• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Islam
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan ke Surga
  • Artikel
  • Media
  • Kitab Suci
  • Hubungi Kami
  • Al-Fatihah
Isa Dan Islam > Artikel > Kisah Para Nabi > Kisah Yunus, Nabi Yang Paling Membenci Orang Kafir

Kisah Yunus, Nabi Yang Paling Membenci Orang Kafir

6 September 2021 oleh Web Administrator Tinggalkan Komentar

“Mau ke mana, Pak?” tanya Bu Yunus, isteri Nabi Yunus. “Jauh dari sini. Sangat jauh dari sini!” “Bapak kelihatan sangat jengkel. Mengapa mau pergi jauh dari sini?” tanyanya lagi.

“Allah memerintahkan saya untuk memberi khutbah kepada umat di Niniwe. Tak mungkin saya ke sana. Di antara orang kafir di dunia, merekalah yang paling saya benci! Kalau saya memberi khutbah di sana, siapa tahu, mungkin mereka bertobat dan Allah mengampuni mereka. Saya ingin Allah membinasakan mereka!” (Asumsi Penulis Nabi Yunus beristeri. Pembicaraan di atas dari imajinasi Penulis saja.)

Demikianlah dimulai kisah Nabi Yunus. Ia menuju ke pelabuhan, mencari kapal yang berlayar ke Tarsis (Spanyol), 5.000km ke barat, sangat jauh dari Palestina.  

Berunding dengan Diri Sendiri

Sesampainya di atas kapal, Nabi Yunus langsung turun ke dalam ruang kapal paling bawah dan tidur di antara muatan kapal (Qs. 37:140). 

Sambil istirahat ia coba kompromi dengan diri sendiri, “Dulu saya merasa Allah sangat mengasihi saya dengan memanggil saya menjadi nabi. Tapi saya lebih baik tidak menjadi nabi kalau harus memberi khutbah kepada orang Niniwe.”

“Allah sendiri tahu mereka negara raksasa yang bengis. Bahkan mereka membunuh orang-orang yang tidak bersalah termasuk anak-anak. Orang bengis seperti itu tidak perlu bertobat. Neraka satu-satunya tempat yang cocok bagi mereka!”

“Seperti saya katakan pada isteri, bila saya memberi khutbah bagi mereka, siapa tahu, mungkin mereka akan bertobat. Hal itu membuat saya serba salah. Allah adalah Allah yang maha rahmat. Kalau mereka bertobat, mereka tetap merupakan ancaman bagi bangsa saya. Kalau Allah membinasakan mereka, negara saya tidak terancam lagi! Tak mungkin saya akan berkhutbah bagi mereka!”

Kerajaan Asing yang Mengancam Tanah Air Nabi Yunus

Niniwe terletak 1.330km sebelah utara Yerusalem. Niniwe ibu kota Kerajaan Asiria, negara raksasa yang paling bengis dan selalu mengancam tanah air Yunus. Umat Israel senantiasa gelisah dan mereka tahu lama-kelamaan bala tentara Kerajaan Asiria (Niniwe) akan turun dari utara dan menguasai negaranya. 

Jika tentara asing datang mereka akan membunuh para wanita yang hamil dan bayi-bayi. Tentara akan membawa sisa penduduk ke Niniwe menjadi budak-budaknya.

Badai Ngeri di Tengah Laut Mengancam Kapal Yunus

Kapal berangkat. Yunus tidur, tetapi Allah tidak buta pada ketidak-taatan Yunus. Saat kapal berada di tengah laut, Allah mengirim badai keras.

Para awak kapal takut kehilangan nyawa dan berseru-seru kepada allah-allah mereka. Mereka melemparkan muatan ke dalam laut untuk meringankan beban kapal, tetapi Yunus tidur nyenyak di ruang kapal yang paling bawah.

Nakhoda Kafir Mencari dan Menegur Nabi Yunus

Oleh karena itu Nakhoda kapal turun menemui dia [Nabi Yunus].  “Enak benar engkau ini, tidur pada saat-saat seperti ini!” bentaknya. “Bangunlah dan berserulah kepada Allahmu! Barangkali saja Ia menaruh belas kasihan kepada kita dan menyelamatkan kita” (Kitab Yunus 1:6, FAYH).

Awak Kapal Menemukan Siapa Membahayakan Kapal

“Kemudian awak kapal memutuskan untuk membuang undi. Tujuan untuk melihat siapakah di antara mereka yang telah membuat allah-allah marah dan telah menyebabkan badai yang dahsyat itu. Ternyata Yunuslah yang kena undi” (Yunus 1:7, Qs 37:141).

Lalu mereka segera bertanya, “Siapakah engkau? Apa pekerjaanmu? Dari mana asalmu? Apa kebangsaanmu? Kau kerjakan apa sehingga mendatangkan bencana ini ke atas kita?” (Yunus 1:7-8, FAYH).

Nabi Yunus sadar ia ketahuan. Ia pun mengaku sebagai Nabi Allah yang memberontak dan sedang melarikan diri dari Allah. Lalu tanya mereka, “Mengapa kamu memberontak?” 

“Karena saya membenci rakyat Niniwe dan lama meminta agar Allah membinasakan mereka. Bila saya pergi ke sana dan memberi khutbah, mungkin Allah menunjukkan rahmat-Nya dan dengan demikian saya akan menyelamatkan mereka!”

Tindakan Para Awak Kapal untuk Menyelamatkan Diri dan Kapal

Tetapi badai semakin bergelora dan mengamuk. Para awak kapal bertanya, “Apa yang harus kami lakukan terhadapmu untuk menghentikan badai ini?”

Oleh karena itu Yunus menjawab, “Buanglah aku ke dalam laut, pasti badai akan berhenti. Sebab sekarang aku tahu, bahwa akulah yang menyebabkan badai yang dahsyat ini menimpa kalian“ (Kitab Yunus 1:12, BIS).

Tetapi mereka merasa segan melemparkan Yunus ke laut. Mereka mendayung kapal lebih keras lagi, tapi laut semakin bergelora.

Oleh karena itu, akhirnya mereka berdoa kepada Allah Yunus, minta ampun. Untuk menyelamatkan diri dan kapal, mereka melemparkan Nabi Yunus ke dalam laut. Tiba-tiba saja badai langsung berhenti (Cerita di atas berdasarkan Kitab Yunus pasal 1).

Nabi Yunus di Laut dalam Perut Ikan Raksasa

Namun Allah menyediakan seekor ikan besar untuk menelan Yunus. Yunus berada dalam perut ikan itu selama tiga hari tiga malam (Qs. 37:142).

Sesaat dalam perut ikan, Nabi Yunus langsung berdoa. Ia mengakui bahwa Allah yang mengatur pelemparannya ke dalam laut. Ia sadar bahwa Allah menolaknya karena pemberontakannya.

Dengan putus asa, ia berdoa secara tulus. Dia berjanji hanya akan menyembah Allah dan akan taat melakukan segala perintah Allah. Katanya, “Keselamatan adalah dari ALLAH!” (Yunus 2:9).

Oleh karena itu, sesudah mendengarkan doanya, Allah memerintahkan ikan besar itu memuntahkan Yunus ke daratan (Yunus 2:10; Qs 37:145 – Bagian di atas berdasarkan Kitab Yunus pasal 2).

Perintah Allah Kedua-kalinya: Pergi, khutbah di Niniwe!

 Allah, memerintahkan Nabi Yunus dengan tegas untuk kedua-kalinya. Perintah-Nya, “Pergilah ke Niniwe seperti yang sudah Ku-perintahkan kepadamu dahulu. Sampaikanlah firman-Ku kepada mereka.

Kali ini Nabi Yunus menaati perintah Allah. Setelah tiba di Niniwe, ia heran akan besarnya Niniwe. Ia memerlukan waktu tiga hari untuk berjalan mengelilinginya.

Isi dan Hasil khutbah Nabi Yunus

Nabi Yunus mulai berkhutbah, “Empat puluh hari lagi Niniwe akan dihancurkan Allah!” Sungguh di luar dugaan. Mereka percaya Firman Allah yang Yunus sampaikan.

Lalu, aparatur pemerintah mengumumkan agar berpuasa kepada semua orang. Mulai dari raja hingga rakyat jelata. Semua memakai pakaian berkabung. Raja pun duduk di atas abu.

Mereka puasa dengan sungguh-sungguh bahkan hewan tidak boleh makan. Semua orang harus berseru kepada Allah. Meninggalkan hidupnya yang jahat, termasuk kekerasan dan perampokan yang sering mereka lakukan.

Harapan Raja dan rakyat ialah Allah akan membiarkan mereka hidup dan menahan murka-Nya yang menyala-nyala (Qs 10:98-100, 21:87, 37:139-148).

Allah melihat pertobatan mereka. Mereka dengan tulus meninggalkan cara hidup mereka yang jahat. Allah pun menunjukkan rahmat-Nya dan tidak membinasakan mereka (Bagian cerita di atas berdasarkan Kitab Yunus pasal 3).

Kemarahan dan Keluhan Nabi Yunus pada Allah

Tetapi Yunus berkata kepada Allah dengan sangat marah, “Inilah sebabnya saya coba melarikan diri ke Tarsis. Saya tahu Engkau Maha Rahmat, Pengasih, Penyayang, Pengampun, tidak cepat marah, dan penuh dengan kebaikan.

Saya khawatir Engkau, Allah, akan membatalkan menghancurkan bangsa ini. Memang saya duga Engkau akan mengampuni kota ini! Itu sebabnya saya tidak mau ke sini. Saya sangat membenci kota dan semua orang kafir di dalamnya. Saya ingin Engkau melenyapkan mereka dari muka bumi!”

Yunus Minta Allah Membunuh Dia

“Sekarang cabut sajalah nyawaku, ya ALLAH! Aku lebih baik mati daripada hidup seperti ini. Karena apa yang kuberitahukan kepada mereka, yaitu pembinasaannya, tidak ada satu pun yang terjadi!”

Yunus terus mengeluh, “Mengapa Engkau mengampuni mereka. Tidak satupun akan mati! Bila Engkau tidak akan membunuh mereka, biar bunuh saya! Lebih baik saya mati saja.”

Dan Allah pun menolong Yunus. Kata-Nya, “Pantaskah engkau marah mengenai hal ini?”

Harapan Yunus akan Pembinasaan Niniwe

Yunus berpikir, “Siapa tahu, mungkin Allah masih ingin membinasakan mereka.”

Dengan muka masam Yunus duduk di luar, sebelah timur kota, sambil menantikan pembinasaan kota itu. Ia membuat tempat bernaung dari daun-daun. Ia menderita karena matahari dan angin timur panas sekali. Ia juga terus mengeluh karena Allah tidak membinasakan Niniwe.

Oleh karena itu, Allah berfirman, “Coba pikir! Mengapa Saya, Pencipta alam dan manusia, tidak dapat menunjukkan rahmat kepada semua penduduk dan kota ini yang saya ciptakan dan yang saya miliki?” (Bagian cerita di atas berdasarkan Kitab Yunus pasal 4.)

Demikianlah Kitab Yunus berakhir. Mari kita mempelajari beberapa arti lebih dalam dari Kitab Yunus.

Perbandingan Kisah Nabi Yunus dan Isa Al-Masih 

Ada manfaat besar dalam membahas sikap dan tindakan Yunus dalam terang Isa Al-Masih. Di bawah ini ada beberapa penemuan:

  • Yunus meninggalkan negaranya supaya tidak perlu melayani orang kafir yang ia benci. Isa Al-Masih meninggalkan surga supaya dapat melayani orang berdosa, kita, yang Ia kasihi.
  • Yunus mengharapkan pembinasaan kota Niniwe; Isa Al-Masih mengharapkan keselamatan
  • Yunus menjalankan kehendak Allah karena paksaan; Isa menjalankan kehendak Allah karena kasih.
  • Pemberitaan Yunus menyelamatkan satu kota raksasa dari hukuman; pemberitaan Isa Al-Masih, yaitu Injil menyelamatkan dunia dari hukuman kekal.
  • Orang yang bertobat akibat khutbah Nabi Yunus menghindari pembinasaan kotanya. Orang yang bertobat dan menerima pemberitaan Injil, menghindari pembinasaan kekal di neraka.

Kita semua, seperti penduduk kota Niniwe, takut akan kematian dan Hari Kiamat. 

Dengan menerima Injil Isa Al-Masih, yaitu berita bahwa Isa, Sang Juru Selamat, menderita untuk menanggung hukuman dosa kita di salib, kita dapat selamat. Kita tidak perlu takut lagi mengenai Hari Kiamat. Kita akan langsung ke surga saat meninggal dunia.

Mungkin Anda ingin menyelidiki lebih mendalam baik kehidupan Nabi Yunus apalagi kehidupan Isa Al-Masih. Di bawah ada beberapa opsi atau tanggapan buat Anda:

  1. Mengunduh Kitab Suci Taurat, Zabur dan Injil. Klik di sini untuk dapat memperdalam pengertian Anda akan para nabi Allah.
  2. Mempelajari secara mendalam Kisah Isa Al-Masih. Klik di sini untuk informasi.
  3. Mengimani Isa Al-Masih sebagai Juru Selamat dan menjadi pengikut Isa Al-Masih. Klik di sini untuk penjelasan.

Sumber Cerita Nabi Yunus:

Cerita Nabi Yunus termuat dalam Kitab Allah (Yunus 1:1-4:11) dan Al-Quran (Qs 10:98-100, 21:87, 37:139-148). Untuk menyelidiki seluruh cerita ini di Kitab Allah, unduh Taurat, Zabur dan Injil dengan klik di sini.

[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Apakah saudara membenci orang kafir? Mengapa?
  2. Mengapa Nabi Yunus tidak mengerti bahwa sebagai Nabi Allah, ia seharusnya mempunyai sikap kasih kepada orang Ninewe? Apakah Saudara mempunyai sikap kepada orang kafir sama seperti sikap Allah?
  3. Pengarang memberi lima perbedaan antara Nabi Yunus dan Isa Al-Masih. Menurut Saudara, perbedaan mana yang paling menarik dan penting? Mengapa?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:

  1. Tahukah Para Mukmin Rahasia Tersembunyi dalam Kisah Nabi Yusuf?
  2. Kisah Nabi Isa Singkat Menurut Kitab Allah
  3. Kisah “Nabi Yahya” – Mengapa Islam Nasrani Menganggapnya istimewa?

Video:

  1. Dua Kata yang Bawa Ampunan bagi Seorang Muslim Aceh

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Ditempatkan di bawah: Kisah Para Nabi

Subscribe
Beritahulah
0 Comments
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar

Sidebar Utama

Artikel Terbaru

  • Isa Al-Masih Memberi Pengetahuan Tentang Hari Kiamat
  • Kisah Mukmin menemukan Surga Melalui Mimpi Baik Dari Allah
  • Cara Bertaubat Dari Dosa Zina Yang Pasti Allah Terima!
  • Kisah Mukmin Saudi Mengalami Keajaiban Sembuh dari Kanker!
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Doa-Doa yang Pasti Dikabulkan Allah
  • 4 Fakta Penting Tentang Isa Al-Masih dari Surah Al-Baqarah
  • Wudhu Adalah Membersihkan Diri! Dapatkah Membersihkan Dosa?
  • 5 Mukjizat Nabi Isa Dalam Al-Quran Yang Muslim Wajib Ketahui
  • 5 Fakta Menarik Dari Kisah Kelahiran Nabi Islam dan Isa Al-Masih

Artikel Yang Terhubung

  • Bagaimana Kisah Hidup Nabi Musa dalam Kitab Taurat?
  • Tahukah Para Mukmin Rahasia Tersembunyi Dalam Kisah Nabi…
  • Kisah Nabi Luth Lengkap Mengingatkan Mukmin untuk…
  • Hikmah Dari Kisah Nabi Adam Untuk Mendekat Kepada Allah
  • Inspirasi Teladan Ibadah Nabi Daud Bagi Mukmin

Footer

Aplikasi Isa Dan Islam

Aplikasi Isa dan Islam merupakan aplikasi smartphone yang dapat Anda download GRATIS!

App Isadanislam

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Islam. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membalas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz