Indonesia adalah negara yang sangat indah. Namun bangsa ini rawan bencana alam.
Bencana datang dengan tidak terduga. Sehingga menimbulkan kepanikan dan kecemasan. Kita seringkali tidak tahu bagaimana harus menyikapinya.
Dalam hal ini saya teringat kisah tentang Nabi Nuh. Karena pada zamannya terjadi bencana besar bagi umat manusia.
Al-Quran sendiri menyatakan kisah tentang Nabi Nuh sangat penting. “. . . Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia” (Qs 29:15).
Apa pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari kisah ini? Dan apa relevansinya agar kita siap menghadapi bencana tidak terduga? Mari simak pembahasannya.
Banyak Kegelisahan dan Kesedihan Saat Bencana
Saya sadar pentingnya untuk kita tabah menghadapi musibah tidak terduga. Hal ini karena teman saya pernah mengalaminya.
Saya memiliki teman baik di Sulawesi Tengah. Pernah terjadi gempa besar dan likuifaksi (tanah bergerak) di sana.
Teman saya mengalami kepanikan besar saat bencana. Dan setelahnya perlu belajar ikhlas, karena melihat rumahnya hancur. Juga ada beberapa temannya yang meninggal
Karena inilah saya tertarik belajar kisah tentang Nabi Nuh. Agar bisa mendapat hikmah. Juga lebih siap menghadapi bencana.
Keunikan Kisah Tentang Nabi Nuh
Kisah tentang Nabi Nuh sangat istimewa. Karena menurut Islam Nabi Nuh termasuk yang mendapat gelar Ulul Azmi. Berarti hamba Allah yang memiliki ketabahan atau iman teguh. Mengacu pada pelayanan mereka yang mendapatkan banyak pertentangan.
Dari banyak nabi, menurut agama Islam, hanya sedikit yang mendapat gelar ini. Dalam Surah 42:13 menjabarkannya. Nabi lain yang mendapat gelar Ulul Azmi adalah Nabi Ibrahim, Musa dan Isa.
Kisah Singkat Tentang Nabi Nuh
Saya menemukan kisah tentang Nabi Nuh banyak tertulis dalam Al-Quran. Bahkan ada surah Nabi Nuh tersendiri, yaitu surah 71.
Intinya membahas mengenai Nabi Nuh memberi peringatan Allah. Agar masyarakat bertaubat. Bila tidak, maka akan ada bencana terjadi.
Ia juga mendapat perintah Allah membuat Bahtera. Untuk menampung berbagai jenis binatang. Dan sebagai jalan keselamatan bagi umat yang mau percaya.
Sayangnya, banyak orang tidak percaya. Malahan menolak dan mengejeknya. Akhirnya hanya Nabi Nuh dan keluarganya yang selamat.
Pelajaran dari Kisah Tentang Nabi Nuh
Kisah ini memberikan banyak pelajaran bagi saya. Khususnya mengingatkan agar siap menghadapi bencana.
Beberapa hikmah yang saya bisa ambil adalah:
a. Mengingatkan agar siaga bencana.
Karena kita tidak tahu kapan bencana terjadi. Yang bisa kita lakukan hanya hidup hati-hati. Juga siap sedia saat terjadi musibah.
Hal ini bisa berarti tahu berbagai informasi untuk menyelamatkan diri. Misalnya tahu jalur evakuasi tsunami saat di pantai. Atau tahu harus mencari tempat terbuka saat gempa.
b. Mengingatkan untuk bertawakal dan beramal soleh.
Saya sadar bahwa sebagai manusia tidak tahu batas umur kita. Karena itu saya berusaha berbuat baik dan beribadah. Agar bisa mendapat rahmat-Nya di akhirat.
c. Mengajarkan untuk ikhlas.
Karena Nabi Nuh kehilangan banyak orang yang ia kenal pada zamannya. Hal ini bisa dialami saat terjadi bencana.
Kita perlu ikhlas menerima kenyataan. Dan meminta kekuatan Allah untuk melanjutkan kehidupan.
Sumber Terpercaya dari Kisah Tentang Nabi Nuh
Mengetahui semua hal ini membuat saya lebih tertarik lagi. Untuk menggali lebih dalam kisah tentang Nabi Nuh. Maka saya mencari sumber lain yang terpercaya.
Berasal dari kitab yang tertulis lebih dari 1000 tahun sebelum Al-Quran. Yaitu dari Kitab Taurat.
Saya menemukan bahwa informasinya sangat detail. Taurat, Kejadian 6:14-16 memberikan deskripsi spesifik yang tidak tertulis dalam Al-Quran.
Bahwa Bahtera terbuat dari kayu gofir. Memiliki tiga tingkatan. Dengan pintu besar pada lambungnya.
Ukurannya juga tertulis jelas. Yaitu
- Panjang 137.6 meter.
- Lebar 22.86 meter.
- Tinggi 13.7 meter.
Yang paling menarik perhatian saya adalah mengenai keluarga Nabi Nuh. Karena tertulis jelas siapa saja yang selamat. Yaitu Nabi Nuh, istrinya, ketiga anaknya dan ketiga menantunya (Taurat, Kejadian 7:13).
Saya sangat terkesan dengan informasi ini. Saya melihat Informasi Kitab Taurat sangat detail dan terpercaya. Bahkan banyak ahli sejarah mengambil informasi daripadanya.
Karena itu saya rindu membaca lebih lanjut isi Kitab Taurat, Zabur dan Injil. Untuk mendapatkan hikmah Allah melaluinya.
Kesamaan Kisah Tentang Nabi Nuh dengan Isa Al-Masih
Sampai saya menemukan artikel menarik. Mengenai Kisah Nabi Nuh menyatakan Isa Al-Masih (Injil, Surat 1 Petrus 3:20-22). Berikut ini beberapa poinnya.
1. Sama-sama mengajak umat untuk bertaubat.
Seperti Nab Nuh menyerukan pertobatan bagi orang pada zamannya (Qs 71:10). Demikianlah Isa Al-Masih juga menyerukan pertobatan (Injil, Markus 1:15).
2. Sama-sama mendapat penolakan dari manusia.
Nabi Nuh mendapat banyak pertentangan (Qs 11:38). Demikian juga Isa Al-Masih berkali-kali mendapat penolakan dalam pelayanan-Nya (Injil, Matius 8:34).
3. Sama-sama menjadi teladan sebagai pribadi yang benar.
Nabi Nuh menjadi contoh orang yang hidup benar pada zamannya (Qs 10:71-71). Demikianlah Isa sebagai Kalimatullah membawa kebenaran dan menjadi teladan (Injil, Yohanes 8:45).
4. Yang terutama: Menyatakan keselamatan Allah bagi manusia.
Sama seperti Nabi Nuh menyediakan keselamatan melalui Bahtera (Qs 10:73). Demikianlah Allah melalui Isa mau menyelamatkan manusia dari hukuman dosa.
Jika kita mengimani dan menjadi pengikut Isa maka akan selamat. Seumpama terhindar dari azab banjir dengan masuk ke bahtera rahmat Allah.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya [Isa Al-Masih] . . . supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal [jaminan surga]” (Injil, Yohanes 3:16).
Inti Kisah Tentang Nabi Nuh Menyatakan Rahmat Allah
Semua informasi ini membuat saya tertarik mengetahui mengenai Isa Al-Masih. Karena rupanya banyak sekali kesamaan dengan Nabi Nuh.
Hal terutama yang mengesankan saya adalah bahwa Isa adalah pribadi yang benar. Ia juga membawa keselamatan kepada manusia.
Rupanya bencana terbesar kita bukanlah sekadar gempa bumi atau tsunami. Melainkan banyaknya dosa manusia. Hal ini membuat kita pasti mendapatkan hukuman Allah.
Namun melalui Isa, Allah mau menyelamatkan manusia. Ia mau mengampuni dosa dan menghindarkan kita dari hukuman-Nya.
“Ia [Allah] menyelamatkan kita. Bukan karena kita ini cukup baik untuk diselamatkan, melainkan semata-mata karena kemurahan dan pengasihan-Nya. Ia menyelamatkan kita dengan menghapuskan dosa kita . . . semuanya ini karena apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus [Isa Al-Masih], Juruselamat kita” (Injil, Surat Titus 3:5-6, FAYH).
Serupa kisah tentang Nabi Nuh yang menyatakan Allah menyediakan keselamatan melalui Bahtera yang dibangunnya. Demikianlah perlu rahmat Allah bagi keselamatan hidup kita. Yaitu dengan mengimani Isa Al-Masih.
Mari Menerima Keselamatan Allah!
Setelah melewati berbagai perenungan, akhirnya saya menjadi yakin. Untuk mengimani dan menjadi pengikut Isa. Agar saya bisa menerima keselamatan Allah.
Sama seperti bencana yang datang tidak terduga. Demikian juga hidup manusia tidak menentu. Kita tidak tahu kapan akan meninggal. Apakah Anda siap menghadap pengadilan-Nya?
Allah menyediakan jalannya dengan mengimani dan menjadi pengikut Isa. Maukah Anda mendapatkan keselamatan Allah? Mari mengimani Isa Al-Masih.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Hikmah Dari Kisah Nabi Adam Untuk Mendekat Kepada Allah
- Kisah Muslim Mendapat Hidayah dan Rahmat Allah
- Allah Memberi Petunjuk Kepastian Surga, Sudahkah Anda Mendapatkannya?
Video:
1. Bagaimana Teladan Hidup Nabi Daud?
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Kita tidak tahu kapan bencana dan musibah terjadi. Bagaimana cara Saudara mempersiapkan diri menghadapinya?
- Bagaimana pendapat Saudara bahwa kisah tentang Nabi Nuh tertulis sangat detail dalam Kitab Taurat?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai banyaknya kesamaan hikmah kisah Nabi Nuh dengan Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected].