun. Dengan demikian, seyogianya setiap orang yang ingin dekat dengan Allah menjadikan Allah yang utama dan terutama. Bukankah demikian? Terima kasih untuk komentar saudara.
~
Solihin
~
Semua manusia di muka bumi itu: Umat Allah, jamaah Allah, milik Allah, hamba Allah. Mereka semua umat Allah, jamaah Allah. Yang tak dibatasi bangunan tempat ibadah karena langit tahta Tuhan. Bumi tumpuan kakiNya dan Tuhan tak diam dalam kuil, tempat ibadah agama apapun.
Yang membuat beda mereka:
A. Ada yang terima kasih kepada Allah. Ada pula yang tidak.
B. Ada yang menyembah Allah. Ada yang menyembah selain Allah. Dan ada yang tak menyembah apa-apa
C. Ada yang sujud kepada buatan tangan manusia, yaitu patung berhala. Ada yang sujud kepada Allah.
D. Agama mereka berbeda. Ada Muslim. Ada non Muslim. Ada theis ada atheis.
E. Ajaran agama dan kitab suci yang beda
F. Simbol agama yang beda
~
Saudara Alex,
Menarik sekali pendapat saudara di atas. Apa yang disampaikan oleh saudara adalah fakta. Kami berpendapat bahwa semua atribut agama pun tidak memberikan jaminan dekat dengan Allah. Menyadari eksistensi manusia pun tidak menjamin seseorang diterima dan dekat dengan Allah. Bukankah diperlukan langkah konkret untuk dekat dengan Allah, yaitu percaya pada-Nya?
Tentu tidak mudah percaya pada Allah, bukan? Sebab banyak orang yang tidak percaya pada-Nya. Bukankah percaya pada Allah merupakan bentuk kedekatan kita pada Allah. Kami bertanya kepada saudara. Apakah manusia berdosa bisa mendekat kepada-Nya? Jelaskan jawaban Saudara!
~
Solihin
~
Allah SWT dalam surah asy Syuura [42]:51; Surah Huud [11]:90; Surah Al Buruuj [85]:14: Tidak mungkin manusia bisa memiliki hubungan yang akrab dengan Alloh SWT. Allah Abraham/Kristen: ingin berelasi dengan manusia. Seperti apa pribadi Allah dalam pikiran kita memiliki pengaruh luar biasa kita memandang dunia yang Dia ciptakan.
Mengapa Tuhan menciptakan dunia? Untuk berelasi dengan manusia atau mengujinya? Apa yang Dia pikir tentang manusia? Apakah manusia sebagai budaknya atau anak-anak-Nya? Bagaimana Dia mau kita hidup? Berfokus pada kasih atau hukum. Apa yang dikatakan kepada kita tentang kehidupan setelah mati? Gemetarlah menantikan penghakiman atau milikilah iman yang penuh sukacita dalam anugerah-Nya.
~
Saudara John,
Menarik sekali pendapat saudara di atas. Memang benar bahwa manusia tidak mungkin dapat memiliki hubungan yang akrab dengan Allah bila Allah tidak berinisiatif nuzul ke dunia yang menjadikan manusia dapat berinteraksi dengan Allah. Bukankah interaksi dengan Allah merupakan tanda kedekatan dengan Allah? Kami berharap saudara-saudara di forum ini dapat memiliki hubungan yang dekat dengan Allah. Terima kasih.
~
Solihin
~
Kata Paulus Allah tak terlihat manusia dan tak bisa mati.
“Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorang pun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.” 1 Timotius 6:16
“Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.”
1 Timotius 1:17
Apa komentar anda?
~
Saudara Alex,
Terimakasih Anda mengutip ayat yang mengajarkan dan mengingatkan bahwa keadaan manusia yang berwujud (tampak) berbeda dari Allah. Jadi, manusia perlu menyadari, bahwa sangat mungkin dia tidak mengenal Allah.
Injil, Ibrani 11:6 “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada,…” Sekalipun kita tidak mengenal Allah, tapi Allah mengenal kita dan sangat mengasihi.
Jadi, bila anda percaya kepada artikel, Allah selalu ingin agar anda mengenal-Nya. Itu sebab Kalimatullah “harus” nuzul, lahir sebagai menusia dan menjalankan kehidupan seperti manusia biasa, tanpa harus kehilangan identitas keilahiannya.
Kalau boleh tahu apa yang anda harapkan dari Allah? Mohon pencerahan
~
Jamal
~
Bernardi Yohanes,
Kristen artinya pengikut Kristus. Dalam injil yang saya sebutkan di atas, tidak menjelaskan bahwa umat Kristen wajib sholat.
Bagaimana bisa yakin bahwa Muhammad adalah utusan Allah yang terakhir yang dimaksud oleh para nabi sebelumnya? Bukankah itu klaim dari Muhammad sendiri?
Hadist Sahih al-Bukhari 3268. Bagaimana utusan Allah dapat tersihir dan Allah membiarkannya dikendalikan pihak lain? Mohon pendapatnya
~
Sdr Bernadi Yohanes,
Sdr mengatakan Injil turunan dari Taurat, Quran turunan dari Injil yang benar tanpa perubaham/perjanjian? Coba jelaskan menurut Sdr Injil itu apa? Nabi penyempurna? Ini menurut saudara nabi penyempurna, ketika diminta bukti kenabian ditanya mengapa seorang anak bisa lebih mirip ayahnya dibanding ibunya. Jawab Muhammad bahwa Jibril telah memberitahukan jawaban pertanyaan ini, rupa seorang anak akan ditentukan oleh siapa yang pertama kali mengeluarkan cairan mani saat bersetubuh (sahih bukhari 4.55.546;5.58.275), jelas jawaban keliru rupa anak ditentukan faktor genetika. Jawaban ini terlihat Jibril jelas bukan Gabriel Alkitab, Namus sosok?
~
Saudara John,
Kami setuju dengan saudara untuk menanyakan hal tersebut. Sebab Injil tidak pernah mengalami perubahan. Karena itu, saudara-saudara Muslim perlu mengetahui arti Injil sesungguhnya. Kami berharap pembahasan mengenai ini lebih lanjut dapat dilakukan di link ini: https://tinyurl.com/ybk9ax4d agar kita dapat mendalaminya di sana karena artikel di atas tidak membahas hal itu. Terima kasih.
~
Solihin
~
Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah sosok yang beda. Pencipta, Isa/Anak Manusia dan Roh Kudus adalah sosok yang beda.
1. “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja” (Markus 13:32).
2. “Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak” (Matius 12:32).
~
Saudara Alex,
Kami senang saudara mengutip ayat-ayat Alkitab tersebut. Namun, untuk memahami Allah Tritunggal, maka saudara perlu membaca keseluruhan ayat yang menjelaskan tentang Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Sebab memilih ayat-ayat tertentu untuk menguatkan penolakan saudara, maka hal itu adalah sikap yang tidak jujur. Sebab Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah esa, yaitu satu kesatuan yang utuh. Silakan saudara klik ini https://tinyurl.com/yddymj4v untuk mendalami tentang Tritunggal. Sebab artikel di atas tidak membahas hal itu. Terima kasih.
~
Solihin
~
Sdr Alex,
Ayat yang sdr kutip 1 Tim 1:17; 6:16 ditulis Rasul Paulus, pernah berjumpa Yesus, dan juga telah melihat Sorga. Kasih prinsip utama Tuhan (1 Yoh 4:18) Kasih kekal Allah melekat pada dirinya di sepanjang masa tidak tergantung manusia, tiga pribadi/Trinitas sudah saling mengasihi satu sama lain dengan kasih yang tidak mementikan diri sendiri. Dari kasih yang sempurna Tuhan menciptakan Dunia. Tauhid sangat bergantung ciptaan baru disebut Allah.
Komen ayat sdr kutip, ada di Yoh 1:18. Artinya tidak ada yang melihat Bapa, namun Yesus adalah Tuhan berada sama Bapa telah menyatakan siapa Bapa. “Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh 14:9). Apa komen sdr. peristiwa “mihna”?
~
Saudara John,
Memang benar bahwa kasih begitu melekat pada Allah. Sebab Allah adalah kasih. Kasih Allah yang mendorong Allah untuk nuzul ke dunia agar Allah dekat dengan manusia (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16). Tanpa kasih Allah tak mungkin manusia dapat dekat dengan Allah. Patut kita syukuri bahwa Allah berkenan dekat dengan manusia. Kami mengajak saudara untuk tetap fokus dengan topik artikel di atas. Terima kasih.
~
Solihin
*
3. Manusia berdosa akan binasa apabila sudah didekat-Nya, karena kekudusan-Nya (Al Quddus). Bukan dibinasakan oleh murka Tuhan, akan tetapi karena kemurnian/kesucian Tuhanlah yang membinasahkan diri kita sendiri, sebab kita berdosa, sekecil apapun dosa tetaplah berdosa. Perumpmaan sederhana adalah mungkin ibarat matahari. Matahari sumber energi kehidupan, dan energi tersebut sangatlah baik, ia sebagai sumber kehidupan untuk bumi, tetapi apabila kita terlalu dekat dengan matahari maka kita binasa oleh kemurnian energi tersebut. Maka dari itu kita perlu dibebaskan dari dosa supaya kita bisa dekat lagi dengan Allah seperti zaman Adam dan Hawa, sebelum berdosa.
*
Saudara Rahel,
Tepat sekali yang disampaikan oleh saudara bahwa tidak ada seorang pun yang tahan dapat berdiri di hadapan-Nya. Itu sebabnya, tidak ada seorang pun yang sanggup datang kepada Allah, kecuali Allah sendiri yang datang ke dunia dan menjadi manusia. Bukankah ini bentuk kasih Allah kepada manusia? Itu sebabnya, setiap orang yang ingin dekat dengan Allah perlu menyadari keberdosaan dan menerima disucikan oleh Isa Al-Masih. Terima kasih.
~
Solihin
~
Ingatlah, sesungguhnya mereka dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah, sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu. (Surat Fussilat,54)
Dari ayat tersebut secara gamblang Allah menjelaskan bahwa “Dia maha meliputi segala sesuatu”.
Bandingkan, kita manusia meliputi seluruh organ luar dan dalam tubuh dari ujung kaki hingga ujung rambut kepala.
Artinya seluruh makhluk ciptaannya termasuk ruang dan waktu, awal dan akhir, baik dan buruk, segala hal di alam semesta bahkan Iblis sekalipun bukan hanya dekat tetapi menyatu dengan DIA.
~
Alex,
Bapa, Anak dan Roh Kudus bukan berbeda sosok, tapi berbeda tugas. Tuhan esa adalah Tuhan dalam kesatuan, jadi ayat itu memang berbicara perbedaan tugas. Memang bayangan Muslim, tuhan ada 3 padahal bukan 3 sosok, makanya disebut Tritunggal. Bukti allah Islam jauh dari Muslim, ia berada di arsy. Kedekatan allah Islam dengan muslim pada malam hari, takala allah Islam turun ke langit, hanya ingin mendengar sholat Muslim (HR. Bukhari, 7494).
Bernardi,
Isa tidak pernah ajarkan sholat, dengan hitamkan jidat. Isa mengajarkan bagaimana kami bisa dekat dengan Isa. Saudara berhasrat Alkitab ada nubuat nabi islam? Bukankah nabi Islam menakutkan untuk umat non Muslim? Tidak mungkin sebagai penghibur?
~
Saudara Park,
Indikator seseorang diterima Allah adalah relasi. Sebab Allah adalah suci. Setiap orang yang ingin dekat dengan Allah, maka ia harus suci. Tetapi hal itu tidak mungkin mengingat manusia berdosa. Maka diperlukan rahmat Allah agar manusia disucikan dan bisa dekat dengan Allah. Jalan satu-satunya adalah Isa Al-Masih. Terima kasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin