• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
Mahkota

Nabi Muhammad: Pemimpin Harus Muslim

Isa Dan Islam > Media > Ulasan Berita Agama > Nabi Muhammad: Pemimpin Harus Muslim
2 September 2012 | 46 Komentar

mahkota-raja-pemimpin-rakyatWajar saja bila pemimpin yang duduk di Lembaga Pemerintahan Indonesia adalah seorang Muslim. Sebab Indonesia adalah negara mayoritas Muslim. Bahkan ketika Presiden RI ke-5 terpilih seorang wanita, hampir masyarakat Indonesia tidak dapat menerima. Sebab, dalam agama Islam, seorang pemimpin haruslah pria. “kaum laki-laki adalah pemimpin bagi wanita” (Qs 4:34). Selain itu pemimpin harus muslim.

Walau akhirnya, Presiden RI ke-5 yang terpilih tetap naik pada tahktanya. Sehingga dia menjadi pemimpin tertinggi wanita pertama di negeri ini.

Pemimpin Non-Muslim Tidak Boleh Diangkat

Saat ini yang sedang marak dibicarakan adalah calon pemimpin Jakarta berlatar-belakang non-Muslim. Walau belum dapat dipastikan calon tersebut akan memenangkan pemilu, tetapi beberapa tokoh agama, bahkan secara individu berupaya agar masyarakat tidak memilih seorang non-Muslim untuk menjadi pemimpin di ibukota.

Salah satu dakwah yang disoroti media adalah yang dilakukan oleh seorang artis Muslim. Dalam dakwanya di salah satu Mesjid di Jakarta dia berkata, “Jika umat Islam memilih pemimpin yang kafir, maka mereka akan menjadi musuh Allah” (TRIBUN news.com–Jum, 3 Agustus 2012).

Al-Quran Melarang Pemimpin Seorang Non-Muslim

Apa yang disampaikan oleh pendakwa di atas tidak dapat disalahkan. Karena memang demikianlah ajaran dari Muhammad. Dilarang memilih pemimpin seorang non-Muslim. Itu artinya seorang pemimpin harus muslim.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim” (Qs 5:51).

Sungguhkah Allah tidak akan memberi petunjuk pada golongan tertentu? Bukankah Dia adalah Allah yang Maha Adil? Apakah seorang pemimpin harus muslim agar mendapatkan petunjuk dari Allah?

Isa Al-Masih: Taatlah Pada Pemimpinmu!

Isa Al-Masih hidup dalam zaman penjajahan Romawi. Sebelum penjajahan Romawi, bangsa-Nya sudah dijajah selama lebih dari 586 tahun (kecuali jaman kemerdekaan Maccabees, 166-63 sebelum Masihi). Bahkan silih berganti dijajah oleh bangsa lain, seperti: Babilonia, Persia, dan Yunani. Terhitung sejak dari raja Yoyakhin sampai raja terakhir orang Yahudi (586 SM).

Sekalipun Isa Al-Masih hidup dalam zaman penjajahan, Ia tetap mengajarkan kepada para pengikut-Nya untuk tetap taat kepada pemimpin kala itu. Ada satu peristiwa yang menarik, dimana orang Yahudi meminta pendapat Isa Al-Masih mengenai sejauh mana ketaatan kepada Allah dan kepada kaisar yang kafir sebagai pemimpin kala itu.

Sabda Yesus “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Injil, Rasul Besar Matius 22:20-21).

Pengikut Isa Al-Masih Menjadi Penduduk Teladan Setiap Negara

Para pengikut Isa Al-Masih bukan hanya bersedia taat, tetapi juga takluk kepada pemimpin yang di atasnya, sekalipun berbeda agama. Sebab pemimpin berasal dari Allah dan ditetapkan oleh Allah. Bila tidak taat atau takluk berarti melawan ketetapan Allah.

Demikianlah sebagai pengikut Isa Al-Masih yang telah menerima kasih karunia dari Allah, dapat menerima bahkan mengasihi seorang pemimpin yang sekalipun berbeda keyakinan. Mereka juga dimampukan untuk berdoa bagi para pemimpin, agar mereka bertindak adil kepada semua rakyatnya, tanpa memandang agama, suku, dan tingkat sosial.

[Staf Isa dan Islam – Terimalah kasih karunia Isa Al-Masih, dengan demikian saudara akan dimampukan untuk dapat tunduk dan taat pada pemimpin saudara.]

 


Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Siapakah Guru Paling Agung Dalam Islam?
  2. Siapakah Pemimpin Ideal Menurut Islam?
  3. Para Mukmin: Bagaimana Cara Menanggapi Pemimpin Zalim?
  4. Mengapa Orang Beragama Perlu Menjadi Skeptis?

Video:

  1. Pemimpinku Harus Seiman!

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718

Kategori: Ulasan Berita Agama

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Islam

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

46 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Taryono
17 Oktober 2012 12:48 pm

*
Pemimpin harus Muslim karena tanggung-jawab seorang pemimpin sangat besar dihadapan Tuhan. Dan pemimpin yang dimaksud bukan hanya pemimpin negara tetapi pemimpin agama.

Sekarang saya mau tanya kepada anda, jika calon presiden yang beragama Kristen apakah anda akan memilih yang Muslim? Saya rasa tidak mungkin. Pasti anda akan memilih yang Kristen. Itu berarti hati nurani anda sebagai manusia mengatakan, pilihlah pemimpin yang seiman. Dan ini reflek sebagai orang yang berpengetahuan, kecuali anda tidak tahu agamamu, tentang Tuhanmu atau orang bodoh yang pasti dia tidak akan peduli siapapun pemimpinnya, yang penting kompeten.

Balas
staff
22 Oktober 2012 9:36 am
Balasan ke  Taryono

~
Saudara Taryono,

Bicara tentang pemimpin, sejarah membuktikan bahwa saat ini orang kedua tertinggi di Jakarta seorang non-Muslim. Apakah yang memilih Jokowi dan Ahok sebagai pemimpin Jakarta hanya orang-orang Kristen? Jelas tidak! Jelas ada orang Muslim yang memilih mereka menjadi pemimpin Jakarta. Dengan kata lain, ada orang Islam yang memilih Ahok menjadi orang kedua di Jakarta.

Apakah saudara akan mengatakan bahwa orang-orang Islam yang memilih Ahok adalah orang-orang bodoh?

Saudara Taryono, Indonesia bukan negara Islam. Indonesia adalah negara Pancasila, dimana rakyatnya terdiri dari berbagai agama. Sehingga dalam memilih pemimpin, yang diperlukan bukanlah “agama” dari pemimpin tersebut. Melainkah apakah dia cukup kompeten memimpin bangsa ini menjadi bangsa yang maju atau tidak.

Apa gunanya memilih seorang pemimpin yang seiman bila dia tidak kompeten? Apa gunanya memilih seorang presiden yang seiman, tetapi malah membuat Indonesia terpuruk?
~
SO

Balas
cak gimin
21 Oktober 2012 3:16 am

*
Apakah dalam Injil ada ayat yang menjelaskan tentang pemimpin? Atau menyerukan bagaimana untuk memilih seorang pemimpin?

Balas
staff
14 November 2012 3:37 am
Balasan ke  cak gimin

~
Saudara Gimin,

Alkitab mengajarkan bahwa Allah-lah yang memberikan karunia memimpin kepada beberapa orang yang dikehendaki-Nya. “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah” (Injil, surat Roma 13:1). Itu sebabnya tidak semua yang bisa menjadi pemimpin.

Ada beberapa cara memilih pemimpin. Pertama, mengikuti pilihan langsung dari Allah. Contoh dalam zaman Musa, Allah secara langsung menetapkan nama-nama yang ditunjuk sebagai pemimpin yang membantu kepemimpinan Musa. Musa sendiri adalah seorang pemimpin yang ditunjuk Tuhan. Demikian juga Raja Dawud, beliau langsung dipilih Allah sebagai raja atas umat Israel, dan masih banyak contoh lain.

Kedua, berdasarkan pungutan suara terbanyak. Contoh, terpilihnya raja Saul sebelum Dawud. Saul menjadi raja karena suara terbanyak bangsa Israel mengalahkan suara nabi Samuel yang menjadi hakim mereka. Dan masih banyak contoh lainnya dalam Alkitab. Namun, dalam hal ini-pun Allah berdaulat atas pilihan manusia.
~
NN

Balas
putra minang
22 Oktober 2012 7:47 am

*
Betul, Islam sangat memegang teguh ajarannya. Pemimpin haruslah seorang Muslim yang taat, bukan Muslim KTP atau pun non-Muslim. Karena seorang pemimpin sangat besar bebannya.

Sedangkan orang-orang yang zalim adalah orang yang buta hatinya, makanya Allah tidak memberi hidaya kepadanya, kecuali bagi orang-orang yang Dia kehendaki.

Balas
staff
24 Oktober 2012 6:24 am
Balasan ke  putra minang

~
Benarkah Qs 5:51 secara harfiah melarang umat Muslim untuk menjalin pertemanan dan aliansi dengan kaum non muslim, apalagi minta perlindungan dari mereka?

Bukankah Muhammad sendiri pernah menjalin aliansi dan meminta perlindungan dari kalangan non Muslim. Ingat cerita hijrah para Sahabat ke Abessina (Habasyah) yang saat itu diperintah oleh seorang raja Kristen. Kisah ini menunjukkan bahwa Muhammad pernah meminta perlindungan kepada non muslim.

Ketika di Madinah, Muhammad memelopori pakta aliansi dengan komunitas Yahudi kota itu dalam bentuk Piagam Madinah. Bahkan pada dalam kehidupan pribadi, Muhammad bermertuakan orang Yahudi, yakni dari istrinya Sofiah binti Huyai.

Hal lain, kalau memang dipimpin oleh non Muslim hukumnya haram, bagaimana dengan umat Muslim yang menjadi warga negara di India, Rusia, Amerika atau Eropa? Apakah mereka semuanya berdosa hanya karena jadi warga negara di negara-negara yang dipimpin oleh non-Muslim?
~
SL

Balas
Ismailmangkasara
2 Maret 2013 2:17 pm

*
Taryono,

Kita berada dalam dunia yang masih penuh dengan dosa dan setiap orang tanpa kecuali adalah orang berdosa. Apakah orang Muslim begitu sucinya sampai tidak mau dipimpin oleh non-Muslim? Orang Muslim sadar atau tidak banyak belajar dari non-Muslim.

Apakah anda belajar bahasa Inggris? Apakah anda belajar komputer? Penemu listrik Edison adalah non-Muslim. Anda tidak dapat hidup sendirian, dan Allah tidak mengizinkan anda hidup tanpa saling bergantung dengan orang lain, siapapun dia, apapun agamanya.

Jika anda tidak mau dipimpin oleh non-Muslim, maka anda menghianati Pancasila dan Bhinekatunggalika yang mengajarkan bahwa bangsa Indonesia menerima 6 agama dan saling menghormati.

Balas
staff
8 Maret 2013 4:07 pm
Balasan ke  Ismailmangkasara

~
Saudara Ismail,

Manusia tidak bisa menentang kodrat. Manusia sudah dikodratkan sebagai mahluk sosial, artinya saling ketergantungan satu sama lain. Adakah manusia yang dapat bertahan hidup dengan melawan kodrat ini. Tidak mungkin ada.

Jika umat Islam berdasarkan keyakinan Islamnya menjadi anti sosial terhadap non-Muslim berarti mereka melawan kodrat.

Isa Al-Masih mengajarkan: “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39).

Siapakah sesama kita? Mereka adalah umat Nasrani, Islam, Buddha, Hindu dan lain sebagainya. Dalam konteks hukum terhadap sesama, Isa Al-Masih menuntut sama. Ia tidak membedakan pengikut-Nya atau bukan, Yahudi atau Samaria dimata-Nya sama. Mereka harus saling mengasihi.

Namun, dalam hal kebenaran. Isa Al-Masih menegasan diri-Nyalah kebenaran (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
NN

Balas
orep
13 Februari 2014 4:52 am

~
Yang dimaksd di situ adalah pemimpin dalam agama. Karena pada ayat itu juga disebutkan “karena mereka (non Muslim ) adalah pemimpin bagi sebagian lainnya. Apakah tidak paham dengan kalimat ini ? Anda sebenarnya bikin ajang diskusi apa bikin orang Islam yang tidak begitu paham ajarannya, menjadi goyah imannya?

Semua kata-kata Yesus dalam Alkitab tidaklah ada bukti yang nyata, apakah itu benar-benar perkataan Yesus.

Balas
staff
1 April 2014 10:39 am
Balasan ke  orep

~
Salam Sdr. Orep,

Terimakasih untuk pemaparan saudara. Bolehkah saudara memberikan maksud dari kalimat selanjutnya dari Qs 5:51 “…pemimpin bagi sebahagian yang lain.”
~
Salma

Balas
Eagle John
14 Februari 2014 6:06 pm

~
Sistem pemerintahan Indonesia adalah Trias Politica, Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif. dengan demikian, bukankah yang dimaksud pemimpin negara itu sebenarnya adalah ke-3 badan ini sekaligus?

Jalan, kebenaran dan hidup itu hanya dapat dipimpin oleh Allah (Bapa, Yesus dan Roh Kudus), soal negara siapa yang memimpin bukanlah suatu masalah. Sebab hanya berkaitan dengan kegiatan kehidupan sosial yang berada di negara tersebut saja, sehingga ini tidak mungkin sanggup yang menyangkut tentang hal Jalan , Kebenaran dan Hidup. Karenanya berikan apa yang milik kaisar pada kaisar dan Berikan apa yang milik Allah kepada Allah, Bukankah itu?

Balas
staff
1 April 2014 10:50 am
Balasan ke  Eagle John

~
Salam Sdr. Eagle John,

Terimakasih untuk pemaparan saudara yang sangat baik. Jika berbicara soal pemimpin satu bangsa, seharusnya tidak menyangkut pautkan dengan keyakinan seseorang di negara yang masyarakatnya heterogen seperti Indonesia, bukan?

Hanya sangat disayangkan ada banyak pihak-pihak yang kurang bijak dalam menyikapi situasi di dalamnya. Kiranya masyarakat dapat membuka mata dan logika yang sehat ketika memilih pemimpin negri yang benar-benar memiliki loyalitas teradap kemajuan negara ini.
~
Salma

Balas
ibnu f
25 Februari 2014 2:36 pm

~
Pemimpin baik Muslim/non Muslim sebenarnya sama. Yang terpenting mendatangkan damai dan cinta kasih.

Balas
staff
1 April 2014 10:52 am
Balasan ke  ibnu f

~
Salam Sdr. Ibnu F,

Terimakasih untuk pernyataan saudara yang sangat bijak.

Soal satu sosok pemimpin, tentu bukanlah soal keyakinan seseorang. Tetapi bagaimana ia dapat memimpin dan memiliki integritas bagi negara, rakyat dan kemajuan suatu negara, bukan? Bagaimana menurut pandangan saudara?
~
Salma

Balas
ayu hidayati
9 Maret 2014 1:48 pm

~
Yang dimaksud adalah yang memimpin hati nurani dan agama. Keimanan kita tidak boleh dipimpin dan dikuasai oleh orang non Muslim. Dan jika untuk memilih pemimpin negara demi kepentingan rakyat atau orang banyak maka kita juga akan memilih pemimpin yang jujur dan yang pasti tidak memepengaruhi keimanan dan ketaqwaan kita. Dan juga untuk urusan demo yang mimpin negara adalah seorang perempuan itu tergantung kondisi individunya.

Bukan menyangkut agama. Ttidak ada salahnya jika yang memipin adalah wanita namun, kita hanya kasihan bila wanita harus mempin orang banyak. Islam sangat menghargai dan menjunjung wanita, hal tersebut perlu ditegaskaaan.

Balas
staff
1 April 2014 11:44 am
Balasan ke  ayu hidayati

~
Salam Sdr. Ayu Hidayati,

Terimakasih atas tanggapan saudara.

Jika kita berbicara soal pemimpin tentu tidak dapat dikaitkan dengan agama seseorang. Hanya kami sedang berpikir, bukankah figur pemimpin yang baik dan memiliki integritas terpancar dari apa yang ia yakini? Kepada siapa ia mengkiblatkan dirinya, bukan?

Bolehkah kami mendapat referensi dari saudara, tentang Islam yang menghargai dan menjunjung wanita? tetapi mengapa fenomena yang terjadi sebaliknya. Bagaimana menurut saudara?
~
Salma

Balas
ichal
17 April 2014 4:14 am

~
Ngomong agama tentu pemimpinnya harus seiman, namun kalau ngomong kenegaraan pemimpinnya tergantung rakyatnya. Fakta dimana negara salibis disitu otomatis pemimpin seorang salibis. Sama halnya seperti Islam di mana negara Islam di stu pemimpinnya adalah Islam. Sama seperti agama-agama lainnya.

Di negara mana saja agama mayoritas akan selalu dipimpin oleh agama yang mayoritas. Karena betapa pentingnya dipimpin oleh seorang yang memiliki sama keyakinan.

Balas
staff
1 Oktober 2014 10:50 am
Balasan ke  ichal

~
Salam Sdr. Ichal,

Barangkali pendapat saudara bisa benar juga bisa salah. Tetapi jika kita tinggal di daerah mayoritas tentu tidak lantas harus beragama mayoritas, bukan? Hanya ajaran Isa Al-Masih yang sangat baik dan menghargai semua kalangan, siapapun itu.

Sabda Yesus “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Injil, Rasul Besar Matius 22:20-21). Dalam arti ketaatan rakyat haruslah terlihat dalam pemimpinnya, siapapun itu.
~
Salma

Balas
titstita puspitasari
26 September 2014 6:58 am

~
Bukan hanya karena non Muslim saja, tolong dipikirkan dengan baik. Pak Ahok itu keturunan apa, orang asli Indonesia stoknya sudah tidak ada. Padahal yang berbudi pinter yang intelek dan lebih sopan juga banyak masalahnya media ini yang mempromote seseorang menjadi besar-besar bukan suatu lembaga tinggi bela negara. Makanya orang asli Indonesia harus iri dengan kemunculan Ahok. Stop Ahok-ahok lain dukung asli pribumi.

Balas
staff
1 Oktober 2014 11:00 am
Balasan ke  titstita puspitasari

~
Salam Sdr. Titstita,

Benar sekali seharusnya anak bangsa inilah yang membela bangsa Indonesia. Hanya sangat disayangkan mereka mengaku anak negri tetapi semakin menyusahkan rakyat. Dengan kebohongan-kebohongan dan korupsi yang begitu hebat dilakukan. Yang benar dijebloskan ke penjara, seentara yang bersalah masih bisa menikmati uang rakyat.

Kami kira, bangsa Indonesia masih perlu sebanyak-banyaknya orang seperti Ahok. Jangan lihat agama, ras dan keturunan apa. Tetapi lihat bagaimana dia membela rakyatnya. Jika ada anak negri yang lahir berani mati, kami kira bangsa ini akan menjadi bangsa yang hebat. Jangan hanya sempit soal agama saja yang menjadi penghalang, bukan demikian saudara?
~
Salma

Balas
David
26 September 2014 3:53 pm

~
Secara tidak langsung petikan ayat itu jadi menimbulkan diskriminasi terhadap suku, agama, dan ras. Karena kaum mayoritas di negeri ini memang mengadopsi paham itu dalam segala
bidang, bukan hanya di pemerintahan. Bahkan di dalam pekerjaan di berbagai instansi, hal itu acapkali jadi semacam penghalang bagi kemajuan karir kaum minoritas.

Dan yang lebih ironinya, jika dihadapkan pada dua pilihan, satu pemimpin non Muslim yang amanah, dan satu pemimpin Muslim namun kurang amanah. Kerap kali kaum mayoritas lantas berpatok pada ayat tersebut. Dan sering berujung pada kegagalan dalam memerintah. Saya pribadi mempertanyakan ajaran Muhammad tersebut.

Balas
staff
26 November 2014 12:44 am
Balasan ke  David

~
Saudara David,

Kami setuju dengan saudara bahwa ayat yang tertuang dalam artikel di atas memberikan ruang sempit kepada minoritas. Pertanyaannya adalah mungkinkah Allah membeda-bedakan orang atau golongan?
~
Solihin

Balas
tomtom
20 November 2014 1:38 pm

~
Web menyesatkan. Kebanyakan aturan Islam ini. Harus cowoklah, harus Muslimlah. Ini contoh: Ada dua orang calon presiden di Indonesia. Kalau sekarang yang jadi presiden seorang pria Muslim tapi koruptor kelas kakap atau seorang kriminal. Sedangkan saingannya seorang cewek Kristen tapi otak main, peduli sama rakyat mending gimana kalau menurut ajaranmu? Semua agama sama. Tidak ada bedanya. Tidak usah dibesar-besarkan. Be smart!

Balas
staff
26 November 2014 12:56 am
Balasan ke  tomtom

~
Saudara Tomtom,

Realita dan fakta menunjukkan bahwa kaum minoritas mengalami diskriminasi. Bila saudara bertanya kepada kami siapa yang akan kami pilih di antara kedua calon presiden, maka kami akan memilih presiden yang peduli sama rakyat. Untuk apa memilih berdasarkan kesamaan agama, tetapi tidak mensejahterakan rakyat.

Pertanyaannya adalah mengapa Al-Quran melakukan diskriminasi dan membeda-bedakan golongan untuk menjadi pemimpin? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Isanislammencerahkan
11 Desember 2014 10:49 am

~
Sifat Iblis adalah haus kekuasaan dan haus kepemimpinan. Bagaimana mungkin Allah tidak mengijinkan seorang pemimpin di luar Islam? Nigeria pernah dipimpin Presiden Kristen. Mari kita lihat negara Timur Tengah. Senangnya membunuh dan menzolimi. Senangnya kawin cerai. Ajaran Kristus mengatakan apa yang sudah dipersatukan oleh Tuhan tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Setan identik dengan hawa nafsu, sehingga menghalalkan pernikahan berkali-kali dan menghalalkan penceraian.

Balas
staff
17 Desember 2014 4:16 am
Balasan ke  Isanislammencerahkan

~
Saudara Isanislammencerahkan,

Kami berterimakasih kepada saudara karena telah memberikan tanggapan di artikel ini.
~
Solihin

Balas
Jekson
22 Desember 2014 7:50 am

~
Jika pemimpin yang dimaksud adalah pemimpin agama itu sangat bisa benarkan, karena pemimpin yang bertolak dari jalan Allah tidak akan pernah menerima jalan kebenaran. Jika manusianya percaya dengan Allahnya maka tidak akan pernah takut dipimpin siapapun di dunia ini. Sebab yang membawanya ke dalam Kerajaan sorga bukan pemimpin duniawi melainkan imannya terhadap Tuhan yang kekal. Kehidupan di dunia adalah bersifat sementara, sedangkan kehidupan sorga adalah kekal.

Secara pribadi saya tidak pernah merasa risih ataupun ternoda dipimpin dilLuar agama saya. Adakah hubungan pemimpin di dunia ini dengan jaminan kita ke sorga? Mohon dikoreksi jika ada tutur kata yang salah. Salam dari saya pengikut terkemuka di dunia dan akhirat.

Balas
staff
24 Desember 2014 9:16 am
Balasan ke  Jekson

~
Saudara Jekson,

Kami berterimakasih kepada saudara karena telah memberikan tanggapan yang baik sekali. Kiranya semangat persaudaraan tanpa memandang agama tetap terus dipelihara semua pengikut Isa Al-Masih.
~
Solihin

Balas
Ryan
8 Oktober 2015 9:31 am

~
Dalam hal bersunat untuk laki-laki, kenapa pengikut Isa Al-Masih tidak mentaati hukum Taurat atau mengikuti Yesus tapi mengikuti Paulus?

Balas
staff
9 Oktober 2015 4:43 pm
Balasan ke  Ryan

~
Saudara Ryan,

Sunat bukan hal yang pokok. Lagi pula, Isa Al-Masih tidak pernah mengajarkan tentang sunat. Kami bertanya kepada saudara. Tertulis dimanakah dalam Injil bahwa Isa Al-Masih mengajarkan dan mewajibkan sunat? Bagaimana saudara?

Walaupun demikian, pengikut Isa Al-Masih mengikuti teladan Isa Al-Masih untuk saling mengasihi. Isa Al-Masih menjadi Pemimpin pengikut-Nya. Hal ini disebab Isa Al-Masih telah memberikan contoh dan teladan kepada para pengikut-Nya.
~
Solihin

Balas
Adhika Wirawandi
22 Januari 2016 2:49 am

~
Kalau menurut saya kenapa Al-Quran membedakan siapa yang boleh jadi seorang pemimpin Muslim atau non Muslim. Pemimpin itu: presiden, gubernur, dll seperti ayah. Ayah pemimpin di dalam keluarga, seorang ayah harus bertanggung jawab atas kebahagiaan istri dan anaknya, harus bisa menyelesaikan konflik dengan bijak karena di dalam keluarga kita mendapatkan berbagai macam karakter.

Karakter istri, anak perempuan, anak laki-laki, anak kembar, anak berkepribadian khusus. Semua butuh perhatian yang berbeda ada takarannya masing-masing supaya mereka merasakan kebahagiaan yang sama tidak merasa dibeda-bedakan.

Balas
staff
1 Maret 2016 12:00 am
Balasan ke  Adhika Wirawandi

~
Saudara Andhika,

Analogi saudara baik. Kami kira di sini bukan soal peran, tetapi lebih dari itu. Adanya pelarangan terhadap non Muslim menjadi seorang pemimpin merupakan bentuk diskriminasi. Tentu setiap orang memiliki hak menjadi seorang pemimpin selagi ia adalah warga negara asli. Bukankah Indonesia bukan negara agama? Maka tidak menjadi halangan bagi non Muslim menjadi pemimpin.

Sikap Al-Quran sangat berbeda dengan sikap Isa Al-Masih. Isa Al-Masih menghargai semua suku, agama, dan bangsa. Sehingga siapapun berhak menjadi seorang pemimpin asalkan ia memiliki kapasitas dan integritas. Semoga saudara memahaminya.
~
Solihin

Balas
abnan
24 Februari 2016 4:54 pm

~
Apakah Al-Quran melakukan diskriminasi? Tergantung dari sudut mana memandangnya. Tetapi jika itu dikatakan diskriminasi bagaimana dengan yang ini? Matius 10:5-6, “Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan beliau berpesan kepada mereka: ‘Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel’.” Yohanes 17:9, “Kata Yesus, ‘Aku berdoa untuk mereka (Bani Israel), bukan untuk dunia aku berdoa, tetapi untuk mereka…'”

Balas
staff
1 Maret 2016 12:06 am
Balasan ke  abnan

~
Saudara Abnan,

Kami senang saudara mengutip bagian Injil ini. Sangat baik bila saudara jujur terhadap diri sendiri. Ada bagian yang saudara hilangkan yang menunjukkan Isa Al-Masih mengasihi semua orang, termasuk orang-orang yang akan percaya karena pemberitaan para murid (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:20). Karena itu, kami berpendapat alangkah lebih baik bila saudara membaca secara menyeluruh sehingga saudara tidak kelihatan berbuat fitnah. Semoga saudara menyadari ini.

Hal ini sungguh berbeda dengan Al-Quran. Al-Quran telah melakukan diskriminasi dengan menyatakan bahwa orang Yahudi dan Nasrani tidak boleh menjadi pemimpin. Sangat disayangkan Al-Quran yang disebut kitab suci telah menunjukkan tabiat aslinya. Terimakasih.
~
Solihin

Balas
Alifraja
8 November 2016 5:57 am

~
Sebenernya apa dan bagaimana kriteria pemimpin untuk umat Islam? Apakah Presiden? Gubernur? sampe ke RW dan RT? kalau memang begitu lalu bagaimana kita menjawab pertanyaan malaikil kubur nanti Man Robbuka? jelas kita InsyaAllah bisa menjawab. lalu siapa orang yang telah diutus (pemimpin) untuk kalian? Jika kita jawab presiden, lalu apakah akan kita sebutkan dari presiden 1 smp ke 7 ini atau ke 10 nanti? Atau jika pemimpin kita gubernur, apakah akan kita sebutkan Ahok saja atau kita sebutkan dari gub 1 sampai gub kesekian dst. Hingga RW dan RT? Jadi apa kriteria pemimpin Islam yang bisa menyelamatkan kita di dunia-kubur-akhirat?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
8 Desember 2017 7:26 pm
Balasan ke  Alifraja

~
Saudara Alifira,

Kriteria pemimpin yang baik itu adalah mempunyai hati untuk melayani rakyatnya. Mempunyai tindakkan nyata dari pada banyak bicara, yang pasti pemimpin itu mengutamakan kepentingan rakyat dan tidak korupsi. Tentunya semua berjalan sesuai dengan aturan yang benar berlandaskan undang-undang yang sudah ditetapkan negara.

Kami akan menjawab pertanyaan saudara, secara jujur tidak ada kriteria pemimpin Islam yang dapat menyelamatkan manusia dari hukuman kekal neraka. Di dalam Al-Quran tidak ada penjelasan tentang hal itu. Termasuk nabi Islam, keselamatannya pun tidak pasti masih berada dalam kebingungan (Qs 46:9).

Pertanyaan kami adalah menurut saudara adakah yang sdr tahu bahwa pemimpin Islam dapat menyelamatkan? Silahkan dijelaskan.
~
Purnama

Balas
Robert kiswara
25 Desember 2016 6:23 am

~
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa semua utusan Allah, nabi/rasulnya adalah membawa firman Allah yang benar. Isa Al-Masih, Muhammad saw dan rasul/nabi-nabi sebelumnya juga adalah pembawa firman Allah yang benar. Di jaman Nabi Muhammad beliau mengajarkan shalat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Apakah di zaman Isa Al-masih juga cara ada cara menyembah kepada Allah untuk mendekatkan diri?

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
8 Desember 2017 7:49 pm
Balasan ke  Robert kiswara

~
Saudara Robert Kiswara,

Sepertinya saudara harus membaca kitab suci Injil supaya dapat memahami dengan benar. Mengapa? Para nabi memang adalah penyambung lidah Allah, apa yang Allah firmankan hal itu juga yang disampaikan. Nah, Isa Al-Masih berbeda seperti para nabi yang pernah ada di dunia ini. Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah/Firman Allah itu sendiri yang telah menjadi manusia (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1-3,14). Itu sebabnya Dia berkata, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” (Injil, Rasul Matius 24:35). Dan lagi Isa berkata, ” Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:51). Berharap hal ini dapat menjadi pemahaman yang baru bagi sdr.

Menjawab pertanyaan saudara, tidak ada manusia yang dapat mendekatkan diri pada Allah tanpa melalui Isa Al-Masih (Injil, Surat Roma 3:25). Semua manusia sudah berdosa sehinggah terpisah dari Allah (Kitab Nabi Yesaya 59:2). Pertanyaan kami adalah apakah benar sholat dapat mendekatkan diri saudara kepada Allah? Jika benar. Apakah solat sapat menyelamatkan saudara dari hukuman kekal neraka? Dan, tertulis dimanakah hal itu dalam Al-Quran? Mohon pencerahannya.
~
Purnama

Balas
Abi
24 Februari 2017 4:38 am

~
Assalamualaikum salam sejahtera,

Menanggapi saudara Ismailmangkasara, memang benar kita hidup di dunia yang bergelimang dosa, untuk hal memilih pemimpin, kami umat Muslim mempunyai aturan yang jelas tertulis dalam kitab kami AL qur’an. Bila saudara bertanya “Apakah orang Muslim begitu sucinya sampai tidak mau dipimpin oleh non-Muslim? Orang Muslim sadar atau tidak banyak belajar dari non-Muslim.”

Maaf pertanyaan anda itu bukan pada kami manusia, tapi pada perintah ALLAH SWT. Kami tidak pernah merasa so suci atau mengklaim kami paling suci. Manusia semua sama di mata ALLAH SWT hanya amal ibadah yang membedakan kita di akhirat nanti.

wassalamualaikum
salam sejahtera

Balas
Admin
Staff Isa dan Islam
8 Desember 2017 8:14 pm
Balasan ke  Abi

~
Saudara Abi,

Salam sejahtera. Kami kira pertanyaan Sdr. Ismail dapat dijawab secara jujur oleh kaum Muslim. Memang kami menghargai umat Muslim dapat memilih pemimpin susuai dengan aturan Muslim. Tetapi di Indonesia khususnya jakarta penduduknya bukan hanya orang Muslim melainkan bermacam-macam agama. Nah, pertanyaannya adalah bukankah seharusnya aturan negara Indonesia yang harus berlaku di negara ini? Benar, bukan? Tetapi mengapa justru sebaliknya yang ditonjolkan aturan agama? Bagaimana saudara?

Dan lagi, bila umat Muslim mengikuti apa yang Qs 5:51 sampaikan. Bukankah hal itu bertentangan dengan sifat Allah yang Maha Adil? Dan saudara juga sudah menyampaikan bahwa semua manusia sama di mata Allah. Kiranya pengunjung forum ini dapat mengkaji hal ini kembali.
~
Purnama

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Cara Agar Dapat Kembali Fitrah dan Berkenan Kepada Allah
  • Mencari Rahmat Allah: Mempelajari Puasa Islam Dan Kristen
  • Inilah Cara Manjur Mukmin Mengatasi Kecemasan Berlebihan!
  • Kisah Mukmin Mendapat Pesan Allah Kepada Manusia Secara Langsung
  • Mengapa Siti Maryam Menjadi Wanita Utama Dalam Al-Quran? 

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Allah Peduli! Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga Mukmin
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Inilah Hidayah Terutama: Kita Pendosa Yang Dicintai Allah

Artikel Yang Terhubung

  • Ilustrasi Gambar Nabi Muhammad
  • Karena Kata-Kata Zakir Naik: Orang Islam Harus Menjauhinya!
  • Orang Muslim Paris - "Islam Agama Kasih"

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz