• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Kepercayaan Orang Islam > Idul Adha > Berkah Idul Adha: Qurban yang Besar dari Allah Untuk Manusia

Berkah Idul Adha: Qurban yang Besar dari Allah Untuk Manusia

20 Oktober 2010 oleh Web Administrator 84 Komentar

Korban IbrahimMengenai peringatan hari raya Idul Adha, Al-Quran mencatat sebuah ayat yang menarik tentang pengurbanan Nabi Ibrahim AS.  Ia mengurbankan seekor domba jantan sebagai pengganti anak lelaki yang disayanginya. “Kami tebusi anaknya itu sembelihan yang besar (seekor kambing / domba).” (QS 37:107). Apakah berkah Idul Adha yang harus Mukmin terima?

Al-Quran: Sembelihan Dengan “Adzim” (Besar) Lambang Berkah Idul Adha

“Adzim” (Besar) adalah nama yang digunakan bagi Allah. Tapi ayat diatas juga menggunakan nama tersebut bagi korban sembelihan yang nilainya lebih kecil dibandingkan anak Ibrahim. Apa maksud Al-Quran dengan ayat tersebut?

“Sembelihan besar” ini adalah sebuah simbol yang melambangkan keagungan. “Sembelihan besar” menjadi alat penebusan Allah bagi anak lelaki Ibrahim.  Inilah merupakan kemurahan hati Allah. Kematian domba jantan itu telah menebus manusia dan memberikan hidup kepadanya. Ini adalah salah satu berkah Idul Adha yang Mukmin harus tahu, yaitu tentang kemurahan hati Allah bagi manusia.

Allah yang Menebus dan Menyediakan

Karena Allah yang menebus anak lelaki Ibrahim melalui sembelihan. Sembelihan yang Allah sediakan ialah sebuah domba jantan yang benar-benar murni dan tanpa cacat sedikitpun.

Al-Quran tidak bicara mengenai tempat penyembelihan tersebut.  Namun Kitab Taurat, Kejadian 22:3 menulis: Allah memerintahkan Ibrahim untuk pergi ke Gunung Moria. Ratusan tahun kemudian, Raja Sulaiman membangun Bait Allah di atas gunung yang sama.

Apa Tujuan Berkurban Pada Idul Adha?

Beberapa orang berpendapat tujuan berkurban supaya orang miskin dapat mengambil manfaat dengan makan dagingnya. Pendapat itu tidak salah.  Tetapi benarkah tujuan Allah atas kurban semata-mata hanya itu? Atau adakah rahasia berkah Idul Adha tidak diketahui para mukmin?

Tidak ada perintah dalam Al-Quran untuk berkurban saat Idul Adha. Satu-satunya alasan adalah meneladani ketaatan Nabi Ibrahim saat berkurban (QS 37:100-113). Dan saat itu dia tidak berada diantara orang-orang miskin.

Karena dia takut kepada Allah dan menyadari dosa-dosanya, maka dia memerlukan tebusan dari Allah. Al-Quran mencatat “Dan yang amat kuinginkan (Nabi Ibrahim) akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat” (QS 26:82). Maka seharusnya tujuan seseorang berkurban adalah karena percaya kepada Allah, pada apa yang telah dilakukan-Nya serta memohon pengampunan dan penebusan-Nya.

Kurban Seperti Apakah Yang Layak Menggantikan Kita Dihadapan Allah?

Sapi Kurban“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu.  . . . ” (QS 22:37)

Kurban yang layak menggantikan kita dihadapan Allah haruslah lebih tinggi dari seekor hewan. Karena Allah hanya menerima ketaqwaan yang hanya dimiliki oleh manusia, maka kurban yang dapat diterima Allah hanyalah kurban seorang manusia.

Ciri-ciri “Kurban Besar”

Jelas, harus manusia suci, tanpa dosa, dan dikirim Allah. Beberapa orang berpendapat bahwa semua nabi tidak berdosa. Benarkah demikian?  Al-Quran mencatat: Adam dan Hawa berdosa (QS 7:23 ); Nuh berdosa (QS 11:47 ); Ibrahim berdosa (QS 26:82; 14:41 ); Musa berdosa (QS 28:15-16); Harun berdosa (QS 20:93); Daud berdosa (QS 38:24 ); Sulaiman berdosa (QS 38:32,35 ); Yunus berdosa (QS 21:87 ); Muhammad berdosa (QS 48:2; 47:19).

Bagaimana dengan Isa Al-Masih? Tidak ada ayat dalam Al-Quran yang mengatakan Isa Al-Masih berdosa. Sebaliknya Al-Quran mencatat: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.”  Kata “suci” hanya ditujukan kepada Isa Al-Masih. Kedatangan-Nya disebut ajaib karena Dia satu-satunya yang dilahirkan oleh seorang perawan (QS 21:91; 66:12), juga memiliki Kebesaran  (QS 3:45; 4:171) dan disebut “Kalimat-Nya dan roh dari pada-Nya”.

Isa Al-Masih “Kurban” yang Besar

Dengan demikian Isa Al-Masih adalah satu-satunya yang dapat menjadi kurban yang sebenarnya. Mengapa? Karena Dia suci, datang ke dunia dengan cara ajaib, dan dikirim Allah.

Seperti halnya kurban yang harus terlebih dahulu hidup lama sebelum siap dikurbankan, demikian juga Isa Al-Masih. Ia hidup cukup lama sebelum mengurbankan diri-Nya sebagai tebusan. Kematian-Nya di kayu salib telah membuat darah-Nya tertumpah. Dia adalah lambang tebusan Allah seperti yang dikatakan oleh Nabi Yahya, anak Zakaria: “Ini adalah Anak Domba Allah, yang akan dikurbankan untuk menebus dosa-dosa dunia.”

Kematian-Nya telah memberikan hidup kepada manusia.  Ia membangkitkan orang dari kematian sebelum Dia sendiri mati. Dia, yang tidak berdosa telah menyerahkan diri-Nya bagi orang berdosa. Dan menjadi tebusan serta memberi hidup bagi orang berdosa.

Rahasia Berkah Idul Adha!!

Isa Al-Masih bukan hanya satu-satunya yang dapat menjadi kurban, tetapi Dia adalah “kurban besar” itu karena menggambarkan semua sifat kurban itu.

Dengan demikian kita dapat mengerti dalam pengertian yang lebih luas arti rahasia dari ayat “Kami tebusi anaknya itu dengan sembelihan yang besar (seekor domba)” (QS 37:107). Mengapa dia “besar?” Karena pengurbanan besarnya mencakup seluruh umat manusia. Inilah berkah Idul Adha yang besar dan harus diterima oleh semua orang!

Kesimpulan

  • Kematian domba jantan itu telah menebus dan memberikan hidup bagi anak lelaki Nabi Ibrahim
    Tujuan berkurban karena percaya kepada Allah, pada apa yang telah dilakukan-Nya, memohon pengampunan dan penebusan-Nya. Kurban yang dapat diterima Allah adalah kurban seorang manusia yang suci dan tanpa dosa. Isa Al-Masih satu-satunya yang dapat menjadi ‘kurban besar’. Karena Dia suci, datang ke dunia dengan cara ajaib, dikirim Allah dan kematian-Nya memberikan hidup kepada manusia sebagai tebusannya. Jelas, Isa Al-Masih mengorbankan diri-Nya bagi seluruh manusia termasuk Saudara.  Hari ini, dengan menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, Saudara dapat menikmati hidup yang kekal. Kiranya Saudara mendoakan doa keselamatan dalam “Tindakan Ke-Enam” pada seksi tentang Jalan Keselamatan di situs ini.

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Berkah Idul Adha: Qurban yang Besar dari Allah Untuk Manusia “, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718 

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Idul Adha, Kepercayaan Orang Islam

Subscribe
Beritahulah
84 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Andra
25 November 2010 3:19 pm

*
1. Doa Nabi Ibrahim agar tanah Haram diramaikan oleh penziarah yang datang kepada rumah Allah di bumi, dilaksanakan oleh umat Muslim.

Mekkah adalah tanah Haram (tanah suci) yang dulu disebut Bakka, Petra (bukit batu) tempat domba-domba Nebayot dan Kedar digembalakan. Ka’bah dibangun kembali oleh Ibrahim AS dan Ismail AS di kota ini.

2. Umat Muslim tidak memaknai bahwa Al-Quran adalah bentuk dari suatu penebusan bagi dosa-dosanya ataupun dosa orang tuanya. Hanya kepada Allah (Tuhan yang Ibrahim sembah), ketakwaan Nabi Ibrahim atas perintah Allah itu diuji. Cinta Ibrahim terhadap Allah melebihi cintanya terhadap apapun yang dia cintai di dunia ini.

Begitu pula dengan melaksanakan ibadah haji. Dengan meninggalkan segala yang kita cintai, berkorban harta, menanggalkan pangkat dan jabatan, untuk tujuan yang sama, sebagai manusia. Tujuan akhir hidup manusia, yaitu kembali pada Allah.

Balas
staff
1 Desember 2010 12:50 pm
Balasan ke  Andra

~
Sdr. Andra, banyak orang menganggap bahwa berkurban adalah berfungsi sebagai sedekah. Namun “sedekah” dan “berkurban” ternyata adalah dua perintah Allah yang berbeda dan wajib dikerjakan. Sehingga makna “kurban” bukanlah untuk “bersedekah” kepada kaum miskin.

“Kurban” adalah lambang penebusan, pembebasan dan pengampunan dosa.

Untuk hal ini, kita harus memperhatikan beberapa konteks tentang ‘kurban’ sebagai berikut:

– Allah mengurbankan seekor binatang setelah Adam dan Siti Hawa jatuh dalam dosa.
– Abraham mengurbankan seekor sembelihan yang “besar” sebagai pengganti anaknya.
– Musa mengurbankan domba untuk pembebasan kaumnya dari perbudakan Fir’aun.
– Ayub berkurban kepada Allah untuk pengampunan dosa anak-anaknya.
– Nabi Ilya berkurban kepada Allah sebagai pengampunan dosa umat Israel.

Semua praktek di atas dapat dibaca dalam Kitab Suci dan menunjuk pada penebusan dan pengampunan dosa. Allah tidak pernah menyuruh umat-Nya berbuat sesuatu tanpa alasan.

Allah menggantikan putra Ibrahim dengan sembelihan yang “besar”. Perhatikanlah bahwa ini bukan ‘besar’ secara fisik. Namun maknanya adalah kurban yang ‘agung’. Ini mengacu kepada Isa Al-Masih yang akan mengucurkan darah-Nya di atas kayu palang.
~
CA

Balas
parmin abadi
24 Maret 2011 5:06 pm

*
Bertakwa artinya meninggalkan larangan dan menjalankan perintahnya secara dengan iklas karena Allah.

Berkurban adalah perintah Allah sebagaiman yang telah Allah perintahkan kepada Nabi Ibrahim hingga Muhammad, mereka semua beragama Islam.

Ibadah haji sudah menggambarkan: thowaf, sai, melontar jumroh dan lainnya yang juga dilakukan dan diperintahkan oleh Nabi Ibrahim.

Balas
staff
4 Mei 2011 8:11 pm
Balasan ke  parmin abadi

~
Saudara Parmin Abadi,

Bertakwa kepada Allah adalah sesuatu yang harus dijunjung tinggi oleh kita semua. Namun ketakwaan tidaklah mampu melepaskan kita dari hukuman atas dosa yang harus kita jalani dalam neraka sebagai hukumannya.

Sebab ketakwaan merupakan keharusan, bukan pilihan ataupun pahala. Justru tidak takwa akan menimbulkan dosa, sementara dengan bertakwa, itu adalah wajar karena memang sudah seharusnya.

Ibadah secara tata cara jasmaniah adalah termasuk dalam ketakwaan. Semua itu tidak akan mampu melepaskan kita dari akan datangnya hukuman atas diri kita.

Hanya kurban yang sejati dari Allah lah yang sanggup melepaskan kita dari hukuman dosa, sebab Kurban yang Agung dari Allah tersebut sudah dihukum ganti kita, dan dengan demikian, maka hukuman sudah dijatuhkan, dan telah lunas dibayar.

Untuk mengenal siapakah Kurban yang Agung dari Allah tersebut, kami mengajak Saudara untuk boleh mernungkan: [url]isadanislam.org/jalan-keselamatan[/url]. Kiranya Saudara mendapatkan berkah yang sesungguhnya dari Allah.
~
CA

Balas
Galaxy
23 Juni 2011 8:22 am

*
Menurut Al-Quran, siapakah nama anak Ibrahim yang akan dikurbankan?

Balas
staff
30 Juni 2011 5:00 am
Balasan ke  Galaxy

~
Jika saudara meyakini bahwa benar Kitab Suci saudara merangkum dari Taurat maka ia tidak akan berbeda dengan Taurat itu sendiri. Taurat menjelaskan bahwa dalam Taurat Kitab Kejadian 22:2 Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Sedangkan dalam kitab suci saudara tidak memberi penjelasan nama secara spesifik.

Ishak terpilih karena dia anak perjanjian. Perjanjian antara Allah dengan Ibrahim. Lihatlah dalam Taurat, Kitab Kejadian 17:19 “Tetapi Allah berfirman: “Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.”

Perjanjian tersebut adalah keselamatan yang dijanjikan bagi seluruh umat manusia. Selidikilah keturunan dari Ishak yang membawa keselamatan bagi bangsa-bangsa.
~
NN

Balas
lovepeace
12 Agustus 2011 9:14 pm

*
Mohon disebutkan ayat Al-Quran yang menuliskan bahwa yang dikurbankan itu adalah Ismail bukan Ishak.

Terimakasih.

Balas
staff
30 Desember 2011 3:39 am
Balasan ke  lovepeace

~
Saudara Lovepeace,

Tidak ada satupun ayat dalam Al-Quran yang dengan jelas mengatakan bahwa yang dikurbankan itu adalah Ismail atau Ishak.

Sebaliknya, dengan jelas Alkitab mengatakan, Allah meminta kepada Ibrahim untuk mengurbankan Ishak.

Firman Allah: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (Taurat Kitab Kejadian 22:2).
~
SO

Balas
sahat
9 Januari 2012 3:53 pm

*
Saya ingin bertanya kepada saudaraku umat Muslim, sebenarnya Islam itu ada pada jaman Muhammad atau jauh sebelum Muhammad? Tolong dijawab.

Balas
staff
31 Januari 2012 10:16 am
Balasan ke  sahat

~
Saudara Sahat,

Jelas Islam ada pada zaman Muhammad. Karena wahyunya dipercayai diterima oleh Muhammad.

Namun bukanlah ‘agama’ yang dibutuhkan orang berdosa. Tetapi korban yang besar, benar-benar suci dan dari Allah sendiri. Dia adalah Isa Al-Masih, lambang tebusan Allah seperti yang dikatakan oleh Nabi Yahya, anak Zakaria.

“Ini adalah Anak Domba Allah, yang akan dikorbankan untuk menghapus dosa-dosa dunia.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29).
~
DA

Balas
susu kambing bubuk
10 Januari 2012 1:31 am

*
Agama yang dibawa Muhammad baru sekitar 1400 tahun yang lalu, bagaimana mungkin mengaku semua nabi beragama Islam?

Balas
staff
31 Januari 2012 10:17 am
Balasan ke  susu kambing bubuk

~
Semua nabi yang datang ke dunia, mulai dari zaman nabi Adam hingga Isa Al-Masih tidak ada yang datang dengan visi sebuah “agama”. Semua nabi tersebut datang dengan tujuan memberitakan jalan Allah. Agar manusia kembali pada jalan Allah.

Demikian halnya dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih datang membawa pembaruan hidup, ‘hidup kekal’, damai sejahtera, pengampunan dosa dan pemulihan persekutuan dengan Allah, bukan satu agama.

Seperti yang Isa Al-Masih katakan: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
DA

Balas
Prihatini
19 Juli 2012 10:57 pm

*
Ibrahim dan anaknya diselamatkan karena percaya pada kurban yang akan datang. Mereka memegang janji Allah dalam Kejadian Pasal 3.

Kita sekarang diselamatkan jika kita percaya akan kurban yang dari Allah, yang dijanjikan-Nya, yaitu Isa Al-Masih yang dikurbankan di Golgota = bukit Moria.

Balas
staff
20 Juli 2012 7:52 am
Balasan ke  Prihatini

~
Saudara Prihatini,

Terimakasih untuk penjelasan saudara di atas. Firman Allah berkata, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Kisah Para Rasul 4:12).

Demikianlah, jaminan Keselamatan hanya ada dalam Isa Al-Masih. Bukan pada amal perbuatan manusia.
~
SO

Balas
Prihatini
19 Juli 2012 11:13 pm

*
Agama adalah usaha manusia untuk mencari Allah. Tetapi usaha apapun dari manusia tidak mungkin dapat menghampiri Allah, karena manusia sudah terusir dari hadapan Allah, karena dosanya.

Maka Allah-lah yang mencari manusia dan menyelamatkannya, melalui Isa. Itulah yang disebut Berita Injil yang tercantum dalam kitab Injil. Perlu diketahui bahwa kitab Injil bukanlah Injil. Injil itu adalah Isa yang datang menebus manusia.

Kristen (Yunani = Kristus) sama arti dengan Masehi (Mesias= dari bahasa Ibrani ) yaitu Yang Diurapi, yang berkenan (Kepada Allah). Karena itu Kristen ataupun Masehi bukanlah agama. Tetapi Allah yang menghampir dan mencari serta melepaskan manusia dari jerat maut. Amin.

Balas
staff
20 Juli 2012 7:52 am
Balasan ke  Prihatini

~
Saudara Prihatini,

Terimakasih untuk penjelasan yang telah saudara berikan di atas. Semoga dapat menjadi pencerahan bagi teman-teman lain yang membacanya.
~
SO

Balas
ridho
12 Oktober 2012 12:33 pm

*
Mohon penjelasan tentang tulisan/artikel Anda dibawah ini yang isinya:

“Seperti halnya kurban yang harus terlebih dahulu hidup lama sebelum siap dikurbankan, demikian juga Isa Al-Masih. Ia hidup cukup lama sebelum mengurbankan diri-Nya sebagai tebusan. Kematian-Nya di kayu salib telah membuat darah-Nya tertumpah. Dia adalah lambang tebusan Allah seperti yang dikatakan oleh Nabi Yahya, anak Zakaria: “Ini adalah Anak Domba Allah, yang akan dikurbankan untuk menebus dosa-dosa dunia.”

Pertanyaan saya: Siapakah yang disalib di kayu salib, apakah benar Isa Al-Masih? Bila benar yang disalib adalah Isa Al-Masih, tolong jelaskan dimana kuburnya. Karena tentunya setelah disalib Isa Al-Masih bati dan dikuburkan.

Balas
staff
19 Oktober 2012 1:16 am
Balasan ke  ridho

~
Tertulis dalam Firman Allah bahwa yang disalibkan adalah Isa Al-Masih. “Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusuf pun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia” (Injil, Rasul Besar Matius 27:57-60).

“Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati” (Injil, Rasul Besar Matius 28:5-8)

Isa Al-Masih mengalami kematian. Dan pada hari yang ketiga Ia bangkit dari kematian lalu
menampakan diri pada murid-murid-Nya sebelum Dia naik kembali ke Sorga.

Tertulis dalam Al-Quran juga sepakat. “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali” (Qs 19:33) Dalam ayat ini digunakan kata dalam bentuk masa lalu, yaitu “Tawafa”, yang berarti Dia telah mati.
~
NN

Balas
abu meitsa
24 Oktober 2012 8:27 am

*
Maaf, saya mau minta penjelasan tentang qurban nazar. Bagaimana ketentuannya, juga contohnya. Terimakasih.

Balas
staff
6 November 2012 9:34 am
Balasan ke  abu meitsa

~
Saudara Abu,

Ketika kita mengikat janji atau sumpah untuk pencapaian suatu maksud tertentu maka itu disebut nazar. Ketentuannya berbeda-beda. Yahudi, Nasrani dan Islam punya ketentuan yang sudah ditetapkan masing-masing agama. Namun ketiga agama samawi tersebut sama-sama menghendaki umat-nya jujur menepati janji yang di nazarkan.

Allah tidak membutuhkan persembahan korban, sebab segala isi dunia Dia yang menjadikan. Tetapi Allah menghendaki kebenaran batiniah dari diri seseorang yang bernazar. Dengan ketepatan menepati janji nazar berarti dia percaya Allah itu ada.
~
NN

Balas
yes
24 Oktober 2012 2:54 pm

*
Logikanya mengapa dibolak-balik, dihubung-hubungkan. Kita disuruh bertakwa, disuruh berkurban. Bukan menuhankan yang kita kurbankan.

Balas
staff
5 November 2012 3:25 am
Balasan ke  yes

~
Saudaraku, pengorbanan Isa Al-Masih adalah bukti bahwa Allah itu maha pengasih. Karena Dia Tuhan maka pengorbanannya kita perlukan.

Adam dan Hawa telah terjerat dalam jerat Iblis sehingga anak-cucu merekapun terjual kepada Iblis. Keadaan ini harus diterima manusia karena pilihan manusia sendiri. Bukan Allah tidak berkuasa menjaga tetapi karena Allah memberikan akal budi dan kehendak dalam diri manusia. Dan kehendak Adam dan Hawa adalah mengikuti bujuk rayu Iblis.

Manusia tidak bisa lepas dari kekang Iblis dan akhir hidup manusia hukuman neraka. Manusia butuh pertolongan. Manusia butuh penebus. Maka Isa Al-Masih mengorbankan diri-Nya. Darah Isa Al-Masih tercurah sebagai kurban agung untuk membersihkan dan menebus manusia supaya manusia kembali pada kehormatannya.

“demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia” (Injil, surat Ibrani 9:28).
~
NN

Balas
PJ Hertanto
24 Oktober 2012 9:52 pm

*
kalau menggunakan logika tersebut sepertinya kurang pas, Nabi Ibrahim merasa berat untuk berkurban, tapi Ismail rela. Sedangkan Isa digambarkan dalam ketakutan saat berdoa di Getsemani agar diselamatkan dari tentara. Kalau memang tebusan besar, seharusnya Isa dengan lapang dada ke kayu salib, nanti biar Allah yang menggantikan/menyelamatkan seperti Ismail.

Apakah kita diselamatkan atas jasa orang-orang kafir Romawi atau imam-imam Yahudi yang menginginkan Isa dibunuh? Kalau betul berarti sebuah skenario Tuhan yang menarik. Mereka, orang orang kafir/jahat itu betul-betul berjasa menyelamatkan kita, seharusnya mereka duduk di sisi Tuhan yang maha kuasa, atau setidaknya dibuatkan prasasti untuk mengenang kebaikan orang kafir itu.

Balas
staff
5 November 2012 5:20 am
Balasan ke  PJ Hertanto

~
Saudaraku Hertanto,

Alkitab memberitahukan bahwa apa yang terjadi dengan Ibrahim pada riwayat korban merupakan nubuatan pengorbanan Isa Al-Masih.

Memang saat itu Isa Al-Masih terlihat seolah ketakutan tapi apa sebenarnya yang membuat Isa Al-Masih seperti itu.

Sebelum menuju kematian, Isa Al-Masih beberapa kali memberitahukan misi kemesiasanya berpusat pada kematian-Nya.Seorang yang secara sadar dan bulat hati untuk mati jauh sebelum ide tentang mesias yang menderita dipahami orang lain. “Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia [Yesus] harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari” (Injil, Markus 8:31).

Pada kesempatan lain Ia berbicara tentang kematian-Nya yang pasti “Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku” (Injil, Markus 14:8).

Tetapi kesan terakhir adalah Ia seperti ketakutan menghadapi kematian itu, mengapa berbeda dari sebelumnya? Stevanus martir menghadapi kematian dengan sukacita, Sokrates meminum racunya dan mati tanpa gentar. Isa Al-Masih yang penuh dengan kuasa mujizat dan tidak pernah mengalami rasa takut akan apapun lalu tiba-tiba diakhir Ia sepertinya takut. Ada apa ini?

Tidak ada manusia yang mengalami ketakutan menghadapi kematian seperti Isa Al-Masih sebab ketakutannya kepada kematian terletak pada fakta bahwa seluruh dosa umat manusia ditanggungya. Ia memperdamaikan Allah dengan manusia.
~
NN

Balas
zaky
25 Oktober 2012 2:15 pm

*
Sebenarnya Isa dengan Al-Quran menurut Islam tidak ada hubungan, karena Islam meyakini bahwa Nabi Isa disalib agar manusia tahu pada zaman itu bahwa walau dengan kekerasan sekalipun Nabi Isa tidak akan berpaling dari perintah Allah walau Dia disalib sekalipun.

Begitu pula dengan Nabi Ibrahim yang diuji sampai dimana kesetiaannya kepada Allah. Apakah Nabi Ibrahim rela mengorbankan anaknya yang sangat disayanginya.

Menurut agama Islam, umat Muslim berkurban untuk menghilangkan sifat kebinatangan dalam diri, selain itu para binatang yang dikurbankan akan bersaksi dikemudian hari. Mmereka bersaksi mulai dari setiap helai bulunya, bahwa saya dikurbankan karena patuh dan taqwa kepada Allah sesui dengan apa yang dilakukan pada orang yang taqwa kepada kami sebelumnya.

Balas
staff
5 November 2012 3:30 am
Balasan ke  zaky

~
Saudara Zaky,

Pengorbanan Isa Al-Masih meninggalkan kesan yang mendalam bagi umat manusia. Dari pada-Nya kita belajar tentang kuasa kerendahan hati, ketaatan dan pengorbanan tanpa pamrih. Ditengah-tengah dunia yang dipenuhi oleh manusia yang rakus, Isa Al-Masih justru mengajarkan berbahagialah mereka yang miskin (Injil, Rasul Besar Matius 5: 3) sebagaimana Dia telah menjadi miskin dan menjadi rupa sebagai hamba.

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” (Injil, surat Filipi 2:5-7).

Tentu dibalik itu semua ada tujuan besar sehingga Isa Al-Masih rela mengorbankan diri-Nya, yaitu keselamatan manusia. Dan Isa Al-Masih berjanji kepada setiap orang yang menantikan keselamatan dari pada-Nya tidak akan dikecewakan.
~
NN

Balas
Love
25 Oktober 2012 7:40 pm

*
[quote name=”zaky”]Sedangkan menurut Muslim, Islam berkurban untuk menghilangkan sifat kebinatangan dalam diri umat Muslim, selain itu para binatang yang dikurbankan akan bersaksi dikemudian hari, yaitu mereka bersaksi mulai dari setiap helai bulunya, bahwa saya dikurbankan karena patuh dan taqwa kepada Allah sesui dengan apa yang dilakukan pada orang yang taqwa kepada kami sebelumnya.[/quote]
Apakah kesaksian seekor binatang lebih kuat dibandingkan kesaksian seorang anak manusia? Bagaimana dengan mereka yang tidak sanggup memberikan kurban? Adakah yang akan bersaksi untuk mereka? Apakah nilai ketaqwaan mereka berkurang atau tidak ada sama sekali?

Apakah anda yakin setelah berkurban akan menghilangkan sifat kebinatangan anda? Pada dasarnya manusia memiliki kecendrungan untuk kembali berbuat dosa, maka sia-sialah kurban itu. Di dalam Yesus yang adalah kurban sejati yang berkenan kepada Allah, kita akan selalu diperbaharui sehingga dosa kehilangan kuasanya.

Balas
kris
27 Oktober 2012 12:33 am

*
Mohon bisa diberikan referensi dari kitab Injilnya, jika memang Isa Al-Masih adalah sembelihan yang besar tersebut, yaitu saat Isa disalib. Kaerna agama itu bukan prasangka manusia, tapi harus ditunjukkan dengan dalil kitab suci. Kalau hanya prasangka saja, padahal prasangka manusia teramat lemah.

Balas
staff
5 November 2012 5:18 am
Balasan ke  kris

~
Saudara Kris,

Mengenai kedatangan, kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih sudah diberitahukan sebelum peristiwa itu terjadi dan untuk itulah hingga saat ini keselamatan dari Isa Al-Masih terus diberitakan sebagai kabar baik bagi seluruh umat manusia.

Kurang lebih 1500 tahun sebelum Isa Al-Masih, ada nabi Yesaya yang menubuatkan tentang-Nya. ““Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Kitab nabi Yesaya 53:4-5).

Kemudian setelah Isa Al-Masih kembali ke sorga Firman Tuhan mengatakan “demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia” (Injil, surat Ibrani 9:28).
~
NN

Balas
Pasola
11 Desember 2012 5:34 am

*
Satu hal yang benar bahwa orang Arab bukan keturunan dari Ismail, karena Ismail tinggal menetap di Mesir, bersama istrinya yang orang Mesir, ibu Ismail pun orang Mesir. Jadi tidak mungkin Ismail adalah nenek moyang dari orang Arab

Balas
Bantahan Untuk Staff
24 Januari 2013 9:01 pm

*
1. Saudara staf yang terhormat, sekilas sepertinya masuk akal apa yang anda katakan, tapi coba kita pikirkan sekali lagi lewat kebenaran sejarah, Tuhan Yesus dibunuh bukan bunuh diri. Seandainya Ia menjadi tumbal, mungkin Dia akan mengumpulkan manusia dan melakukan bunuh diri dengan mengatakan bahwa dia tumbal untuk kita. Itu baru kita katakan Dia memang dilahirkan untuk menjadi tumbal. Tapi kalau Dia dikejar-kejar untuk dibunuh, itu bukan jadi tumbal untuk dosa, tapi karena bangsa Romawi dan Yahudi membenci Isa yang mengajak kepada kebenaran. Jadi beda antara menjadi tumbal dan dibunuh, karena pembunuhan para nabi adalah sudah menjadi tabiat bangsa Yahudi. Jadi bukan hal yang aneh dan bukan tumbal seperti yang kita sangka.

2. Logikanya dibangun para Kristolong bahwa Yesus datang untuk menebus dosa hanyalah bertujuan untuk melegalkan berbuat dosa. Jadi ketika manusia tahu kalau dosanya sudah terhapus, maka dengan santai berbuat dosa.

Balas
staff
25 Januari 2013 9:07 am
Balasan ke  Bantahan Untuk Staff

~
Terimakasih untuk bantahan saudara bagi staf IDI. Kami akan memberi tanggapan untuk bantahan yang saudara berikan.

1. Kematian Yesus disalib adalah penggenapan dari nubuat yang telah disampaikan Allah melalui nabi-nabi-Nya, jauh sebelum Yesus lahir ke dunia. Inilah diantaranya nubuatan itu “Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung” (Kitab Nabi Zakaria 12:10). Jauh sebelum Yesus lahir, Nabi Zakaria telah menubuatkan bahwa Dia akan ditikam.

Perhatikan juga ayat ini: “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah” (Kitab Nabi Besar Yesaya 53:3-4)

Bila demikian, masikah dapat dikatakan bahwa kematian Yesus hanya secara kebetulan karena dibunuh oleh tentara Romawi?

2. Saudara salah besar bila mengatakan tujuan penebusan yang dilakukan Yesus semata-mata agar bebas melakukan dosa. Dalam Injil tidak pernah dituliskan bahwa seseorang yang dosanya telah ditebus melalui kematian Yesus di salib, dapat bebas melakukan dosa. Sebaliknya dikatakan bahwa, “salah satu dasar pertama dari Kekristenan adalah pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia” (Injil, Surat Ibrani 6:1). Dan bukti dari pertobatan ialah hidup yang melakukan kehendak Allah, bukan hidup menurut kehendak diri sendiri.
~
SO

Balas
bhakir
17 Juni 2013 6:09 pm

*
Dalam Al-Quran disebutkan bahwasanya yang mati di kayu salib bukanlah Isa, melainkan murid Nabi Isa yang berkianat. Yaitu Yuhada alias Yudas Iskarot yang wajahnya disamarkan oleh Allah menyerupai Nabi Isa. Sedangkan Nabi Isa telah diangkat ke surga.

Balas
staff
22 Juni 2013 8:36 am
Balasan ke  bhakir

~
Saudara Bhakir,

Boleh kami meminta ayat Al-Quran yang mengatakan bahwa yang disalib itu adalah Yuhada alias Yudas Iskariot?

Umumnya orang Muslim percaya bahwa Allah menjadikan seseorang mirip seperti Nabi Isa yang
kemudian disalib menggantikan-Nya. Ini dikenal sebagai teori substitusi. Namun ada banyak kejanggalan jika kita setuju bahwa orang dapat diubah menjadi mirip dengan orang lain. Jika ini yang terjadi, maka kita tidak akan pernah dapat memastikan bahwa apa yang kita lihat benar-benar terjadi.

Pengadilan kriminal dapat menyatakan seseorang tidak bersalah dengan mengatakan Allah pasti menjadikan orang lain mirip dengan dia dan orang samaran itulah yang melakukan kejahatan. Juga, apa tujuan mengubah orang lain menjadi mirip dengan Nabi Isa? Allah tetap bisa mengangkat Nabi Isa ke surga atau membunuh orang yang ingin menyalibkan Nabi Isa. Bukankah hal ini lebih mudah? Daripada membuat orang lain mati tanpa ada gunanya, dan juga Allah melakukan pembohongan publik.

Ingat, orang yang disalibkan itu matinya perlahan-lahan. Jika orang yang disalibkan itu ternyata bukan Nabi Isa, yang perlu dia lakukan hanyalah berteriak, “Aku bukan Nabi Isa. Aku adalah orang lain.” Pasti kata-kata ini akan tersebar kemana-mana. Namun itu tidak pernah terjadi.

Dan lagi, Kitab Suci Injil menuliskan bahwa murid Nabi Isa yang mengkhianati Dia, bukan mati disalib. Melainkan mati tubuh diri dengan cara menggantungkan dirinya.
~
SO

Balas
bhakir
1 Juli 2013 7:43 pm

*
Surat Al-imron. Dan satu hal lagi mengenai komentar admin di atas, yang menyebutkan bahwa agama Islam hanya pada masa Nabi Muhammad, itu tidak benar. Agama Allah dari jaman Nabi Adam cuma satu, yaitu Islam.

Dalam surat An-nisa 157-158 juga dijelaskan tentang diangkatnya Nabi Isa ke langit dan bukan disalib oleh kaum Yahudi.

Balas
staff
2 Juli 2013 10:50 am
Balasan ke  bhakir

~
Saudara Bhakir,

Dalam Surat Ali-Imron ayat berapakah yang mengatakan bahwa yang disalib menggantikan Isa adalah Yuhada alis Yudas Iskariot. Tolong saudara menuliskan ayatnya di sini, agar yang lain juga tahu.

Tolong saudara sebutkan ayat Al-Quran yang mengatakan bahwa ketika Allah menciptakan Adam, Allah juga mengatakan agar Adam memeluk agama Islam.

Tolong saudara menjelaskan di sini bagaimana surat An-nisa 157-158 mengatakan tentang diangkatnya Nabi Isa ke langit.
~
SO

Balas
apsintus
19 September 2013 12:07 pm

*
Untuk saudara yang Muslim, jadi para nabi seharusnya di tulis Haji Adam, Hajah Hawa, Haji Daud, Haji Ibrohim, Haji Ismael, dll. Bukankah begitu lebih afdol?

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Isa Al-Masih Memberi Pengetahuan Tentang Hari Kiamat
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran Yang Muslim Wajib Ketahui
  • 5 Fakta Menarik Dari Kisah Kelahiran Nabi Islam dan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Rahasia Dibalik Qurban Idul Adha yang Mukmin Harus Tahu
  • Maksud Qurban Idul Adha: Bagaimana Pengertian yang Benar?
  • Apakah Makna Qurban Idul Adha Bagi Umat Islam?
  • Mengapa Harus ada Qurban saat Idul Adha? Apa Tujuannya?
  • Apakah Qurban Terbaik bagi Muslim Saat Idul Adha?

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz