Bayangkanlah ada dua anak yang belum pernah mengenal ayah masing-masing. Dua-duanya mempunyai keinginan besar untuk bertemu dengan ayah mereka dan menjalin hubungan erat dengannya. Bagaimana cara terbaik seorang ayah bisa menyatakan diri, agar dapat mengenal anaknya? Kisah ini dapat membantu kita mengenal tentang pengertian Wahyu Allah dengan benar.
Cara Pertama – Menulis Surat
Satu ayah merasa menulis surat yang indah dan sempurna adalah cara yang paling baik agar anaknya bisa mengenalnya. Dalam surat itu, ayah itu menjelaskan tentang sifatnya, hal-hal yang dia sukai dan tidak sukai, peringatan-peringatan, dan bagaimana cara mempunyai kehidupan yang baik.
Setelah menulis surat itu, dia mengirimnya melalui utusan yang sangat dihargai. Anaknya sangat senang ketika menerima surat itu. Dia membaca seluruhnya.
Kini, si anak sudah tahu lebih banyak tentang ayahnya, tapi masih merasa kurang puas karena belum mengenal ayahnya.
Cara Kedua – Datang Sendiri
Ayah kedua merasa cara yang paling baik untuk dikenali anaknya adalah dengan datang sendiri. Jadi, dia menulis surat untuk memberitahu anaknya kapan dia akan datang dan bagaimana caranya. Sehingga anaknya akan tahu siapakah dia ketika datang.
Ketika hari itu tiba, ayahnya datang. Selama beberapa tahun mereka banyak berbicara dan berjalan-jalan ke mana-mana. Anaknya bisa mendengar dan melihat sifatnya. Hubungan mereka pun menjadi sangat kuat.
“Menulis surat” atau “datang sendiri,” cara manakah yang terbaik untuk mengenal seseorang menurut Anda? Kirimkan jawaban Anda di sini.
Mengapa Ada Orang yang Tidak Mengganggap Al-Quran Wahyu Allah Terbaik?
Muslim percaya dan memiliki pengertian, wahyu Allah adalah Al-Quran. Apakah itu benar? Ada beberapa kekurangan dengan kepercayaan itu.
- Dalam dua contoh di atas kita sudah melihat bahwa ada kekurangan dengan surat atau buku saja. Tidak mungkin orang bisa tahu siapakah Allah melalui Al-Quran saja karena kata-kata sendiri sangat terbatas.
- Sejarawan masih belum menemukan naskah/manuskrip Al-Quran lengkap, sebelum di tengah abad ketujuh yang persis sama dengan Al-Quran hari ini. Apakah kita bisa yakin Al-Quran kekal dan sempurna?
Pengertian Wahyu Allah yang Terbaik – Isa Al-Masih
Cara terbaik untuk menyatakan diri adalah dengan datang sendiri. Kasih Allah sangat besar akan kita. Jadi, Isa Al-Masih [Kalimat Allah] rela datang ke dunia untuk menunjukkan sifat Allah kepada semua manusia.
Firman Allah mewahyukan Isa Al-Masih sebagai, “. . . cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan” (Injil, Surat Ibrani 1:3). Isa kekal dan tidak pernah berdosa.
Isa Al-Masih sudah datang agar semua manusia bisa mengenal Allah. Melalui wafat Isa Al-Masih, semua dosa kita bisa diampuni, dan kita bisa mempunyai hubungan yang dekat dengan Allah. Allah ingin menjadi Bapa yang terbaik bagi kami.
Allah tidak berhenti di sana. Sebagai wahyu lagi, Allah juga memberi Roh Kudus kepada semua pengikut Isa Al-Masih. Roh Kudus memberi damai sejahtera, sukacita, dan kuasa untuk mengatasi dosa. Apakah sudah menerima pengertian Wahyu Allah yang terbaik? Percayalah pada Isa Al-Masih.
Silakan hubungi kami jika Anda ingin mengenal Allah melalui Isa Al-Masih.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Kalau Saudara belum pernah mengenal ayahnya, apakah ingin menerima surat atau ayah datang sendiri? Mengapa?
- Mengapa surat atau buku tidak cukup untuk mengenal Allah?
- Dalam kepercayaan Saudara, adakah jaminan diberi damai sejahtera, kuasa untuk mengatasi dosa, atau sukacita? Semua itu berasal dari mana?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Apakah Al-Quran Wahyu Allah Terbaik Bagi Manusia?”. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Benarkah Isa Al-Masih Adalah Manifestasi Dari Allah?
- Mengapa Sebaiknya Muslim Mengenal Allah Sebagai Bapa?
- Utusan Allah Yang Ditolak
- Manakah Wahyu Allah, Al-Quran Atau Alkitab?
- 4 Alasan Kristen Menolak Al-Quran Sebagai Wahyu Allah
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Allah Muslim adalah hanya ada satu pribadi Allah. Tidak ada pribadi lain. Tidak ada Allah lain melainkan satu pribadi Allah. Allah dari awal dan Allah hingga akhir. Jika saya membaca Al-Kitab bahwa hanya bapa di sorga yang saya sembah. Bukan Isa karena bapa mengutus Isa sebagai utusan adalah sebuah perintah. Jika Al Masih adalah Allah pribadi lain maka Isa harusnya turun sendiri bukan diutus.
Jadi, kembalilah menjadi Muslim sebelum mati. Bertobatlah dan meminta ampunan. Sesungguhnya Allah akan mengampuni dan melindungi di api neraka orang yang takut kepada Allah kemudian memasukkan ke sorga sebagai Rahmat dari Allah. Itulah kebenaran janji Allah, maka laksanakan perintah Allah.
~
Saudara Hamba,
Allah SWT adalah allah yang bersifat konseptual. Bukankah artikel di atas telah menjelaskan bahwa untuk mengenal Allah bukan hanya melalui yang tertulis, melainkan diperlukan relasi. Allah SWT tidak dapat memiliki relasi dengan manusia, karena hal itu bertentangan dengan surah Al Ikhlas, sehingga saudara hanya mengenal Allah SWT melalui tulisan.
Hal ini berbeda dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih adalah Firman Allah yang nuzul ke dunia dan memiliki relasi yang dekat dengan manusia. Isa Al-Masih berfirman, “…Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:9). Pertanyaannya, mengapa Allah SWT tidak pernah memperkenalkan dirinya secara nyata? Apakah ini berarti Al-Quran adalah wahyu terbaik? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Hamba,
Pertanyaan artikel di atas tidak anda jawab. Apakah anda paham maksud artikel di atas?
Allah Muslim adalah Allah Muslim. Tidak bertali-menali dengan Bapa, Allah Yahudi dan Kristen. Allah Muslim bukan Allah berpribadi karena hal itu ditentang Quran (tidak serupa dengan apa pun). Allah yang berpribadi adalah Allah yang eksis, dengan kemahakuasaan-Nya, Dia mampu menyatakan diri, menyatakan eksistensi-Nya dalam berbagai cara yang Dia kehendaki. Allah Muslim kosong atas kuasa adikodrati seperti itu. Isa Al-Masih sangat tepat menyebut Muslim seperti ini:
Yohanes 4:22, “Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal…”
~
Saudara Abdul,
Eksistensi Allah SWT hingga saat ini pun masih dipertanyakan. Bila Al-Quran adalah wahyu Allah, maka Allah akan menyatakan dan menampakkan diri kepada Muhammad. Tetapi kenyataan yang tertulis adalah Allah SWT tidak pernah menyatakan diri, sehingga saudara-saudara Muslim mengetahui Allah SWT sebatas konseptual. Terimakasih.
~
Solihin
~
Wahai Hamba,
Dengan adanya forum ini maka semua orang sudah tahu bahwa semua Muslim akan masuk neraka sesuai Al-Quran. Semua orang hidup dalam kasih Kristus akan masuk surga kekal selamanya. Semua muslim diwajibkan mengikuti sunnah Muhammad.
Berpoligami, membenci yang bukan Islam dan membunuh demi Muhammad dan Swt. Berkemih dengan berjongkok, minum urin onta, melaknat dan mengutuki Yahudi, boleh kawini anak 11 tahun, boleh pukul istri, boleh menalak dan menceraikan istri, membenci anjing, mengajak kaum muslim berperang demi rasul dan allah swt, meskipun manusia benci dan tidak mau berperang. Semua orang Kristen hidup saling mengasihi sesama manusia dan hidup damai dengan semua manusia.
~
Saudara Damai,
Mencermati isi Al-Quran, maka kita mengetahui perbedaan mendasar mengenai ajaran Al-Quran dan Alkitab. Al-Quran tidak mengungkapkan jati diri Allah SWT secara jelas dan nyata. Hal ini berbeda dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih adalah Firman Allah yang nuzul ke dunia sehingga semua dapat menyentuh dan berbicara langsung dengan manusia. Terlebih lagi, Isa Al-Masih menolong dan menyelamatkan manusia dari dosa. Terimakasih.
~
Solihin
~
To: Bang Somad,
Saya setuju sekali sama bang Somad. Briliant sekali bang Somad. Harus sabar bang sama Muslim, soalnya jawabnya ngawur dan tidak nyambung.
~
Saudara Hendy,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Kami berharap hal ini dipikirkan lebih lanjut mengingat Al-Quran tidak pernah menyatakan eksistensi Allah secara nyata.
~
Solihin
~
Jangan salah, Allah tidak pernah memganggap manusia sebagai anak-Nya. Dalam Islam manusia dianggap hamba. Makna dari hamna adalah manusia yang tidak punya pilihan untuk mengabdi, hamba punya akal dan nafsu akal untuk mengendalikan nafsu. Hamba (manusia) hanya mengabdi semata-mata kepada Allah yang maha kuasa.
Dalam Kristen pun Kristen meyakini berdasarkan Alkitab bahwa manusia bukan anak Allah tapi hewan domba. Apa maknanya? Hewan adalah makhluk yang tidak punya akal, hanya punya nafsu. Gampang diperdaya. Makanya jika domba sudah bisa berubah menjadi manusia, maka ia akan memiliki akal untuk menentukan siapa Allah yang pantas disembah.
~
Saudara Gandhi,
Alkitab memiliki gaya bahasa yang indah. Bagian-bagian tertentu menggunakan gaya bahasa atau ungkapan figuratif sehingga tidak bisa diartikan secara literal. Mengartikan domba untuk manusia adalah keliru. Manusia dianalogikan sebagai domba sesuai dengan konteks pada masa itu di mana domba taat kepada gembala.
Alkitab telah menjelaskan bahwa Isa Al-Masih adalah Firman Allah (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14). Isa Al-Masih telah memberikan jaminan pasti masuk sorga. Dengan demikian, Isa Al-Masih adalah yang terbaik bagi manusia.
~
Solihin
~
Gandhi Waluyan: “Jangan salah, Allah tidak pernah menganggap manusia sebagai anak-Nya.”
Saya setuju sekali bila anda bicara perihal Allah Islam. Tetapi anda salah besar bila anda menyamakan Allah Yahudi dan Kristen sama seperti Allah Islam. Silakan simak apa kata nabi Moshe berikut: Ulangan 8:5, “Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.” Ulangan 14:1, “Kamulah anak-anak TUHAN, Allahmu…”
Simak lagi ucapan Raja David berikut: Mazmur 2:7, “Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.” Musa: “Insaflah wahai Gandhi Waluyan!”
“…ia akan memiliki akal untuk menentukan siapa Allah yang pantas disembah.”
Coba kamu simak berikut ini: Qs 27:91, “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah)…” Bandingkan dengan perkataan utusan Raja Assyur (Assyiria) ini, 2 Raja-raja 18:34-35.
~
Saudara Abdul,
Kami setuju dengan saudara bahwa Allah Al-Quran berbeda dengan Allah Alkitab. Sebab Allah Al-Quran tidak pernah menyatakan diri kepada manusia, sehingga hal ini berdampak pada validitas Al-Quran itu sendiri. Tentu Al-Quran dipertanyakan sebagai wahyu Allah mengingat eksistensi Allah SWT yang tidak jelas. Kami berharap saudara-saudara di forum ini mencari kebenaran sesungguhnya.
~
Solihin
~
Injil penggenapan Taurat, Zabur dan kitab para nabi, tidak ada fakta yang diputar balik. Isa Al-Masih adalah pusat ajaran Taurat, Zabur dan kitab para nabi yaitu Allah sebagai penebus manusia atas dosa. Banyak fakta diputar balik Al-Quran dari Alkitab.
1. Maria, Ibu jasmani Yesus disebut saudara dengan Imran abangnya Musa. Padahal berjarak 1500 tahun. Berarti swt dan Muhammad sangat keliru.
2. Isa Al-Masih tidak disalib tapi dipalsukan penyerupaan. Padahal Muhammad 700 tahun sesudah penyaliban Isa.
3. Taurat, Zabur dan Kitab para nabi bernubuat Allah sebagai penebus manusia digenapi Isa. Al-Quran menentang Allah sebagai penebus.
Kitab yang memutar balik fakta bukan wahyu terbaik bagi manusia. Sebab memutar balik fakta dalam pengadilan, maka hakim akan menjadikan suatu kejahatan.
~
Saudara Realita,
Memang ada perbedaan signifikan antara Alkitab dan Al-Quran. Tentu ini perlu diselidiki dan diperbandingkan mengingat kedua kitab tidak mungkin benar dan tidak mungkin keduanya salah. Bukankah demikian?
~
Solihin
*****
1. Kalau Saudara belum pernah mengenal ayahnya, apakah ingin menerima surat atau ayah datang sendiri? Mengapa?
Pendapat saya: Mengenal dan bertemu itu beda. Bagaimana jika ayah sudah tidak ada lagi ketika saya lahir? Bagaimana ayah saya bisa datang menemui saya? Satu yang bisa membuat saya kenal ayah adalah dari karya/cerita yang beliau tinggalkan.
2. Mengapa surat atau buku tidak cukup untuk mengenal Allah? Sudah 80% isi Al-Quran diuji berdasarkan sains dan kehidupan, hasilnya 100% benar. Masih ingat kenapa Galileo di penjara? Siapa yang benar, Galileo atau gereja?
3. Kedamaian saya adalah menjalankan perintah Allah karena hasilnya positif dan bermanfaat bagi tubuh saya.
*****
Saudar Penjaga,
1. Betul sekali, mengenal dan bertemu itu berbeda. Namun, bertemu tanpa mengenalnya pun tidak sama. Bukankah mengenal berarti melebihi dari bertemu? Sebab mengenal berarti telah bertemu sebelumnya, bukan? Pertanyaannya, apakah saudara mengenal Allah SWT? Mengapa?
2. Tanggapan saudara tidak menjawab pertanyaan kami. Mengapa surat atau buku tidak cukup untuk mengenal Allah?
3. Apakah saudara mampu menjalankan seluruh perintah Allah SWT secara sempurna? Mengapa?
~
Solihin
~
To: Kitabullah,
1. Anda tahu bedanya arti kata kenal dan tahu? Kalau tahu itu, anda sekedar baca mengenai biography orang tersebut atau anda hanya dengar-dengar mengenai orang tersebut, tetapi kalau anda mengenal itu anda pernah merasakan hubungan secara personal dengan orang tersebut.
2. Kata siapa 80 % isi Qur’an dibuktikan dengan science betul? Contoh Qur’an mengatskan langit ada tujuh, sampai sekarang tidak bisa dibuktikan, masalah nabi hijrah dari masjidil haram ke masjidil Aqsa, padahal masjidil Aqsa itu didirikan jauh setelah Muhamad mati. Masih banyak lagi cerita Qur’an yang tidak sejalan dengan sejarah.
~
Saudara Hendy,
Tepat sekali yang disampaikan oleh saudara bahwa mengenal berarti memiliki relasi dengan yang bersangkutan. Karena itu, makna kata ‘mengenal’ amat berbeda dengan ‘mengetahui’. Terimakasih.
~
Solihin
~
Saudara Hamba,
Maaf, saudara membohongi kami, allah Al-Quran tidak melindungi dari api neraka. Justru dia menjamin Muslim ke neraka (QS 19:71-72). Jadi apapun yang dilakukan Muslim yaitu sholat, haji, lempar setan dengan batu, ketaqwaan tetap masuk neraka. Dan Muslim juga dijamin kekal di neraka karena dosanya (QS 43:74). Di Al-Quran ada beberapa janji allah Al-Quran, tetapi yang sangat dibutuhkan adalah jaminan surga. Menurut saudara apa benar ada jaminan muslim ke surga?
Saudara Gandhi,
Mengapa tidak mau belajar Alkitab? Benar, allah Al-Quran tidak pernah menganggap manusia sebagai anak tapi hamba. Sebagai hamba, allah Al-Quran bisa berbuat sesuka hati (QS 14:4). Wahyu Al-Quran terbaikkah?
~
Saudara Park,
Seyogianya Al-Quran memberikan jaminan pasti masuk sorga bila Al-Quran adalah wahyu Allah yang terbaik. Namun, faktanya Al-Quran tidak memberikan jaminan pasti masuk sorga, kecuali jaminan pasti masuk neraka. Bukankah demikian?
~
Solihin
~
“Dan sungguh, di antara mereka niscaya ada segolongan yang memutarbalikkan lidahnya membaca kitab, agar kamu menyangka (yang mereka baca) itu sebagian dari Kitab, padahal itu bukan dari Kitab dan mereka berkata, “Itu dari Allah,” padahal itu bukan dari Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui” (Qs Al-imran :78)
Injil dahulu adalah wahyu Allah namun kitab tersebut sudah banyak diubah keaslianya dan membuat kitab Injil yang baru seola-olah kitab itu adalah wahyu Allah.
~
Saudara Muslim,
Kami menghargai pendapat saudara. Sekalipun pendapat tersebut tidak memiliki dasar yang jelas, walaupun saudara mengutip ayat Al-Quran untuk menguatkan pernyataan saudara. Sebaliknya, ayat tersebut berbicara tentang pemutarbalikan lidah, bukan mengubah tulisan Alkitab. Jelas, ini berbeda sekali. Bagaimana dengan Al-Quran? Benarkah Al-Quran adalah wahyu terbaik Allah? Bukankah Al-Quran hanya sebuah tulisan yang dapat dimusnahkan? Bukankah Isa Al-Masih yang merupakan Kalimat Allah lebih baik dibandingkan Al-Quran? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
To: Jesus Park, Admin Forum ini,
Kalian suka mengambil ayat-ayat Al-Quran hanya sepenggal-penggal saja dan yang terlihat oleh kalian menguntungkan penjelasan kalian. Kenapa pas ada ayat yang seperti masuk neraka, percaya Taurat/Injil, peperangan dan lain-lain kalian percaya, kalian up dan kalian jadikan bahan. Tapi kenapa ayat yang bagus-bagus artinya kalian tidak up?
Padahal yang kalian pakai itu ada awal mulanya dan kelanjutannya. Seperti Park bawa-bawa Surah Maryam 71-72, dan mengklaim di situ “Umat Muslim pasti masuk neraka”. Padahal ayat sebelumnya dijelaskan yang dimasukkan keneraka adalah orang-orang yang durhaka sama Allah. Di Maryam 60-63 juga dijelaskan adanya Surga untuk orang-orang yang bertaubat.
~
Muslim,
Baiklah, tapi saudara tidak menjelaskan pada kami, hanya mengeluh saja. Bukankah kami butuh jawaban? Kami bertanya, jika yang dimasukan ke neraka adalah orang durhaka sama allah islam, mengapa orang taqwa ada di neraka (Qs 19:72)? Jika alasan diselamatkan dari neraka, apakah orang taqwa itu suci? Apakah ada dalilnya? Apakah neraka kekal atau tidak menurut Quran? Apakah muslim yang tobat semurni-murninya adalah orang taqwa?
Bagaimana dengan, “seseorang beramal dengan amal-amal penghuni surga hingga tak ada jarak antara dirinya dengan surga kecuali sejengkal saja, lalu dia didahului oleh catatan hingga dia beramal dengan amalan penghuni neraka lalu ia masuk neraka”. (HR. Bukhari, 3208)?
~
Saudara Park,
Bila Al-Quran tidak memberikan kepastian keselamatan kepada manusia, maka saudara-saudara Muslim perlu mempertimbangkan kembali Al-Quran. Apakah Al-Quran merupakan wahyu terbaik bagi manusia? Silakan saudara-saudara Muslim memikirkan hal ini.
~
Solihin
~
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS. Adz Dzariyaat: 56). “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya” (QS. Al-Kahfi : 107-108).
Al Quran memang tidak Memberi kepastian keselamatan pada manusia tetapi Al Quran memberi kepastian keselamatan bagi yang beriman. Al Quran terjaga keasliannya dari dulu hingga sekarang. “Sesungguhnya Kami yang telah menurunkan adz-Dzikra (al-Qur’an) dan Kami pula yang akan menjaganya” (al-Hijr: 9). Entah kenapa blog ini selalu meragukan Islam. Belajarlah lebih dalam sebelum meragukan.
~
Saudara Iman,
Menarik sekali pendapat dan klaim saudara. Bila Al-Quran memberikan kepastian keselamatan bagi orang yang beriman, maka tertulis dimanakah dalam Al-Quran? Kami berharap saudara dapat membuktikan klaim saudara tersebut. Sebab tanpa saudara membuktikan hal itu, maka pendapat saudara tidak dapat dipertanggungjawabkan dan akan menimbulkan keraguan dari pihak Muslim dan siapapun pengunjung situs ini. Kami menunggu jawaban saudara.
~
Solihin
*****
1. Dalam konteks manusia mahluk fana ayah dan anak normalnya ingin bertemu, tetapi lihat kondisi juga ayahnya masih didunia atau sudah wafat
2. Bible ya karena banyak kontradiksi, kalau Al-Qur’an lebih dari cukup belum lagi ditambah hadits.
3. Saya tidak akan menyebutnya kepercayaan Islam adalah agama yang diridhoi Allah SWT manusia akan mendapatkan sesuai apa yang diperbuatnya.
*****
Saudara Tihduy,
1. Pertanyaannya, apakah Al-Quran telah memberikan keterangan yang memadai mengenai Allah SWT berupa penyataan diri secara langsung kepada manusia? Tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran?
2. Menyatakan Bible banyak kontradiksi perlu dibuktikan. Kami bertanya kepada saudara. Bagian mana yang kontradiksi? Lalu, mengapa Al-Quran pun kontradiksi? Misal, tidak ada yang setara dengan Allah dalam surat Al Ikhlas, tetapi Isa Al-Masih setara dengan Allah karena memiliki kuasa menciptakan (Qs 3:49). Mengapa Al-Quran kontradiksi?
3. Kami menghargai Muslim mengklaim bahwa Islam adalah agama yang diridhoi. Tetapi adakah jaminan diberi damai sejahtera, kuasa untuk mengatasi dosa, atau sukacita? Semua itu berasal dari mana? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran?
~
Solihin
~
Iman
Baiklah, kami ingin belajar lebih dalam agama islam. Apakah saudara mau membantu kami? Jika ingin menolong kami, kami harap saudara mau menjawab pertanyaan mudah berikut; (1) Quran tidak memberi kepastian keselamatan pada manusia, siapakah yang dimaksud? (2) Quran memberi kepastian keselamatan pada orang beriman, kami harus percaya pada saudara atau Quran, “Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang shaleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.” (Qs 28:67), apakah ini kepastian atau insya alloh?
Tihduy
Quran lebih dari cukup, mengapa harus ada hadis? Tentu kontradiksi karena tanda bahwa Quran bukan penyempurna tapi hadis? Semoga tidak bingung sendiri?
~
Park,
Saya sederhanakan agar bisa anda cerna. Analoginya begini Al Qur’an itu undang-undang hukum yang mengatur, sedangkan hadits adalah petunjuk pelaksana (penjelasan) agar tidak sesat tafsir oleh orang-orang seperti anda misalnya. Paham? Semoga tidak sesat.
~
Saudara Tihduy,
Menarik sekali komentar saudara. Alih-alih menjawab pertanyaan kami, saudara lebih memilih menghindari pertanyaan tersebut dan menanggapi saudara Park. Karena itu, kami ulang pertanyaan sebelumnya.
1. Pertanyaannya, apakah Al-Quran telah memberikan keterangan yang memadai mengenai Allah SWT berupa penyataan diri secara langsung kepada manusia? Tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran?
2. Menyatakan Bible banyak kontradiksi perlu dibuktikan. Kami bertanya kepada saudara. Bagian mana yang kontradiksi? Lalu, mengapa Al-Quran pun kontradiksi? Misal, tidak ada yang setara dengan Allah dalam surat Al Ikhlas, tetapi Isa Al-Masih setara dengan Allah karena memiliki kuasa menciptakan (Qs 3:49). Mengapa Al-Quran kontradiksi?
3. Kami menghargai Muslim mengklaim bahwa Islam adalah agama yang diridhoi. Tetapi adakah jaminan diberi damai sejahtera, kuasa untuk mengatasi dosa, atau sukacita? Semua itu berasal dari mana? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran? Bila saudara tidak menjawabnya, maka kami terpaksa menghapus komentar saudara berikutnya. Mohon maaf untuk keputusan kami ini.
~
Solihin
~
Tihduy
Kami mengikuti penjelasan saudara, dalam Quran memperbolehkan mut’ah, yaitu membayar wanita agar dapat menidurinya selama waktu yang disepakati. Siapa yang berhak mengatur undang-undang hukum dalam Quran? Mengapa nabi islam melarang mut’ah sedangkan Quran tidak pernah melarang mut’ah? Mengapa undang-undang dalam Quran dapat diganti oleh nabi islam?
Jadi bagaimana kami memahami Quran jika penjelasan saudara tidak sesuai dengan fakta? Apakah saudara sedang menyesatkan kami atau saudara menafsirkan Quran dan hadis sesuai dengan keinginan saudara sendiri?