• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Keselamatan
  • Tanya / Jawab
  • Artikel
  • Alkitab
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Pertanyaan / Jawaban > Isa Al-Masih > Akhir Zaman > Mengapa Tidak Ada “Shalawat Nabi Untuk Isa Al-Masih?”

Mengapa Tidak Ada “Shalawat Nabi Untuk Isa Al-Masih?”

21 Juli 2013 oleh Web Administrator 607 Komentar

kedua-tangan-menengadah-ke-langit-biruBeberapa agama dan tradisi budaya di Indonesia, ketika ada anggota keluarga meninggal dunia, akan diadakan doa bersama. Doa bersama ini biasanya dilaksanakan pada hari ketujuh, hari ke empat belas, dan seratus hari setelah orang tersebut meninggal dunia. Mereka berdoa agar dosa-dosa almarhum diampuni. Supaya dia mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan. Umat Islam bershalawat untuk Nabi Muhammad. Lalu mengapa tidak ada shalawat nabi untuk Isa Al-Masih?

Pertanyaanya: Bukankah setelah seseorang meninggal dunia, maka tidak ada kesempatan mendapatkan pengampunan dari Allah?

Doa Shalawat dan Keselamatan

Berhubungan dengan orang yang sudah meninggal, kita tahu bahwa salah satu doa yang sangat populer di kalangan umat Muslim adalah doa “Shalawat Nabi.” Doa ini ditujukan bagi Nabi Muhammad yang sudah meninggal dunia. 

Bershalawat artinya memohon supaya Allah memberi rahmat, kemuliaan dan keselamatan bagi seseorang (Catatan Kaki No. 1230-31, Qs. 33:56, “Al-Quran Departemen Agama RI,” tahun 1978). Merujuk pada definisi shalawat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa shalawat hanya dibutuhkan oleh orang yang memerlukan keselamatan, bukan? Hal itulah yang membedakan dengan Isa Al-Masih bahwa tidak ada shalawat nabi untuk Isa.

seorang-pria-muslim-sedang-doa-shalawatNabi-Nabi Dalam Kitab Allah Tidak Membutuhkan Shalawat

Para nabi Allah, seperti Musa, Ibrahim, Daud, dll tidak pernah memerintahkan pengikutnya untuk mendoakan mereka. Bahkan tidak ada shalawat nabi untuk Isa Al-Masih, padahal Isa sebagai Pribadi yang dihargai oleh umat Kristen dan Muslim. Mengapa Isa tidak membutuhkan doa “shalawat nabi”?

Mengapa tidak ada shalawat nabi untuk Isa Al-Masih?  Berikut ini beberapa alasannya: 

1. Tidak Ada Perintah Untuk Mendoakan-Nya

Dalam semua wahyu Isa Al-Masih kepada pengikut-Nya, tidak ada satupun perintah untuk bershalawat. Sehingga pengikut-Nya tidak perlu bershalawat bagi-Nya.

2. Isa Al-Masih Sudah Berada di Sorga

Al-Quran dan Injil memberi kesaksian yang sama, yaitu Isa Al-Masih berada di sorga. Qs 19:33 menulis, “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa Al-Masih), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku [Isa Al-Masih] meninggal dan pada hari aku [Isa Al-Masih] dibangkitkan hidup kembali.”

Demikian pula dalam Injil, “Sesudah Ia [Isa Al-Masih] mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka” (Injil, Kisah Para Rasul 1:9). Isa Al-Masih saat ini telah berada di sorga. Dia tidak memerlukan doa “shalawat nabi” untuk keselamatan-Nya.

3. Doa Shalawat Akan Meragukan Ke-Nabian-Nya

Bershalawat artinya memohon keselamatan bagi seseorang. Bila seorang nabi memerlukan doa shalawat, bukankah hal ini dapat meragukan kenabiannya? Setiap umat beragama tidak perlu meragukan pengajaran keselamatan Isa Al-Masih. Saat ini Dia berada di sorga. 

4. Isa Al-Masih Adalah Juruselamat

Jelas, seseorang yang memerlukan doa tidak dapat disebut sebagai Juruselamat. Sebab, bagaimana mungkin seseorang yang keselamatannya saja belum pasti, dapat menyelamatkan pengikutnya? Isa Al-Masih adalah Juruselamat. Dia tidak memerlukan doa pengikut-Nya agar selamat. Inilah alasannya mengapa tidak ada shalawat nabi untuk Isa.

5. Isa Al-Masih Mendoakan Umat-Nya, Bukan Sebaliknya

Isa Al-Masih mendoakan umat-Nya. Lihatlah Injil, Rasul Besar Yohanes 17:1-26. Selain mendoakan, Isa Al-Masih juga memberikan keselamatan sorgawi (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:24, 5:28 14:1-3, 14:6; Injil Rasul Lukas 23:43). Orang yang sungguh menerima Isa Al-Masih sebagai Penyelamat, tidak merasa ragu akan keselamatannya. Orang tersebut pasti masuk sorga.

Isa berkata: “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:29)

Bagaimana Dengan Keselamatan Pembaca?

Dalam Qs 3:85 dikatakan bahwa agama di luar agama Islam akan masuk neraka. Dengan kata lain, hanya mereka yang memeluk agama Islam yang berhak masuk sorga. Tetapi ayat ini bertolak-belakang dengan Qs 18:17. Dikatakan “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah mendapat petunjuk; barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (Qs 18:17).

Allah dalam Al-Quran tidak menjamin bahwa setiap orang yang memeluk agama Islam akan masuk sorga sebagaimana yang dituliskan dalam Qs 3:88. Sebab Allah dengan hak preogratif-Nya dapat menyesatkan siapapun.

Berbeda dengan apa yang tertulis dalam Kitab Suci Injil. Isa Al-Masih memberi keselamatan dengan jaminan indah ini kepada murid-murid-Nya: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. . . . Aku pergi ke situ [sorga] untuk menyediakan tempat bagimu. . . . Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:2-3).


Lihat artikel ini dalam bentuk video


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI mengharapkan komentar dari para pembaca. Kiranya komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut ini:

1. Setujukah saudara dengan penjelasan kami di atas bahwa tujuan doa shalawat adalah untuk mendoakan seseorang yang keselamatannya belum pasti? Kalau tidak setuju, mengapa?

2. Isa Al-Masih dan Muhammad sama-sama diimani umat Muslim sebagai pembawa wahyu Allah. Menurut saudara, mengapa Muhammad harus diucapkan shalawat sedangkan “Shalawat Nabi” untuk Isa Al-Masih tidak ada?

3. Apakah mendoakan orang yang sudah meninggal bermanfaat? Mengapa?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk komentar atau pertanyaan yang berbeda, silakan kirim lewat email ke staf kami di: [email protected].

Demikian, kami harap diskusi kita akan menjadi semakin terarah dan tidak keluar dari topik artikel

[Staf Isa dan Islam – Kiranya Pembaca dapat memikirkan secara jujur bagaimana keselamatan kekal Pembaca. Isa Al-Masih tidak memerlukan shalawat saudara. Ia sungguh dapat menyelamatkan saudara]

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Doa Shalawat Nabi Dalam Bentuk Audio
  2. Apakah Muhammad Dapat Membela Umatnya (Shalawat)?
  3. Kepercayaan Berbeda Muslim Perihal Dosa Muhammad
  4. Nikmat Khusus Para Nabi Tidak Menjamin Keselamatan

Video:

  1. Lima Alasan Isa Al-Masih Tidak Perlu “Shalawat Nabi”

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel Mengapa Tidak Ada “Shalawat Nabi Untuk Isa Al-Masih?” Silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718  

Bagikan Artikel Ini:

Facebook Twitter WhatsApp Email SMS

Ditempatkan di bawah: Akhir Zaman, Isa Al-Masih

Reader Interactions

Comments

  1. Jesus Park mengatakan

    19 Januari 2020 pada 3:17 am

    ~
    Gong2000,
    Benarkah saudara menghormati Romawi yang menyalib Isa? Jangan katakan “kita”, karena kami tidak sama dengan saudara. Membunuh adalah tindakan kekejian tapi tidak menurut islam. Semua nabi pasti masuk surga karena mereka dipilih dan sudah bertobat ketika melakukan dosa. Tapi tidak dengan nabi islam, karena allah islam tidak menjaminnya ke surga, sehingga nabi islampun tidak tahu kemana ketika mati. Dan nabi islam butuh dishalawat agar tuhan mau menerimanya. Dari mana shalawat artinya penghormatan?

    Abdul,
    Saudara Abdul, Isa ada di surga menurut islam. Apa saudara punya pandangan lain? Mengapa Isa harus dibangkitkan dihari akhir? Apakah Isa mati? Saudara adalah islam atau sekte islam?

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      21 Januari 2020 pada 10:37 am

      ~
      Saudara Park,

      Saudara memberikan pertanyaan yang baik sekali. Hal itu perlu dipertanyakan. Sebab definisi shalawat dapat diredefinisikan sesuai dengan situasi dan kondisi, bukan sesuai dengan kata itu sendiri. Jelas, ini merupakan bentuk ketidakjujuran. Berharap saudara-saudara di forum ini berani berpikir kritis.
      ~
      Solihin

  2. Muhammad Maruf mengatakan

    30 Maret 2020 pada 5:52 am

    ~
    Yang membuat blok di atas pertanyaan dan jawabannya kelihatan ia Non Muslim. Saudara yang membuat uraian tentang Solawat umat Muslim, kami tidak perlu anda tanggapi sebab itu Aqidah kami Umat Muslim. Demikian pula kalian jalani saja Aqidah kalian umat Non Muslim.

    Hanya satu yang digarisbawahi, Yesus itu adalah seorang Utusan jadi Dia itu seorang Nabi bukan Tuhan karena ada Rumah Bapanya di sorga.

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      5 Mei 2020 pada 8:25 pm

      ~
      Saudara Muhammad,

      Forum ini tidak mengedepankan agama tertentu. Kami mencoba memperkenalkan Isa Al-Masih sesuai sumber yang paling dekat dengan Isa Al-Masih, yaitu Injil. Lagi pula, kami tidak menemukan bahwa Isa Al-Masih mengajarkan shalawat kepada pengikut-Nya. Itu sebabnya, ini menjadi sesuatu yang menarik. Sebab Muslim mengakui Isa Al-Masih, tetapi tidak pernah dishalawatkan, sedangkan nabi saudara dishalawatkan.

      Oh ya, kalau boleh tahu, mengapa nabi saudara harus dishalawatkan oleh Allah SWT? Mohon pencerahan.
      ~
      Solihin

  3. Jesus Park mengatakan

    30 April 2020 pada 2:02 am

    ~
    Muhammad Maruf,

    Kami tidak membuat uraian sendiri mengenai sholawat umat Muslim pada nabi Islam. Tapi dalam bahasa Arab, sholawat adalah doa, sedangkan kata sholawat tidak diterjamahkan dalam bahasa Indonesia. Kamipun tahu, jika kata sholawat diterjemahkan maka akan membuat Islam menjadi malu karena Muslim harus mengakui bahwa allah Islam harus mendoakan nabi Islam, beserta malaikat bahkan umat Muslim.

    Mengapa Muslim tidak jujur? Bukankah dengan kejujuran maka akan terungkap kebenaran? Tentu akan kebenaran itu akan menyakitkan bagi Muslim, bukan? Mengapa saudara hanya tahu rumah Bapa di surga? Jika ingin tahu Bapa, saudara perlu membaca Injil yang lengkap. Apakah saudara takut kebenaran?

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      5 Mei 2020 pada 8:08 pm

      ~
      Saudara Park,

      Saudara menyampaikan pernyataan yang baik sekali. Memang ini akan menjadi dilema bagi Muslim mengenai shalawat. Karena itu, diperlukan kejujuran untuk membaca Al-Quran. Sebab tanpa kejujuran, maka kebenaran tak akan terungkap. Terima kasih untuk tanggapan saudara.
      ~
      Solihin

  4. Hamba Allah mengatakan

    27 Juli 2020 pada 10:38 pm

    ~
    Allah tidak mengatakan shalawat di dalam ayat itu, tapi Allah menyebutkan fi’il mudhari, “yushalli” dan yushali sendiri artinya shalat. Anda paham shalat? Tidak tahu shalat, lihat di TV. Orang Arab lebih paham daripada kita. Ada di Arab Saudi, mobil tertulis shalawat. Orang Indonesia mengira, shalawat kepada rasul, ternyata bukan. Artinya kita diingatkan shalat, bukan memperbanyak shalawat.

    Baca surat Al-Baqorah 157, shalawat itu artinya keberkahan. Pada ayat 238, shalawat itu artinya”shalat-shalat”. Bahasa Arab unik sekali. Contoh lain: Kalimat, memiliki banyak arti di berbagai tempat di dalam Al-Quran. Makanya, Al-Quran lebih hebat daripada syair. Sanggupkah orang Arab bisa membuat seperti itu?

    Balas
    • Staff Isa dan Islam mengatakan

      3 Agustus 2020 pada 8:52 pm

      ~
      Saudara Hamba,

      Kami senang dengan pernyataan saudara di atas bahwa ayat itu tidak berbicara tentang shalawat, melainkan shalat. Kami mengutip Qs 33:56, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Bila kata ‘shalawat’ diganti menjadi ‘shalat’, maka bunyi ayat itu menjadi seperti di bawah ini:

      “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Bukankah ini lebih janggal? Artinya nabi saudara adalah Allah. Sebab Allah SWT pun bershalat untuk nabi. Jika Allah SWT bershalat, maka Allah SWT bukan allah. Bukankah demikian? Mengapa saudara ingin menjadikan nabi saudara sebagai Allah SWT? Mohon pencerahan.
      ~
      Solihin

Baca komentar lainnya:

« 1 … 29 30 31

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 huruf tersedia

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Mengapa Nasrani dan Islam Harus Sunat?
  • Keaslian Kitab, Naskah-Naskah Kuno Al-Quran dan Alkitab
  • Bukti Utama Allah Mencintai Mukmin Miskin
  • Muhasabah Islam dalam Terang 3 Pertanyaan Isa Al-Masih
  • Mengapa Kelahiran Isa Malam Teristimewa Bagi Muslim dan Nasrani?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Isa Tidak Pernah Katakan, “Akulah Allah!”
  • Cara Allah Memberi Hidayah dan Cara Muslim Mendapatkannya
  • Mengapa Isa Al-Masih disebut Tuhan?
  • Apakah Menikah Siri Islam Sesuai dengan Kitab Allah?
  • Muhasabah Islam dalam Terang 3 Pertanyaan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Iblis Tidak Sujud Kepada Manusia, Tapi Mengapa Iblis…
  • Injil Dan Al-Quran Sepakat: “Isa Al-Masih Ada di Surga!”
  • Muhammad Berkata "Nafas Hidupku Ada Dalam Isa"
  • Isa Al-Masih Tidak Menghormati Ibu-Nya, Benarkah Demikian?
  • Isa Tidak Pernah Katakan, “Akulah Allah!”

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2021 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami