• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Isa Al-Masih > Akhir Zaman > 5 Alasan Mengapa tidak ada Sholawat Nabi Untuk Isa Al-Masih

5 Alasan Mengapa tidak ada Sholawat Nabi Untuk Isa Al-Masih

21 Juli 2013 oleh Web Administrator 612 Komentar

kedua-tangan-menengadah-ke-langit-biruBeberapa agama dan tradisi budaya di Indonesia, ketika ada anggota keluarga meninggal dunia, akan diadakan doa bersama. Doa bersama ini biasanya dilaksanakan pada hari ketujuh, hari ke empat belas, dan seratus hari setelah orang tersebut meninggal dunia. Mereka berdoa agar dosa-dosa almarhum diampuni. Supaya dia mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan. Umat Islam bershalawat untuk Nabi Muhammad. Lalu mengapa tidak ada sholawat nabi untuk Isa Al-Masih?

Pertanyaanya: Bukankah setelah seseorang meninggal dunia, maka tidak ada kesempatan mendapatkan pengampunan dari Allah?

Doa Sholawat dan Keselamatan

Berhubungan dengan orang yang sudah meninggal, kita tahu bahwa salah satu doa yang sangat populer di kalangan umat Muslim adalah doa “Sholawat Nabi.” Doa ini ditujukan bagi Nabi Muhammad yang sudah meninggal dunia. 

Bershalawat artinya memohon supaya Allah memberi rahmat, kemuliaan dan keselamatan bagi seseorang (Catatan Kaki No. 1230-31, Qs. 33:56, “Al-Quran Departemen Agama RI,” tahun 1978). Merujuk pada definisi shalawat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa shalawat hanya dibutuhkan oleh orang yang memerlukan keselamatan, bukan? Hal itulah yang membedakan dengan Isa Al-Masih bahwa tidak ada shalawat nabi untuk Isa.

seorang-pria-muslim-sedang-doa-shalawatNabi-Nabi Dalam Kitab Allah Tidak Membutuhkan Shalawat

Para nabi Allah, seperti Musa, Ibrahim, Daud, dll tidak pernah memerintahkan pengikutnya untuk mendoakan mereka. Bahkan tidak ada sholawat nabi Isa dalam ajaran Kristen, padahal Isa sebagai Pribadi yang dihargai oleh umat Kristen dan Muslim. Mengapa Isa tidak membutuhkan doa “sholawat nabi”?

Mengapa tidak ada sholawat nabi Isa dalam ajaran Injil?  Berikut ini beberapa alasannya: 

1. Tidak Ada Perintah Untuk Mendoakan-Nya

Dalam semua wahyu Isa Al-Masih kepada pengikut-Nya, tidak ada satupun perintah untuk bershalawat. Sehingga pengikut-Nya tidak perlu bershalawat bagi-Nya.

2. Isa Al-Masih Sudah Berada di Sorga

Al-Quran dan Injil memberi kesaksian yang sama, yaitu Isa Al-Masih berada di sorga. Qs 19:33 menulis, “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa Al-Masih), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku [Isa Al-Masih] meninggal dan pada hari aku [Isa Al-Masih] dibangkitkan hidup kembali.”

Demikian pula dalam Injil, “Sesudah Ia [Isa Al-Masih] mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka” (Injil, Kisah Para Rasul 1:9). Isa Al-Masih saat ini telah berada di sorga. Dia tidak memerlukan doa “shalawat nabi” untuk keselamatan-Nya.

3. Doa Shalawat Akan Meragukan Ke-Nabian-Nya

Bershalawat artinya memohon keselamatan bagi seseorang. Bila seorang nabi memerlukan doa shalawat, bukankah hal ini dapat meragukan kenabiannya? Setiap umat beragama tidak perlu meragukan pengajaran keselamatan Isa Al-Masih. Saat ini Dia berada di sorga. 

4. Isa Al-Masih Adalah Juruselamat

Jelas, seseorang yang memerlukan doa tidak dapat disebut sebagai Juruselamat. Sebab, bagaimana mungkin seseorang yang keselamatannya saja belum pasti, dapat menyelamatkan pengikutnya? Isa Al-Masih adalah Juruselamat. Dia tidak memerlukan doa pengikut-Nya agar selamat. Inilah alasannya mengapa tidak ada shalawat nabi untuk Isa.

5. Isa Al-Masih Mendoakan Umat-Nya, Bukan Sebaliknya

Isa Al-Masih mendoakan umat-Nya. Lihatlah Injil, Rasul Besar Yohanes 17:1-26. Selain mendoakan, Isa Al-Masih juga memberikan keselamatan sorgawi (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:24, 5:28 14:1-3, 14:6; Injil Rasul Lukas 23:43). Orang yang sungguh menerima Isa Al-Masih sebagai Penyelamat, tidak merasa ragu akan keselamatannya. Orang tersebut pasti masuk sorga.

Isa berkata: “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:29)

Bagaimana Dengan Keselamatan Pembaca?

Dalam Qs 3:85 dikatakan bahwa agama di luar agama Islam akan masuk neraka. Dengan kata lain, hanya mereka yang memeluk agama Islam yang berhak masuk sorga. Tetapi ayat ini bertolak-belakang dengan Qs 18:17. Dikatakan “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah mendapat petunjuk; barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (Qs 18:17).

Allah dalam Al-Quran tidak menjamin bahwa setiap orang yang memeluk agama Islam akan masuk sorga sebagaimana yang dituliskan dalam Qs 3:88. Sebab Allah dengan hak preogratif-Nya dapat menyesatkan siapapun.

Berbeda dengan apa yang tertulis dalam Kitab Suci Injil. Isa Al-Masih memberi keselamatan dengan jaminan indah ini kepada murid-murid-Nya: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. . . . Aku pergi ke situ [sorga] untuk menyediakan tempat bagimu. . . . Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:2-3).


Lihat artikel ini dalam bentuk video


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut ini:

1. Setujukah saudara dengan penjelasan kami di atas bahwa tujuan doa shalawat adalah untuk mendoakan seseorang yang keselamatannya belum pasti? Kalau tidak setuju, mengapa?

2. Isa Al-Masih dan Muhammad sama-sama diimani umat Muslim sebagai pembawa wahyu Allah. Menurut saudara, mengapa Muhammad harus diucapkan shalawat sedangkan “Shalawat Nabi” untuk Isa Al-Masih tidak ada?

3. Apakah mendoakan orang yang sudah meninggal bermanfaat? Mengapa?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di: [email protected].

Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel

[Staf Isa dan Islam – Kiranya Pembaca dapat memikirkan secara jujur bagaimana keselamatan kekal Pembaca. Isa Al-Masih tidak memerlukan shalawat saudara. Ia sungguh dapat menyelamatkan saudara]

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Doa Shalawat Nabi Dalam Bentuk Audio
  2. Apakah Muhammad Dapat Membela Umatnya (Shalawat)?
  3. Nikmat Khusus Para Nabi Tidak Menjamin Keselamatan

Video:

  1. Lima Alasan Isa Al-Masih Tidak Perlu “Shalawat Nabi”

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel:”5 Alasan Mengapa tidak ada Sholawat Nabi Untuk Isa Al-Masih” Silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718  

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Akhir Zaman, Isa Al-Masih Ditag dengan:doa, isa al-masih, shalawat nabi, video

Subscribe
Beritahulah
612 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
eden
12 November 2010 3:27 am

*
Isa Al-Masih dan nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad memang tidak ada shalawat, sebab mereka tidak ada penyambungnya.

Tamatnya seorang nabi diganti dengan nabi yang lain, kecuali Nabi Ibrahim disambungkan oleh anaknya Ismail, menjadi nabi. Umat nabi diperintahkan untuk mengikuti dan menuruti perintah Nabi. Nabi-nabi sebelumnya tidak ada apa-apa untuk ditinggalkan kepada umatnya.

Tetapi Nabi Muhammad, penutup segala nabi, bukan saja diwajibkan bagi pengikutnya untuk turut dan patuh kepada perintahnya, tetapi juga kepada agama yang dibawanya untuk terus hidup sampai selamanya, dan untuk diteruskan oleh anak-cucunya.

Itulah pernyataan yang ada dalam shalawat itu. Umatnya dibekali dengan shalawat supaya senantiasa ingat kepadanya, walaupun ada manusia yang ingin memadamkannya.

Balas
staff
12 November 2010 11:15 am
Balasan ke  eden

~
Sdr. Eden salah mengerti akan apa yang dinamakan shalawat. Bershalawat berarti memohon supaya Allah memberi rahmat, kemuliaan, keselamatan bagi seseorang.

Mengapa seseorang itu perlu dimohonkan keselamatannya? Jelas karena dia sendiri tidak yakin akan keselamatannya sehingga perlu untuk diselamatkan.

Bila kita sebagai pengikut, harus mendoakan keselamatan bagi orang yang kita ikuti, lalu siapa yang akan mendoakan keselamatan bagi kita?

“Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:29).

Isa Al-Masih adalah Jalan Keselamatan, oleh sebab itu Dia tidak perlu memikirkan keselamatan-Nya. Keselamatan umat-Nya adalah prioritas bagi-Nya.

Jika ada satu pribadi yang bersedia menjamin keselamatan kita, mengapa kita harus mengikuti pribadi lain yang tidak dapat menjamin keselamatan kita?
~
SO

Balas
staff
19 September 2017 3:11 am
Balasan ke  eden

~
Saudara Eden,

Saudara memberikan pernyataan yang menarik. Namun, kami kira sangat baik mencermati pernyataan saudara bahwa shalawat bertujuan supaya senantiasa ingat kepada nabi saudara. Ini menarik sekali. Bukankah seharusnya fokus manusia kepada Allah, bukan kepada manusia? Bila fokus manusia diarahkan kepada manusia lain, sekalipun ia dianggap nabi, tetapi bukankah hal itu adalah musyirik?

Pertanyaannya adalah apa dampak shalawat secara langsung dan khusus bagi para pengikut nabi saudara? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin

Balas
noor mila
30 Maret 2011 1:10 pm

*
Bagaimana bisa Dia menyelamatkan umatNya jika Dia sendiri tidak bisa menyelamatkan diri dari penyaliban?

Dia adalah seorang rasul, bagaimana bisa seorang yang mempunyai banyak mukzijat dapat mati terbunuh?

Balas
staff
9 April 2011 6:05 pm
Balasan ke  noor mila

~
Saudara Noor Mila,

Kedatangan Isa Al-Masih ke dalam dunia ini adalah untuk menebus dan menanggung hukuman atas dosa yang telah diperbuat umat manusia.

Dan mati di kayu salib adalah tujuan dari hidup Isa Al-Masih. Oleh karena itu Isa Al-Masih perlu menyerahkan nyawa-Nya supaya Dia dapat mati. Jadi nyawa-Nya itu bukan dirampas dari-Nya. “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita” (Injil, Surat 1 Yohanes 3:16).

Namun kini Isa Al-Masih berperan sebagai Imam Besar di Sorga, Dia lah pengantara bagi Allah dan manusia.
“Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka” (Injil, Surat Ibrani 7:25).

Jadi jangan lagi berdoa menggunakan jasa perantara orang mati, tetapi berdoalah dengan perantaraan “orang hidup” yaitu Isa Al-Masih.
~
CA/SL

Balas
Azriady
25 Mei 2011 11:57 am

*
Bukankah Isa Al-Masih sebagai manusia mengajarkan umat-Nya berdoa kepada Allah yang di sorga bukan kepada diri-Nya yang hanya sebagai manusia biasa? Sebab Bapa lebih besar dari Anak.

Balas
staff
3 Juni 2011 10:12 am
Balasan ke  Azriady

~
Untuk menjelaskan hal ini, kita perlu mengetahui bahwa sebagai Kalimat Allah yang menjelma menjadi manusia, Isa Al-Masih adalah Allah dan juga adalah manusia. Dia mempunyai sifat Allah dan juga sifat manusia.

Oleh karena itu, ketika Isa Al-Masih mengajarkan murid-Nya untuk berdoa kepada Allah, ini mengacu kepada sifat kemanusiaan Isa Al-Masih. Namun ke-Allahan Isa Al-Masih tidaklah berkurang ketika Dia mengajarkan berdoa kepada Allah Bapa di sorga.

Jadi Isa Al-Masih dan Allah Bapa tidak pernah terpisah, dan Kitab Suci mencatat tentang kemanunggalan Isa Al-Masih dan Allah. “Aku dan (Allah) Bapa adalah satu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30).
~
NN/SL

Balas
madie
9 Juni 2011 7:32 pm

*
Kami beribadah menurut kehendak Tuhan bukan logika.
Kenapa tidak ada shalawat bagi Isa Al-Masih? Karena tidak ada perintah dari Tuhan.

Balas
staff
11 Juni 2011 2:14 am
Balasan ke  madie

~
Saudara Madie,

Apakah Saudara hendak mengatakan bahwa Saudara beribadah tanpa memakai logika dan mempercayai semua hal apapun yang dikatakan Ustad atau Kitab Saudara tanpa berpikir?

Apakah Allah itu berlawanan dengan logika? Bukankah akal dan pikiran kita ini juga adalah ciptaan Allah?

Menurut kami, perintah Allah itu tidak bertentangan dengan logika. Dan secara logika maupun perasaan dan kehendak, kita harus tunduk kepada Allah. Kita tidak melawan Allah dengan logika kita, tetapi dengan logika yang sudah diperbaiki dan disucikan oleh Allah, kita beribadah kepada-Nya.

Dan kalaupun Allah tidak memerintahkan Saudara bershalawat bagi Isa Al-Masih, itulah yang benar! Karena Dia tidak perlu shalawat kita, justru kitalah yang membutuhkan shalawat Isa Al-Masih.

“Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:9).
~
CA/SL

Balas
Obat Diabetes
20 Juli 2011 3:56 am

*
Shalawat nabi tidak pernah diajarkan oleh Allah dan Muhammad sendiri. Apakah ada ayat Al-Quran yang menyatakan hal ini? Mohon penjelasan dari umat Islam,

Balas
staff
20 Juli 2011 11:55 am
Balasan ke  Obat Diabetes

~
Saudara Obat Diabetes,

Dalam Al-Quran justru Allah yang memerintahkan agar umat Mulim bershalawat untuk Muhammad.

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi (Muhammad). Hai orang yang beriman (umat Muslim), ber-Shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya” (Qs 33:56).

Bila seorang nabi umat Muslim saja masih membutuhkan doa-Shalawat demi keselamatannya, lalu siapakah yang mendoakan keselamatan para pengikutnya?
~
SO

Balas
Ism.
20 Juli 2011 6:58 am

*
To: Obat Diabetes:

Jika tak ada tertera dalam Al-Quran akan pengajaran cara lengkap untuk bershalawat bagi nabi Muhammad, maka kami orang Islam tidak akan bisa melakukannya.

Balas
staff
20 Juli 2011 11:53 am
Balasan ke  Ism.

~
Bershalawat artinya memohon supaya Allah memberi rahmat, kemuliaan dan keselamatan bagi seseorang. (Catatan Kaki No. 1230-31, Qs. 33:56, “Al-Quran Departemen Agama RI,” tahun 1978). Maka, shalawat hanya dibutuhkan seseorang yang memerlukan keselamatan.

Bila umat Muslim diwajibkan berdoa shalawat bagi nabi mereka, apakah karena nabi tersebut ragu akan keselamatannya?

Tidak demikian halnya dengan pengikut Isa Al-Masih. Mereka tidak perlu ragu akan keselamatannya, karena sudah ada jaminan dari Isa Al-Masih.

Isa berkata: “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:29).
~
SO

Balas
lucky
4 Agustus 2011 12:31 pm

*
Yth. Staf IDI.

Shalawat atas Nabi yang diserukan Allah dan Malaikat-Nya, maka itu akan berarti penghormatan dari Allah dan Malaikat-Nya atas Muhammad (atau nabi lainnya).

Ungkapan shalawat kaum Muslim atas Muhammad maupun nabi lainnya adalah setara dengan apa yang ada dalam Injil.
” Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: “Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Hosana di tempat yang maha tinggi!” (Injil, Rasul Besar Matius 21:9).

Apakah Yesus belum tentu mendapat rahmat dari Tuhan semesta alam sehingga harus didoakan oleh orang banyak?

Balas
staff
31 Januari 2012 7:37 am
Balasan ke  lucky

~
Saudara Lucky,

Teriakan orang banyak terhadap Isa Al-Masih tersebut terjadi ketika Isa Al-Masih berada di dunia, sebagai sanjungan terhadap-Nya namun bukan doa keselamatan agar Dia selamat di akhirat. Jadi, tidak jauh berbeda dengan peristiwa masa kini dikala orang banyak mengelu-elukan seorang presiden “Hidup Presiden!..Hidup Presiden!”

Dan Isa Al-Masih tidak pernah memerintahkan para murid agar mendoakannya supaya selamat diakhirat. Isa Al-Masih justru berkata: “Kata Isa Al-Masih kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (Allah), kalau tidak melalui Aku (Isa Al-Masih)” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

Sedangkan salawat nabi diperuntukan bagi nabi saudara oleh karena beliau sudah meninggal. Dan isi salawat tersebut adalah doa mohon keselamatan bagi beliau. Nyatanya beliau tidak tahu keadaanya kelak, seperti perkataanya ini “Katakanlah: “Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan” (Qs 46:9).
~
NN

Balas
Majnudin
3 September 2011 6:58 am

*
Shalawat artinya mendoakan nabi, bukan artinya dia belum tentu selamat. Logikanya, seorang bayi yang masih suci dari dosa, dikuburkan, maka dia harus juga diberi doa, walaupun dia sebenarnya masih suci.

Demikian halnya dengan nabi Muhammad yang dosa-dosanya sudah diampuni oleh Allah dan dijanjikan surga.

Balas
staff
5 September 2011 9:04 am
Balasan ke  Majnudin

~
Saudara Majnudi,

Tentu Muhammad tidak sama dengan seorang bayi. Jelas seorang bayi belum bisa melakukan sebuah kesalahan, sebab itu dia belum mempunyai dosa. Namun bagaimana dengan Muhammad? Dengan jelas Al-Quran menulis bahwa dia berdosa, sama seperti manusia lainnya.

“Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan ni’mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus” (Qs 48:2).

Bila tujuan mendoakan Muhammad bukan untuk keselamatannya, lalu dapatkah saudara menjelaskan apakah tujuan dari doa tersebut? Dan bila keselamatannya sudah dijamin, lalu mengapa “Muhammad berkata, “demi Allah, walaupun saya seorang rasul Allah, saya tidak tahu apa yang akan Allah lakukan terhadap saya” (Qs 5:266).
~
SO

Balas
nureen rafi
18 Oktober 2011 11:18 am

*
Injil, Rasul Besar Matius 6:9 “Karena itu berdoalah demikian: “Bapa kami yang di sorga Dikuduskanlah nama-Mu”. Apakah ini maknanya Tuhan anda tidak kudus?

Injil, Rasul Besar Matius 21:9 “Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: “Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Hosana di tempat yang maha tinggi!”

Apakah ini berarti Yesus belum diberkati?

Balas
staff
16 November 2011 7:59 am
Balasan ke  nureen rafi

~
Injil, Rasul Besar Matius 6:9, Bila saudara Nureen Rafi membaca secara keseluruhan pasal dari ayat tersebut, saudara akan mengerti bahwa kata “dikuduskanlah” di atas, bukan berarti bahwa Allah belum kudus. Kata “dikuduskanlah nama-Mu” pada ayat tersebut merupakan satu pengakuan bahwa Allah adalah benar Kudus.

Injil, Rasul Besar Matius 21:9, kata “diberkatilah” yang terdapat pada ayat tersebut bukan menunjuk pada Isa Al-Masih, melainkan kepada orang yang datang dalam nama Tuhan.

Dengan demikian, ayat tersebut tidak dapat dikatakan sebagai shalawat.

Satu hal yang perlu saudara ketahui, di dalam Injil tidak ada satu ayatpun yang memerintahkan supaya pengikut Isa Al-Masih berdoa atau bershalawat bagi Isa Al-Masih. Dia tidak membutuhkan doa shalawat dari pengikut-Nya, sebaliknya Dia yang bershalawat bagi keselamatan pengikut-Nya. Sehingga pengikut-Nya tidak akan merasa ragu akan keselamatan mereka.

Isa berkata: “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:29).
~
SO

Balas
tomy
1 November 2011 3:30 pm

*
Puji Syukur kepada Allah Bapa, Anak, dan Roh kudus.

Saudara Staff Isa dan Islam yang terkasih di dalam Yesus Kristus, teruslah, sebar-luaskan tentang kebenaran Yesus sebagai jalan kebenaran yang hidup.

Tuhan berkata, “Aku akan memberkati setiap orang yang percaya kepada-Ku” (Kitab, Nabi Yeremia:17).

Yesus berkata, “Barang siapa malu mengakui Aku, Aku pun akan malu mengakui dia di hadapan Bapa.”

Balas
staff
3 November 2011 10:16 am
Balasan ke  tomy

~
Saudara Tomy,

Kami mengucapkan terimakasih atas apresiasi saudara terhadap situs kami. Terimakasih juga telah bersedia mengunjungi dan memberi komentar pada artikel kami.

Teruslah mendukung kami dalam doa.

Tuhan memberkati!
~
SO

Balas
staff
19 September 2017 3:26 am
Balasan ke  tomy

*
Saudara Tomy,

Membaca komentar saudara membuat hati kami tergetar. Memang Isa Al-Masih menghendaki semua orang yang percaya pada-Nya dapat membagikan kasih-Nya kepada semua orang. Sebab hanya Dia yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa, bukan shalawat. Shalawat dilakukan adalah hak setiap saudara-saudara Muslim, tetapi shalawat bukan penentu masuk sorga. Terimakasih saudara Tomy untuk komentar saudara.
~
Solihin

Balas
grandma
2 November 2011 9:15 am

*
Tujuan perintah sholawat dari Tuhan ada banyak maksudnya. Dan Tuhan yang lebih mengetahui. Diantaranya karena ramai golongan yang menyebar fitnah dan menghina dan memburukkan nabi Muhammad.

Maka Allah dan Malaikat membaca shalawat ke atas Nabi. Maka diperintahkan juga umat Islam bersolawat ke atas nabi.

Jika Tuhan dan Malaikat bersolawat atas nabi, siapakah kalian untuk memghina nabi? Adakah kalian lebih mulia atau Tuhan lebih mulia?

Balas
staff
3 November 2011 10:25 am
Balasan ke  grandma

~
Saudara Grandma,

Perhatikanlah ayat ini, “Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi (Muhammad). Hai orang yang beriman (umat Muslim), ber-Shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya” (Qs 33:56).

Bershalawat artinya memohon supaya Allah memberi rahmat, kemuliaan dan keselamatan bagi seseorang. (Catatan Kaki No. 1230-31, Qs. 33:56, “Al-Quran Departemen Agama RI,” tahun 1978).

Bila memang tujuan shalawat bukan untuk mendoakan keselamatan seseorang, lalu untuk apa Allah, malaikat dan orang Muslim mendoakan Muhammad? Apakah seseorang yang sudah mati memerlukan rahmat dan kemuliaan? Bukankah rahmat dan kemuliaan hanya milik orang yang masih hidup?

Mengapa umat Muslim hanya mendoakan Muhammad? Bukankah umat Muslim mengimani ada 25 nabi? Dan lagi, mengapa Allah, Malaikat, dan seluruh umat Muslim harus melindungi Muhammad dari orang-orang non-Muslim. Bila melindungi dirinya saja dia tidak bisa, masihkah dia layak disebut sebagai nabi?
~
SO

Balas
grandma
14 November 2011 2:45 pm

*
Hikmat bersolawat adalah untuk mendapatkan perlindungan dan pembelaan dari Nabi Muhammad dengan izin Allah.

Riwayat Al Baihaqi dan Al Khatib; Sabda Nabi Muhammad, “Barangsiapa berselawat kepadaku di sisi kuburku maka aku mendengarnya, barang siapa bersalawat kepadaku dari jauh, maka shalawat itu diserahkan oleh seorang malaikat yang menyampaikan kepadaku dan ia dicukupi urusan keduniaan dan keakhiratan dan aku sebagai saksi dan pembela baginya.”

Balas
staff
16 November 2011 8:00 am
Balasan ke  grandma

~
Saudara Grandma,

Benarkah tujuan shalawat nabi adalah untuk mendapatkan perlindungan dan pembelaan dari nabi Muhammad?

Sepertinya bertolak-belakang dengan doa shalawat nabi yang selalu diucapkan umat Muslim, yaitu meminta supaya kepada nabi Muhammad diberi rahmat dan kemuliaan.

Dan lagi, benarkah Muhammad dapat memberi pembelaan dan perlindungan? Jika benar, lalu mengapa umat Muslim selalu mengucapkan: “Assalamu Alaika Ayyuhan Nabi” artinya: Semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi (Muhammad).”

Dan perhatikanlah perkataan nabi Muhammad pada ayat berikut, ”Demi Allah, Walaupun saya seorang Rasul Allah, saya tidak tahu apa yang akan Allah lakukan terhadap saya” (Hadist sahih Bukhari 5 : 266).

Bila Muhammad saja tidak tahu bagaimana akan keselamatannya, bagaimana mungkin dia dapat memberi perlindungan dan pembelaan bagi pengikutnya?

Hanya ada satu Pribadi yang dapat menjadi Juruselamat, yang dapat membawa semua manusia kembali pada Kemuliaan Allah, dan Pribadi itu adakah Kalimat Allah.

“Aku (Kalimat Allah/Isa Al-Masih) berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:24).
~
SO

Balas
grandma
16 November 2011 12:32 pm

*
[quote name=”Staff Isa dan Islam”]~
Saudara Grandma,
Dan lagi, benarkah Muhammad dapat memberi pembelaan dan perlindungan?
~
SO[/quote]
Jangan kawatir, Muhammad diberi ijin untuk memberi syafaat kepada kalian jika kalian sering membaca solawat atasnya dan berhenti menghinanya.

Bagaiman caranya? Muhammad akan memohon kepada Allah agar beri selamat. Bukan bermaksud Muhammad sendiri ada kuasa ketuhanan selamat umatnya.

Muhammad seorang yang merendah diri kepada Tuhan. Dia menyerahkan segala urusan dirinya kepada Allah. Walaupun Allah telah berjanji di dalam Al-Quran siapa yang taat akan Allah masukkan ke surga.

Banyak sekali disebut dalam Al-Quran ciri-ciri orang yang akan masuk surga sebagai Allah.

Balas
staff
19 November 2011 5:54 am
Balasan ke  grandma

~
Saudara Grandma,

Terimakasih atas saran saudara. Tapi maaf, kami tidak memerlukan pertolongan dari nabi saudara untuk memohonkan keselamatan kami. Sebab Isa Al-Masih telah menjamin keselamatan sorgawi kami termasuk pengikut-Nya. Juga saudara, bila saudara berkenan.

Inilah janji indah Isa Al-Masih bagi setiap pengikut-Nya, “Aku (Isa Al-Masih) memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:29).

“Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. . . . . Aku (Isa Al-Masih) pergi ke situ [sorga] untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:2-3).
~
SO

Balas
rico
22 Desember 2011 2:43 pm

*
Sholawat bukan berarti doa buat menyelamatkan orang, siapa bilang Nabi Muhammad tidak terjamin keselamatannya? Ada banyak hadistnya dan ayatnya, sholawat dan salam itu bentuk penghargaan.

Dalam pengertian terjemah Al-Quran Depag pun disebut “kemuliaan”rahmat”, bahkan Allah dan malaikat pun bersholawat atas Nabi Muhammad (Al Ahzab ayat 56).

Balas
staff
30 Desember 2011 11:15 am
Balasan ke  rico

~
Saudara Rico,

Bila memang benar sholawat bukan untuk mendoakan keselamatan nabi umat Muslim, lalu untuk apa seluruh umat Muslin di dunia ini wajib mendoakan dia minimal lima kali sehari?. Apakah semata-mata hanya sekedar penghargaan?.

Bukankah Islam mengimani ada 25 nabi, lantas mengapa hanya nabi Muhammad yang menerima penghargaan. Bukankah penghargaan itu sebenarnya lebih layak ditujukan kepada Isa Al-Masih, sebab Dia adalah yang terkemuka di dunia dan di akhirat. Di adalah Hakim yang akan menghakimi manusia pada akhir zaman. Dia juga disebut Kalimat Allah yang datang ke dunia. Bukankah dengan berbagai gelar yang diberikan Al-Quran kepada Isa Al-Masih telah menempatkan Dia lebih tinggi dibanding Muhammad?.

Apakah sholawat yang diberikan Allah dan Malaikat-Nya juga merupakan bentuk penghargaan Allah bagi Muhammad? Apakah menurut saudara kedudukan Muhammad lebih tinggi dibanding Allah, sehingga Allah harus memberi penghargaan bagi dia?.
~
SO

Balas
staff
26 September 2017 10:39 pm
Balasan ke  rico

*
Saudara Rico,

Memang hal ini perlu dipikirkan lebih jauh bahwa shalawat bukan berarti doa untuk menyelamatkan orang. Namun, definisi dari Depag telah menyatakan bahwa shalawat adalah memohon keselamatan untuk nabi saudara. Kami kira hal ini sesuai dengan pernyataan nabi saudara dalam Al-Quran, “Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan” (Qs 46:9).

Ayat di atas menjelaskan bahwa nabi saudara tidak tahu keselamatannya di akhirat. Tentu sebagai seorang yang menganggap diri nabi memiliki kedekatan dengan Allah sehingga pasti diberitahu tentang nasibnya di akhirat, bukan? Karena itu, menjadi pertanyaan adalah mengapa nabi saudara tidak tahu keselamatannya dan harus dishalawatkan?
~
Solihin

Balas
YAP
2 Mei 2012 12:26 pm

*
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Maksud Allah SWT bersalawat nabi adalah Allah memberinya rahmat. Dan rahmat itu adalah kasih sayang yang selalu mendampingi beliau.

Balas
staff
4 Mei 2012 3:32 am
Balasan ke  YAP

~
Bila Allah telah memberinya rahmat, lantas mengapa setiap orang Islam harus menaikkan doa shalawat baginya dengan mengucapkan perkataan seperti “Assalamu Alaika Ayyuhan Nabi” artinya: Semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi (Muhammad)”

Apakah rahmat dari Allah belum cukup untuk memberi keselamatan bagi dia sehingga orang-orang Islam masih harus memohon agar Allah memberi keselamatan?

Dan lagi, mengapa orang Islam hanya mendoakan Muhammad, bukankah orang Islam harus mengimani sebanyak 25 nabi yang pernah diutus Allah ke dunia.
~
SO

Balas
Rick
16 Agustus 2012 3:40 am

*
Staf Isa,

Anda perlu tahu shalawat Nabi bagi umat Islam adalah memberikan penghormatan kepada Nabi Muhammad karena telah diangkat menjadi Nabi oleh Allah.

Umat Islam menghormati Muhammad sebagai Nabi yang memberikan penerang, bahwa Allah itu Esa tidak beranak dan tidak diperanakan.

Balas
staff
30 Agustus 2012 8:46 am
Balasan ke  Rick

~
Setahu kami, Islam mengajarkan untuk mengimani sebanyak 25 nabi. Dengan kata lain, nabi yang dipercaya oleh orang Islam bukan hanya Muhammad, tetapi masih ada 24 nabi lain.

Bila memang shalawat nabi adalah bentuk penghormatan umat Muslim kepada Muhammad karena dia telah diangkat sebagai nabi, mengapa penghormatan yang sama tidak diberikan kepada 24 nabi lainnya? Bukankah Allah tidak pernah membeda-bedakan nabi yang diutus-Nya?

Sulit untuk dipahami bahwa shalawat hanyalah bentuk penghormatan kepada Muhammad. Shalawat nabi yang dinaikkan lebih kepada mendoakan sang nabi agar diberi keselamatan oleh Allah.
~
SO

Balas
cak gimin
5 Desember 2012 6:46 am

*
Baca yang dibawah ini baik-baik:

1. “Siapa yang bershalawat kepadaku pada waktu pagi sepuluh kali dan pada waktu sore sepuluh, maka ia akan memperoleh syafa’atku pada hari kiamat”. (Diriwayatkan oleh Thabrani dari Abi Darda’ra.)
Keterangan: Hanya Nabi Muhammad yang bisa memberi pertolongan saat hari kiamat.

2. “Siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah berhalawat kepadanya sepuluh kali shalawat, dan Allah menghapus sepuluh kesalahan dan mengangkat sepuluh derajat kepadanya” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Nasai dan Al-Hakim dari Anas ra). Keterangan: barang siapa yang bersalawat nabi maka mereka akan mendapat ampunan dosa dari Allah.

3. “Bershalawatlah atas para Nabi Allah dan utusan-Nya sebagaimana kamu semua bershalawat kepadaku, sebab mereka itu sama diutus sebagaimana aku diutus” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Khathib dari Abi Hurairah ra).
Keterangan: Kata siapa tidak ada shalawat untuk Nabi Isa?

Balas
staff
6 Desember 2012 4:40 am
Balasan ke  cak gimin

~
Saudara Cak Gimin,

Sebelumnya salah seorang teman Muslim sudah pernah mengutip hadist di atas. Dan saat itu kami bertanya tentang kebenaran isi dari hadist tersebut. Sayangnya teman Muslim itu tidak menanggapi pertanyaan kami. Baiklah, kami akan mencoba menjelaskannya lagi di sini, mungkin saudara bisa membantu menjelaskannya.

Jadi begini saudara Cak Gimin, apa yang saudara kutip di atas adalah hadist. Dimana kita tahu bahwa hadist adalah perkataan Muhammad, bukan perkataan Allah. Dengan kata lain, yang memberi janji-janji pada hadist di atas adalah Muhammad dan bukan Allah.

Pertanyaan kami:
1. Apakah seorang manusia berdosa mampu memberi pertolongan bagi manusia berdosa lainnya? Ibaratnya, apakah seorang buta dapat menuntun orang buta?

2. Seseorang yang bershalawat bagi Muhammad satu kali, maka Allah akan bershalawat bagi orang tersebut sepuluh kali. Menurut saudara, apakah Muhammad kedudukannya lebih tinggi dibanding Allah?

3. Tidak ada perintah dalam kitab-kitab sebelumnya untuk bershalawat nabi, termasuk bagi nabi Isa. Perintah bershalawat hanya terdapat dalam ajaran Muhammad!

Silakan bandingkan hadist di atas dengan ayat Injil berikut “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:29).

Silakan ditanggapi.
~
SO

Balas
Hamba Allah
4 April 2013 8:54 pm

*
Andai kita tahu bahwa makan cabai itu pedas, andai kita tahu bahwa bermain api itu panas, dan andai kita tahu bahwa bermain air itu basah, tentu kita juga akan membenarkan bahwa apapun perbuatan kita, kebaikan atau keburukan yang kita lakukan, akan kembali kepada diri kita sendiri.

“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya” (Qs 74:38). Jika orang berbuat dosa, maka dia sendiri yg menanggungnya.

Shalawat Allah kepada nabi merupakan kasih sayang Allah. Shalawat malaikat untuk nabi: doa, penghormatan, pengakuan, bentuk kasih sayang untuk dia dan umatnya. Sholawat umat pada nabi: penghormatan atas perjuangannya yang menghendaki keselamatan umatnya, doa kepada Allah, wujud cinta kepada nabi karena Allah.

Balas
staff
9 April 2013 12:44 pm
Balasan ke  Hamba Allah

~
Saudara Hamba Allah,

Kami setuju dengan pernyataan saudara. Setiap orang harus menanggung dosanya sendiri!

Bila Allah maha suci dan tidak mengijinkan satu dosa pun dalam sorga-Nya, menurut saudara apa kira-kira ada manusia yang dapat masuk sorga? “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8).

Menurut saudara, manakah lebih tinggi, Muhammad atau Allah? Bila saudara mengatakan Allah, lalu mengapa Allah harus memberi shalawat kepada Muhammad? Mengapa kepada nabi lain tidak?

Mengapa para malaikat diwajibkan mendoakan dan menghormati Muhammad? Bukankah hanya Allah saja yang layak menerima penghormatan dari ciptaan-Nya?

Dan mengapa orang Islam harus mendoakan Muhammad? Apakah orang yang sudah mati bisa memberi keselamatan, dan mengapa dia wajib untuk didoakan?
~
SO

Balas
Nicholas
13 Agustus 2013 12:27 am

*
Mengapa Muhammad tidak takut sama Allah? Sampai-sampai dikatakannya Allah dan malaikat-Nya memuliakan Muhammad? Sedangkan nabi lainnya, yang tidak pernah membunuh, tidak dimuliakan Allah!

Benarkah perkataan-perkataan Muhammad berasal dari Allah? Karena saat bertapa, “malaikat” memaksa Muhammad untuk membaca. Satu lagi, nabi tidak membutuhkan pertapaan, sebaliknya Allah-lah yang memilih nabi atau merencanakan seorang nabi.

Balas
staff
13 Agustus 2013 3:41 am
Balasan ke  Nicholas

~
Saudara Nicholas,

Terimakasih untuk komentar saudara di atas. Memang sulit untuk menerima Muhammad sebagai nabi dari Allah karena cukup banyak kejanggalan bila dilihat dari sudut Alkitabiah.

Sebagai umat percaya, pengikut Isa Al-Masih hanya bersandar pada kebenaran yang tertulis dalam Alkitab. Dan Alkitab sendiri tidak pernah menubuatkan nabi setelah kenaikan Isa ke sorga. Disamping itu, umat percaya tidak membutuhkan nabi lain untuk membawa mereka sampai kepada Allah, karena Isa sendiri telah menjamin hal itu.

Sebagaimana Isa bersabda, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

Bukankah lebih baik mengikuti Pribadi yang dapat memberi jaminan keselamatan?
~
SO

Balas
Syahrir
13 Agustus 2013 11:26 am

*
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaik at-Nya bershalawat untuk Nabi (Muhammad). Hai orang yang beriman (umat Muslim), ber-Shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya” (Qs 33:56).

Jika Allah bershalawat kepadanya nabi-Nya, berarti Dia menyayangi nabi-Nya. Dan jika Allah menyayangi nabi-Nya, otomatis Allah sayang dengan pengikutnya.

Semoga Allah memberikan hidayah dan rahmat-Nya kepada staf IDI.

Balas
staff
14 Agustus 2013 1:44 pm
Balasan ke  Syahrir

~
Saudara Syahrir,

Terimakasih untuk penjelasan dan doa saudara. Puji Tuhan, kami sudah mendapatkan rahmat dari Allah. Yaitu rahmat keselamatan yang diberikan Allah sebagai anugerah-Nya dalam Isa Al-Masih. “Tetapi karunia Allah yaitu hidup yang kekal dalam Tuhan kita Isa Al-Masih” (Injil, Surat Roma 6:23).

Isa Al-Masih tidak membutuhkan shalawat dari pengikut-Nya. Sebaliknya, Dia telah menjamin keselamatan pengikut-Nya melalui pengorbanan yang dilakukan-Nya. Sungguh anugerah terindah!

Bagaimana dengan saudara, sudahkah saudara mendapatkan anugerah keselamatan dari Allah?
~
SO

Balas

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Isa Al-Masih Memberi Pengetahuan Tentang Hari Kiamat
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran yang Paling Besar!
  • 8 Alasan Utama Orang Beragama Pindah Masuk Kristen

Artikel Yang Terhubung

  • Mengapa Nabi Islam Berkata: Nafas Hidupku Ada di Dalam Isa?
  • Mengapa Iblis tidak Tunduk pada Manusia, Tetapi Sujud pada…
  • Hadits Tentang Nabi Isa: Setan Tidak Menyentuh Isa!
  • Benarkah Isa Al-Masih Tidak Menghormati Ibu-Nya, Maryam?
  • Benarkah Ayat Al-Quran Meyatakan Nabi Isa Tidak Mati?

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz