Lagi-lagi teroris mengebom gereja. Korbannya ialah orang-orang non-Muslim. Benarkah motif jihad dan surga penyebab para teroris membom gereja?
Korban Bom di Gereja Samarinda
Terulang lagi teroris membunuh kaum non-Muslim. Teroris meledakkan bom molotov di depan Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (13/11/2016) sekitar pukul 10.10 WITA.
Beberapa korban bom itu menderita luka bakar. Satu balita berusia 2,5 tahun akhirnya meninggal dunia setelah mendapat perawatan beberapa hari. Korban lainnya ialah AS (4 tahun), TH (3 tahun), dan AS (2 tahun).
Motif Teroris di Samarinda
Pelaku bom molotov di Gereja Oikumene di Samarinda adalah Juhanda alias Jo bin Muhammad Aceng. Dia pernah dipenjara karena kasus bom buku. Ia pernah hendak membunuh Nur Haya, istrinya, agar masuk sorga.
“Nur Haya . . . bercerita bahwa Jo mencari dirinya karena ingin membunuh agar bisa masuk surga. Alasan itu membuat Nur Haya takut bertemu suaminya, Jo,” kata Sadariah kerabat Nur Haya.
Motif seperti itu dibenarkan oleh Kapolri Tito Karnavian, setelah menginterograsi 500 teroris. “Doktrinnya, membunuh orang kafir di mata mereka itu adalah pahala. Kalau mereka terbunuh, mereka masuk surga dan bertemu bidadari . . .” jelas Kapolri.
Membunuh Anak-Anak Menurut Islam Dan Kristen
Al-Quran menuliskan bahwa “. . . anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia . . .” (Qs 18:46). Bolehkah merusak perhiasan kehidupan? Bolehkah membunuh orang beragama lain demi jihad dan surga?
Isa Al-Masih menegaskan bahwa orang menyesatkan anak-anak harus dihukum berat, (Injil, Rasul Besar Matius 18:6). Apalagi membunuh mereka.
Injil Allah menegaskan bahwa pembunuh tidak akan masuk sorga. “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia . . . tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya” (Injil,1 Yohanes 3:15).
Kaitan Teroris, Jihad dan Masuk Sorga
Menurut Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, mungkin para teroris tidak sejahtera hidup di dunia. “. . ., sehingga memilih . . . kesejahteraan di akhirat . . . melalui jihad, karena dengan mati syahid nanti akan masuk surga. Padahal cara itu salah karena hanya akan merugikan orang lain dan merusak fasilitas umum.”
Ia menambahkan, “ . . . melakukan kekerasan, menghilangkan nyawa orang lain, dan merusak fasilitas umum, serta mereduksi fungsi kemanusiaan, menunjukkan sikap perilaku manusia yang tidak bermartabat.”
Cara Pasti Masuk Sorga
Cara pasti dan terjamin masuk sorga ialah percaya kepada Isa Al-Masih, Sang Juruselamat. Sebab melalui penyaliban-Nya, Isa telah menanggung hukuman dosa. Yaitu kematian kekal di neraka.
Maka Isa berfirman “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
Pilihan ada di tangan Anda. Apakah Anda ingin masuk sorga dengan cara membunuh sesama dengan alasan jihad dan surga. Atau menerima jaminan sorga yang sudah diberikan Isa Al-Masih?
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca:
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa membunuh orang lain, bukanlah cara masuk sorga?
- Mengapa cara Isa menjamin sorga umat-Nya termulia dan terjamin, dibandingkan cara teroris (atau cara lain) untuk mendapatkan sorga?
- Menurut saudara mengapa Isa berkuasa menjamin hidup kekal umat-Nya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Sikap Islam Dan Kristen Terhadap Terorisme
- Jihad Islam Atau Kasih Isa Al-Masih?
- Ajaran Islam Mengenai Perang Suci
- Jenderal Moeldoko, “ISIS Adalah Ide Terburuk Dalam Sejarah Dunia”
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]
Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.
Wassalam,
Staf, Isa dan Islam