Ada perkataan: “orang yang mungkin mengkhianati kita adalah orang terdekat kita.” Jika orang terdekat kita saja mungkin mengkhianati kita, lalu siapa yang mengasihi kita dengan tulus?
Al-Quran mencatat bahwa Allah adalah “ar-Rahman ar-Rahim,” Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kepada-Nyalah kita bersandar dan percaya.
Seperti apa ajaran Islam akan Allah ar-Rahman ar-Rahim? Kepada siapa sajakah Allah memberikan rahmat dan kasih-Nya?
Allah Maha Pemurah (ar-Rahman) dalam Al-Quran
Ar-Rahman adalah sifat Allah yang penuh rahmat. Rahmat berarti berkat atau pemberian secara “cuma-cuma.” Seharusnya bukan imbalan dari perbuatan baik.
Imbalan dari perbuatan baik tidak dapat disebut rahmat karena hal itu diusahakan. Sama halnya dengan bekerja dan mendapat gaji.
Al-Quran mengatakan bahwa kita akan mendapat rahmat jika melaksanakan hal-hal yang berkenan bagi Allah. “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatilah rasul, supaya kamu diberi rahmat” (Qs 24:56). Benarkah ayat ini menunjukkan rahmat Allah?
Tuliskan pendapat Anda disini.
Allah Maha Penyayang (ar-Rahim) dalam Al-Quran
Allah ar-Rahim membenci dan menghukum dosa. Sifat kasih dan benci sepertinya bertolak belakang. Bagaimana mungkin Allah yang sangat membenci dosa, mengasihi manusia yang berdosa?
Al–Quran mencatat bahwa Allah juga membenci manusia berdosa. “. . . Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa” (Qs 4:107). Dalam ayat ini, Allah membenci dosa dan juga manusia berdosa.
Apakah seharusnya Allah tetap mengasihi orang berdosa dan membimbing mereka agar bertobat? Kirimkan jawaban Anda disini.
Kasih Allah dan Manusia
Allah memiliki kasih yang berbeda dengan manusia. Inilah sebabnya Allah memiliki sifat ar-Rahim, Maha Penyayang. Kata “Maha” menunjukkan bahwa kasih Allah lebih besar dari kasih manusia.
Manusia dapat menunjukkan kasihnya kepada orang-orang terdekatnya ataupun orang baik di sekitarnya. Allah ar-Rahim, pasti tidak hanya mengasihi orang-orang baik saja. Ia juga mengasihi orang-orang jahat dan berdosa.
Isa Al-Masih Menggambarkan Allah ar-Rahman ar-Rahim
Semua manusia sudah berdosa dan mengkhianati Allah. Sehingga, semua manusia seharusnya dihukum dan kehilangan kasih-Nya.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus [Isa Al-Masih] telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Injil, Surat Roma 5:8). Meskipun kita sudah mengkhianati Allah, Ia tidak meninggalkan kita. Allah tetap mengasihi kita meskipun kita berdosa.
Rahmat dan kasih Allah hanya datang melalui Isa Al-Masih. Bukan melalui amal baik atau usaha kita. Rahmat dan kasih terbesar Isa Al-Masih adalah ketika Ia wafat dan menjadi Qurban untuk menghapuskan dosa-dosa kita, agar kita bisa tinggal bersama-Nya di surga selama-lamanya.
Jadi, kita tidak harus berusaha keras untuk memperoleh rahmat-Nya. Tetapi Allah sudah memberikan kita rahmat-Nya melalui Isa agar kita dapat mengasihi Allah dan orang lain.
Maukah Anda menerima rahmat dan kasih Allah melalui Isa Al-Masih? Kirimkan jawaban Anda disini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Saudara, apakah arti rahmat itu?
- Siapakah orang-orang yang layak mendapat kasih Allah secara “cuma-cuma”?
- Bagaimana perasaan Saudara mengetahui bahwa Allah tetap mengasihi kita meskipun kita berdosa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini tiga link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Relasi Masuk Sorga Karena Rahmat Allah Dan Isa Al-Masih
- Kebencian Ataukah Kasih Yang Umat Beragama Butuhkan?
- Cara Muslim Menghindari Pintu Neraka
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].