Umumnya orang Islam membenci perbudakan. Kita perlu memuji fakta ini! Namun tidak salah mempertimbangkan hukum perbudakan dalam agama Islam. Mengapa pada awalnya agama Islam mendukung perbudakan? Juga mengapa ada pakar agama yang masih membenarkan perbudakan? Pengertian argumentasi agama Islam dan perbudakan menolong kita menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.
Staff IDI membaca sebuah argumentasi yang mendukung hukum perbudakan dalam agama Islam di internet: “Lampu Islam” (Minggu, 29 September 2013). Di bawah ini kami menanggapi beberapa kesimpulan artikel tersebut. Kalimat-kalimat dalam italik di bawah, merupakan kutipan dari artikel tersebut. Dengan merenungkan artikel ini kita akan mengerti arti budak dalam Islam. Juga akan menambah pengertian perbudakan dalam agama Islam.
Perbudakan Tidak Mulai Dengan Agama Islam
“. . . perbudakan bukan produk agama Islam. Sebaliknya, ketika Islam diturunkan pertama kali, perbudakan sudah menjadi pola hidup seluruh umat manusia.”
Tanggapan Staf Isa dan Islam: Memang perbudakan bukan produk agama Islam. Perbudakan adalah produk hati jahat manusia. Ingat, perbudakan juga berada pada masa Isa Al-Masih. Tetapi baik Isa maupun para rasul-Nya tidak memiliki budak. Bahkan Isa tidak membenarkan perbudakan.
Perbudakan Penting untuk Perekonomian
“Perbudakan bukan semata-mata penindasan manusia atas manusia, tapi di sisi lain, perbudakan adalah bagian utuh dari sendi dasar perekonomian suatu bangsa. Sehingga menghilangkan perbudakan berarti meruntuhkan sendi-sendi dasar perekonomian.”
Tanggapan Staf Isa dan Islam: Apakah baik mendirikan ekonomi di atas perbudakan? Bagaimana perasaan budak? Orang kaya untung! Budak menderita! Budak manusia juga! Pada jaman ini ekonomi berjalan tanpa perbudakan. Bahkan ada ahli ekonomi berpandangan, perbudakan merusak ekonomi!
Perbudakan Dulu Ada Hukum Universal
“Perbudakan juga sudah diakui oleh hukum yang positif dan dibenarkan oleh undang-undang semua peradaban manusia. Memiliki budak, menjual, menukar dan mempertaruhkannya, adalah tindakan yang sesuai dengan hukum yang berlaku secara universal.
Tanggapan Staf Isa dan Islam: Adanya suatu hukum universal tidak membenarkannya. Hati manusia jahat dan kejahatannya menghasilkan banyak hukum universal yang jahat, termasuk perbudakan. Hukum universal yang jahat tetap jahat! Sayangnya, perasaan budak tidak dimasukkan dalam argumentasi.
Isa Al-Masih memberi argumen universal untuk melawan perbudakan. “Perbuatlah terhadap orang lain apa yang kamu kehendaki mereka perbuat terhadap kamu . . .” (Injil, Rasul Besar Matius 7:12).
Semua Bangsa Merasa Tidak Salah Menyetubuhi Budak Wanita
Adanya hukum positif semua bangsa tentang budak, termasuk juga keabsahan untuk menyetubuhi budak perempuan.
Tanggapan Staf Isa dan Islam: Jelas yang “menyetubuhi”-nya” setuju! Apakah “budak wanita,” “orang tua budak wanita,” “saudara budak wanita,” “anak budak wanita” dan “suami budak wanita” juga setuju apalagi termasuk “semua bangsa”? Mengapa dalam argumentasinya, pengarang tidak memperhitungkan perasaan orang yang diperbudak, disetubuhi!? Seakan-akan para budak tidak mempunyai perasaan, bukan manusia. Hukum universal perbudakan, buatan manusia tetap hukum jahat, berasal dari Iblis!
Pakar Islam Mendukung Perbudakan Saat Ini
Sheik Saleh Al-Fawasan adalah Anggota Komite Senior Ulama, lembaga agama tertinggi negara Saudi. Ia juga Anggota Komite Fatwa dan Penelitian Agama, Imam Majid Pangeran Mitaeb di Riyad, serta Professor Universitas Imam Mohamed Bin Saud.
Pakar kenamaan Saudi ini menyerukan agar perbudakan menjadi legal lagi di Kerajaan Saudi. Ia berkata tentang Islam dan perbudakan, “Perbudakan merupakan bagian dari Islam. Perbudakan merupakan bagian jihad dan jihad bakal tetap ada selama ada Islam.”
Perbudakan – Jasmani dan Rohani
Isa tidak membenarkan perbudakan sesama manusia! Dia juga menyerang perbudakan oleh dosa. Sekali Dia berseru kepada umat-Nya, “Jika Sang Anak memerdekakan kamu, maka kamu akan benar-benar merdeka” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:36). Kita yang menikmati kemerdekaan dari perbudakan dapat juga menikmati kemerdekaan dari perbudakan dosa!
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa nabi Islam mendukung dan memperkembangkan perbudakan walau Isa Al-Masih tidak mempunyai budak?
- Menurut Anda, mengapa akhirnya kebanyakan negara Islam menolak perbudakan?
- Perhatikanlah pengertian perbudakan dalam agama Islam yang dikemukakan Sheik Saleh Al-Fawasan. Bagaimana Anda menjawab argumentasinya serta kerinduannya untuk melegalkan perbudakan lagi di Negara Saudi?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Pandangan Islam Dan Nasrani Tentang Perbudakan Sesama
- Budak Allah Atau Anak Allah, Mana Yang Lebih Baik?
- Apakah Panggilan “Budak Allah” Terbaik Untuk Penganut Agama?
- Ceritera Inspiratif Yatim Bagi Mukmin Dan Nasrani
- Menunaikan Ibadah Haji Menghapus Semua Dosa Saya?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
sani mengatakan
~
Ulangan 20:12-13, “Tetapi apabila kota itu tidak mau berdamai dengan engkau, melainkan mengadakan pertempuran melawan engkau, maka haruslah engkau mengepungnya; dan setelah TUHAN, Allahmu, menyerahkannya ke dalam tanganmu, maka haruslah engkau membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang. Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kaurampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, boleh kaupergunakan.”
Maunya mengkritisi, tapi…
Anto mengatakan
~
Sebentar, sepertinya anda salah paham tentang arti budak dalam Islam, sedangkan perbudakan itu sudah ada sebelum zamannya Nabi Muhammad SAW, ajaran yang Beliau bawa bahkan untuk menghapus budak. Kalau anda baca terjemahan Al Qur’an dari awal sampai akhir banyak ayat-ayat yang mnerangkan untuk membebaskan budak ketika berbuat salah.
Menggauli budak itu ada syaratnya yaitu hamba sahaya (free belum punya pasangan), budak dalam Islam itu boleh menikah bahkan ketika budak tersebut menikah maka statusnya bebas merdeka, budak yang dihamili tuannya hingga melahirkan maka status budak dan anak tersebut bebas merdeka, kebutuhan anak dan budak tersebut akan menjadi tanggungan mantan tuan yang menghamilinya, ketika tuannya meninggal budak tersebut statusnya pun bebas merdeka. Jadi kalau mau mmbahas ayat haruslah dengan hadist. Wallahu’alam
Saya mengatakan
~
Bayakan saja di zaman dahulu banyak sekali orang-orang Kristen awal yang ditangkap dan disiksa oleh kekaisaran Romawi dengan menjadikan mereka sebagai hiburan sore sebagai gladiator dan diadu dengan singa hingga tubuh mereka dicabik-cabik di arena colloseum Italia. Dan ada beberapa orang yang berhati baik tidak tega melihat mereka mati, mereka menyelamatkan orang-orang tersebut dengan membayar ke petingginya untuk dijadikannya budak. Jadi tentu saja di zaman dahulu itu perbudakan adalah hukum positif.