Tiap agama memiliki kitab suci yang berbeda-beda. Contohnya ada kitab Al-Quran dan Injil yang menjadi panduan hidup bagi Umat Islam dan Nasrani. Namun, apakah perbedaan Al-Quran dan Injil?
Pernahkah Anda mempelajari dan yakin dengan keabsahan isi kitab suci Anda? Apakah isinya pasti sempurna? Pada zaman modern ini memang ada banyak pertanyaan mengenai keakuratan isi kitab suci.
Umat Islam sering bertanya adakah kitab-kitab yang lebih sempurna dari Al-Quran? Sebaliknya dari orang Kristen banyak yang meyakini, Alkitab yang berisi Taurat Zabur dan Injil bebas dari kesalahan.
Mari kita simak beberapa pertanyaan mengenai isi Kitab Injil dan Al-Quran. Anda akan dikuatkan untuk lebih mengimani Kitab Allah.
Berbagai Pertanyaan Mengenai Perbedaan Al-Quran Dan Injil
Makin lama makin banyak orang kritis. Mereka rindu mempelajari lebih dalam tentang kepercayaannya. Mari kita telaah kitab Al-Quran dan Injil untuk mengerti lebih dalam.
1. Bagaimana Cara Pewahyuan Kitab Suci Diturunkan?
Umat Islam percaya Al-Quran awalnya berada di sisi Allah (Qs 85:21-22). Lalu diturunkan kepada satu orang yaitu nabi Muhammad. Ia mendengar dari malaikat Jibril. Waktu pewahyuan pada zaman Muhammad hidup di tanah Arab.
Hal ini mengakibatkan umat Islam percaya kata per kata Al-Quran sangat penting. Sehingga perlu mempelajari dalam bahasa aslinya.
Pada satu sisi hal ini baik karena umat Islam percaya kitab sucinya sudah lengkap. Bersifat mutlak dan tidak dapat berubah. Karena merupakan sesuatu yang langsung dari Allah.
Namun, pada sisi lain terdapat beberapa pertanyaan. Contohnya berhubungan dengan tauhid. Jika Al-Quran ada bersama Allah dari mulanya bukankah berarti ada dua yang kekal? Apakah ini bertentangan dengan konsep tauhid? Bahwa hanya ada satu dari mula, yaitu hanya Allah saja.
Selanjutnya ada pertanyaan mengenai cara pewahyuan Al-Quran. Mengapa seluruhnya hanya diwahyukan kepada satu orang? Mengapa diberikan dalam konteks keadaan dan waktu seperti itu?
Walaupun demikian, apapun pertanyaannya, memang baik untuk kita memiliki kitab suci sebagai panduan hidup.
2. Bagaimana Cara Pembukuan Kitab Suci?
Budaya tulisan Bangsa Arab berkembang pada sekitar abad ke 6. Muhammad tidak bisa baca tulis. Ia melafalkan isi kitab.
Para sahabat mencatat dalam berbagai media. Misalnya pelepah kurma, potongan kulit, permukaan batu cadas atau tulang belikat unta, dsb.
Pembukuan Al-Quran terjadi saat Khalifah Abu Bakar. Ia meminta Zaid Ibn Tsabit mengumpulkannya. Saat itu ada banyak versi.
Akhirnya selesai pada zaman Khalifah Utsman. Ia memberikan versi standar Al-Quran. Namun dengan cara membakar versi lainnya.
Umat Islam sangat menghargai Al-Quran versi Utsman ini. Sehingga proses mendalami Al-Quran perlu menggunakan bahasa asli sesuai versi ini sampai sekarang.
Bangsa Yahudi telah mengenal tulisan dari sejak abad ke 10/ 11 sebelum Masehi. Ada banyak bukti sejarah dari perkamen kuno tulisan Ibrani. Bangsa Yahudi menjaga keaslian isi Taurat dan Zabur sepanjang sejarah.
Selanjutnya para murid Isa menjaga keaslian Injil. Banyak saksi mata pada zaman Isa yang masih hidup saat perkembangan gereja. Mereka menjaga kemurnian ajaran dan membuat banyak kopian naskah asli.
Ada lebih dari 13.000 kopian Injil. Semua isinya sama dengan kitab Injil sekarang. Ini adalah salah satu kopian naskah asli terbanyak dari semua kitab suci yang ada.
Dari kitab-kitab yang terpelihara inilah Alkitab dibukukan. Para pemimpin gereja melihat kitab-kitab yang terbukti berisi wahyu Allah. Lalu mereka menggabungkan menjadi Alkitab yang ada sekarang.
3. Perbedaan Ajaran Al-Quran Dan Injil Tentang Bersikap Kepada Sesama
Memang ada nasihat baik dalam Al-Quran. Namun ada pertanyaan mengapa ada banyak sekali ayat bernada kekerasan?
Memang ada ayat dalam konteks peperangan. Namun banyak ayat lainnya yang tetap menjadi pertanyaan.
Sebagai contoh apa maksudnya “keras terhadap orang-orang kafir” (Qs 48:29, 9:123)? Atau ayat yang menyatakan suami yang berhak memukul isteri (Qs 4:34). Juga bagaimana kisah nabi Khadir yang membunuh seorang anak muda agar orang tuanya tidak disesatkan (QS 18:74,80)?
Semua ini bisa memiliki makna secara agama. Namun rentan untuk disalahartikan.
Di pihak lain, Injil berisi ajaran Isa mengenai kasih Allah. Ia memberikan standard hidup yang berbeda.
Salah satu contohnya: “Tetapi Aku [Isa Al-Masih] berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Injil, Matius 5:44).
Hukum kasih menjadi inti seluruh kitab Injil. “Jawab Yesus [Isa Al-Masih] kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu … Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi’” (Injil, Matius 22:37-40).
Hukum kasih yang menjadi panduan utama manusia. Pola pikir ini yang mengatur norma kehidupan dan ibadah kepada Allah.
4. Bagaimana Jaminan Surga dalam Al-Quran dan Injil?
Ajaran Al-Quran menyatakan tugas manusia adalah berusaha beribadah sebaik-baiknya. Namun manusia pasti penuh dosa. Masalah surga menjadi keputusan Allah yang kita tidak ketahui.
Bahkan ada ayat yang menyatakan manusia pasti akan mendatangi neraka. “Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
Hal ini baik untuk memotivasi manusia berusaha hidup benar. Namun kenyataannya membuat banyak orang takut menghadapi akhirat. Karena setiap manusia pasti memiliki dosa.
Injil mengajarkan kasih Allah kepada manusia melalui Isa. Jika manusia mengimani dan menjadi pengikut Isa maka akan ada pengampunan dosa. Ada jaminan surga di akhirat.
“Dan Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya …” (Injil, Yohanes 10:28).
Hal ini bukan karena pengampunan adalah hal murahan. Melainkan karena Allah mengerti tidak ada manusia sempurna. Semua manusia membutuhkan rahmat Allah.
Karena itu Isa, Kalimatullah datang untuk menyatakan kasih Allah. Ia memberikan jaminan surga bagi orang yang mau mengimani dan menjadi pengikut-Nya. Inilah inti seluruh kitab Injil.
Kitab Injil Berisi Kebenaran Allah Untuk Setiap Manusia
Setelah mempelajari perbedaan Al-Quran dan Injil dari semua pembahasan ini, kita bisa melihat bahwa memang benar ada petunjuk dan cahaya Allah dalam Injil (Qs 5:46). Memang Injil berisi kebenaran Allah untuk semua manusia.
Di dalamnya terdapat kebenaran untuk menjadi panduan hidup. Juga menunjukkan jalan agar manusia bisa mendapatkan surga.
“Saya percaya sekali akan Kabar Baik itu [Injil], karena kabar itu adalah kekuatan Allah untuk menyelamatkan semua orang yang percaya [kepada Isa Al-Masih] …” (Injil, Roma 1:16 BIS).
Mari membaca dan mempelajari kitab Injil! Anda akan mendapatkan kebenaran Allah yang sejati bagi kehidupan ini.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “4 Perbedaan Al-Quran dan Injil yang Terbesar” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Pandangan Syekh Islam Akan Injil
- Wajibkah Orang Islam Membaca Injil?
- Benarkah Ada Empat Injil?
- Umat Islam, Hindarilah Injil-Injil Palsu!
- Manakah Wahyu Allah, Al-Quran Atau Alkitab?
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Setelah mempelajari perbedaan Al-Quran dan Injil, menurut Saudara mengapa Al-Quran tidak menyempurnakan Injil? Jelaskan!
- Apakah penyebab Islam tidak berani menerima Injil menjadi bagian kitab mereka?
- Jika Al-Quran tidak menyempurnakan Injil, dapatkah Al-Quran dipercaya sebagai wahyu Allah? Mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].