• Skip to main content
  • Skip to header right navigation
  • Skip to site footer
Isa Dan Islam

Isa Dan Islam

Dialog Agama - Isa dan Islam

  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
puasa ramadan

Isa Al-Masih Berkata, “Puasa Tidak Menyelamatkan!”

Isa Dan Islam > Artikel > Ajaran Isa dan Islam > Puasa > Isa Al-Masih Berkata, “Puasa Tidak Menyelamatkan!”
6 Juni 2016 | 416 Komentar

ayah-anak-perempuan-sedang-berdoa-buka-puasaApakah konsep “puasa” murni ajaran Islam? Apakah orang Kristen berpuasa, dan apa tujuannya? Mengetahui latar-belakang konsep puasa Ramadhan serta apa makna puasa yang sebenarnya, menolong Anda untuk memahami konsep puasa menurut kebenaran firman Allah.

Asal Usul Puasa

Konsep puasa sudah dikenal sejak zaman permulaan sejarah manusia. Sekitar tahun 193 SM, bangsa Romawi kuno berpuasa selama setahun penuh dalam setiap lima tahunan untuk menghormati Dewa Osiris. Bangsa Romawi percaya, puasa bisa menjadi benteng diri karena mengandung dua dimensi kekuatan. Baik secara fisik maupun metafisik (ketahanan dan kesabaran).

Bangsa Phoenix di Mesir, berpuasa untuk menghormati Dewi Isis. Bagi bangsa Yunani Kuno, puasa merupakan persiapan awal menghadapi peperangan. Bagi China Kuno, puasa termasuk salah satu ajaran Budha dalam rangka menyucikan diri.

Demikianlah, tujuan mereka berpuasa merupakan salah satu cara untuk mencapai keagungan spiritual.

Apa Makna Puasa Menurut Ajaran Islam?

Syariat puasa dalam Islam ada setelah peristiwa pemindahan kiblat dari Masjidil Al-Aqsha di Yerusalem, ke Masjidil Haram di Mekkah. Dasar konsepnya diadopsi dari bangsa Yahudi dan pengikut Isa Al-Masih. “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu . . .” (Qs 2:183).

Namun dalam pelaksanaannya, Al-Quran menyesuaikan tujuan puasa dengan fitrah dan kemampuan umatnya. Jadi, dalam Islam makna berpuasa adalah untuk mendidik umatnya agar mampu mengendalikan nafsu syahwat dan kelamin.

Juga, puasa bertujuan untuk mengumpulkan pahala. Sebab Islam mengajarkan, syarat masuk sorga adalah mempunyai pundi-pundi pahala lebih banyak daripada dosa. Apa makna puasa menurut Anda? Silakan sampaikan kepada kami.

simbol-orang-sedang-bersujudApa Makna Puasa Menurut Pandangan Orang Kristen?

Jelas orang Kristen juga berpuasa! Tujuannya, bukan untuk mendapat pahala. Tapi upaya untuk menyatakan kepada Allah, dan diri sendiri, bahwa Anda serius dalam menjalin hubungan dengan-Nya. Puasa juga menolong Anda dalam memperoleh perspektif baru dan memperbaharui ketergantungan kepada Allah.

Puasa bukan cara agar Allah melakukan apa yang Anda inginkan. Bukan agar terlihat lebih rohani. Juga bukan untuk mendapatkan jaminan keselamatan. Dalam Kitab Suci Injil, Isa berkata bahwa syarat masuk sorga bukan puasa melainkan “kelahiran baru” oleh Roh. (Silakan membaca Injil, Rasul Besar Yohanes 3:1-8).

Selamat Karena Kasih Karunia, Bukan Karena Puasa

Mungkin Anda berpuasa selama yang agama anjurkan serta mengikuti semua aturannya. Semua itu tidak dapat memberi jaminan keselamatan. Firman Allah berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).

Allah telah memberi anugerah-Nya bagi Anda melalui Isa Al-Masih. Dengan menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, Anda telah dimerdekakan dari hukuman dosa-dosa Anda.

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Apakah sebelumnya Anda pernah berpuasa dan apakah makna dan tujuan puasa bagi Anda?
  2. Mengapa Islam lebih menitik-beratkan makna puasa pada hal-hal jasmani dibanding hal-hal rohani?
  3. Menurut Anda pantaskah seseorang yang sedang berpuasa menegur orang lain karena makan di depannya dan tidak menghargai dia yang sedang berpuasa? Sebutkan alasan Anda!

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas.  Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Saya Mencari Niat Puasa Ramadhan Yang Benar
  2. Tujuan Puasa Ramadhan Untuk Hati Yang Bersih
  3. Apakah Pengertian Puasa Ramadhan Yang Benar?
  4. Puasa Karena Taat Perintah Allah Atau Mengharap Pahala?

Video:

  1. Apakah Tujuan Saya Berpuasa?

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Isa Al-Masih Berkata Tentang Makna, “Puasa Tidak Menyelamatkan!”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Kategori: Ajaran Isa dan Islam, Puasa

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].

Subscribe
Beritahulah

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

416 Comments
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
anakku nafiisah
6 Juni 2016 7:01 am

~
Bismillah,

Berkata dalam bible, “Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama y dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. “Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.” Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.”

Adapun pengakuan iman saja tidak bermanfaat tanpa melaksanakan syariat. Syariat mana yang kalian laksanakan?

Balas
staff
6 Juni 2016 1:12 pm
Balasan ke  anakku nafiisah

~
Saudara Anakku Nafiisah,

Kami sangat senang dengan ayat yang saudara kutip. Ayat itu menjelaskan bahwa seseorang dibenarkan karena iman, tetapi juga perlu mewujudkan iman itu dalam tindakan yang nyata. Tetapi bukan berarti keselamatan didasarkan pada perbuatan. Sebab Abraham dibenarkan karena percaya, bukan karena perbuatan.

Kami ingin tahu, apa hubungan ayat di atas dengan artikel tentang puasa? Kami sangat senang bila saudara dapat menjelaskannya. Sebab artikel di atas menjelaskan bahwa puasa tidak memberikan jaminan apapun untuk masuk sorga. Puasa dilakukan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
~
Solihin

Balas
muon
6 Juni 2016 9:31 am

~
“Pada bulan sembilan tahun kelima pemerintahan Yoyakim raja Yehuda, rakyat berpuasa untuk memperoleh belas kasihan dari TUHAN. Penduduk Yerusalem dan orang-orang yang datang dari kota-kota Yehuda, semuanya berpuasa” (Yeremia 36.9). Penduduk Yerusalem patuh pada perintah Allah. Mereka melaksanakan kehendak Allah yaitu berpuasa pada bulan ke 9 yaitu Ramadhan.

“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” (Mat 7.21-23).

Balas
staff
6 Juni 2016 1:21 pm
Balasan ke  muon

~
Saudara Muon,

Bila saudara memerhatikan ayat itu secara teliti, puasa dijadikan sebagai usaha untuk memperoleh belas kasihan Allah, tetapi bukan jaminan untuk masuk sorga. Sekalipun bangsa Israel berpuasa bukan berarti keselamatan mereka didasarkan pada puasa, tetapi belas kasihan Allah. Ini perbedaannya dengan Muslim.

Muslim mendasarkan keselamatannya pada puasa sebagai upaya untuk mengumpulkan pahala. Jelas, tidak akan mungkin pahala dikumpulkan untuk menjamin saudara masuk sorga. Bila seseorang masuk sorga karena menjalankan puasa, maka nabi saudara seharusnya adalah orang pertama yang masuk sorga, bukan? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin

Balas
Rein Hard
6 Juni 2016 10:51 am

*****
Saya tertarik:
1. Tujuan puasa adalah menyangkal keinginan daging dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

2. Karena menurut saya untuk menyempurnakan ajaran mereka, sebab amal saja tidak cukup bagi mereka.

3. Jawabanya tinggal ke pribadi masing-masing, karena kita hidup bukan di tengah-tengah keyakinan yang sama dan tidak bisa memaksakan kehendak sendiri.

Terimakasih staff, Tuhan memberkati .

Balas
staff
6 Juni 2016 1:25 pm
Balasan ke  Rein Hard

*****
Saudara Rein Hard,

Kami sangat setuju dengan saudara bahwa puasa adalah usaha untuk mendekatkan diri dan menaklukkan segala keinginan jasmani yang bertentangan dengan kehendak Allah. Tetapi puasa bukan syarat masuk sorga. Kiranya pengunjung situs ini memahami dan mengerti ini. Terimakasih saudara Rein Hard.
~
Solihin

Balas
toto
6 Juni 2016 11:44 am

*****
1. Pernah, tujuannya untuk melatih komitmen dengan Tuhan seperti tidak makan makanan tertentu atau puasa pantang pada hari/jam tertentu (diatur sendiri) yang sebenarnya pada hari atau jam tersebut saya selalu terikat dengan kebiasan tersebut.
2. Puasa tujuannya untuk melatih tubuh, tapi yang penting komitmen dengan Tuhan.
3. Berpuasa yang baik tidak ada seorangpun yang tahu, itu komitmen pribadi dengan Tuhan.

Balas
staff
6 Juni 2016 1:29 pm
Balasan ke  toto

*****
Saudara Toto,

Melaksanakan puasa sangat baik dalam mengendalikan hawa nafsu. Namun, hendaknya puasa tidak dipahami sebagai syarat untuk masuk sorga. Sebab hanya Isa Al-Masih yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa, bukan puasa. Kiranya ini memberikan pencerahan kepada pengunjung situs ini.
~
Solihin

Balas
biαngkαlα
6 Juni 2016 12:11 pm

**
2. Islam menitikberatkan makna puasa pada hal-hal jasmani karena ajaran Islam berasal dari dunia ini dan bukan berasal dari langit, sesuai dengan nubuat Rasul Yakobus: Yαkobus 3:15, “Itu bukαnlαh hikmαt yαng dαtαng dαri αtαs, tetαpi dαri duniα, dαri nαfsu mαnusiα, dαri setαn-setαn.” Qs 72:1, 8, 10, “…jin…berkαtα…kαmi telαh mencobα mengetαhui lαngit…tetαpi…kαmi tidαk mengetαhui αpαkαh keburukαn…αtαukαh Tuhαn merekα menghendαki kebαikαn…”

Al-Quran menghalangi kabar langit sehingga orang Islam tidαk mengetαhui αpαkαh Allah Israel menghendaki keburukαn αtαukαh kebαikαn. Dαri Ibnu Abbαs rα, berkαtα: “Al-Qurαn αdαlαh penghαlαng αntαrα syαitαn dengαn Khαbαr Lαngit. Akhirnyα syαitαn memilih Al-Qurαn dαripαdα Khαbαr Lαngit (Qs 72:1-2)” (HR.Muslim, 681).

Balas
staff
6 Juni 2016 1:35 pm
Balasan ke  biαngkαlα

**
Saudara Biangkala,

Kami merasa bahwa Muslim banyak yang tidak mengerti tujuan puasa sesungguhnya. Mereka diajarkan menjalankan puasa sebagai kegiatan keagamaan sehingga makna sesungguhnya menjadi hilang dan tidak berarti, kecuali melaksanakan aturan agama. Apalagi doktrin Islam mengajarkan bahwa puasa adalah syarat untuk masuk sorga, sehingga hal ini mustahil dilaksanakan. Terimakasih saudara Biangkala untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
muon
6 Juni 2016 12:40 pm

~
Tidak usah banyak berdalih. Jika Allah memerintahkan/berkehendak, maka laksanakan. Perintah ini berlaku untuk umat-umat terdahulu dan umat-umat kemudian. Puasa supaya kita bertakwa. Bertakwa artinya kendali diri atau disiplin. Disiplin modal mengejar kebahagiaan dunia dan akhirat.

Balas
staff
6 Juni 2016 1:38 pm
Balasan ke  muon

~
Saudara Muon,

Melaksanakan puasa adalah baik sejauh memiliki pengertian dan pemahaman yang benar tentang puasa sesungguhnya. Puasa bukan sarana atau syarat untuk masuk sorga. Sebab hanya Isa Al-Masih yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa (Injil, Rasul Besar Matius 20:28), bukan puasa. Karena itu, ini bukan soal melaksanakan puasa atau tidak, tetapi esensi puasa itu apa bagi saudara.

Apakah dengan berpuasa saudara yakin dan pasti masuk sorga? Mengapa? Bisakah saudara menjelaskan hal ini.
~
Solihin

Balas
rizal
6 Juni 2016 2:00 pm

*
Mengapa Islam lebih menitikberatkan makna puasa pada hal-hal jasmani dibanding hal-hal rohani?

Islam tidak menitikberatkan kepada jasmani saja tapi juga rohani. Dalam jasmani hikmah puasa yaitu melatih kesabaran dan menurut kesehatan puasa bagus untuk tubuh. Dari segi rohani, Islam tidak hanya percaya kepada alloh tapi orang Islam selalu mengikuti segala perintah allah. Bahkan Yakobus2:19 berkata, “Percaya bahwa hanya satu Tuhan itu bagus, tapi setan pun juga percaya.” Dan dalam 1 Yohanes 2:4, “Kalau hanya percaya tanpa melakukan perintah allah maka orang tersebut adalah pendusta.” Artinya kalau hanya percaya saja kepada Tuhan tanpa melakukan perintah allah, maka kelakuannya seperti “setan” dan orang tersebut adalah “pendusta”.

Balas
staff
7 Juni 2016 6:14 am
Balasan ke  rizal

~
Saudara Rizal,

Dasar dari segala sesuatu adalah percaya kepada Tuhan. Sekalipun kita tidak mengabaikan pentingnya melakukan perintah-Nya. Tetapi tujuan melakukan perintah itu bukan untuk masuk sorga, melainkan sebagai ungkapan syukur karena keselamatan yang diberikan-Nya. Karena itu, menjalankan puasa tidak akan memberikan kepastian masuk sorga. Sebab nabi saudara pun tidak tahu keselamatannya (Qs 46:9). Dengan memerhatikan fakta itu setidaknya saudara perlu mempertimbangkan kembali tujuan puasa saudara. Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin

Balas
muon
6 Juni 2016 2:03 pm

~
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (Qs Al Baqarah: 183). Puasa agar bertakwa. Tahukah apa artinya takwa? Takwa artinya kendali atas diri. Puasa itu seperti belajar. Apakah semua orang yang belajar itu pandai? Tapi orang yang belajar lebih pandai daripada yang tidak belajar. Orang yang puasa akan terlatih lebih takwa dari orang yang tidak puasa.

Takwa/kendali diri modal dasar untuk dunia dan akhirat. Tapi itu hanya pemikiran, kami hanya melaksanakan kehendak/perintah Allah. Perintah ini untuk Musa, Yesus, Muhammad dan umatnya. Mereka patuh. Terserah jika kalian tetap ingkar. Saya hanya mengingatkan.

Balas
staff
7 Juni 2016 6:18 am
Balasan ke  muon

~
Saudara Muon,

Kami kira adalah hak saudara berpendapat demikian. Tetapi bila mencermati fakta puasa, maka banyak orang yang tidak mengerti tujuan puasa sesungguhnya. Ini menjadi persoalan. Sebab barangkali mereka berharap dengan berpuasa akan kembali fitrah bila mencapai titik kemenangan. Namun, faktanya tidak demikian. Semua orang yang berpuasa tidak mendapatkan jaminan masuk sorga. Bagaimana menurut Muon?
~
Solihin

Balas
ismail
6 Juni 2016 3:04 pm

~
To: Yang yang masih Islam,

Puasa itu baik tapi bukan untuk menyelamatkan Muslim. Muslim bisa selamat hanya melalui Isa Al-Masih. Yang masih Islam belum paham tentang hakekat Allah. Kalau maha pengasih, maka apa konsekuensinya? Kalau maha adil lalu apa konsekuensinya. Allah sejati, bisa membuktikan kedua hakekatnya di atas. Muslim tidak bisa masuk janah tanpa melalui Isa Al-Masih.

Balas
staff
7 Juni 2016 3:01 pm
Balasan ke  ismail

~
Saudara Ismail,

Kami sangat setuju dengan saudara bahwa puasa itu baik dan memang bukan untuk menyelamatkan. Pemahaman demikian yang belum dimengerti rekan-rekan Muslim sehingga mereka terjebak dalam pemahaman yang keliru tentang makna puasa sesungguhnya. Kami berharap artikel di atas akan memberikan pencerahan. Terimakasih saudara Ismail.
~
Solihin

Balas
Blue
6 Juni 2016 3:12 pm

*****
1. Dulu pernah puasa, tapi sekarang tidak pernah. Karena untuk apa puasa kalau hati, pikiran dan perbuatan tetap jelek.

2. Kenapa mereka lebih menitik beratkan pada jasmani. Karena mereka memang lebih mementingkan jasmani. Makan babi saja tidak boleh, padahal daging babi tidak akan pernah bisa menajiskan roh.

3. Kenapa harus ditegur? Kalau anda niat puasa, berarti biarpun disamping kiri/kanan anda ada orang makan ya tidak perlu ditegur. Anda harus siap, kalau memang niat puasa.

Balas
staff
7 Juni 2016 11:30 pm
Balasan ke  Blue

*****
Saudara Blue,

Memahami makna puasa sesungguhnya sangat penting sehingga ibadah yang dilakukan bukan sekedar menjalankan ritual agama, tetapi sungguh-sungguh lahir dari hati yang rindu melaksanakan kehendak Allah. Puasa bukan sekedar menahan lapar dan haus, tetapi bagaimana kita dapat mengendalikan diri dan rindu semakin dekat dengan Tuhan, bukan syarat untuk masuk sorga. Kami berterimakasih kepada saudara karena telah menjawab tiga pertanyaan kami.
~
Solihin

Balas
Fanya
6 Juni 2016 3:31 pm

~
Sebenarnya orang Kristen iri lihat orang Islam yang selalu beribadah taat pada Allah swt. Bahkan setiap tahun ada bulan ramadhan. Sedangkan Kristen selalu berbicara tentang roh dan keselamatan padahal mereka tidak paham roh dan tidak jelas keselamatannya.

Balas
staff
8 Juni 2016 12:28 am
Balasan ke  Fanya

~
Saudara Fanya,

Kami yakin orang Kristen senang dengan umat Islam yang berpuasa. Sehingga orang Kristen pun menghargai mereka yang berpuasa dengan tidak makan di jalan atau minum di tempat umum. Ini adalah salah satu bentuk menghargai. Bahkan sebelum umat Islam berpuasa, orang Kristen pun telah berpuasa. Namun, puasa yang dilakukan orang Kristen tidak seperti yang dilakukan umat Islam. Umat Islam melakukan puasa sebagai syarat masuk sorga, tetapi faktanya tidak seorang pun yang masuk sorga karena berpuasa.

Isa Al-Masih mengajarkan bahwa seseorang diselamatkan karena percaya pada Isa Al-Masih sebagai Juruselamat dan Tuhan (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16). Dengan demikian, puasa tidak akan membawa saudara masuk sorga.
~
Solihin

Balas
muon
6 Juni 2016 3:31 pm

~
To: Blue,
1. Untuk apa belajar kalau tetap bodoh. Belajarnya kali yang salah. Memang tidak semua orang yang belajar jadi pintar. Tapi kalau tidak belajar pasti bodoh.
3. Masalah etika, silakan pikir sendiri.

To: Ismail,
Anda cuma berasumsi.

Balas
staff
8 Juni 2016 12:47 am
Balasan ke  muon

~
Saudara Muon,

Kami berterimakasih karena saudara menanggapi saudara Blue. Ijinkan kami menanggapi satu saja dari tanggapan saudara, yakni masalah etika.

Memang terasa janggal bahwa umat Islam berpuasa perlu menegur orang yang tidak berpuasa. Ini berarti puasa tersebut dilakukan menuntut penghargaan dari orang lain. Kami teringat pada firman Isa Al-Masih, “Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 6:17-18). Ini berarti puasa adalah komitmen pribadi tanpa harus diketahui dan tidak menuntut penghargaan dari orang lain. Kami berharap ini memberikan manfaat.
~
Solihin

Balas
Wedus
6 Juni 2016 3:55 pm

*****
1. Dulu waktu masih Kristen pernah tapi puasanya tidak seperti Muslim. Puasanya hanya menghindari makanan kesukaan saja. Sekarang sebagai Muslim puasa tujuannya mentaati perintah Allah dan menjauhi laranganya karena puasa diwajibkan bagi orang yang beriman. Bagi yang tidak beriman tidak ada kewajiban dan agar semakin bertakwa kepada Allah Tuhanku.

2. Dalam berpuasa Muslim menitikberatkan keduanya secara muktasid.

3. Pantas. Dan poin ke-3 ini. Tergantung orangnya memiliki akal apa tidak, jika memiliki akal pastinya dia akan menghormati orang yang sedang berpuasa.

Balas
staff
8 Juni 2016 4:33 am
Balasan ke  Wedus

*****
Saudara Wedus,

Kami berterimakasih kepada saudara karena telah menjawab tiga pertanyaan kami. Ijinkan kami menanggapi.

1. Kami bertanya kepada saudara. Apa tujuan dan makna sesungguhnya dari puasa? Apakah sekedar menjalankan kewajiban atau seperti apa? Mohon saudara menjelaskannya.

2. Kami berharap itu benar adanya. Sebab faktanya kami menyaksikan tidak demikian. Puasa yang dilakukan Muslim lebih menitikberatkan pada jasmani, bukan rohani. Seberapa banyak orang yang berubah lebih baik karena menjalankan ibadah puasa setiap tahun? Apakah perubahan itu tampak nyata?

3. Kami yakin non-Muslim selalu berusaha untuk menghormati Muslim. Tetapi kami menyaksikan sebaliknya, sebelum Muslim berpuasa telah melakukan sweeping kepada toko-toko yang berjualan. Amat disayangkan. Apakah ini makna puasa sesungguhnya?
~
Solihin

Balas
Tobat
6 Juni 2016 8:48 pm

~
IDI menulis: “Menurut Anda pantaskah seseorang yang sedang berpuasa menegur orang lain karena makan di depannya dan tidak menghargai dia yang sedang berpuasa?”

Ya, memang tidak pastaslah. Tapi kita harus menghargai yang berpuasa. Masak anda berpesta makan-makan sedang ada orang puasa di depan anda. Apa anda tidak punya nurani? Atau jangan-jangan anda…

Balas
staff
8 Juni 2016 5:03 am
Balasan ke  Tobat

~
Saudara Tobat,

Kami sangat setuju dengan saudara tidak pantas menegur orang yang tidak berpuasa. Tetapi kami juga setuju tidak baik berpesta saat orang lain sedang berpuasa. Ini logika yang sangat baik. Kami memerhatikan bahwa umat non-Muslim tidak pernah berpesta saat Muslim berpuasa. Kami kira itu suatu bentuk menghargai. Namun, kami memerhatikan bahwa ada Muslim yang bertindak anarkis dengan melakukan sweeping ke toko-toko yang buka. Kami kira ini tindakan yang tidak bijaksana dan tidak tepat. Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin

Balas
ismail
6 Juni 2016 9:59 pm

~
To: Sejarah,

Bagaimana Muslim bisa sampai ke janah? Walapun anda berpuasa tapi tetap saja anda berdosa, bukan? Kalau kata alloh swt orang yang berdosa kekal di neraka, maka selesailah sudah yang masih Islam. Lalu kata Muslim: alloh maha pengampun. Anda tidak sadar, kalau alloh main ampun saja dosa anda, maka dimana keadilannya? Qs 2:81, hanya menunjukan alloh yang maha adil, tapi tidak ada mahapengasihnya. Sudah pernah anda kaji hal seperti ini?

Balas
staff
8 Juni 2016 5:06 am
Balasan ke  ismail

~
Saudara Ismail,

Ini menjadi persoalan mendasar bagi Muslim. Menjalankan aturan agama, tetapi Al-Quran telah menegaskan bahwa semua orang berdosa pasti masuk neraka. Sungguh ironis dan dilematis. Kiranya saudara Sejarah akan memikirkan ini. Terimakasih saudara Ismail.
~
Solihin

Balas
Sang Pemberani
6 Juni 2016 10:13 pm

~
To: Staff IDI,

Anda tidak perlu mengusik orang Muslim. Apalagi mengenai hal puasa yang memang saat ini umat Muslim sedang berpuasa? Kalian irikah pada kami di mana setiap ibadah yang diperintahkan alloh umat Islam selalu patuh dan tunduk? Tidak seperti wahai kalian pemuji Yesus sebagai umat pembangkang yang terlalu merasa dirinya yang paling benar dan sombong sehingga mengklaim paling benar?

Umat Islam melaksanakan puasa tidak semata-mata mengharapkan ridho alloh, melainkan umat Islam harus tunduk terhadap perintah alloh yang memang wajib dilakukan. Puasa tidak hanya menguji kesabaran umat Muslim melainkan sebagai latihan untuk membersihkan sifat-sifat buruk yang tentu tidak boleh dilakukan pada saat orang berpuasa? Puasa bisa juga sebagai membersihkan sifat-sifat setan yang ada dalam diri manusia. Apa anda paham?

Balas
staff
8 Juni 2016 8:22 am
Balasan ke  Sang Pemberani

~
Saudara Sang Pemberani,

Menarik sekali pernyataan saudara bahwa puasa bermanfaat untuk membersihkan sifat-sifat setan yang ada dalam diri manusia. Benarkah ini? Kalau begitu, mengapa banyak umat Islam yang tidak terbebas dari sifat-sifat setan padahal setiap tahun berpuasa dan tunduk pada perintah alloh saudara? Bukankah umat Islam adalah orang yang senantiasa tunduk dan patuh? Bagaimana ini?

Menurut kami, tidak seorang pun yang dapat mengubah sifat manusia, kecuali Isa Al-Masih. Isa Al-Masih adalah Allah yang sanggup mengubah sifat manusia menjadi lebih baik. Kami memerhatikan banyak perubahan yang terjadi pada diri pengikut Isa Al-Masih setelah mereka memercayai Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat dan tunduk pada firman Isa Al-Masih untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:1-42).
~
Solihin

Balas
ismail
6 Juni 2016 10:13 pm

~
To: Sejarah,

Baca Qs 2:82, yang beriman dan beramal saleh mereka penghuni surga dan kekal didalamnya. Pertanyaannya adakah manusia yang tidak berdosa? Sudah pasti hanya Tuhan yang tidak berdosa. Masalahnya ketika anda berdosa, maka anda akan terkena ketetapan alloh swt (Qs 2:81). Dalam Islam tidak ada keselamatan. Setiap Muslim akan terperangkap pada Qs 2:81. Ini yang penting Sejarah. Renungkan itu, kami kasihani terhadap anda dan keluarga.

Balas
staff
8 Juni 2016 8:25 am
Balasan ke  ismail

~
Saudara Ismail,

Sepanjang kami membaca Al-Quran tidak pernah ada kepastian untuk masuk sorga, kecuali kepastian masuk neraka. Ayat yang saudara kutip adalah salah satunya. Menurut kami, ini sungguh ironis dan tragis. Melaksanakan seluruh aturan agama, tetapi tidak membawa dampak akhirat yang baik. Terimakasih saudara Ismail.
~
Solihin

Balas
yudi
6 Juni 2016 10:42 pm

~
To: Solihin,

Sebaiknya carilah terus kelemahan Islam, sampai anda menemukan kebenaran Islam, dan kalau sudah menemukan bershadatlah.

Balas
staff
8 Juni 2016 8:46 am
Balasan ke  yudi

~
Saudara Yudi,

Kami telah membaca Al-Quran secara menyeluruh dan tidak menemukan kebenaran apapun di dalamnya. Menurut kami, ini sangat menarik. Sebab Al-Quran dipercayai padahal tidak ada kebenaran di dalamnya. Persoalannya adalah apakah saudara mengerti esensi puasa sesungguhnya? Pernahkah saudara membaca Al-Quran berkenaan dengan puasa dan apa dampak bila berpuasa maupun tidak berpuasa? Apakah saudara menjalankan puasa hanya sekedar ritual belaka yang diajarkan para ulama tanpa berani mempelajari sendiri? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
ismail
6 Juni 2016 10:48 pm

~
To: Sejarah dan Wedus,

Apakah alloh swt adalah Allah yang menyelamatkan? Tidak. Tiga dalil ini: Qs 19:71, Qs 2:81, Qs 43:74, telah mengunci Muslim. Orang berdosa kekal di neraka. Siapa yang kekal di neraka? Menurut Al-Quran orang berdosa, lalu adakah Muslim yang tidak berdosa? Tidak ada. Itulah sebabnya di dalam Islam tidak ada keselamatan .

Yang dimaksud keselamatan di sini adalah keselamatan surgawi. Ingat kawan, keselamatan itu hanya bisa diperoleh dari Allah yang mahaadil sekaligus mahapengasih. Catat.

Balas
staff
8 Juni 2016 8:51 am
Balasan ke  ismail

~
Saudara Ismail,

Bila kita mengacu pada tiga dalil di atas, maka sesungguhnya puasa tidak memberikan dampak apapun terhadap keselamatan Muslim. Hal ini disebabkan Al-Quran sendiri yang telah menjelaskan hal itu. Bila kitabnya sendiri telah memberitahukan demikian, maka hal ini menjadi sebuah persoalan besar bagi para Muslim. Terimakasih saudara Ismail.
~
Solihin

Balas
rizal
6 Juni 2016 10:57 pm

~
To: Ismail,

Qs 2:81 “Orang yang berdosa akan masuk neraka dan kekal di dalamnya.” Ini sangat benar. Ini ancaman bagi manusia yang tidak taat kepada perintah alloh. Yang disebut orang yang berdosa adalah orang yang melanggar perintah alloh. Selama orang tersebut tidak melanggar perintah alloh dia tidak disebut berdosa. Coba bang Ismail jawab pertanyaan saya di page 2.

Balas
staff
8 Juni 2016 9:09 am
Balasan ke  rizal

~
Saudara Rizal,

Kami sangat senang dengan pernyataan saudara di atas bahwa selama orang tersebut tidak melanggar perintah alloh, dia tidak disebut berdosa. Pertanyaannya adalah apakah saudara tidak pernah melanggar perintah alloh saudara? Kami yakin saudara pernah melanggarnya, bukan? Dengan demikian, saudara sudah dipastikan akan masuk neraka. Maaf saudara Rizal, kami menyatakan ini.

Memerhatikan fakta ini, maka kami berpendapat bahwa puasa tidak akan memberikan dampak apapun terhadap keselamatan saudara. Pertanyaannya adalah apakah saudara yakin dan pasti bahwa berpuasa menjamin saudara masuk sorga? Mengapa?
~
Solihin

Balas

Sidebar

Artikel Terbaru

  • Dapatkah Mengerti Kisah Air Zamzam Memberi Siraman Rohani?
  • Apakah Musik Halal atau Haram Dalam Islam?
  • Kisah Nabi Nuh Memberikan Kita Jalan Selamat!
  • Kisah Rabiatul Adawiyah Mendapatkah Kasih Allah
  • Hasil Pencarian Mukmin Mengenai Etika Yang Baik

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • Cara Masuk Kristen dan Islam Untuk Mendapatkan Surga
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Kisah Kematian Nabi Isa: Ini 4 Buktinya Isa Mati di Salib
  • Hasil Pencarian Mukmin Mengenai Etika Yang Baik

Artikel Yang Terhubung

  • 3 Kunci Berhasil Puasa Menurut Isa Al-Masih
  • Puasa Karena Taat Perintah Allah Atau Mengharap Pahala?
  • Benarkah Pengikut Isa Al-Masih Bebas Berbuat Dosa?
  • Islam Dan Kristen Bertanya: Siapa Lebih Mulia, Adam Atau Isa…
  • Hikmah Isra' Miraj Dan Kenaikan Isa Al-Masih

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube

Hak Cipta © 2009–2023 | Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi | Kebijakan Dalam Membalas Email | Hubungi Kami

wpDiscuz