Tiap agama memiliki kitab suci yang berbeda-beda. Contohnya ada kitab Al-Quran dan Injil yang menjadi panduan hidup bagi Umat Islam dan Nasrani. Namun, apakah perbedaan Al-Quran dan Injil?
Pernahkah Anda mempelajari dan yakin dengan keabsahan isi kitab suci Anda? Apakah isinya pasti sempurna? Pada zaman modern ini memang ada banyak pertanyaan mengenai keakuratan isi kitab suci.
Umat Islam sering bertanya adakah kitab-kitab yang lebih sempurna dari Al-Quran? Sebaliknya dari orang Kristen banyak yang meyakini, Alkitab yang berisi Taurat Zabur dan Injil bebas dari kesalahan.
Mari kita simak beberapa pertanyaan mengenai isi Kitab Injil dan Al-Quran. Anda akan dikuatkan untuk lebih mengimani Kitab Allah.
Berbagai Pertanyaan Mengenai Perbedaan Al-Quran Dan Injil
Makin lama makin banyak orang kritis. Mereka rindu mempelajari lebih dalam tentang kepercayaannya. Mari kita telaah kitab Al-Quran dan Injil untuk mengerti lebih dalam.
1. Bagaimana Cara Pewahyuan Kitab Suci Diturunkan?
Umat Islam percaya Al-Quran awalnya berada di sisi Allah (Qs 85:21-22). Lalu diturunkan kepada satu orang yaitu nabi Muhammad. Ia mendengar dari malaikat Jibril. Waktu pewahyuan pada zaman Muhammad hidup di tanah Arab.
Hal ini mengakibatkan umat Islam percaya kata per kata Al-Quran sangat penting. Sehingga perlu mempelajari dalam bahasa aslinya.
Pada satu sisi hal ini baik karena umat Islam percaya kitab sucinya sudah lengkap. Bersifat mutlak dan tidak dapat berubah. Karena merupakan sesuatu yang langsung dari Allah.
Namun, pada sisi lain terdapat beberapa pertanyaan. Contohnya berhubungan dengan tauhid. Jika Al-Quran ada bersama Allah dari mulanya bukankah berarti ada dua yang kekal? Apakah ini bertentangan dengan konsep tauhid? Bahwa hanya ada satu dari mula, yaitu hanya Allah saja.
Selanjutnya ada pertanyaan mengenai cara pewahyuan Al-Quran. Mengapa seluruhnya hanya diwahyukan kepada satu orang? Mengapa diberikan dalam konteks keadaan dan waktu seperti itu?
Walaupun demikian, apapun pertanyaannya, memang baik untuk kita memiliki kitab suci sebagai panduan hidup.
2. Bagaimana Cara Pembukuan Kitab Suci?
Budaya tulisan Bangsa Arab berkembang pada sekitar abad ke 6. Muhammad tidak bisa baca tulis. Ia melafalkan isi kitab.
Para sahabat mencatat dalam berbagai media. Misalnya pelepah kurma, potongan kulit, permukaan batu cadas atau tulang belikat unta, dsb.
Pembukuan Al-Quran terjadi saat Khalifah Abu Bakar. Ia meminta Zaid Ibn Tsabit mengumpulkannya. Saat itu ada banyak versi.
Akhirnya selesai pada zaman Khalifah Utsman. Ia memberikan versi standar Al-Quran. Namun dengan cara membakar versi lainnya.
Umat Islam sangat menghargai Al-Quran versi Utsman ini. Sehingga proses mendalami Al-Quran perlu menggunakan bahasa asli sesuai versi ini sampai sekarang.
Bangsa Yahudi telah mengenal tulisan dari sejak abad ke 10/ 11 sebelum Masehi. Ada banyak bukti sejarah dari perkamen kuno tulisan Ibrani. Bangsa Yahudi menjaga keaslian isi Taurat dan Zabur sepanjang sejarah.
Selanjutnya para murid Isa menjaga keaslian Injil. Banyak saksi mata pada zaman Isa yang masih hidup saat perkembangan gereja. Mereka menjaga kemurnian ajaran dan membuat banyak kopian naskah asli.
Ada lebih dari 13.000 kopian Injil. Semua isinya sama dengan kitab Injil sekarang. Ini adalah salah satu kopian naskah asli terbanyak dari semua kitab suci yang ada.
Dari kitab-kitab yang terpelihara inilah Alkitab dibukukan. Para pemimpin gereja melihat kitab-kitab yang terbukti berisi wahyu Allah. Lalu mereka menggabungkan menjadi Alkitab yang ada sekarang.
3. Perbedaan Ajaran Al-Quran Dan Injil Tentang Bersikap Kepada Sesama
Memang ada nasihat baik dalam Al-Quran. Namun ada pertanyaan mengapa ada banyak sekali ayat bernada kekerasan?
Memang ada ayat dalam konteks peperangan. Namun banyak ayat lainnya yang tetap menjadi pertanyaan.
Sebagai contoh apa maksudnya “keras terhadap orang-orang kafir” (Qs 48:29, 9:123)? Atau ayat yang menyatakan suami yang berhak memukul isteri (Qs 4:34). Juga bagaimana kisah nabi Khadir yang membunuh seorang anak muda agar orang tuanya tidak disesatkan (QS 18:74,80)?
Semua ini bisa memiliki makna secara agama. Namun rentan untuk disalahartikan.
Di pihak lain, Injil berisi ajaran Isa mengenai kasih Allah. Ia memberikan standard hidup yang berbeda.
Salah satu contohnya: “Tetapi Aku [Isa Al-Masih] berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Matius 5:44).
Hukum kasih menjadi inti seluruh kitab Injil. “Jawab Yesus [Isa Al-Masih] kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu … Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi’” (Injil, Matius 22:37-40).
Hukum kasih yang menjadi panduan utama manusia. Pola pikir ini yang mengatur norma kehidupan dan ibadah kepada Allah.
4. Bagaimana Jaminan Surga dalam Al-Quran dan Injil?
Ajaran Al-Quran menyatakan tugas manusia adalah berusaha beribadah sebaik-baiknya. Namun manusia pasti penuh dosa. Masalah surga menjadi keputusan Allah yang kita tidak ketahui.
Bahkan ada ayat yang menyatakan manusia pasti akan mendatangi neraka. “Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
Hal ini baik untuk memotivasi manusia berusaha hidup benar. Namun kenyataannya membuat banyak orang takut menghadapi akhirat. Karena setiap manusia pasti memiliki dosa.
Injil mengajarkan kasih Allah kepada manusia melalui Isa. Jika manusia mengimani dan menjadi pengikut Isa maka akan ada pengampunan dosa. Ada jaminan surga di akhirat.
“Dan Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya …” (Injil, Yohanes 10:28).
Hal ini bukan karena pengampunan adalah hal murahan. Melainkan karena Allah mengerti tidak ada manusia sempurna. Semua manusia membutuhkan rahmat Allah.
Karena itu Isa, Kalimatullah datang untuk menyatakan kasih Allah. Ia memberikan jaminan surga bagi orang yang mau mengimani dan menjadi pengikut-Nya. Inilah inti seluruh kitab Injil.
Kitab Injil Berisi Kebenaran Allah Untuk Setiap Manusia
Setelah mempelajari perbedaan Al-Quran dan Injil dari semua pembahasan ini, kita bisa melihat bahwa memang benar ada petunjuk dan cahaya Allah dalam Injil (Qs 5:46). Memang Injil berisi kebenaran Allah untuk semua manusia.
Di dalamnya terdapat kebenaran untuk menjadi panduan hidup. Juga menunjukkan jalan agar manusia bisa mendapatkan surga.
“Saya percaya sekali akan Kabar Baik itu [Injil], karena kabar itu adalah kekuatan Allah untuk menyelamatkan semua orang yang percaya [kepada Isa Al-Masih] …” (Injil, Roma 1:16 BIS).
Mari membaca dan mempelajari kitab Injil! Anda akan mendapatkan kebenaran Allah yang sejati bagi kehidupan ini.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Setelah mempelajari perbedaan Al-Quran dan Injil, menurut Saudara mengapa Al-Quran tidak menyempurnakan Injil? Jelaskan!
- Apakah penyebab Islam tidak berani menerima Injil menjadi bagian kitab mereka?
- Jika Al-Quran tidak menyempurnakan Injil, dapatkah Al-Quran dipercaya sebagai wahyu Allah? Mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “4 Perbedaan Al-Quran dan Injil yang Terbesar” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Pandangan Syekh Islam Akan Injil
- Wajibkah Orang Islam Membaca Injil?
- Benarkah Ada Empat Injil?
- Umat Islam, Hindarilah Injil-Injil Palsu!
- Manakah Wahyu Allah, Al-Quran Atau Alkitab?
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Sangat benar Isa Al-Masih menggenapi kitab sebelum Al-Quran yaitu perjalanannya sebagai nabi dan utusan Allah (Yohanes 17:1-26).
~
Saudara Storm,
Tidak pernah seorang manusia dinubuatkan hingga ribuan tahun seperti Isa Al-Masih. Isa Al-Masih telah dinubuat sejak zaman Adam (Taurat, Kejadian 3:15). Demikian selanjutnya dari nabi ke nabi. Pada akhirnya, Isa Al-Masih menggenapi nubuat itu yang tertulis dalam Injil. Dengan demikian, Injil adalah kitab penyempurna atas kitab sebelumnya. Itulah sebabnya, Isa Al-Masih berfirman, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:17). Karena itu, Isa Al-Masih memberikan jaminan kepastian masuk sorga.
Hal ini sungguh berbeda dengan Al-Quran. Al-Quran memundurkan apa yang sudah difirmankan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih memberikan kepastian masuk sorga, Al-Quran memberikan ketidakpastian masuk sorga, melainkan kepastian masuk neraka (Qs 19:71). Jelas, ini kemunduruan, bukan? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
*****
1. Jelas, mustahil Al-Quran menyempurnakan Injil. Mengapa? Di dalam Kitab Injil Isa Al-Masih telah memberi jaminan keselamatan. Berbeda halnya kitab Al-Quran yang belum memastikan keselamatan walaupun amal sudah diperbanyak.
2. Muslim tidak berani, karena mereka tahu kebenaran ada pada Injil. Jika mereka menuduh itu telah diubah, mustahil allah tidak dapat menjaga firman-Nya. Intinya harus bisa membuktikan.
3. Sulit diterima. Jika benar penyempurna, harusnya ajarannya tidak menyimpang antara perang dan mengasihi.
*****
Saudara Rein Hard,
Artikel di atas telah mengungkapkan fakta-fakta terkait perbedaan Al-Quran dan Injil. Sesungguhnya ini dapat menjadi pemikiran dan pertimbangan untuk menilai keduanya. Kami berharap pengunjung situs ini memikirkannya. Terimakasih saudara Rein Hard.
~
Solihin
*****
1. Karena Injil yang sekarang bukan firman Tuhan dan menurut penilitian para pakar Injil bahwa 82% Injil bukan firman Tuhan.
2. Karena Injil adalah Perjanjian Baru sedangkan saat ini kita harus menjalankan perjanjian terakhir yaitu Al-Quran.
3. Al-Quran dipercaya sebagai wahyu Allah karena Al-Quran berbeda dengan Injil yang bukan firman Allah.
*****
Saudara Fanya,
Menarik sekali jawaban saudara. Ijinkan kami menanggapinya.
1. Logika kita seharusnya berpikir bagaimana mungkin dapat memercayai pendapat mereka yang baru muncul ribuan tahun dari Injil. Sedangkan pernyataan Al-Quran banyak yang diragukan karena jarak waktu yang amat jauh dari Injil. Ini sebuah logika yang jungkir balik.
2. Menarik sekali tentang perjanjian terakhir ini. Perjanjian Baru memberikan kepastian masuk sorga. Sedangkan perjanjian terakhir memberikan ketidakpastian masuk sorga alias kebingungan.
3. Boleh saja saudara memercaya Al-Quran sebagai wahyu Allah, tetapi faktanya banyak kontradiksi Al-Quran di dalamnya. SIlakan saudara klik ini http://tinyurl.com/68qrm5t untuk mengetahuinya.
~
Solihin
*****
Jawaban
1. Al-Quran tidak menyempurnakan Injil karena Injil telah sempurna dan tidak membutuhkan penyempurnaan lagi karena Allah telah menjelaskan akhir dari perbuatan dan jalan keselamatan yang kekal di dalam Injil.
2. Islam tidak berani menerima Injil sebagai bagian dari kitab mereka karena Injil mematahkan semua konsep kekhilafan dan kekeliruan yang ditulis Al-Quran yang mana Al-Quran banyak merubah sejarah dan banyak memasukkan data yang tidak ada bukti otentik dan Al-Quran membutakan jalan untuk menuju kekekalan di sorga.
3. Al-Quran tidak bisa dipercaya sebagai wahyu Allah karena gagal sebagai penyempurna Injil.
*****
Saudara Ian Jtk,
Artikel di atas telah mengungkapkan fakta yang tidak dapat disangsikan lagi. Sebab banyak hal yang bertentangan antara Al-Quran dengan Injil. Kami berharap pengunjung situs ini memikirkan dan merenungkan ini. Terimakasih saudara Ian.
~
Solihin
~
Ajaran Yesus/Alkitab: Yesus sangat kejam sehingga wanita/bayi yang tak berdosa pun dibunuh. Samuel 15:3, “Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.” Mereka yang percaya ini adalah pengikut Yesus.
Ajaran gereja/pastor adalah pendapat kalian Staff Isa dan Islam dan Nasrani (bukan ajaran Yesus/ Alkitab). Itu bukan perintah Yesus, tetapi kisah di dalam Alkitab. Kesimpulan: Kalian Staff Isa dan Islam dan Nasrani, bukan pengikut Yesus/Alkitab tetapi pengikut pastor/gereja.
~
Saudara Zakir Naik,
Isa Al-Masih tidak pernah mengajarkan untuk membunuh. Bukankah sejak semula Allah telah memberikan perintah untuk tidak membunuh? Tetapi konteks kasus di atas adalah peperangan antarbangsa dan itu hanya terjadi pada masa itu saja, bukan menjadi sebuah ajaran. Itu adalah riwayat atau sejarah bangsa Israel.
Hal ini sungguh berbeda dengan Al-Quran yang mengajarkan dan memerintahkan untuk memerangi orang kafir. “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, . . .” (Qs 9:123). Pertanyaannya adalah ajaran manakah yang menekankan kasih, Al-Quran atau Injil?
~
Solihin
*****
1. Al-Quran tidak menyempurnakan Injil karena Injil adalah Kekuatan Allah, sementara Al-Quran bukan kekuatan Allah. Justru ilahnya perlu dikuatkan oleh umat om mamad. Romα 1:16, “…Injil αdαlαh Kekuαtαn Allαh…” Qs 48:9, “…kαmu sekαliαn berimαn kepαdα ilαh islαm dαn muhαmmαd, menguαtkαnnyα, membesαrkαnnyα.”
2. Islam tidak berani menerima Injil menjadi bagian kitab mereka karena firman yang disampaikan Injil itu kekal (1 Petrus 1:25), sementara firman yang disampaikan Al-Quran itu plin-plan (Qs 2:106; Qs 16:101; Qs 6:119; Qs 3:28).
3. Al-Quran tidak dapat dipercaya sebagai wahyu Allah karena ilahnya mengaku maha tahu, tahunya tidak tahu (Qs 9:16; 2:143).
*****
Saudara Biangkala,
Kata ‘menyempurnakan’ seharusnya memberikan sesuatu yang lebih baik dan lebih pasti. Namun faktanya, Al-Quran tidak memberikan kepastian masuk sorga. Di samping itu, Al-Quran memundurkan perintah yang sangat baik dari Isa Al-Masih untuk mengasihi, tetapi Muhammad memerintahkan untuk memerangi. Terimakasih saudara Biangkala.
~
Solihin
~
Saudaraku Kristen semua umat Muslim percaya bahwa Injil adalah firman Allah dan umat Muslim sangat mengimaninya, dan semua umat Muslim sangatlah percaya kalau Alkitab sangatlah lengkap sebagai kumpulan buku-buku yang disakralkan oleh saudara kita Kristen. Di dalam Alkitab saking lengkapnya sampai suratnya Paulus dimasukan di Alkitab, mimpinya Yohanes di Patmos juga dimasukan biar keren diberi nama Wahyu. Luar biasa lengkap. Bukan begitu saudara?
~
Saudara Wedus,
Kami bertanya kepada saudara. Apakah saudara sudah membaca Alkitab secara menyeluruh? Tulisan Paulus dan Yohanes memiliki satu tema yakni Isa Al-Masih. Bukankah ini menakjubkan? Sekalipun ditulis oleh orang berbeda, di tempat berbeda, dan waktu yang berbeda tetapi memiliki pesan yang sama. Bagaimana dengan Al-Quran?
Al-Quran dianggap kitab penyempurna, tetapi faktanya tidak ada yang disempurnakan, kecuali memundurkan jaminan pasti masuk sorga dari Isa Al-Masih. Pertanyaannya adalah mengapa Al-Quran memberikan ketidakpastian masuk sorga? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Apanya yang sempurna? Aku baca Injil malah pusing, tidak masuk akal.
~
Saudara Yudi,
Kami menghargai bahwa saudara berani untuk membaca Injil. Kami berharap saudara sungguh-sungguh membacanya. Bila Injil membuat saudara pusing, itu pertanda baik. Sebab saudara memikirkan isi dari Injil. Kami menyarankan agar saudara terus membacanya hingga selesai. Kemudian kami mempersilakan saudara membandingkannya dengan Al-Quran. Setelah itu, saudara menjawab pertanyaan kami, manakah yang lebih sempurna, Al-Quran atau Injil? Saudara dapat menggunakan empat fakta di atas sebagai perbandingan. Terimakasih saudara Yudi.
~
Solihin
~
Kalau dikatakan sempurna. Kitab Allah seperti Taurat, Zabur dan Injil harus menjadi bagian dari Al-Quran. Al-Quran tidak berani menjadi satu kesatuan kitab yang utuh yang merupakan kitab-kitab Allah. Kenapa demikian? Karena Al-Quran itu bukanlah penyempurna kitab sebelumnya tapi kitab baru dan agama baru. Tidak ada kaitannya baik isi maupun kandungannya. Terbukti dengan banyak pertentangan dengan kitab-kitab sebelumnya.
~
Saudara Toto,
Sesungguhnya Allah tidak pernah menyatakan diri kepada Muhammad sehingga tidak ada alasan untuk menyempurnakan ketiga kitab sebelumnya. Klaim sebagai kitab penyempurna berasal dari kalangan Islam yang tidak pernah membandingkan kedua kitab tersebut. Namun, artikel di atas telah membuat perbandingan. Terimakasih saudara Toto.
~
Solihin
~
Ajaran Yesus di dalam Alkitab: Ia membawa ajaran kekerasan untuk menceraiberaikan keluarga. Matius 10:34, “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya.”
Mereka yang percaya ini berarti pengikut Yesus/Alkitab. Ajaran pastor/gereja (bukan Yesus/Alkitab): Ayat itu menggambarkan bahwa menjadi pengikut Yesus sebagai jalan kebenaran itu tidak gampang, karena akan ditentang oleh banyak orang, bahkan oleh keluarga sendiri. Kalian Staff Isa dan Islam dan Nasrani percaya ini, kalian sesungguhnya bukan pengikut Yesus/Alkitab melainkan pengikut ajaran pastor/gereja.
~
Saudara Zakir Naik,
Menarik sekali penafsiran saudara. Namun, konteks ayat itu bukan tentang perceraian. Saudara terlalu memaksakan penafsiran itu. Memang benar bahwa Isa Al-Masih akan membawa pemisahan ayah dengan anaknya, anak perempuan dari ibunya, dan sebagainya karena mereka mengikuti Isa Al-Masih. Karena itu, ada baiknya bila saudara membaca ayat sebelum dan sesudahnya. “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Injil, Rasul Besar Matius 10:38).
Ini berarti Isa Al-Masih menekankan dan mengajarkan untuk menempatkan Isa Al-Masih sebagai yang utama dan terutama. Bukan tentang perceraian. Ayat ini telah digenapi banyak orang yang memilih Isa Al-Masih dan mengalami aniaya dari orang tua, saudara, dan sanak keluarganya yang lain. Kami berharap saudara membaca seluruh pasal sehingga mengetahui konteksnya dengan benar dan tepat.
~
Solihin
~
Nasrani mulai kelabakan menghadapi manuver Zakir Naik sehingga tidak mampu menjawab kecuali hanya bisa menghapus komen.
~
Saudara Usil,
Tenang…Kami kira setiap komentar yang sesuai topik, tidak melebihi satu kolom, menggunakan bahasa santun, dan sebagainya tidak dihapus. Saudara Zakir Naik memberikan komentar lebih dari satu kolom. Karena itu, kami terpaksa menghapusnya.
Kami telah menanggapi pendapat saudara Zakir Naik. Kami mempersilakan saudara tersebut untuk menanggapi tanggapan kami. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara sudah membaca artikel di atas? Menarik perbandingan yang diuraikan artikel di atas, bukan?
~
Solihin
~
Zakir,
Kapankah Yesus Kristus membawa pedang dalam pengajaran? Bawa pisau dapur pun tidak. Muhammadlah yang selalu bawa pedang. Betul? Zakir tidak boleh asbun, dipelajari dulu baik-baik.
~
Saudara Toto,
Isa Al-Masih mengajarkan untuk mengasihi sesama, bahkan mengasihi musuh (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Bagaimana mungkin Ia juga mengajarkan untuk memerangi? Sesuatu yang tidak masuk akal. Lagi pula, Isa Al-Masih tidak pernah berperang. Terimakasih saudara Toto.
~
Solihin
~
To: Staff Isa dan Islam dan Nasrani,
Bukalah mata hati kalian untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah pada diri kalian, alam semesta dan semua makhluk yang diciptakannya (Al-Quran), dengan selalu memohon agar melaluinya, dengan doa yang diajarkannya, kalian terus dibimbingnya ke jalan yang lurus (Alfatihah), tidak menjadi bingung dengan terpaksa menuhankan Yesus mengikuti ajaran gereja (bukan Alkitab).
Toto,
Buktinya dalam ayat tersebut dikatakan Yesus membawa pedang, bukan pisau dapur. Apakah kalian sudah tidak percaya Alkitab?
~
Saudara Zakir Naik,
Kami telah menjelaskan sebelumnya bahwa hadirnya Al-Quran membuat mundur segala sesuatu, termasuk jalan keselamatan. Perhatikanlah surat Al-Fatihah yang saudara sebutkan. Injil telah menyatakan bahwa Isa Al-Masih adalah jalan, kebenaran, dan hidup (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Tetapi Al-Fatihah menyatakan meminta ditunjukkan jalan yang lurus (Qs 1:6). Bukankah ini kemunduran? Pertanyaannya adalah dimanakah letak Al-Quran menyempurnakan Injil bila Injil menjamin keselamatan, tetapi Al-Quran memastikan masuk neraka? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Toto,
Memang benar Yesus tidak membawa pedang dalam menyiarkan agama karena Yesus manusia lemah sehingga dia takut untuk berperang dan juga Yesus tidak punya pasukan untuk berperang. Yesus ditangkap dan dibunuh bahkan tidak ada perlawanan sehingga dengan mudah pasukan Romawi membunuhnya. Dan pada akhirnya para penjajahlah yang menyebarkan agama Paulus.
~
Saudara Fanya,
Kami berterimakasih untuk pendapat saudara. Menurut kami, Isa Al-Masih menunjukkan sifat dan sikap yang tepat. Apa yang dilakukan Isa Al-Masih sesuai dengan yang diajarkan. Isa Al-Masih mengajarkan untuk mengasihi, maka Ia mengasihi sesama, bahkan yang memusuhi-Nya, termasuk saudara. Ia begitu mengasihi saudara.
Dengan demikian, kita mengetahui bahwa Injil adalah kitab Allah yang sempurna. Injil adalah kitab penyempurna. Kami berharap saudara memikirkan ini.
~
Solihin
~
To: Staf IDI,
Kebiasaan Solihin ini suka ngumpet seperti siput. Membuat artikel tapi tidak mau tanggung jawab apa yang dia buat. Sembunyi saja, tahu-tahu komen saja. Diajak dialog sembunyi lagi. Kalau tidak bisa jawab hapus komen orang lain, macam paling benar se-Indonesia raya.
~
Saudara Rizal,
Saya merasa senang karena saudara merindukan saya. Saya menduga bahwa saudara merindukan untuk berdiskusi dengan kami. Bukankah kami telah memberikan tanggapan? Apakah saudara sudah membaca artikel di atas? Bagaimana pandangan saudara tentang fakta yang diungkapkan artikel di atas mengenai Al-Quran dan Injil? Bukankah hadirnya Al-Quran membuat hukum yang mulia mengalami kemunduran? Injil memberikan jaminan pasti masuk sorga. Sedangkan Al-Quran memberikan ketidakpastian dan kebingungan untuk masuk sorga. Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Fanya,
Betul Yesus tidak pernah bawa pedang, bukan? Saudara Zakir itu asbun. Hanya Muhammad yang bawa pedang.
~
Saudara Toto,
Muhammad telah mengajarkan untuk memerangi kaum kafir. Sehingga perintah itu telah menginsipirasi banyak orang Islam untuk berbuat kekerasan terhadap kaum kafir. Hal ini sungguh berbeda dengan Injil yang senantiasa mengajarkan kasih. Terimakasih saudara Toto.
~
Solihin
~
Sampai sekarang umat Staff Isa dan Islam dan Nasrani tidak pernah mau menanggapi permintaan Muslim untuk ketemu, walaupun kami sudah menyanggupi biayanya kalau diperlukan, karena mereka takut Yesus tidak dapat membuktikan dirinya masih eksis sebagai Tuhan.
~
Saudara Usil,
Kami sangat senang untuk berdiskusi dengan siapapun. Dalam forum ini pun banyak pertanyaan kami yang belum sanggup saudara jawab, apalagi bila bertemu. Bukankah forum ini efektif sekali? Saudara dapat tetap berdiskusi tanpa meninggalkan aktivitas atau pekerjaan saudara. Demikian juga kami. Pertanyaannya adalah apakah saudara sudah membaca Injil dan Al-Quran secara menyeluruh dan membandingkan keduanya? Bukankah banyak fakta yang menjelaskan bahwa Al-Quran bukan firman Allah, tetapi firman nabi saudara? Kiranya saudara merenungkan ini.
~
Solihin
**
3. Saya rasa tidak, yang saya tahu allah itu esa. Apakah Allah Kristen dan Islam berbeda? Jika Islam menjawab sama, kenapa bisa Allah Kristen dan Islam bisa berbeda tentang pengajaran keselamatan untuk ke sorga? Apakah Allah tidak konsisten dalam berfirman menurut Islam, sehingga Allah menurunkan ajaran yang lebih sempurna? Sedangkan berdasarkan fakta sejarah Kristen lebih dulu mengenal Allah.
~
Saudara Aldi,
Kami bertanya kepada saudara. Apakah saudara sudah pernah membaca Injil dan Al-Quran secara menyeluruh dan membandingkan keduanya? Apakah saudara menemukan Allah berfirman secara langsung kepada nabi saudara? Bagaimana kronologis Allah bertemu dengan nabi saudara? Dimana dan kapan peristiwa itu? Kami yakin saudara tidak akan menemukan peristiwa itu dalam Al-Quran. Dengan kata lain, Allah Islam dan Allah Kristen berbeda.
Bila sumbernya saja sudah berbeda, maka isi kitabnya pun akan berbeda. Perhatikan dan amati perbedaan itu. Setidaknya saudara dapat membaca dengan teliti artikel di atas sehingga mengetahui kebenarannya.
~
Solihin
~
Pinjam dari staf IDI, “Ahmadyah mengaku menyempurnakan Islam. Agama Bahai mengaku menyempurnakan semuanya.”
Saudara staf, Islam sunni pasti tidak setuju kepada Ahmadyah dan agama Bahai, sebab Muhammad bin Abdullah sudah terlebih dulu mengatakan tidak ada lagi yang menyempurnakan agamanya. Tetapi mengapa pula kemudian Muhammad mengaku sebagai penyempurna Isa Al-Masih padahal Isa Al-Masih sudah terlebih dulu mengatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Dari kecurangan Muhammad tersebut seharusnya Islam tidak memusuhi Ahmadyah dan Bahai sebab Islam juga berbuat seperti Ahmadyah dan Bahai kepada agama Kristen. Harus fair dong!
~
Saudara Boas,
Klaim demikian bisa saja muncul dari siapapun, termasuk Muhammad. Yang patut ditelusuri adalah apa motivasi membuat klaim demikian? Apakah ini alasan politis atau teologis? Hanya Muhammad yang mengetahuinya. Sekalipun kami dapat saja membuat sebuah analisis untuk itu. Tetapi kami sangat senang untuk melakukannya di artikel yang tepat. Terimakasih saudara Boas untuk pemikiran saudara.
~
Solihin
~
Qs AL HUJURAT:13, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Ayat Injil maha sempurna: Perintah Tuhan untuk meracuni orang lain. Ulangan 14:21, “Janganlah kamu memakan bangkai apapun, tetapi boleh kauberikan kepada pendatang yang di dalam tempatmu untuk dimakan, atau boleh kaujual kepada orang asing; sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu. Janganlah kaumasak anak kambing dalam air susu induknya.” Pembaca nilai saja sendiri ayat-ayat di atas.
~
Saudara Pengunjung,
Kami kira saudara terlalu terburu-buru membuat kesimpulan demikian. Sudahkan saudara membaca mulai dari ayat 1 hingga ayat 29. Lagi pula, konteks ayat itu ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan masih tinggal di padang gurun. Ayat itu hanya berlaku pada masa itu saja. Di samping itu, ayat itu bukan untuk meracuni orang lain. Mungkinkah Allah yang berfirman jangan membunuh, malah memerintahkan untuk meracuni?
Kami kira perbandingan yang saudara buat tidak sebanding. Bila saudara membuat perbandingan, maka ayat yang seharusnya dikutip adalah ayat ini. “Ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan orang-orang yang telah beriman.’ Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka” (Qs 8:12). Bukankah Islam radikal masih menjadikan ayat ini sebagai ayat favorit mereka? Bagaimana saudara?
~
Solihin