“Semua agama sama saja! Banyak jalan ke sorga!” Ucapan ini sering saya dengar di Indonesia bahkan di Amerika. Pilihlah jalan yang cocok untuk diri sendiri! Kita dapat memilih mana yang terpenting, bukan? Apakah kabar baik atau nasehat? Apakah nasehat Muhammad atau kabar baik Isa Al-Masih yang membawa keselamatan?
Apakah Semua Agama Sama? Jika Sama, Apakah Persamaanya?
Dari satu segi, ucapan “Semua agama sama!” benar. Semua agama berfokus pada memberi nasehat. Agama Kong Hu Chu mempunyai buku “Analects” yang memuat nasehat tentang bagaimana hidup. Buddha mencari nasehat dalam bukunya “Tri Pitaka.” Agama Hindu memakai buku “Weda.” Agama Islam mendapat nasehat Muhammad dalam “Al-Quran.”
Salah satu contoh nasehat Al-Quran, “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas . . . ” (Qs 5:3). Isi Al-Quran dan Hadith pun banyak menunjukkan bahwa Nabi Muhammad hanya memberi nasehat bagaimana kaum Muslim dapat beragama dan beramal ibadah supaya mungkin masuk sorga. Apakah nasehat Muhammad menurut Anda menjamin Muslim masuk sorga?
Injil Bukanlah Nasehat, Tapi Kabar Baik
Kami percaya semua orang mengerti perbedaan antara “kabar baik dan nasehat”!
Injil adalah buku pegangan umat Kristen. Arti dari “Injil” adalah “Kabar Baik.” Jadi, Injil bukan “nasehat.” Tetapi “kabar.” Yaitu “Kabar Baik.” Isa Al-Masih datang ke dunia bukan untuk sekedar memberi nasehat. Tapi Ia datang untuk mengabarkan kabar baik bagi manusia. Kabar Baik tentang apa? “Kabar Baik” bahwa Allah sudah menyediakan jalan ke sorga melalui Kalimatullah.
Jadi, dengan kata lain “Injil” bukan “Buku Nasehat” yang semata-mata harus ditaati bila ingin masuk sorga!
Konsep Keselamatan Lewat “Kabar Baik Anugerah” Enak – Bebas Berdosa, Bukan?
Para Mukmin sering mengemukakan pertanyaan di atas. Pengikut Isa Al-Masih hanya mendapat “kabar baik” tentang pasti selamat oleh anugerah. Isa tidak menambahkan beban nasihat-nasihat dan hukum-hukum baru pada mereka. Sekarang mereka ingin membalas kebaikan-Nya dengan menjalankan hukum-hukum Kitab Allah.
Karena Isa telah menyelamatkan akibat “kabar baik” anugerah-Nya, maka ketaatan pengikut-Nya kepada-Nya sekarang bukan karena takut hukuman. Pengikut-Nya terdorong menaati karena mengasihi-Nya dan ingin membalas kebaikan kasih-Nya.
Dari segi lain, melalui “kabar baik anugerah,” Allah menjadikan mereka anak-anak-Nya. Sebagai anak-Nya, pengikut-Nya rindu menaati hukum-hukum-Nya dan berkenan kepada-Nya.
Karena anak-anak-Nya, mereka mengasihi Allah karena keselamatan yang mereka terima. Mereka terdorong oleh kasih untuk hidup suci, bukan karena ketakutan akan api neraka! Bagaimana dengan Anda, “Apakah lebih memilih berbuat baik karena kasih kepada Allah atau karena ketakutan akan hukuman-Nya?”
Anda Ingin Tambahan “Nasehat Agama” atau “Kabar Baik”?
Ada begitu banyak nasehat yang ditawarkan agama di dunia. Mungkin Anda jenuh mendengarnya. Anda harus berbuat ini, itu, dan sebagainya. Nasihat biasanya membuat kita capek, lelah, bosan. Kiranya kita mulai berfokus pada kabar baik, keselamatan yang dianugerahkan Allah buat kita.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, apakah semua agama sama? Apakah nasehat Muhammad memberikan jaminan ke sorga? Bagaimana dengan kabar baik Isa Al-Masih?
- Dapatkah Allah dapat memberi wahyu kepada manusia melalui lebih dari satu rasul? Memberi alasan mengapa saudara menerima atau menolak pernyataan ini.
- Lebih baik menaati Allah karena kasih daripada karena ketakutan. Memberi argumentasi singkat mengapa saudara mendukung atau menolak pernyataan ini.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Apakah Saya Bisa Punya Jaminan Masuk Surga?
- Muslim Dan Nasrani Minta, “Tunjukkanlah Saya Jaminan ke Surga!”
- Jaminan Keselamatan Bagi Orang Islam
- Jaminan Keselamatan Ada Dalam Isa Al-Masih Atau Muhammad?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
*****
1. Manusia lebih tertarik kepada kabar baik akan keselamatan. Karena di kabar baik itu Allah sendirilah yang sudah terlebih dahulu menunjukkan kasih-Nya kepada manusia dengan menganugerahkan Anak-Nya Yang Tunggal agar manusia beroleh keselamatan dan tidak binasa karena dosa.
2. Allah dapat memberi wahyu kepada manusia melalui lebih dari satu rasul agar menjadi saksi-saksi akan kebenaran Firman Tuhan.
3. Lebih baik menaati Allah karena kasih. Karena kasih Allahlah manusia hidup tidak lagi di bawah hukuman dosa karena upah dosa adalah maut tetapi memperoleh pengampunan dosa dan hidup yang kekal.
*****
Saudara Bert,
Kami berterimakasih untuk tiga jawaban yang saudara berikan. Kami berharap ini memberikan pencerahan kepada pengunjung situs ini.
~
Solihin
~
Kepada Staf IDI,
Apakah hanya dengan kabar baik manusia bisa masuk surga? Bukankah dalam hidup ini kita membutuhkan petunjuk, norma-norma, contoh teladan, dan sejarah para rasul, dan itu semua ada dalam Al-Quran. Saya rasa Injil kurang pantas untuk disebut sebagai kabar baik karena di dalamnya banyak kita dapatkan kontradiksi, tidak logis, tidak senonoh (maaf). Yang pantas disebut kabar baik adalah kitab suci Al-Quranul karim. Hal itu dapat kita buktikan, karena kitab Al-Quran itu sempurna, tidak ada campur tangan manusia.
~
Saudara Rizwan,
Kami setuju dengan saudara bahwa dalam dunia kita membutuhkan petunjuk. Lebih dari itu, kita membutuhkan kabar baik tentang persoalan mendasar manusia yaitu dosa. Tidak ada seorang pun yang sanggup bebas dari dosa dan tidak ada seorang pun yang bisa diselamatkan karena semua orang berdosa. Oleh sebab itu, Injil menjawab persoalan manusia ini bahwa Isa Al-Masih datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
Bagaimana dengan Al-Quran? Apakah Al-Quran memberikan kepastian keselamatan? Mengapa Al-Quran justru memberikan kepastian masuk neraka (Qs 19:71)? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin
~
Rizwan Khan,
Kalau boleh saya tahu bagian mana dari Injil yang menurut anda tidak pantas, kontradiksi, tidak logis, tidak senonoh?
Kalau boleh saya tahu, ayat mana di Al-Quran yang melegalkan Al-Quran kepada anda? Karena yang saya tahu Al-Quran diturunkan untuk penduduk Mekah dan sekitarnya. “Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an berbahasa Arab untuk penduduk Mekah dan sekitarnya…” (Qs 42:7). Jika anda memang penduduk Mekah dan sekitarnya, abaikan saja pertanyaan saya tersebut.
~
Saudara Bert,
Belum ada satu kabar baik yang disampaikan Al-Quran berkenaan dengan kepastian keselamatan. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Makin mengikuti diskusi ini makin terbuka kebodohan Staff Isa dan Islam dan penganut Nasrani. Sdr.Usil benar dan Nasrani akan menjawab bahwa Yesus dan Alkitab adalah kebenaran yang saling menggenapi. Angka hanya bisa digenapi dengan angka. Huruf hanya bisa digenapi dengan huruf. Siang hanya bisa digenapi oleh malam. Bulan hanya bisa digenapi oleh matahari. Keduanya bisa saling menggenapi karena ada di dalam satu padanan sifat atau fungsi yang sama atau berpasangan. Pertanyaan: Bisakah kebenaran yang hidup (Yesus) saling menggenapi dengan yang tertulis (Alkitab), sementara sifat/fungsi yang hidup tidak sama dan tidak berpasangan dengan yang tertulis?
~
Saudara Netral,
Kami sangat tertarik menanggapi pernyataan saudara di atas, tetapi tampaknya hal itu bisa mengarah ke topik lain. Kami hanya akan menanggapi sesuai dengan topik artikel di atas. Injil memberikan kabar baik tentang keselamatan manusia, sedangkan Al-Quran hanya memberikan nasihat. Tidak ada yang lebih dari itu.
Isa Al-Masih berfirman, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Sang Bapa kecuali melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Sedangkan Al-Quran menyatakan, “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
~
Solihin
~
Muhammad menyempurnakan agama Nabi Ibrahim bukan beri nasihat. Isa kabarkan berita baik kedatangan nabi terakhir yaitu Ahmad (Muhammad).
~
Saudara SAM,
Setiap orang dapat memberikan klaim, tetapi hal itu perlu dibuktikan. Nabi saudara tidak pernah memberikan kabar baik kepada umat manusia, melainkan rasa ragu-ragu. “…Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak terhadapmu…” (Qs 46:9). Oleh sebab itu, kami tidak tahu apa maksud saudara dengan kata ‘menyempurnakan’.
Hal ini berbeda dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih berfirman, ” Orang yang percaya kepada-Nya tidak akan dihukum, tetapi orang yang tidak percaya telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Sang Anak Tunggal yang datang dari Allah itu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:18). Sangat jelas perbedaannya, bukan?
Pertanyaannya, mengapa nabi saudara tidak memberikan kabar baik? Bukankah manusia membutuhkan kepastian keselamatan?
~
Solihin
~
Angka bisa saling menggenapi dengan angka, huruf dengan huruf, karena sama memiliki fungsi dan sifat yang tertulis. Matahari dan bulan bisa saling menggenapi karena memiliki fungsi yang berpasangan di dalam mekanisme alam semesta. Bagaimana mungkin Yesus sebagai kebenaran bisa saling menggenapi dengan Alkitab, ketika keduanya tidak memiliki sifat dan fungsi yang sama atau berpasangan? Yesus bersifat “hidup” dan Alkitab bersifat “tertulis”?
~
Saudara Netral,
Taurat telah menceritakan nubuat tentang Isa Al-Masih (Taurat, Kejadian 3:15). Demikian juga kitab para nabi sehingga hanya Isa Al-Masih yang menggenapi semua nubuat tersebut. Oleh sebab itu, Isa Al-Masih adalah kabar sukacita tersebut karena manusia dapat diselamatkan. Bukankah persoalan mendasar manusia adalah dosa?
Bagaimana dengan nabi suadara? Mengapa nabi saudara tidak memberikan kepastian keselamatan masuk sorga, tetapi kepastian masuk neraka (Qs 19:71)?
~
Solihin
~
Kalau Yesus itu kabar baik, lantas siapa yang memberi kabar? Silakan Nasrani menjawab?
~
Saudara Agus Winanto,
Manusia yang berdosa dipastikan masuk neraka. Dengan kepastian ini, maka manusia tidak ada tempat berharap sebab semua manusia berdosa. Tetapi ketika Isa Al-Masih datang ke dunia dan berfirman, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Sang Bapa kecuali melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6), maka itu adalah kabar baik.
Siapakah yang memberitakannya? Para murid Isa Al-Masih. Kemudian berita itu ditulis sehingga menjadi kabar baik bagi generasi selanjutnya hingga saat ini. Bagaimana dengan nabi saudara? Mengapa nabi saudara tidak membawa kabar baik, tetapi kabar buruk tentang kepastian kematian kekal di neraka (Qs 19:71)?
~
Solihin
~
Kalau Yesus itu sudah turun sebagai kabar baik, lantas apa gunanya Alkitab?
~
Saudara Usil,
Adalah syukur kami karena Alkitab ditulis untuk menceritakan kabar baik tersebut bahwa Isa Al-Masih datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Hal ini berbeda dengan Al-Quran. Nabi saudara tidak memberikan kabar baik dalam Al-Quran, melainkan nasihat tetapi tanpa kepastian keselamatan, kecuali kepastian masuk neraka (Qs 19:71). Pertanyaannya, mengapa nabi saudara tidak membawa kabar baik, tetapi kabar buruk (maaf saudara)?
~
Solihin
~
Di antara tiga agama yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Agama Kristen tidak akan diterima oleh Allah sebab mereka bukan pengikut-pengikut dalam perjanjian antara Nabi Ibrahim dengan Allah.
“Lagi firman Allah kepada Abraham: ‘Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, Engkau dan keturunanmu turun temurun. Inilah perjanjian-Ku yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku (Allah) dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki diantara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu’.”
~
Saudara SAM,
Kami senang dengan ayat tersebut karena ayat itu adalah ayat perjanjian dengan Ibrahim dan keturunannya, yaitu bangsa Israel. Lebih jauh, bila kita membaca keseluruhan perikop sebelum dan sesudahnya, nyata benar bahwa perjanjian Allah dengan Ibrahim tentang keturunan yang akan datang, yaitu Isa Al-Masih.
Isa Al-Masih adalah kabar baik bagi seluruh umat manusia karena melalui Isa Al-Masih manusia dapat diselamatkan. Hal ini berbeda dengan nabi saudara. Nabi saudara hanya memberikan nasihat, tetapi tidak memberikan kepastian keselamatan, malah kepastian masuk neraka (Qs 19:71). Pertanyaannya, mengapa nabi saudara memberi kabar buruk tersebut (maaf saudara)?
~
Solihin
~
To: Staff IDI,
1. Menurut saya manusia akan lebih senang dengan kabar baik akan keselamatan daripada nasihat-nasihat yang susah dilakukan mengingat manusia itu memiliki kemampuan yang terbatas. Kabar baik menyukakan hati dan menentramkan jiwa.
2. Saya menerima bila Allah dapat memberi wahyu kepada manusia lebih dari satu rasul. Namun dalam wahyu itu manusia perlu memperhatikan atau menguji apakah wahyu itu benar berasal dari Allah atau bukan. Wahyu yang berasal dari Allah berisikan kabar baik bagi manusia.
3. Bagi saya lebih baik mentaati Allah karena kasih daripada karena ketakutan. Ketakutan hanya akan mengakibatkan jiwa tertekan. Seseorang yang menaati perintah karena kasih akan menjalankan dengan sukacita. Namun bila dengan ketakutan akan merasa terpaksa.
~
Saudara Andreas,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Kami berharap jawaban saudara akan memberikan pencerahan kepada pengunjung situs ini.
~
Solihin
~
Untuk Semua Muslim,
Mungkin analogi ini akan membantu saudara agar lebih mengerti Kristen. Seorang juragan mempunyai banyak pembantu di rumahnya. Dia ingin semua pembantu tidak membuat kesalahan sedikitpun di rumahnya. Tetapi pembantu juga manusia, tidak luput dari kesalahan. Tetapi karena besarnya kasih juragan kepada pembantu-pembantunya, dia mengenalkan anak tunggalnya kepada para pembantunya. Dia berencana untuk mengorbankan anak tunggalnya dan menyalibnya agar semua kesalahan pembantunya bisa dia maafkan. Dan semua pembantu harus percaya kalau anak yang disalib itu anak si juragan. Saya harap semua Muslim percaya, dan membuka hati untuk Yesus.
~
Saudara Baskoro,
Saudara telah memberikan tanggapan yang sama pada link yang lain dan kami pun telah menanggapinya. Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Saudara Staff Isa dan Islam dan saudara Nasrani,
Kalau sekiranya ada saudara kita terlahir cacat, buta dan tuli. Karena buta Ia tidak tahu bagaimana wajah Kristus dan tidak bisa membaca Alkitab. Karena tuli ia tidak pernah mendengar tentang Kristus. Dengan keadaan seperti tersebut, bagaimana caranya ia dapat mengenal Kristus? Jangan gunakan ayat Alkitab untuk menjawab pertanyaan ini, karena orang yang buta dan tuli tidak dapat membaca dan mendengar ayat Alkitab. Baca: Tuhan sejati itu ada di dalam hati yang hanya dapat dilihat dengan mata dan didengar dengan telinga hati, karena Tuhan sejati itu ada dan selalu hadir di dalam hati.
~
Saudara Agus Winanto,
Ada prinsip yang sama pada diri manusia yang tidak dimiliki ciptaan lainnya, yaitu keinginan untuk mengenal dan beribadah kepada Penciptanya. Keinginan ini tidak memandang cacat atau tidak. Oleh sebab itu, kita tidak tahu secara pasti bagaimana ia akan mendengarkan kabar keselamatan dari Isa Al-Masih, tetapi kami tahu bahwa Isa Al-Masih adil dalam menghakimi.
Dengan demikian, keselamatan itu terbuka bagi siapapun, termasuk bagi yang cacat. Bukankah saudara yang menyatakan bahwa Tuhan sejati ada dalam hati yang hanya dapat dilihat dengan mata dan didengar dengan telinga hati? Oleh sebab itu, mengapa kita membatasi kuasa Tuhan?
~
Solihin
~
Staff IDI,
Inilah salah satu alasan saya keluar dari agama Kristen. Kalian sangat tidak jujur dalam berbicara. Ada begitu banyak ayat tentang peringatan dan kabar baik di dalam Al-Quran, tetapi mengapa anda hanya mengutip Qs 5:3 yang tidak relevan dengan tema artikel yang anda buat. Kalau anda fair, anda seharusnya sama-sama memaparkan ayat dari Alkitab dan Al-Quran yang menceritakan tentang surga. Tidakkah anda memperhatikan, semakin lama anda mempelajari Alkitab, semakin dalam keraguan anda tentang Alkitab.
Saya punya dua pertanyaan:
1. Apakah nabi Ibrahim dan nabi Luth adalah pengikut Isa Al-Masih?
2. Apa tujuan manusia diciptakan di muka bumi? Jelaskan semuanya berdasarkan Alkitab, bukan pemikiran anda sendiri.
~
Saudara Chevron,
Qs 5:3 merupakan contoh tentang nasihat Al-Quran, tetapi Al-Quran tidak memberikan kepastian masuk sorga. Apakah ada kepastian masuk sorga yang disampaikan Al-Quran? Bukankah Al-Quran memastikan masuk neraka (Qs 19:71)? Dengan demikian, Isa Al-Masih telah menjawab persoalan mendasar manusia.
Perihal pertanyaan saudara. Nabi Ibrahim dan Luth adalah pribadi-pribadi yang mengikuti Allah sejati yang berbicara dan bertindak untuk menyelamatkan mereka sehingga mereka memiliki kepastian keselamatan. Hal ini yang dilakukan Isa Al-Masih untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Apakah mereka pengikut Isa Al-Masih? Ya, mereka adalah pengikut Isa Al-Masih. Sebab Isa Al-Masih sudah ada sebelum Ibrahim ada (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:58).
Maaf, kami tidak dapat menjawab pertanyaan kedua saudara. Sebab hal itu di luar topik di atas. Terimakasih.
~
Solihin
~
Kabar baik vs nasihat, isu yang diangkat oleh Solihin dan Kristen semua. Baca ini, Amsal 12:15, “Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.” Nasihat buat Solihin cs.
Luk18:13, “Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Muslim merendahkan diri sebagai hamba berdosa dan banyak istighfar maka akan ditinggikan. Sedangkan yang sombong jadi “anak tak berdosa” akan direndahkan.
~
Saudara Mantan Kafir,
Kami sangat senang karena saudara mengutip ayat Injil dan Amsal. Ayat Injil tersebut membuktikan bahwa manusia tidak dapat diselamatkan dengan melakukan perbuatan baik, dengan berpuasa. Tetapi seseorang diselamatkan karena rahmat Allah. Inilah kabar baik yang disampaikan Isa Al-Masih. Sebab manusia diselamatkan hanya dengan percaya pada Isa Al-Masih (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Pertanyaannya adalah benarkah saudara telah merendahkan diri di hadapan Isa Al-Masih untuk percaya pada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat? Bagaimana?
~
Solihin
~
To: SAM,
Agama tidak akan menyelamatkan manusia, tapi imanlah yang menyelamatkan. Toh Tuhan tidak pernah membuat agama. Lagipula, apakah dalam Islam sendiri ada jaminan keselamatan masuk surga? Bahkan Muhammad sendiri tidak yakin akan keselamatannya.
Soal sunat, memang itu tanda perjanjian Allah dengan Abraham. Yesus sendiri pun sunat, tapi di dalam Injil Yesus tidak pernah menyuruh untuk sunat, malahan Yesus menyuruh umat-Nya untuk dibaptis. Perintah sunat hanya ada di dalam Perjanjian Lama bukan Perjanjian Baru. Hukum-hukum yang bersifat tradisi dalam PL seperti larangan makan babi, sunat, dll tidak bersifat mutlak lagi. Hukum-hukum tradisi itu hanya bertujuan mengatur bangsa Israel mempersiapkan kedatangan Yesus.
~
Saudara Kharista,
Kami sangat berterimakasih untuk penjelasan saudara. Sebab memang manusia diselamatkan karena Isa Al-Masih, bukan karena agama. Kami berharap diskusi tentang larangan makan daging babi bisa dilakukan di link ini http://tinyurl.com/d6ec7cm . Kami memohon maaf juga karena terpaksa menghapus sebagian komentar saudara sebab tidak sesuai dengan artikel di atas.
~
Solihin
~
Staff IDI,
Menulis: “Ada begitu banyak nasihat agama di dunia. Mungkin Anda jenuh mendengarnya. Anda harus berbuat ini, itu, dan sebagainya. Nasihat biasanya membuat kita capek, lelah, bosan. Kiranya kita mulai berfokus pada kabar baik, keselamatan yang dianugerahkan Allah buat kita.”
Ya, akhirnya sekarang saya tahu bagaimana ajaran anda yang sebenarnya. Pantas saja umat Kristen dengan gampangnya berbuat dosa seperti berzina, meminum alkohol, memakan harta haram, membunuh dan lain sebagainya. Pertanyaan saya, bagaimana keselamatan umat sebelum Yesus datang? Apakah mereka akan masuk neraka?
~
Saudara Kristolog,
Artikel di atas telah menjelaskan bagaimana sikap pengikut Isa Al-Masih sesungguhnya setelah menerima keselamatan dari Isa Al-Masih, bukan seperti yang saudara sampaikan. Oleh sebab itu, manusia diselamatkan karena percaya pada janji Allah. Dalam hal ini, kita percaya pada Isa Al-Masih.
Bagaimana dengan umat sebelum Isa Al-Masih datang? Prinsipnya adalah sama. Kita percaya pada janji Allah akan kedatangan Isa Al-Masih. Bukankah janji kedatangan Isa Al-Masih ke dunia telah diberitahukan sejak zaman nabi Adam (Taurat, Kejadian 3:15)?
Nah, bagaimana dengan saudara? Mengapa nabi saudara tidak memberikan kabar baik, tetapi maaf, kabar buruk berupa kepastian masuk neraka (Qs 19:71)?
~
Solihin
****
Bismillahirrahmanirrahim,
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan admin.
1. Tidakkah anda merasa pertanyaan anda seperti pertanyaan anak kecil berumur 6 tahun kepada teman-teman sebayanya? Contohnya “kalian lebih senang orang tua yang cerewet yang suka mengatur atau yang langsung memberi hadiah?” Di dalam suatu agama, pastilah ada aturan yang yang mengatur agar kehidupan manusia menjadi lebih baik. Orang yang benar-benar beriman pasti akan mengikuti semua perintah Tuhannya.
2. Lagi-lagi pertanyaan konyol. Setiap umat pasti akan didatangi oleh rasul yang berasal dari jenis dan bangsa mereka sendiri yang mengajak untuk menyembah Allah dan rasul itu mulai dari nabi Adam sampai Isa dan Muhammad akan menerima wahyu dari Tuhannya.
****
Saudara Bandung,
Kami menghargai pendapat saudara. Ijinkanlah kami menanggapi jawaban saudara.
1. Kami setuju dengan saudara bahwa agama mengatur agar kehidupan menjadi lebih baik. Tetapi apakah agama saudara memberikan kepastian masuk sorga? Bukankah lebih penting kabar baik berupa keselamatan kekal daripada sekedar nasihat belaka? Mengapa nabi saudara tidak menjamin kepastian keselamatan kekal?
2. Pertanyaannya adalah benarkah nabi saudara diutus Tuhan? Adakah bukti konkret mengenai hal itu? Bila nabi saudara diutus Tuhan, mengapa ia bingung dengan keselamatannya sendiri (Qs 46:9)? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin
~
Kharisa,
“Lagipula, apakah dalam Islam sendiri ada jaminan keselamatan masuk surga?”
Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya” (Qs Al-Kahfi : 107-108).
“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu’min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; Itu adalah keberuntungan yang besar” (QS. At-Taubah : 72) dan lain2 (QS. Al-Baqarah : 25), (QS. Ath-Thuur : 17-20), (QS. Al-Kahfi : 30-31), (QS. Az-Zumar : 73-74).
~
Saudara SAM,
Kami menghargai jawaban saudara. Namun, ayat-ayat itu bukan kepastian jaminan keselamatan. Kami tidak tahu siapa sesungguhnya yang berfirman di sana. Bila saudara meneliti ayat itu dan berpikir secara kritis, tampaknya nabi saudara yang berkata-kata dan bukan Allah. Pertanyaannya, tertulis dimanakah dalam Al-Quran bahwa Muslim akan pasti masuk sorga? Bukankah kitab saudara menegaskan, “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71)?
Sungguh berbeda dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa sehingga manusia memiliki kepastian masuk sorga (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:18).
~
Solihin
~
To: Staff Isa dan Islam dan Nasrani,
Injil itu kabar baik. Apakah Yesus pernah mengutip Injil untuk menyampaikan pesan kebenarannya? Apakah Yesus pernah mengutip Alkitab untuk menyampaikan pesan kebenarannya? Kalau Injil sudah turun sebagai kabar baik, untuk apalagi Yesus turun ke dunia? Muhammad adalah contoh dan Al-Quran adalah hukum. Bukan nasehat.
~
Saudara Netral,
Injil adalah kabar baik tentang keselamatan dalam Isa Al-Masih. Isa Al-Masih memberikan kepastian keselamatan kepada manusia (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Oleh sebab itu, tidak ada keraguan dalam Isa Al-Masih.
Sungguh berbeda dengan nabi saudara. Nabi saudara tidak memberikan kepastian masuk sorga, melainkan kepastian masuk neraka (Qs 19:71). Tidakkah ini kabar buruk? Ini bukan lagi nasihat, tetapi malapetaka yang diberikan. Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
~
Yang terpenting adalah kabar mengenai keselamatan. Tidak ada jalan keselamatan selain melalui Isa Al-Masih. Jika ada jalan lain maka akan terbentur dengan hakikat Allah yang maha kasih sekaligus maha adil. Ini harus dipahami oleh saudara Muslims. Muslims bisa saja mengatakan alloh akan mengampuni dosa, tetapi dimanakah keadilannya?
Jika dosa main diampuni saja, di sini hanya terpenuhi maha kasih saja sebab maha adil menuntut setiap dosa dihukum. Manusia dengan level adil saja menuntut hukuman bagi yang bersalah tidak peduli apakah orang tersebut adalah donatur terbesar.
~
Saudara Ismail,
Kami setuju dengan saudara bahwa keselamatan yang terpenting dimiliki manusia. Karena itu, manusia tidak hanya membutuhkan nasihat, tetapi juga kepastian keselamatan. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin